Kisah seorang gadis desa yang merantau ke ibukota, dikhianati oleh sang tunangan yang selingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Nasib tragis kembali menimpa, dia di pecat dari perusahaan tempatnya bekerja dengan tidak hormat.
Hingga takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang pengusaha muda yang juga memiliki masa lalu kelam, melalui putra kecil pengusaha tersebut yang sangat menyayangi Nabila.
Akankah kebahagiaan berpihak pada Nabila?
Yuk, ikuti perjalanan cinta Nabila dan sang pengusaha, yang mengharukan, romantis, sekaligus kocak 🥰
____
Dalam tahap revisi PUEBI ☺🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nenek Sihir
Beberapa hari telah berlalu sejak pertemuan Nabila dengan Kevin dan daddy nya, tak ada yang berubah dengan keseharian nya. Berangkat kerja pagi-pagi dan pulang menjelang petang,,, seperti pagi ini, Nabila masih asyik dengan rutinitasnya di kantor. Dia nampak belum beranjak dari tempat duduk nya sejak tiba di kantor pagi tadi, hingga sebuah suara mengagetkan nya.
"Bill,,, aku tungguin kok gak turun turun? Lu gak istirahat makan siang? Lu gak capek duduk dari pagi? Jangan terlalu di Bill,,, nanti lu sakit?" Tau-tau Lusi sudah ceramah panjang seperti Ibu yang mengomeli anaknya kala lupa makan.
"Hehe,,," Nabila yang sudah tahu kebiasaan Lusi yang selalu mengkhawatirkannya hanya senyum-senyum.
"Nih anak malah senyum-senyum... kesambet apa lu?" Lusi nampak keheranan.
"Iya-iya bawel,,, nih dah selesai," sambil membenahi berkasnya, "yuk turun," ajak Nabila menggandeng tangan Lusi tanpa mempedulikan omelan sahabat terbaiknya tadi.
Mereka menuju lift untuk turun kebawah, "kita sholat dhuhur dulu ya Lus, baru setelahnya kita makan," ajak Nabila menyeret langkah Lusi menuju musholla yang berada di lantai satu.
Selesai sholat dhuhur, mereka bergegas menuju kantin untuk mengisi perut. Setengah jam mereka menikmati makan siang di kantin yang cukup ramai itu, maklum di jam makan siang seperti ini semua karyawan butuh mengisi perut untuk menambah energi agar bisa mengerjakan tugas mereka dengan maksimal.
"Yuk, Bill kita balik," ajak Lusi sambil melangkah menuju kasir untuk membayar makanan yang sudah mereka habiskan. Sudah menjadi kebiasaan mereka berdua, yang membayar makanan selalu bergantian dan sekarang ini gilirannya Lusi. "Tapi nanti lu ketempat gue dulu ya, ada yang mau gue ceritain," lanjut Lusi sambil mensejajarkan langkahnya dengan Nabila.
Mereka berjalan bersama menuju ke meja resepsionis, "siang Mbak Lusi, mbak Nabila,,," sapa Pak Satpam yang bertugas saat mereka melintas di depan pos penjaga.
"Siang Pak Budi," balas Nabila dan Lusi kompak sambil tersenyum manis kepada satpam itu. "Mari Pak Budi, kami duluan ya?" lanjut Nabila ramah.
Pak Budi, satpam baru di Perusahaan Garmen tempat Nabila bekerja menganggukkan kepala dan membalas senyum Nabila. "Non Nabila benar-benar gadis yang ramah dan sopan, gak salah kalo tuan muda jatuh hati padanya,,, semoga Allah memudahkan jalan tuan muda untuk mendapatkan kebahagiaannya, aamiin..." doa Pak Budi dalam hati.
"Duduk dulu Bill,,, titah Lusi kepada Nabila sambil menunjuk kursi disebelahnya, yang merupakan tempat duduk Selly rekan seprofesi Lusi di bagian resepsionis. " Masih ada waktu sepuluh menit untuk kita ngobrol," lanjutnya, "dan gak akan ada yang ganggu, karena nenek sihir lagi cuti tiga hari ke depan," kelakar Lusi yang mengatai Selly sebagai nenek sihir.
