NovelToon NovelToon
Dendam Si Kembar

Dendam Si Kembar

Status: tamat
Genre:Anak Kembar / Identitas Tersembunyi / Cinta Murni / Romansa / Tamat
Popularitas:146.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Freya Alana

Gadis dan Dara adalah sepasang gadis kembar yang tidak mengetahui keberadaan satu sama lain.

Hingga Dara mengetahui bahwa ia punya saudara kembar yang terbunuh. Gadis mengirimkan paket berisi video tentang dirinya dan permintaan tolong untuk menyelidiki kematiannya.

Akankah Dara menyelidiki kematian saudaranya? Bagaimana Dara masuk ke keluarga Gadis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Freya Alana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semakin Terbuka

Dara duduk bersama teman-teman di kafateria kantornya. Ia memperhatikan Davina yang duduk bersama sekretaris para bos dan direktur.

“Golongan kasta atas, kalau kita forever babu,” ujar Kim tapi langsung meralat setelah sadar Dara duduk di sebelahnya.

“Kecuali Nona Dara, kalau dia mah titisan dewi …” Katanya sambil melirik Dara

“Sia’ul, resek lu. Gue bilang kalau kita-kita aja nggak usah pake embel-embel non.” Dara terkekeh geli.

“Dara, lu kenapa sih sering ngeliatin mereka terus? Lu mah nggak usah iri. Lu duduk di sana mereka langsung kicep.”

“Gue lagi mikir buat minta ditransfer jadi sekretaris. Kalau gue mau pinter harus belajar cara pikir bos. Sekretaris itu harus udah ngerti apa yang diinginkan bos. Ada pepatah bilang di balik bos yang sukses ada sekretaria jenius.”

“Bukan gitu konsepnya. Di balik wanita sukses, ada pria yang ngebiayain …” Seloroh Daniella yang terkenal sebagai gold digger dan berani malu.

“Geblek,” cetus Dara sambil mendelik.

“Dara, gue pikir pas lu masuk, lu bakal tipikal nona-nona nggak mau kerja. Ternyata lu nggak kayak gitu.” Daniella menyambung.

“Bener, gue kemarin liat Tuan Askara dan Pak Gandhi merah padam gara-gara Dara bisa menjawab pertanyaan investor.”

Dara tertawa geli.

“Biarin aja. Darah Anantara emang mengalir di tubuh gue. Tapi gimana gue dibesarkan sangat jauh dari kemewahan. Dari kecil gue liat Ayah dan Bunda kerja keras. Dan gue nggak malu loh, bangga setengah mati malah. Semua yang kami dapat adalah karena hasil keringat.“

Dara termenung mengingat betapa bahagianya dulu bersama Ayah dan Bunda hidup bertiga dalam kesederhanaan.

“Lu tau kan, Pak Gandhi tanpa sebab ngeluarin gue dari Project Papua. Terus gue nggak dikasih kerjaan apa-apa. Ya akhirnya gue nongkrong aja di perpus. Baca ini itu. Terus gue baca tentang sejarah proyek segitiga emas yang kebeneran ditanya, ya gue jawab. Lagi Pak Gandhi aneh, masak bos ngertinya lobby-lobby doang,” cerocos Dara tak habis pikir dengan kelakuan atasannya.

Kim menatap rekannya, “Lu tu orangnya easy going. Ada nggak sih yang bikin lu sedih.”

“Lu masih nanyea? Ya nggak bisa ketemu bapak, ibu, sama kembaran gue pastinya bikin gue sedih. Tiap malem gue liatin foto mereka, ngabayangin gimanaa rasanya kalau mereka semua masih ada.”

“Ah gue jadi kangen ibu, bapak dan adek-adek gue,” sahut Kim dengan mata menerawang.

“Ya pokok kalau lu punya keluarga. Disayang-sayang..”

“Lu jadi ke Penang?”

“Jadi! Akhirnya kebeli juga tiket.”

Teman-teman Dara saling melihat.

“Dara Anantara, keluarga lu punya dua jet pribadi.”

“Punya keluarga, kan. Lagi pula gue beli tiket sendiri juga bisa.”

Dara melihat Davina berjalan keluar kafetaria setelah menerima telepon. Wajah cantik yang awalnya ceria berubah murung meski berusaha ditutupi.

Buru-buru menghabiskan sisa ramen, Dara pamit pura-pura dipanggil bos.

Dara mengikuti dari jauh. Davina berjalan ke lift. Sebagai sekretaris pemilik perusahaan, ia diperkenankan menggunakan lift eksekutif. Dara memerhatikan lift berhenti di lantai lima belas.

Keningnya berkerut, lantai lima belas sedang direnovasi walau sudah mau selesai. Dara masuk ke lift karyawan lalu memencet tombol lantai empat belas. Dari sana ia naik tangga darurat.

