Sungguh suatu keajaiban aku bangkit dari kematian setelah aku mati diracuni oleh mertuaku sendiri.
tubuh tak bernyawa ku di buang ke rawa-rawa yang letaknya jauh di pelosok yang terpencil.
Namun Tuhan berkehendak lain, beberapa petir menyambar di area sekitarku, hingga membuat jantungku yang tadinya berhenti berdetak kembali berdetak.
dengan tubuh lemah aku berusaha keluar dari rawa-rawa, entah sudah berapa banyak tanaman berduri yang aku injak, aku tidak perduli, satu tekadku harus keluar dari tempat itu, hingga langkah kakiku terhenti di sebuah jalan beraspal, lalu tubuhku ambruk tak sadarkan diri.
Ketika ku sadar sudah berada di rumah sakit, dan betapa mengejutkannya aku ternyata pria yang menyelamatkanku yang juga seorang dokter mengatakan aku sedang hamil!!!!!!
Inilah kisah hidupku....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desire pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam
Beruntung pekerjaan Jovanka selesai lebih awal, ia kini sedang menggoda Emil yang kalang kabut karena laporannya belum juga selesai, sementara Bu Yeni sudah menghubunginya beberapa kali
"Haha, kayanya kau bakal lembur Mil, asik di temani sama pak Min, dua MM jadinya, kayanya kalian jodoh deh" goda Jovanka sambil terus terkekeh
"Sial, mana ada jodoh, mit amit jabang bayi" ucapnya mengelus perut
"Hahaha hamil Bu?" seloroh Jovanka makin membuat Emil cemberut
" Temen laknut nih begini, Orang lagi ribet dan kesusahan dia bully.
Ya Allah lindungilah hamba dari setan cantik ini" doa Emil
"Amiiinnn ahahha" Jovanka mengamini dikatakan cantik
"Astaga ga nyangka dia ngaku setan???" ucap Emil bergidik ngeri
"Aku Aminin karena kamu bilang cantik, lagi Amna ada setan cantik, kalo gak percaya lembur aja nanti juga ada yang Nemani selain pak Min"
"JOVANKA, ih nyebelin" teriak Emil makin kesal
"Lagi laporan apa sih? lama bener ih gak selesai-selesai.
Makannya jadi orang jangan santai aja, tadi keasikan ngusulin aku sih, jadi kerjaan sendiri terbengkalai kan?"
"Iya hik, ngaku salah" ucap Emil dengan wajah sedih,
"Sini Aku bantuin" ucap Jovanka yang tak tega melihat sahabat barunya ini kesusahan.
Ia hanya ingin mengerjainya sedikit agar Emil bisa menghargai waktu kedepannya
Hanya butuh sepuluh menit kerjaan Emil kelar, Jovanka merenggangkan tubuhnya dengan senyum bangga
"Serius udah selesai?? jangan ngasal nih, kena semprot nanti sama tuh perawan tua" ucap Emil muram
"Sudah selesai, tenang aja bener itu, kamu save duku, besok pelajari, gak mungkin dia periksa sekarang, tuh lihat" ucap Jovanka menyenggol Emil.
mereka melihat semua rekan satu team mereka sedang membereskan mejanya
"Emil, Jo, cepetan ayo kita kumpul di lobby" ucap Nana rekan satu team mereka
"Iya bentar gue ke ruangan bu Yeni dulu" ucap Emil segera bangkit dan berlari kec menuju ruangan Bu Yeni.
Sementara Jovanka membantu Emil merapihkan meja kerja Emil, mematikan komputer nya dan kini tinggal menunggu Emil kembali dari ruangan Bu Yeni
"Jo kami duluan ya kebawah" ucap Bagas alah satu pria di team mereka
"Sip, aku masih nunggu Emil" ucap Jovanka yang melambai ke arah teman-teman satu temanya
Jovanka memanfaatkan waktu untuk menghubungi Bu Ratna, ia sekalian memastikan keadaan anak-anaknya
"Assalamu'alaikum Bu, anak-anak sedang apa?" tanya Jovanka to the poin
"Wa'alaikum salam nak, mereka sudah mandi dan sedang bermain di halaman, ini ibu sedang buatkan susu untuk mereka" ucap Bu Ratna menunjuk susu di nampan
"Kalau mereka tidka menghabiskan susunya beritahu saya ya Bu, Mereka beralasan sudha besar jadi sulit sekali minum susu" keluh Jovanka
"Tenang, serahkan sama ibu, kamu belum jalan nak??"
