Penggoda King Mafia

Ruzel memberi informasi yang telah dia dapatkan pada Ellen tapi belum pasti apa tujuan Dante dan antek-anteknya berkhianat.

"Kalau tujuan Dante ingin menguasai istana ini, bukankah itu sudah dia dapatkan?" gumam Ellen kebingungan.

"Dan kenapa harus mencelakaiku dan mengganti posisiku dengan Freya?"

"Jika tujuannya keturunan, aku rasa bukan, pasti ada sesuatu!"

Ruzel menganggukkan kepalanya. "Aku juga yakin sebenarnya ayahku tidak tahu apa tujuan Dante!"

"Well, kita harus mencari banyak sekutu, Kid. Menurutmu siapa?" tanya Ellen.

"Aku sangat yakin, King Draco sengaja dibuat kewalahan di luar sana oleh Dante!"

"Pertama, jangan memanggilku Kid. Kedua, aku merekomendasikan Eros karena dia dijuluki panglima perang di bagian dewan persenjataan. Dia adalah pembuat strategi terbaik di De Servant," jelas Ruzel.

Ellen terkekeh dan semakin suka dengan Ruzel, bocah yang tidak mau dianggap bocah.

"Aku jadi teringat Enzo, apa kau bisa membantuku untuk menghubungi temanku," pinta Ellen.

Ellen datang ke istana mafia De Servant hanya membawa diri bahkan ponsel pun dihancurkan oleh Kerel kala itu.

"Itu mudah!" Ruzel memberikan ponselnya dan membiarkan Ellen menghubungi Enzo.

Beberapa panggilan masuk barulah Enzo menerima panggilan dari Ellen.

"Enzo?"

"Ellen?"

"Iya ini aku. Maaf baru menghubungimu, aku baik-baik saja!"

"Syukurlah, aku mengkhawatirkanmu,"

"Seperti katamu Enzo, aku sendirian di sini tapi sekarang aku mempunyai sekutu anak kecil,"

Ruzel memutar bola matanya malas karena Ellen yang menyebutnya anak kecil.

"Ini ponselmu!" Ellen memberikan ponsel Ruzel saat selesai. "Aku akan kembali ke kamarku, besok kita bertemu lagi karena aku ingin memberi misi padamu!"

"Misi apa?" tanya Ruzel.

"Saat acara gladiator nanti kita akan membuat heboh satu stadion," jawab Ellen yang dipenuhi ide gila di kepalanya.

...***...

Draco kembali ke istananya setelah membabat habis para anak buah atau sekutu yang dianggapnya berkhianat. Dia juga melakukan beberapa misi yang membuat pundi-pundi uangnya bertambah.

"Sekarang waktunya bersantai dan menunggu acara gladiator tiba, bukan?" tanya Kerel yang berjalan beriringan dengan Draco setelah mereka menertibkan para anak buah.

"Hm, aku harap tidak ada berita yang membuatku muak selama aku tinggal," sahut Draco dingin.

"Tapi, para dewan sudah menunggumu," ucap Kerel.

"Tunda saja," balas Draco lagi.

"Apa kau ingin menghabiskan waktu berdua dengan istrimu? Ah, atau selingkuhanmu? Lebih baik dua-duanya saja bukan," celetuk Kerel.

Draco menghentikan langkahnya kemudian menendang kaki Kerel sampai lelaki itu kesakitan karena Draco menendang tepat di tulang betis.

"Argh! Drac..." protes Kerel.

Draco tidak peduli, dia kembali berjalan untuk menuju kamarnya.

Beberapa pelayan dan pengawal yang berpapasan menunduk hormat pada Draco.

"Antarkan beberapa makanan ke kamarku!" perintah Draco sambil terus berjalan.

Tanpa Draco sadari ternyata Ellen sudah menunggunya di depan pintu kamar dengan nampan penuh makanan. Dia langsung tahu Draco kembali dari Ruzel.

"Drac, akhirnya kau kembali!" seru Ellen kesenangan.

Draco diam saja tapi matanya menelisik wajah Ellen yang sudah tampak seperti sedia kala.

"Apa kau lelah dan lapar?" tanya Ellen.

Draco masih diam tapi tangannya mencekal gagang pintu dan membukanya. "Masuklah!" perintahnya.

Tidak perlu menunggu perintah dua kali, Ellen langsung masuk ke kamar Draco. Ellen menyusun makanan yang dia bawa ke atas meja.

"Makanlah dulu selagi makanannya masih panas," ucap Ellen.

Draco yang sudah melepas coatnya, duduk dan menatap hidangan yang Ellen siapkan. Tanpa banyak kata lelaki itu makan dengan elegan.

"Kau memang mafia bangsawan," komentar Ellen yang melihat cara makan Draco.

Ketika Draco masih menyantap makanan, Ellen sengaja menjulurkan kakinya ke bagian tubuh bawah Draco dan mengusapnya dengan kakinya itu.

"Apa kau tidak merindukan aku?" tanya Ellen.

"Kau ingin aku menjawab apa," sahut Draco yang sekarang matanya menatap Ellen.

Ellen mendekat dan duduk di pangkuan lelaki itu, dia sengaja hanya mengenakan gaun tidur yang ditutupi jubah.

"Aku mempunyai pakaian dalam baru, apa kau mau melihatnya?" Ellen membuka jubahnya perlahan dan mulai menunjukkan keahliannya sebagai penggoda king mafia.