NovelToon NovelToon
Tirta Jayakusuma

Tirta Jayakusuma

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Petualangan / Tamat / Kultivasi / Pendekar / Fantasi Urban-Ultra-capable / system / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:6.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: joyokumo

Seorang pemuda yang rendah diri dan culun, namun baik hati. Mendadak mendapatkan warisan ilmu kanuragan yang luar biasa hebat, sehingga dia berubah menjadi seorang pemuda yang dikagumi banyak gadis.

"Tirta Jayakusuma" namanya. Dia berasal dari keluarga sederhana, mendapatkan Ilmu kanuragan ini dari tokoh sakti pada masa lalu pada jaman Mataram masih berdiri kokoh, yaitu Wasis jayakusuma, seorang Adipati Sakti. Sehingga menjadikannya seorang pemuda yang pilih tanding dan mumpuni dalam olah kanuragan.

Dengan ilmunya dia terlibat konflik-konflik yang seru dan mendebarkan dalam petualangannya bersama sahabat-sahabat setianya menyebarkan kebaikan dan membantu sesama.

Karena kebaikan dan kerendahan hatinya, dia terlibat dalam percintaan dengan beberapa wanita cantik yang berliku dan romantis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon joyokumo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Latihan Keras di Puncak Gunung Ungaran

Gunung Ungaran terletak di kabupaten semarang, sedangkan lereng- lerengya berbatasan dengan kota Semarang di sebelah Utara, kab kendal di sebelah barat nya. Tingginya 2050 mdpl ( meter, diatas permukaan laut). Dengan tiga puncaknya, puncak Ungaran, puncak Gendol dan puncak Botak.

Dari ketiganya yang tertinggi adalah puncak Ungaran.

Damar, Tirta dan Mbah Hardjo sudah sampai di puncak Ungaran. mereka beristirahat dipuncak yang di tumbuhi ilalang yang cukup tinggi.

Dipuncak tersebut terlihat beberapa tenda dari para pendaki yang menunggu matahari terbit.

Pandangan malam dari puncak terlihat tertutup awan yang bergulung gulung bergerak, memutar di lereng lereng dan lembah lembah. Jika tidak ada awan atau kabut, pemandangan kota Semarang akan terlihat sangat eksotis dengan lampu lampu yang terang benderang.

Dan jika awan menyelimuti lembah dan lereng lerengya maka akan tampak seperti kita berada di negeri diatas awan, seperti kita naik di atas awan kintoun kepunyaan songoku dalam cerita dragonball.

"Kita mencari tempat yang datar yang tersembunyi adi". ajak Damar.

"Ayo kita kearah utara , disana ada tempat lapang dengan disekelilingnya berdiri pohon-pohon yang cukup rimbun." Tampaknya Damar memang cukup mengenal daerah puncak Ungaran.

Dalam gelapnya malam di puncak Ungaran. berkelebat 3 bayangan cepat saling berkejaran.

Sesampainya di tempat yang di maksud kan Damar, mereka berhenti.

"Cukup disini adi kita berlatih" .

Segera Damar berhenti di tempat yang lumayan luas dengan ditumbuhi rumput-rumput tinggi serta perdu, dan dikelilingi berbagai pepohonan yang mengitarinya.

Damar segera mengajak bersiap-siap untuk malakukan latihan kanuragan di tempat itu.

"Ayo Adi, bersiaplah , aku akan menyerangmu!" seru Damar. Belum usai perkataannya, getaran pukulan sudah mendahului menerpa tubuh Tirta dengan cepat. Pukulan pertama Damar memang cepat tapi tujuannya adalah membuat Tirta agar segera mempersiapkan dirinya menghadapi serangan berikutnya. Pukulan yang ringan tanpa kekuatan alias kosong sudah dilancarkan oleh Damar. Tirta segera mengelak dari pukulan pukulan lurus yang mengarah dirinya..