"Belum Bu, sebentar lagi jalan, maaf ya Bu Jo nyusahin ibu" ucap Jovanka tak enak
"Nih anak minta di jewer, sudah sana bersenang-senang dengan kawan-kawanmu, pulangnya jangan malam-malam dan hati-hati di jalan" ucap Ratna
"Siap bu, udah dulu ya Bu, teman Jo sudah sampai" ucap Jovanka yang melihat Emil berlari kearahnya
"Iya sayang, ingat jangan malam-malam ya "
"Siap Tante, saya yang akan jaga Jo" ucap Emil tahu-tahu merebut ponsel Jovanka
Ratna yang terkejut hanya bisa tersenyum
"Baik gadis cantik, titip anak Tante ya, kapan-kapan main kerumah ya" ucap Ratna tersenyum lebar
Ia lega Jovanka sudah mendapat teman di tempat kerjanya yang baru
"Aman Tante" ucap Emil lalu panggilan berakhir
"Tuh denger ibu mu nitip kamu sama aku Jo, jadi kamu harus nurut apa kata aku" ucap Emil bangga
"Hais iya mommy" ucap Jovanka menunduk hormat
"Apaan sih Jo, mommy kesannya kaya germo aku" protes Emil yang di balas tawa Jovanka
"Udah ayo cepat, kita udah ditunggu di bawah" ucap Jovanka menggandeng Emil
"Jo, ketoilet dulu, siapa tau nanti ketemu cowok ganteng dari divisi lain, masa muka kita kucel gini kaya lap dapur"
"Mukamu aja, aku gak" ucap Jovanka langsung berjalan lebih dulu menuju toilet
"Asli emang teman jahat gini" ucap Emil mengejar Jovanka, karena tubuh Emil yang kecil ia harus sedikit menyesuaikan dengan langkah Jovanka yang lebar
Dengan tinggi seratus tujuh puluh, tinggi semampai
Jovanka memiliki kaki jenjang, sayangnya ia berusaha menutupi semua itu dengan selalu memakai celana panjang atau rok panjang, namun kharisma seorang Ayudia Larasati tidak pernah hilang walau ia menutupi kecantikannya itu.
Emilia tahu Jovanka wanita yang sederhana dan cantik, namun saat Jovanka membuka kacamatanya, Emil terpekik terkejut
"Ya Allah Jo, loe tuh cantik banget gak pake kacamata, sumpah, mending loe pake softlens aja deh, sayang muka cantik loe ke bingkai kacamata kutu buku gitu
Jovanka hanya tersenyum sekilas, ia merasa sangat letih, Jovanka ingin mencuci mukanya agar ia sedikit segar.
Jovanka yang sedang membasuh wajahnya terkejut, ia lupa jika ada Emil di sini, Jovanka langsung mengedarkan pandangannya, memeriksa situasi toilet, beruntung beberapa wanita yang tadi di toilet sudah keluar, kini tinggal mereka berdua.
"Aku lebih nyaman pakai kacamata" ucap Jovanka beralibi
"Muka loe lebih cantik tanpa make up, mana Alus bener gini" ucap Emil menyentuh wajah Jovanka
Kali ini Jovanka melakukan kesalahan fatal, make up yang selama ini menutupi wajah aslinya sudah tak ada , kini wajah cantik Jovanka dengan kulit putih bersih terlihat oleh Emil
"Jo, Jovanka, loe sumpah cantik bener" ucap Emil tak percaya
"Emil maukah kamu merahasiakan apa yang kamu lihat sekarang?? aku mohon" ucap Jovanka menatap Emil penuh harap
"Aku gak tahu alasanmu apa, tapi demi persahabatan kita, aku akan menutup rapat-rapat mulutku" ucap Emil
"Nanti aku akan menceritakannya, namun aku butuh waktu, maaf" lirih Jovanka
"Tak apa Jo, aku yakin kamu punya alasan kuat menyembunyikan wajah aslimu"
"Terima kasih" ucap Jovanka langsung memeluk Emil.
"Sudah selesaikan riasan mu, atau akan ada yang datang" ucap Emil mengingatkan.
Jovanka dengan cekatan melukis wajahnya menjadi Jovanka yang orang kenal, ia memang sudah belajar make up artis sejak masih sekolah menengah atas, sehingga ia bisa merubah penampilannya dengan mudah.
"Keren banget, aku mau kamu ajari make up, tapi yang bisa buat aku cantik, bukan sebaliknya kaya kamu"
" Siap, aku akan ajari, sebagai balasannya simpan rahasia itu" ucap Jovanka bernegosiasi
"Beres itu, ayo cepet" ucap Emil menggandeng tangan Jovanka keluar dari toilet
"Sepertinya Jovanka punya rahasia besar tentang jati dirinya, dia benar-benar sangat cantik tadi, walau sekarang juga masih terlihat cantik sih.
Percayalah Jo, aku akan menjaga rahasia mu,
semoga saja suatu saat kamu menceritakan semuanya padaku, alasan mu menyembunyikan wajah aslimu"gumam Emil melirik sekilas kearah Jovanka.
Semua tokoh diceritakan saru satu
Banyak komflik juga..
Ada kocak
Ada nalar
Ada diluar nalar
Ada juga typo
Untuk typo, saya bisa maklumi, paling saya komen ngingetin typonya..
Saya maklumi, karena saya pribadi ga bisa bikin novel, bisanya baca dan nikmati..
Terimakasih atas karyanya ya thor..
Sukses selalu
2. saudara dan saudarinya
Tetap semangat thor😊
mungkin begitu ya thor..