Mbak Gemoy Kesayangan Berondong

Setelah makan malam yang penuh dengan drama. Kini Erlangga sudah berada di kamar nya sambil memandangi foto Reina yang menjadi wallpaper handphone nya sejak dulu. Pria itu tak habis tersenyum lebar saat ayah dan ibu nya akhirnya mengijinkan untuk menikah. Walaupun dengan cara yang licik, Erlangga tidak peduli yang terpenting dirinya dia bisa bersama Reina selamanya.

Pintu kamar Erlangga di ketuk dan tanpa di suruh masuk Arga melangkah ke dalam kamar tersebut. Arga melihat Erlangga yang sedang tersenyum seperti orang gila.

"Tertawa seperti orang gila tidak lah baik untuk kesehatan". Ujar Arga sambil berjalan ke arah sofa yang ada di dalam kamar adik nya itu.

"Jangan khawatir aku cukup sehat tertawa seperti ini". Jawab Erlangga dengan tenang dan masih fokus dengan ponsel nya.

"Apa kau serius mau menikah dengan Reina?".

Erlangga menghentikan senyuman nya dan kini menatap Arga.

"Aku tidak pernah seserius ini sebelum nya. Aku mencintainya dan aku akan menikahi nya".

Arga menghelakan nafas nya. Menurut dirinya Erlangga terlalu muda untuk mengambil keputusan. Pasti adik nya ini masih terjebak dengan kenangan-kenangan masa kecil mereka bersama Reina dulu.

"Kau yakin mencintai nya?? Reina wanita gendut dan juga tidak cantik. Apa yang kau lihat dari nya? Padahal kau bisa mencari perempuan yang lebih cantik dan muda dari pada Reina".

Erlangga cukup tersinggung dengan apa yang di katakan Arga tentang Reina. Bagi nya Reina adalah wanita sempurna. Tubuh seksi dan juga gemoy, serta cerdas dan juga baik. Erlangga yakin jika Reina bisa menjadi istri yang hebat untuk nya dan juga ibu yang baik untuk anak-anak nya kelak.

Erlangga kini terkekeh pelan mendengar hal tersebut. Lalu dia meletakkan handphone nya agar fokus berbicara dengan abang nya ini.

"Aku mencintai nya sejak dulu. Bagi ku Reina tidak lah gendut. Dia itu seksi dan juga cantik. Dia berbeda dari pacar mu yang kurus seperti kekurangan gizi itu. Tubuh Reina sangat menggoda, apa lagi bibir nya yang sangat manis dan lembut benar-benar seperti candu yang tidak bisa hilang". Ucap Erlangga yang sengaja membuat abang nya yang bodoh ini berhenti memandang jelek tentang Reina.

Arga yang mendengar nya hanya mengepalkan tangannya. Entah kenapa rasa marah dan cemburu itu muncul lagi di dalam dada nya. Padahal rencana nya dia ingin membuat Erlangga berhenti dan sadar dengan penampilan Reina, tapi malah dia yang kini terlihat semakin kesal.

"Dan aku tidak ingin abang mengganggu Reina lagi. Reina akan menjadi istri ku dan adik ipar abang jadi jangan mempersulit hidup nya kali ini dan seterusnya".

"Aku tidak pernah mengganggu wanita jelek itu. Malah sebalik nya dia lah yang mengganggu ku. Dia terlalu mencintai ku hingga berbagai cara dia lakukan untuk mendapatkan ku. Mungkin juga dia sengaja merayu mu agar bisa mendapatkan ku". Ucap Arga yang sengaja memanas-manasi adik nya agar membatalkan niat nya pada Reina.

Erlangga yang mendengar nya mencoba menahan diri untuk tidak menghajar abang nya ini. Sejak tadi pria di depan nya selalu menjelek-jelekkan Reina.

"Kau salah bang. Aku lah yang merayu Reina hingga dia mau tidur dengan ku. Aku yang mencium nya lebih dulu dan aku lah yang mencintai nya lebih dulu. Jadi berhenti mengatakan hal-hal buruk tentang Reina di depan ku". Balas Erlangga yang kini sudah merubah mimik wajah nya menjadi datar dengan marah yang terpampang di setiap kata nya.

Arga terdiam, pria ini tau jika Erlangga memang sejak dulu selalu berusaha menempel pada Reina. Tapi tidak pernah menduga jika adik nya ini malah nekat berbuat seperti itu.

