Seorang istri yang mau nggak mau harus merelakan dirinya dimadu.
Namun ketidakadilan suaminya membuat dirinya harus berpaling dan mengakhiri hubungan yang menyakitkan tersebut dan menikah dengan seorang CEO yang tak lain adalah atasan dari suaminya.
Awalnya hubungannya dulu hanya sebuah sandiwara namun malah mereka saling jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gugat Ilham secepatnya
Mama dan papa Ilham sangat kecewa dengan Ilham maupun Vera, mereka sungguh keterlaluan tidak memikirkan perasaan Rara sama sekali
"Bagiamana bisa anak itu bertahan dengan sikap Ilham pa? kasian sekali dia," kata mama dengan air mata yang lolos dari matanya
"Entah lah pa, papa juga tidak menyangka kalau Ilham akan setega itu sama Rara," sahut papa
"Kita tidak boleh egois sekarang pa, Rara pantas bahagia walaupun tidak bersama Ilham," timpal Mama
Di luar, Ilham dan Vera pun sama-sama diam hingga pertanyaan Vera membuat Ilham tersentak
"Lalu bagaimana mas?"
Ilham menatap Vera, dan mengangkat bahunya yang menunjukan dia sendiri juga tidak tau.
Karena sudah siang Ilham pamit ke kantor sedangkan Vera kembali lagi ke kamarnya.
Di ruangannya Rara masih tidur karena semalam dia begadang dengan bintang-bintang di langit.
Pikiran dan hatinya kalut akan sikap Ilham yang menurutnya tidak konsisten sama sekali antara ucapan dan sikapnya.
Leo pagi-pagi juga sudah datang ke cafe Rara niatnya ingin ngasih surprise namun malah dia yang terkejut duluan pasalnya dia melihat Rara tidur dengan meringkuk di sofa.
Dengan langkah pelan dia mendekat ke sofa, lalu dia meletakkan Bunga dan Coklat yang dia bawa.
Leo menatap Rara yang masih memejamkan matanya, dia kaget karena mendapati sisa sisa air mata yang menempel di bulu maupun di sekitar mata Rara.
"Ada apa lagi Ra?" gumam Leo
Leo duduk dan memindahkan kepala Rara ke pangkuannya. Karena pergerakan Leo Rara jadi terbangun.
Netra Leo maupun netra Rara saling pandang lalu Rara menyunggingkan senyuman manisnya pada Leo.
"Kamu pagi-pagi sudah kesini mas?" tanya Rara
"Awalnya aku ingin ngasih surprise ke kamu namun malah aku yang terkejut sekarang melihatmu tidur meringkuk di sini," jawab Leo
"Iya tadi subuh aku kesini, di rumah aku nggak bisa tidur mas." Rara bangun dari pangkuan Leo lalu duduk di samping Leo
"Apa ada masalah lagi?" tanya Leo
Rara hanya menggelengkan kepalanya dengan raut wajah yang muram.
"Sudahlah, jangan berbohong padaku. Aku cukup mengenalmu kalau tidak ada masalah tidak mungkin kamu tidur di sini," kata Leo
Rara yang ketahuan berbohong menatap Leo lekat lalu dia tersenyum.
"Hanya masalah kecil mas, so don't worry," katanya berbohong.
"Nanti aku antar ke pengadilan Ra, gugat Ilham. Aku nggak mau kalau kamu terus-terusan sakit seperti ini dan aku harap kamu tidak menundanya lagi," kata Leo tegas
Rara kini menjadi bingung pasalnya orang tua Ilham masih berharap dia bersama Ilham, Akhirnya Rara menawar kalau ke pengadilannya setelah orang tua Ilham pulang.
Leo yang kesal hanya mampu berucap
"Ok, tiga hari lagi kita ke pengadilan, bicaralah dengan orang tua Ilham." Leo berdiri melemparkan tatapan sembarang.
"Baiklah mas, aku persiapkan dulu semua. Setelah aku bicara dengan orang tua Ilham, aku akan pergi dari rumah itu," sahut Rara
Mendengar kata-kata Rara membuat Leo tersenyum bahagia karena sebentar lagi dia bisa bersatu dengan Rara.
********
Mobil Leo sudah terparkir rapi di parkiran kantor, dia masuk ke dalam gedungnya dengan hati yang berbunga-bunga.
Ilham dan Leo berpapasan di koridor, dia curiga karena melihat Leo senyum-senyum sendiri. Asumsi negatif Ilham datang masuk ke dalam otak Ilham, dia mengira kalau Leo bersama Rara semalam.