"Hush,,, jangan sembarangan ngatai orang," kata Nabila mengingatkan.
"Wah,, tampaknya lagi asyik nih Nona berdua, boleh gabung?" tiba-tiba Pak Budi udah berada di depan mereka dan memohon ijin untuk gabung.
"Boleh Pak Budi, silahkan duduk," Nabila mempersilahkan satpam baru itu sambil menunjuk kursi di depan meja resepsionis.
"Pak Budi inget kan sama temen saya Selly? Itu lho Pak yang biasa duduk di sebelah saya?" Lusi mencoba mengingatkan Pak Budi pada sosok Selly.
"Oh,, yang suka pakai baju seksi itu ya Non, yang dandanan wajahnya menor?" Pak Budi menebak.
"Betul Pak, dia kan kalau ngomong suka pedes di telinga dan bikin hati perih... tapi nih anak malah ngebelain Selly, padahal dia sering kena semprot nenek sihir itu!" tunjuk Lusi pada Nabila pura-pura kesal karena Nabila gak bolehin dia mengatai Selly nenek sihir.
"Udah,,, udah,,, iya, dia seperti nenek sihir, Lusi yang paling benar, paling manis, paling baik," rayu Nabila sambil tersenyum manis kearah Selly.
"Nah gitu dong,,," ucap Selly cemberut. "Eh Bill,,, kayaknya dia masih cemburu aja deh sama lu, padahal kan lu sama Pak Rahmat juga gak nanggepin kan?" celoteh Lusi.
"Biarin aja deh..." jawab Nabila santai.
"Lu gak takut Bill kalau dia berencana jahat? Kayaknya dia orangnya nekat deh Bill..." Lusi memperingatkan sahabatnya.
"Non Billa santai saja, dan kalau ada yang mencurigakan segera lapor saya... sebisa mungkin saya akan membantu dan menjaga Non Billa juga Non Lusi," kata Pak Budi dengan bijak.
"Makasih Pak Budi yang baik hati, tidak sombong dan suka menolong," jawab mereka kompak.
Nabila dan Lusi saling melirik, merasa aneh dengan ucapan mereka sendiri yang tanpa dikomandoi bisa sekompak itu,, sontak mereka tertawa dan diikuti oleh Pak Budi yang ikutan terbahak.
Lima belas menit telah berlalu,,, "Ish,, aku harus segera balik Lus, dah telat lima menit nih gara-gara keasyikan ngobrol kita," Nabila buru-buru bangkit, menganggukkan kepala kepada satpam baru itu dan dengan setengah berlari bergegas menuju lift.
*****
"Bos,,, barusan Pak Budi kasih laporan," Alex menunjukkan bukti percakapannya dengan Pak Budi, satpam yang baru di Perusahaan tempat Nabila bekerja.
Rehan hanya sekilas melirik ponsel yang disodorkan Alex dan tak berminat sama sekali untuk membacanya, "iya, ada info apa?"
Alex terlihat mengerucutkan bibirnya, "Non Nabila adalah sekretaris di Perusahaan Garmen tersebut, dia bersahabat dengan nona Lusi, bagian resepsionis." Alex menghentikan pembicaraannya dan melihat kearah Bos nya, "Manager Keuangan di sana mengejar-ngejar Non Nabila sejak awal dia bekerja di sana," lanjut Alex.
"Huh,,," Rehan menghembus kan nafas nya dengan kasar, pria tampan itu nampak sedikit gusar, "orangnya seperti apa, apa lu ada fotonya Lex?" tanya Rehan penuh selidik.
"Bos cemburu ya?" goda Alex sambil tersenyum mengejek, "dia tampan, mapan dan berkharisma..." puji Alex pada Manager Keuangan di tempat Nabila bekerja, "tapi Bos santai aja, walaupun dia tampan Non Nabila sama sekali tidak memberi celah buat Rahmat untuk mendekatinya, karena,,, " sejenak Alex menghentikan bicara nya sambil menarik nafas panjang, "Non Nabila sudah punya tunangan di kampung halaman nya," lanjut Alex menjelaskan.
Deg...
trus Selly kebagian ulet bulunya donk kasiannn