Jalan buntunitulah yang Vania rasakan. Vania adalah gadis muda berusia 17 tahun, tapi takdir begitu kejam pada gadis muda itu. Di usianya yang belia dia harus menikahi kakak iparnya yang terpaut usia 12 tahun di atasnya karena suatu alasan.
Saat memutuskan menikah dengan kakak iparnya, yang ada di fikiran Vania hanya satu yaitu membantu Papanya. Meski tidak menginginkan pernikahan itu, Vania tetap berharap Bagas benar-benar jodohnya. Setelah menikah dengan Kakak Iparnya ternyata jauh dari harapan Vania.
Jalan berduri mulai di tempuh gadis remaja itu. Di usia yang seharusnya bersenang-senang di bangku sekolah, malah harus berhenti sekolah. Hingga rahasia besar terkuak. Apakah Vania dan Bagas berjodoh? Yok simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Itu Tadi Suami ku
Setelah public ramai-ramai menyerai keluarga Mahawira, sekarang sorotan public beralih pada keluarga Hartawan. Video syur Jihan dengan pria bule yang berbeda-beda beredar ramai di dunia maya.
Saham perusahaan keluarga Hartawan terjun bebas. Sedangkan Darren memutuskan hubungannya dengan Jihan. Sekarang Jihan terpuruk sendirian di kamar pribadinya di rumah orang tuanya.
Tuan Hartawan sendiri kelimpungan mencari investor dimana-mana tapi semua kolega dekatnya seolah tidak mengenal Tuan Hartawan. Semua pintu bentuan seolah tertutup.
Jangan tanyakan untuk meminta bantuan pada keluarga Mahawira. Meski secara ekonomi kasus yang menimpa Shopia dan David Mahawira tidak berdampak separah perusahaan Hartawan Corp, jelas perusahaan Mahawira tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Di tengah kekacauan yang terjadi di Indonesia. Seorang Gadis remaja berusia 17 tahun dengan perut yang semakin membesar menunjukkan jika ada kehidupan di dalamnya. Gadis itu tampak sangat menikmati irama ketikan keyboardnya sambil sesekali memperbaiki letak kaca matanya.
"Hei Bumil waktunya minum susu," seorang wanita dengan perut yang juga sudah terlihat membesar mendatangi Vania yang sedang mengetik di keyboard laptopnya.
"Thank kak Sandra," kata Vania seraya tersenyum sekilas pada Sandra.
"Mau jalan-jalan sore nanti?" tanya Sandra pada Vania.
"Aku malas kak, kayaknya bobo di rumah lebih menyenangkan," kata Vania tanpa mengalihkan pandangannya dari layar monitor persegi itu.
Ya Vania belakangan ini menjadi sangat malas pergi kemana-mana. Gadis manis itu sangat menyukai bereksperimen dengan laptor ataupun IT di tambah hobi barunya yaitu memasak.
"Ah, Bunda kamu ngak asik Twins. Masak mau mingkem aja di rumah tanpa ngapa-ngapain." kata Sandra seolah sedang berbicara dengan anak kecil sungguhan padahal dia sedang mengajak calon keponakan Ibra dan Robert itu berbicara agar Vania mau berubah fikiran.
"Aku serius tidak ingin keluar kak. Jika kakak pengen shopping, ajak Farah saja kak. Aku rasa Farah tidak akan menolak, selain takut dengan Kak Robert jelas Farah sangat menyukai pergi berbelanja dengan kakak karena akan ada kesempatan jajan gratis, hehehe." Imbuh Vania.
"Ah Farah mah emang gitu. Pas mjnta pendapat juga bilangnya bagus semua. ayuk lah dek keluar kita?" kata Cassandra sambip merengek pada Vania.
"Ini keponakan kamu yang minta loh ya, bukan permintaan kakak," kata Cassandra memohon pada Vania.
"Baiklah-baiklah keponakan Aunty yang manis. Aunty akan siap-siap dulu."
"Makasih Aunty," kata Cassandra menirukan suara anak kecil.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Suasana yang cerah membuat Cassandra sangat bersemangat mengelilingi mal besal yang mereka kunjungi. Sedari tadi mereka berdua berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
"Vania apa ini terlihat bagus dengan kakak?" tanya Cassandra menunjukkan baju gamis dengan bentuk dress sampai mata kaki. Corak warnanya yang soft warna cream membuat gamis itu kian menawan.
"Iya itu terlihat manis untuk kak Sandra, kenapa banyak sekali mengambil baju gamis kak? Bukankah kakak tidak tahan panas, lalu mengapa mempersulit diri ingin menggunakan pakaian yang panjang begitu?" heran Vania saat melihat Cassandra terlihat bersemangat mencoba menggunakan satu persatu pakaian gamis wanita itu di kamar pas di butik itu.
"Ada deh, kamu bantuin kakak pilihin kerudung juga ya. us
Usahakan warnanya sama ya sayang dengan baju-baju yang kakak pilih." kata Cassandra.