Dara mengintip. Para pekerja sedang istirahat di bawah. Hati-hati ia melangkah. Dari ruangan di ujung terdengar dua orang.

“Please, aku belum siap. Jangan … sakit … aah,” pinta Davina memohon.

“Nikmatin aja … Aaah.”

Dara mengenali suara sepupunya yang menyebalkan itu.

Davina terus merintih kesakitan. Sementara Askara terus mende sah merengkuh nikmat.

Dara mundur. Tak sengaja menginjak besi yang melintang. Terdengar suara berkelontang.

Askara tak peduli, ia terus menikmati permainannya hingga terjadi pelepasan di antara rintihan Davina.

Dara sudah lari ke arah tangga darurat.

“Ah sialan! Kenapa gue harus denger begituan! Dasar sepupu bejat moral!” Rutuk Dara sambil berlari di tangga darurat.

Sementara itu Askara telah selesai dan langsung menutup ritsleting celananya. Ia mengambil hape lalu menelepon bagian keamanan.

“Saya minta rekaman semua lift pukul 12.40.”

“Baik, Pak.”

Askara telah menginstruksikan agar semua CCTV lantai 15 dicopot. Tapi ia perlu tahu siapa yang tadi berada di sana melalui CCTV dalam elevator.

Pria itu melihat Davina yang sedang memakai kembali pakaian dalam. Nafsu Askara muncul lagi.

“Jangan dipakai dulu. Masih ada sepuluh menit sebelum pekerja kembali. Aku masih ingin …” Ucapnya sambil berjalan menuju wanita yang menatapnya ngeri.

Davina hanya bisa pasrah ketika tangan Aska mendorong tubuhnya ke atas meja. Pasrah, ia merelakan laki-laki itu melakukan apapun yang diinginkan terhadap tubuh sintalnya.

Dirinya tak berani menangis karena Askara sangat benci air mata. Diterimanya setiap perlakuan Askara, ditahannya rasa perih di bagian inti, matanya terpejam menunggu sepuluh menit segera berlalu.

Begitu selesai menuntaskan hasratnya, Askara merapikan baju dan meninggalkan Davina begitu saja. Wanita itu menghela napas sambil berusaha gegas meninggalkan tempat itu sebelum pekerja datang.

Tertatih ia naik ke lantai tempat ruang kerjanya.

“Hai Kak!” Davina terkesiap melihat Dara di sana.

“Aku nungguin Kakak dari tadi.”

“Ada yang bisa saya bantu, Nona Dara?”

“Enggak, Dara cuma mau bilang Kakak harus berani melawan. Jika ada keinginan, pasti ada jalan.”

Alis Davina terangkat.

“Aku bukan anak kecil lagi, Kak. Waktu itu juga Dara dengar Kakak merintih kesakitan di ruangan Opa. Kak, kecuali Kakak memang menikmati perlakuan Kak Askara, maka lupakan nasihat Dara. Take care, Kak.”

Dara pergi meninggalkan Davina yang termenung. Rasa cintanya untuk Askara masih ada, tapi tidak sebanding dengan perlakuannya yang sering membuatnya merasa terhina. Jika pun Askara mengawininya, Davina tak yakin akan sanggup hidup bersama pria itu walau bergelimang harta.

Sebuah pesan masuk dari Askara:

Nanti malam ke rumah.

Davina memejamkan mata, sudah terbayang apa yang akan dilakukan Askara malam itu padanya.

Di dalam ruangannya Askara menonton rekaman CCTV. Matanya tertegun melihat sosok wanita yang sering membuatnya pusing kepala akhir-akhir ini.

Dari CCTV terlihat Dara turun di lantai 14 lalu menuju tangga darurat.

“Ternyata kamu orangnya!”

Askara menyandarkan kepala, matanya terpejam.

“Aku harus hati-hati sama setan perempuan satu ini,” gumamnya lirih.

“Halo, Tuan Kakak!” Dara muncul mengagetkan.

“Eh Setan! Errr … Dara, ada apa?” Askara terlonjak dari tempat duduknya.

“Jangan dibiasain latah, Tuan, nggak keren. Maaf, saya cuma mau bilang tadi saya nyasar ke lantai 15. Sepertinya ada yang lagi mesum-mesum di sana. Dara ingin melaporkan ke SDM dan sekuriti biar ditindaklanjuti.”

Wajah Askara berubah gugup. Bulir-bulir keringat muncul di pangkal rambut. Ketiaknya mulai basah.

“Kamu … kamu liat siapa mereka?”

“Nggak lah. Dara nggak mau ngintip. Ngotorin mata. Tapi suara lagi nganu-nganu kedengeran jelas bikin Dara jadi mual.” Dengan gaya teatrikal Dara seolah ingin muntah.