Semakin lama pertarungan bertambah cepat dan tenaga pukulan mulai "berisi" sedikit demi sedikit, sehingga mulai terasa angin pukulan yang menderu-deru.

Beberapa kali Tirta harus jatuh bangun menghindari pukulan dan tendangan damar, yang walau tidak dilambari kekuatan penuh tapi cukup membuat Tirta jatuh bangun dan terlempar jika pukulan tersebut menyentuh tubuhnya. Beberapa kali pukulan Damar sudah menyentuh tubuh Tirta.

Walaupun kekuatan dan kecepatan Tirta sudah meningkat cepat tapi untuk mengimbangi kekuatan dan kecepatan dari Damar masihlah sangat jauh. Kekuatan dan kecepatan Damar sendiri sudah mapan dalam dirinya bertahun-tahun lamanya sedangkan Tirta baru beberapa hari saja.

Tirta mulai berusaha mengerahkan tenaga dari pusarnya di arahkannya ke lengan dan kaki kakinya. semakin lama gerakannya semakin mantap dan kuat.

Ketika peluh mulai bercucuran dari tubuh Tirta, maka kemampuan Tirta pun setahap demi setahap sudah mulai mapan dan terbentuk dalam dirinya.

Sentuhan-sentuhan pukulan yang tadinya mampu melemparkan dirinya hingga jatuh, sekarang sudah mampu ditahannya untuk tetap berdiri kokoh dengan kuda kudanya yang sangat kuat, hanya bergeser beberapa jengkal saja kebelakang.

Pertarungan makin lama makin hebat dan seru, dua bayangan saling serang menyerang, kadang satu bayangan terlontar keluar dari arena pertarungan kemudian meloncat lagi masuk arena, atau kadang-kadang kedua bayangan terpental bersama-sama.

Rumput-rumput ilalang ber rebahan mosak masik seperti diterjang angin ****** beliung, juga seperti terinjak-injak puluhan orang yang berlari berputar-putar di area tersebut.

Arena tempat bertarung membentuk lingkaran yang seperti dibuat dengan sengaja, lingkaran pertarungan membuat debu-debu dan rumput-rumput patah membumbung mengikuti aliran udara yang tercurah dari dua kekuatan yang sedang bertarung.

"Luar biasa Adi, kekuatan mu semakin mapan saja!" Puji Damar sambil terus melakukan serangan-serangan yang semakin kuat dan cepat.

Setahap demi setahap, Damar menambah kekuatan bertempurnya. Sekarang ini dia sudah mengerahkan Hampir separuh kekuatan nya, itu sudah sangat luar biasa. Belum pernah selama ini dia bertarung dengan mengeluarkan kekuatan sebesar ini.

Pada awal pertarungan dia hanya mengerahkan 10 persen kekuatannya, itupun sudah membuat Tirta jatuh bangun dalam bertahan,

Tirta hanya bisa diam berkonsentrasi menghadapi setiap serangan Damar.

"Luar biasa Angger Tirta ini, dalam beberapa hari saja mampu menyerap ilmu yang aku berikan dan Damar berikan, Tidak salah kiranya sang Adipati memilih Angger Tirta" batin Mbah Hardjoikoro.

Tanpa terasa hari sudah mendekati subuh , dan ketika suara Adzan mulai berkumandang sayup sayup sampai di puncak Gunung Ungaran, Damar segera menghentikan pertarungan mereka.

"Cukup adi! Subuh segera menjelang.latihan kali ini cukup sampai disini."

kemudian mereka duduk di batang kayu pinus yang melintang disitu sambil mengatur pernapasan untuk meredakan gejolak tenaga mereka yang masih belum mapan ketempatnya semula.

Sejenak kemudian Napas mereka sudah kembali normal seperti sedia kala.

Damar segera berdiri dan segera mengajak untuk turun gunung.

Mereka berlari menuruni lereng yang terjal yang tidak biasa dilalui para pendaki.