"Dan satu lagi bang.. Reina sekarang pacar dan juga calon istri ku. Jadi kau tidak perlu mengurusi hidup nya lagi. Kau hanya perlu fokus dengan kekasih mu yang tukang selingkuh dan kekurangan gizi itu". Sambung Erlangga masih dengan nada datar dan sarat akan ancaman pada abang nya.

Arga yang mendengar hal tersebut langsung bangkit dari duduk nya tak mau memperpanjang pembicaraan ini, karena dia tau jika di teruskan maka akan berakhir dengan perkelahian.

"Aku tidak tertarik sama sekali dengan Reina si wanita gendut itu. Jadi kau tidak perlu khawatir aku akan merebut nya".

Ucapan dari Arga tersebut mengakhiri perbincangan mereka di malam hari ini. Pria itu keluar dari kamar adik nya dengan perasaan dongkol yang entah kenapa muncul. Padahal seharusnya dia bersyukur jika Erlangga bersama Reina maka tidak akan ada lagi wanita yang menggangu nya.

Malam itu entah perasaan apa yang di rasakan oleh Arga, perasaan yang sangat sulit untuk di artikan, perasaan tidak rela jika Reina bersama Erlangga.

"Untuk apa kau bersikap seperti ini Arga!! Kau sudah ada Tasya. Dan juga kau memiliki banyak wanita cantik yang mengantri ingin menjadi pacar mu. Reina hanya wanita jelek dan gendut jadi biar kan saja dia bersama Erlangga!!". Gumam Arga yang mencoba untuk mengusir perasaan aneh di dada nya saat ini.

Sementara itu di tempat lain wanita yang jadi perdebatan antara adik dan abang di keluarga Bhaskara sedang tergeletak di ranjang nya sambil memegang handphone nya. Di atas ranjang itu Reina terlihat kesal pada Erlangga. Pasal nya pria itu sejak tadi selalu mengirimi nya rayuan gombal dan emoticon cinta dan ciuman.

"Dasar bocah tengil!! Dia memaksa ku menyerahkan nomor telepon ku dan sekarang dia malah mengganggu ku dengan rayuan gombal nya. Dia pikir aku remaja SMA!!".

Malam sudah larut besok juga hari Sabtu, Reina juga belum bisa tidur. Wanita itu sejak tadi hanya berguling-guling di atas ranjang nya saja. Hingga notifikasi kembali masuk dalam ponsel nya.

'mbak Reina sudah makan malam apa belum?'.

Pesan singkat dari Erlangga membuat Reina kembali kesal. Reina yang kesal ingin mengerjai pemuda sok romantis itu.

"Aku belum makan, aku lagi diet jadi tidak selera makan. Jadi berhenti memberikan pertanyaan aneh pada ku!! Dalam keadaan menahan lapar ini emosi ku sedikit tidak stabil!!".

Reina langsung mengirim pesan tersebut ke pada Erlangga. Pemuda manja itu pasti akan berhenti dan menyerah pikir Reina.

Benar saja setelah pesan tersebut di kirim kan tidak ada balasan lagi dari Erlangga. Pemuda itu hanya membaca SMS tersebut tanpa membalas nya.

Hingga dua jam berlalu setelah pesan tersebut di kirim Reina memutuskan untuk tidur setelah puas menonton drama Korea kesukaan nya.

Reina meletakan laptop nya di nakas sebelah ranjang lalu memperbaiki posisi tidur nya. Namun saat wanita itu mau memejamkan mata nya suara lemparan kecil dari jendela balkon nya terdengar jelas di telinga nya.

Kletak!!

Suara tersebut kembali terdengar saat Reina mencoba untuk mengabaikan nya. Wanita itu penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Siapa yang melempari jendela nya.

"Siapa itu??". Batin Reina yang sedikit takut dan juga penasaran yang cukup besar sambil turun dari ranjang nya.

Dengan rasa penasaran yang mengalahkan rasa takut Reina mendekat ke arah balkon dan kembali seseorang melempar kerikil kecil ke arah jendela nya.

"Rein!! Reina". Panggilan halus tersebut terdengar dari luar saat Reina membuka pintu balkon nya.

"Siapa itu". Balas Reina dengan nada yang berbisik cukup kuat.

"Ini aku Erlangga".