Ilham kembali ke ruangannya dengan amarah yang memuncak, dia membuang semau berkas-berkas yang ada di mejanya,
"Leo, sungguh brengsek kamu," umpatnya
Waktu berlalu dengan cepat hingga kini jam makan siang pun tiba. Ilham melajukan mobilnya ke cafe Rara, dia langsung saja masuk ke ruangan Rara dan menarik Rara yang sibuk dengan benda persegi empat di depannya.
Karena tarikan yang secara tiba-tiba dari Ilham membuat Rara kesakitan,
"Apa-apaan sih mas!" seru Rara
"Semalam kamu dari mana? kamu tidur bersama Leo kan?" tanyanya dengan mata yang membulat sempurna
Tak hanya matanya, rahangnya pun kini mengeras.
"Apa urusanmu mas, kamu tidur dengan Vera aku juga fine-fine saja," jawab Rara
Plak
"Keterlaluan kamu Ra!" seru Ilham
Rara memegangi pipinya yang sakit, ntah ini tamparan yang ke berapa kali. Ilham sekarang sungguh ringan tangan sekali, sedikit-sedikit dia selalu menampar Rara padahal sebelumnya Ilham adalah suami yang lemah lembut.
"Aku atau kamu yang keterlaluan mas!" bentak Rara
"Kamu!" seru Ilham
"Jadi aku yang keterlaluan, lalu bagiamana dengan kamu? kamu seenaknya mempermainkan hatiku. Baru saja bilang tidak ingin berpisah namun baru semalam nggak tidur bersama Vera kamu sudah bermuram durja, aku semakin bingung denganmu. Kelihatannya kamu harus di ruqyah biar hilang tu setan-setan di tubuhmu," ungkap Rara yang kesal dengan Ilham.
"Kamu yang harus di Ruqyah bukan aku," sahut Ilham
Aku dan Ilham akhirnya berdebat hingga tak tau kalau Leo datang.
"Ada apa ini?" tanya Leo saat masuk ruangannya
Rara dan Ilham menoleh barengan lalu mereka menghentikan debat mereka.
Ilham menatap Leo dengan penuh kebencian begitu pula dengan Leo.
"Bisakah kamu pergi sekarang Ilham? bentar lagi jam kantor mau di mulai, saya nggak mau bawahan saya bekerja seenaknya," suruh Leo yang menggunakan jabatannya untuk mengancam Ilham.
"Brengsek kamu Leo, mentang-mentang kamu atasan seenaknya sendiri." Ilham marah mendengar kata-kata Leo
"Aku nggak semena-mena, itu kantorku jadi kamu harus mentaati peraturan yang saya buat," timpal Leo
"Atau kamu mau mendapatkan SP lagi," ancam Leon kemudian.
Ilham yang kesal mencengkeram kerah baju Leo, dan Leo segera menyingkirkan tangan Ilham dari bajunya.
"Berani menyentuh saya, akan aku pecat kamu secara tidak terhormat dan aku akan membuatmu susah mencari pekerjaan di mana pun," ancam Leo.
Mau nggak mau, Ilham keluar dengan rasa dongkol yang amat sangat dalam.
Setelah kepergian Ilham, Leo menatap Rara
"Apa dia menyakitimu lagi?" tanya Leo
"Nggak mas," jawab Rara singkat
Leo mengecek wajah Rara, dan dia mendapati pipi Rara yang merah.
"Dia menamparmu?" tanya Leo
Rara mengangguk pelan, dia sungguh takut kalau Leo marah.
Direngkuh lah tubuh Rara dalam dekapan Leo hingga membuat tangis Rara pecah, Leo mencoba menenangkan Rara yang menangis. Leo juga mengecup kening Rara dengan lembut.
"Sudah jangan menangis, ada aku di sini yang akan selalu membuatmu tersenyum sayang," kata Leo mencoba menenangkan Rara
"Makasih mas," sahut Rara
Leo menangkupkan tangannya di wajah Rara lalu mengusap air mata Rara yang jatuh.
"Kelihatannya aku sudah tidak bisa menunggu lebih lama, aku memberimu waktu nanti malam untuk bicara dengan orang tua Ilham dan besok aku antar ke pengadilan untuk menggugat Ilham," kata Leo yang membuat Rara menatapnya
"Tapi mas," protes Rara
Tanpa aba-aba Leo mencium bibir Rara, mereka saling berpaut dan saling menghisap.
Setalah puas mereka mengakhirinya, lalu mereka makan siang bersama.
Di sisi lain Ilham mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tinggi, dia sungguh kesal dengan Leo yang semena-mena terhadapnya.
Jadikn masalalumu pelajaran Ra ojok karepe dewe