Meski heran Vania tidak ingin banyak bertanya, dalam hatinya besar harapan Vania jika Cassandra mau memeluk kepercayaan yang sama dengannya. Pasti sangat menyenangkan jika suatu hari bersama kak Ibra , Kak Robert, Kak Sandra dan dirinya pada saat melakukan ibadah bersama seperti sholat berjamaah ataupun membaca Al-Qur'an bersama.
Tidak ingin terpukul oleh pedihnya kenyaraan Vania segera mengibaskan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Bagaimanapun itu hanya mimpi di siang bolong bagi Vania.
"Dek siap belanja ini kita ke salon yuk? Kakak capek nih pengen Spa dan Creambath," Ajak Cassandra.
Vania hanya menganggukkan kepala saja. Bagaimanapun kasian pada anak kak Sandra. Ayah dari Bayinya jelas ada di dekatnya. Kapanpun bisa di panggil untuk di mintai tolong, namun nyatanya wanita muda itu memilih untuk mandiri, setelah lelah di mendapat penolakan demi penokan dari Robert.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Saat di salon Vania dan Cassandra terletak di ruangan yang berbeda. Vania satu ruangan dengan wanita yang kelihatan awet muda meski usianya tidak semuda penampilannya.
Tring.... tring...tring...
Terdengar suara ponsel Wanita yang ada di sebelah Vania. Wanita itu segera mengangkat saluran telepon genggamnya.
"Hallo Sayang, Iya tadi aku pergi ke rumah sakit dengan Mommy dan Alexa. Baby kita sangat sehat sayang. Hanya saja belum bisa di lihat jenis kelaminnya. Sepertinya dia malu pada Mommy, Grandma and Auntynya Sayang," kata wanita di samping Vania.
"Kamu kapan pulang, aku udah kangen. Padahal baru tadi pagi kamu berangkat tapi anak-qnak sudah sangat merindukan dirimu Sayang."
"Iya aku lagi melakukan perawatan tubuh di Salon kecantikan. Iya sayang, makanya kamu cepat pulang. Anak kita kangan pengen di jenguk kamu." kata Wanita itu dalam bahasa inggris yang fasih.
"I love you more, muahh." Wanita itu menutupi sambungan telepon nya.
Lalu wanita itu melihat ke arah Vania. Sadar jika sedari tadi Vania menatapnya dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Itu tadi suamiku, kami sudah lama menantikan anak dalam kehidupan rumah tangga kami. Ini tahun ke 15 pernikahan kami, baru aku di beri keturunan. Aku sangat mencintai suamiku, aku juga sangat bersyukur keluarga suamiku tidak banyak memaksakan kehendak seperti keluarga orang lain yang selalu menuntut punya cucu cepat. Kamu sudah berapa bulan? Si dedek?" tanya Wanita di sebelah Vania.
"Sudah 5 bulan Nyonya..."
"Tamara, panggil saja Tamara." kata wanita itu.
"Iya Tamara, kau sendiri sudah berapa bulan?" tanya Vania.
"Aku sudah 8 bulan. 1 bulan lebih sedikit aku akan segera melahirkan buah cinta kami kedunia. Apa kau ke sini dengan suami mu?" Pertanyaan Tamara membuat Vania melebarkan senyumnya kelewat lebar hingga siapapun pasti akan percaya jika dia sangat bahagia.
"Papanya anak-anak adalah pria yang baik, dia juga sangat menyayangi saya dan juga bayi dalam kandungan saya."
"Oh manis, kamu sangat beruntung memiliki suami yang baik dan juga sangat menyayangi dirimu. Padahal kamu menikah di usia yang sangat muda. Berapa usiamu sekarang gadis manis?" Tanya Tamara.
"Saya sekarang berusia 17 tahun Tamara," kata Vania menanggapi pertanyaan Tamara padanya.
"Ah, kamu sangat beruntung anak manis. Siapa namamu?" tanya Tamara.
"Panggil saja Vania," kata Vania.
Tidak lama setelah percakapan itu Tamara selesai dengan perawatan tubuhnya. Wanita yang terlihat cantik di usia yang tidak muda lagi itu berpamitan. Meninggalkan Vania yang menahan air mata kearena mengingat sang suami. Semua tentang Bagas hanyalah kekejamannya saja yang terekam oleh Vania.
Meski begitu masih mampu membuat Wanita muda itu berderai air mata. Bukan tanpa alasan, ntah karena bawaan bayi atau apa. Tidak di pungkiri terkadang Vania mengharapkan posisi seorang suami. Meski Kak Ibra, Kak Robert bahkan Cassandra selalu mengelilinginya tidak lantas membuat Vania melupakan rasa yang cukup mengganggu pada hatinya perihal sang suami
Bersambung...
Jauhkan Hamba dr siksa neraka spt ini ya Tuhan