Satu jam kemudian mereka sudah sampai di padepokan dan segera membersihkan diri di sumur tua di belakang padepokan.

Mereka sholat Subuh di padepokan karena di Musholla, Sholat Subuh sudah usai.

"Adi kalo mau istirahat dulu, Kakang juga mau istirahat sebentar, lumayan capek Adi!"

"Iya Kakang, silahkan, Tirta tiduran di pendopo sini aja." jawab Tirta,

mereka akhirnya bersama sama tertidur di pendopo dengan beralaskan tikar pandan.

Hari sudah agak siang ketika Tirta bangun dari tidurnya, sinar matahari terpancar dari sela-sela dinding yang terbuat dari kayu kuno yang cukup tebal .

Damar dan Mbah Hardjoikoro sudah tidak ada di tempatnya lagi "mereka pasti sudah bangun lebih dulu" pikir Tirta.

"Sudah bangun Ngger? sapa Mbah Hardjo.

"Ayo Ngger Ngopi dulu, tadi sudah disiapkan sama Delima. keburu dingin nanti!"

"Njih Mbah" Tirta segera beranjak dari tempat nya tidur dan segera duduk di kursi dan segera menyeruput kopi hitam kental.

Mbah Hardjo segera mengeluarkan rokok andalannya, Rokok berbalut klobot,

"Nih Ngger buat Angger satu, Mbah Hardjo menyodorkan rokok buatannya pada Tirta.

Sebelum menyalakan rokok, kali ini Mbah Harjo melumuri rokoknya dengan bubuk kopi yang mengendap di dasar cangkir kopinya dan segera menyalakan rokoknya..

Mata Mbah Hardjo terpejam menikmati tiap sedotan rokoknya.

Tirta segera mengikuti menyalakan rokok yang disodorkan Mbah Hardjo tadi.

"Bisa bisanya ya , Eyang ngeracunin mas Tirta" mendadak saja ada suara Delima mendekat.

"Uhuk uhuk uhuk ..." Tirta terkejut sampai terbatuk-batuk.

"Ah,, Nduk,nduk,.. Mas mu ini Suka sama ududnya Eyangmu ini, udud asli, menambah kesehatan dan memperpanjang umur", kata Mbah Harjo sambil terkekeh-kekeh.

"Mana ada sih Yang?, rokok yang buat orang sehat" ? bantah Delima.

"Lha ini buktinya, Eyangmu ini,, sehat selalu kan?" jawab Mbah Hardjo, sambil kembali terkekeh-kekeh.

Dijawab seperti ini Delima gak bisa membantah lagi, memang Eyangnya ini di usianya yang uzur masih kelihatan sehat dan kuat.

Sesaat kemudian rokok dan kopi sudah habis..

1
dhani satria
ternungging
dhani satria
Luar biasa
Dede Hendra Irawan
boleh v
hairul amin
Luar biasa
Arif Arifin
masih mantau
Arif Arifin
lanjut
Arif Arifin
mulai
aliff mocet
Buruk
jack
anjay rawa bebek gk jauh dr rumah🤔😁
erwin mnoor
rendah hati...mungkin..
Ben Sukses
Susah dapat uangnya, kl mau nerima uang kurang sekilan mulu /Sob/
Ben Sukses
Wong Pati ternyata /Proud/
Ben Sukses
Ben Sukses
wulansari
critanya bagus thor makasih lanjut
Adril Piliang
ceritanya ..menarik...
Qim
gak ada kelanjutannya Thor..kan Nadine agresif 🤭
Qim
tersisa 2 calon lawan tangguh..

jadug dan windu
Kanda Prabu
ngeselin jadinya sikap MC gagah tp terlalu lembek terhadap musuh apalagi wanita,terkesan jadi playboy🤦🤦
Kanda Prabu
iya terlalu naif thorrr🤦🤦
Ben Sukses
Kuda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!