Askara mengeraskan rahangnya. Ingin rasanya membekuk perempuan yang ada di depannya.

Dara belum selesai, dengan wajah serius ia berkata, “Tuan, di SDM ada divisi kesusilaan nggak? Sepertinya kalau ketangkep orang itu harus ditatar. Waktu Dara tinggal di Bali, di kampung sebelah ada yang ketangkep lagi gituan di sawah. Tiap hari selama sebulan, mereka harus ke pura buat dinasihatin sama pemuka agama. Kebayang, kan, malunya.”

Askara memijat keningnya.

“Dara, biar nanti Kakak yang urus. Dara balik kerja lagi, ya.”

“Baik, Tuan Kakak. Moga nggak kejadian lagi. Kalau pun kejadian moga langsung ketangkep. Kayak monyet aja, gituan dimana-mana. Di Bali, ada hutan isinya monyet, nah mereka itu …”

“Dara …” Askara sudah sangat putus asa menghadapi Dara.

“Maap bawel. Makasi Tuan. Dara kerja lagi, ya. Duh tapi masih mual banget.” Dara bergaya ingin muntah.

Setelah Dara menjauh baru terpikirkan oleh Askara, apa yang membuat sepupunya berada di lantai 15. Dia berdiri untuk menanyakan namun langsung mengurungkan niat karena mendengar Dara sedang menceritakan kejadian mesum yang ia dengar ke seluruh teman-temannya.

Dari sudut mata Dara bisa melihat Askara duduk dengan raut tegang.

“Ronde pertama, Kak. 1-0 buat Dara.”

***

Jam menunjukkan pukul setengah dua pagi. Dara tidak bisa memejamkan mata. Entah sudah berapa shalat malam yang ia lakukan namun ada perasaan aneh yang membuatnya tetap terjaga.

Iseng, dibukanya laci. Ia telah mengumpulkan album foto Riza dan Gadis.

“Papa ganteng …” ucapnya lirih. Telunjuknya mengusap wajah Riza. Di foto itu papanya diapit oleh Darius dan Diandra. Mengenakan toga selepas lulus SMA.

Lalu ada foto Riza sedang di depan Grand Canyon, tertawa lebar dengan mata terpejam. Dara lalu mengambil swa foto dengan gaya yang sama.

“Mirip! Sekarang aku tau gaya ketawa merem ini menurun dari siapa.”

Dara terus melihat foto-foto. Tidak ada satu pun foto Riza dengan wanita.

“Papa, apakah dulu juga jomblo akut sampai ketemu Mama?”

Sambil terkekeh Dara teringat sering diolok teman-teman di Bali yang sering gonta-ganti pacar. Sementara dirinya masih setia pada diri sendiri.

“Pa, aku sempat naksir Irsad, loh. Papa sempat naksir orang nggak sebelum ketemu Mama? Kalau nggak pernah naksir, berarti aku menang …”

Halaman demi halaman ditelusuri. Dara mengamati teman-teman Riza satu persatu. Tidak ada satu pun yang pernah disebut oleh Darius.

Dara mengambil buku gambar tempat ia menuliskan semua uneg-uneg dan temuan mengenai kematian keluarganya. Mengambil beberapa lembar foto Riza bersama teman-teman, lalu menempelnya. Ia menuliskan: suspect?

Kemudian diambilnya amplop yang berisi foto-foto Gadis. Ia terkesima melihat betapa miripnya Gadis dengan dirinya.

“Tapi kamu lebih kalem, ya. Mainnya masak-masakan. Aku main selodoran sama layanan. Kadang malah mandikan kebo.”

Dara meneruskan melihat foto-foto. Lalu ia menemukan pesta ulang tahun ke tujuh belas. Gadis nampak cantik dikelilingi teman-temannya. Nampak seorang penyanyi muda kondang berada di sebelahnya memegang mic.

“Dis, pesta tujuh belas tahunku dirayakan di warung indomie, terus pengamennya malah nyanyi lagu Hamil Duluan. Tragis …” Dara menggeleng-geleng melihat betapa kehidupannya dan Gadis bagai inti bumi dengan langit ke tujuh.

Sebuah foto jatuh ke lantai. Dara memungutnya. Terlihat Gadis dan Jadden sedang tertawa gembira, sepertinya itu adalah acara peresmian restoran steak house milik Gadis.

Dara hendak memasukkan kembali ke amplop ketika matanya menangkap sesuatu. Di sudut foto, hampir tidak tertangkap kamera, seorang laki-laki berdiri menatap lurus ke arah Gadis.

“Ya Allah!”

Mata Dara terbelalak melihat mata berbentuk almond dengan bekas luka samar-samar di pipi kiri.

Orang yang dilihatnya dalam halusinasi ternyata nyata ada dan berada di sekitar kembarannya. Dara mengambil hape lalu menulis pesan:

Sad, gue ada petunjuk.

Di saat yang sama Irsad terbangun dengan bunyi notifikasi hape. Sebelum mengambil hape ia meregangkan tubuh. Pegal di sana sini karena tertidur dalam posisi duduk.

Dilihatnya wanita yang sudah pulas di tempat tidur. Matanya menatap penuh rasa sayang pada bunga cintanya.

Irsad mengerutkan kening begitu membaca pesan dari Dara.

Dia membalas:

Aku akan mulai menebar umpan. Kita lihat siapa yang terjebak.

***

1
Siti Arbainah
kadang yg terlihat baik blum tentu baik dan yg terlihat jahat blum tentu jahat
Siti Arbainah: iya.. mkanya kita gak bisa nilai orang cma dr covernya aja bahkan yg dekat aja bisa lbih jahat 😆
freya alana: Betul banget. Kadang yang santun justru punya niat busuk. 😍😍😍
total 2 replies
Siti Arbainah
curiga sama Adrian sih dalangnya kecelakaan itu
freya alana: Hmmm lanjut kaaak 😍😍😍
total 1 replies
shanairatih
ceritanya keren bgt 👍👍👍👍👍💕💕💕
lapak nasi khansa
👍👍👍👍
freya alana: Makasi dah mampir ya. Sila tengo juga novelku yang lain 💖💖
total 1 replies
Nana
kasian Dara 😭😭😭
freya alana: Lanjyuuut kak ☺️
total 1 replies
Nana
couple somplak 🤣🤣🤣
freya alana: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Nana
😭😭😭 gemes bgt sama Dara dari awal bikin ngakak
freya alana: Xixixixi … iya kak 😍
total 1 replies
Nana
udah ada yg punya, patah hati deh Dara gue
freya alana: Hihihi lanjut dulu kaak 😍😍😍
total 1 replies
G
yah tamat
Bundanya Pandu Pharamadina
endingnya
👍👍👍👍
❤❤❤❤
semoga mbak Authornya sehat selalu, sukses dan berkah, makasih mbak Author
freya alana: Makasi kak, maa syaa Allah … met menjalankan ibadah Ramadhan ya kak … 🌹🌹🌹🌹
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
Dara Askara
❤❤❤❤
freya alana: Sejodoh 😍
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
iih mbak Author bikin senam jantung terus, semoga Dara selamat dan bisa membongkar kedok Anwar.
freya alana: Hehehehe 💓
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
hantunya berwujud manusia yah mbak Author🤔
freya alana: Iyaaaah…
total 1 replies
Bundanya Pandu Pharamadina
mampir marathon👍❤
freya alana: Maa syaa Allah… makasi kakaaak 🌹🌹🌹
total 1 replies
Mak mak doyan novel
karya yg keren.
freya alana: Maa syaa Allah, tabarakallah … makasi kakak 💕💕💕
total 1 replies
Mak mak doyan novel
akhirnya selesai juga... ending yang sesuai harapan...happly ever after..
karyamu keren thor. good job
freya alana: Makasi kakak, makasi udah mampir dan kasih komen….. aku pada muh 💕💕💕💕
total 1 replies
Aisyah farhana
seriusan ini Dara mau 12 anak good job lanjutkan seruuu sekali banyak krucil deketan pula lahirnya, pak Adrian ternyata anda juga menyimpan rahasia tapi termaafkan dehh demi Dara sama Askara n anak" juga. karya yg hebat luar biasa kak ditunggu karya selanjutnya makasih sudah buat cerita yg luar biasa enak buat dibaca lanjuuuttt
freya alana: Kak… makasi ya sudah baca novel aku …. semoga selalu sehat dan bahagia…. Aamiin 😘😘😘
total 1 replies
🟡𓆉︎ᵐᵈˡ 𝐀⃝🥀sthe⏤͟͟͞R🔰¢ᖱ'D⃤
wah Dara keluarganya rameee bangeeettt
makasih yah kak
karyanya bagus
semoga nanti Makin banyak yang baca,Makin banyak yang suka
sukses selalu ❤️
freya alana: Makasi ya Kak, udah baca novel aku …. Seneng deh. Semoga selalu bahagia n sehar ya Kak … 😘😘😘
total 1 replies
Arie
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
freya alana: Makasi ya Kakak ….
total 1 replies
Aisyah farhana
waaahhhh selamat Dara Anantara n Gadis happy banget samaan lahirannya baby boy pula yeyyyy
freya alana: Hihhi iyaaah. Lanjuuut kaaaak 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!