NovelToon NovelToon
Menikahi Tunangan Adikku

Menikahi Tunangan Adikku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati / Balas Dendam
Popularitas:69M
Nilai: 4.9
Nama Author: Suesant SW

Sarah dipaksa orangtuanya menikahi tunangan adiknya Sally, hanya karena Sarah seorang anak angkat yang terikat balas budi.

Sally adiknya yang selalu dimanja membuat kesalahan besar, berselingkuh dengan mantan pacarnya yang telah menikah berujung lari dari rumah bersama selingkuhannya.

Sementara itu, untuk menutupi aib keluarga dan menjaga hubungan baik dengan partner bisnis sang ayah, Sarah harus bersedia menikahi tunangan adiknya bernama Raka, seorang laki-laki dingin yang bahkan tidak tertarik dengannya.

Kehidupan rumah tangga mereka yang tanpa dilandasi cinta itu tentu saja menuai banyak konflik. Sampai kemudian Sarah menyadari bahwa diam-diam dirinya mencintai Raka.

Masalah lain bertambah saat kemudian Sally muncul kembali dan berusaha merebut kembali Raka darinya.

Apakah Sarah bisa mempertahankan suaminya dan mendapatkan cinta dari Raka ataukah Sarah harus menyerah kepada pernikahan dan cintanya?

Semoga di sukai, ya...🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suesant SW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17 DI LUAR RENCANA

Usai makan siang yang begitu menyenangkan, menurut Sarah.

Raka membawa Sarah naik ke lantai atas dan  menarik tangan Sarah dengan wajah tegang masuk ke dalam kamar. Dan membanting pintu kamar, seolah menahan emosi yang tidak tertahankan.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Aku tidak melakukan apa-apa. Memangnya Apa yang kulakukan?”  Sarah balik bertanya.

“Kamu tidak boleh  bersikap seperti itu lagi, “  Raka berucap dingin.

“Memangnya sikapku kenapa?” cecar Sarah.

“Kamu harusnya bertanya lebih dulu kepadaku,  sebelum kamu melakukan hal yang tidak menyenangkan itu tadi” Raka terlihat menjadi gusar dengan sikap Sarah yang sepertinya merasa tidak bersalah kepadanya.

“ Begitu, ya? “ Sarah mencibir.

“ Kamu benar-benar sudah keterlaluan…” wajah Raka semakin memerah. Sarah merasa puas dengan sikap Raka yang sepertinya sangat marah kepadanya sampai-sampai Sarah tidak pernah melihat ekspresi Raka tegang seperti ini.

“Selama ini,  apakah kamu pernah berpikir siapa sebenarnya yang telah bersikap keterlaluan? Apakah  kamu pernah bertanya  kepadaku,  sebelum kamu melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan kepadaku?” Sarah seperti mempunyai kekuatan untuk mengeluarkan apa yang menyesakkan dadanya selama ini.

"Kamu pikir, aku suka dengan semua yang kau lakukan padaku selama ini?

Kamu kira aku diam karena aku senang diperlakukan dengan sembarangan olehmu?" Sarah mendelik kepada Raka.

Laki-laki itu hanya diam seribu bahasa tapi wajahnya semakin merah padam.

"Sekarang hanya gara-gara aku membuatmu memakan makanan yang tidak kamu suka lantas kamu merasa aku telah berbuat jahat melampaui perbuatan kamu padaku? "

Sarah memicingkan matanya ke arah Raka tatapi segera Raka membalikkan badannya membelakangi Sarah dengan pias begitu tegang.

Sungguh luar biasa, hanya karena beberapa sendok sup asparagus dan dua potong salmon, Raka kehilangan jiwa angkuhnya dan tidak bisa mengendalikan sikapnya di depan Sarah.

"Lalu sekarang kamu mau aku minta maaf? begitu? Please, sedikit saja kamu intropeksi diri...!" Sarah tidak pernah sebanyak ini berbicara dengan seseorang begitu banyak karena marah.

" Kenapa kamu diam saja? Kamu tidak perlu membuatku seperti penjahat hanya karena hal sekecil itu, kamu telah mengajariku dengan baik bagaimana berbohong kan?" Sarah terkekeh.

Entah kemana hilangnya Sarah yang tidak terlalu suka banyak bicara dan selalu bersikap tenang itu.

Yang tersisa sekarang adalah seorang gadis yang dipenuhi amarah dan berusaha menuntut diperlakukan adil.

"Sekarang, jangan harap aku akan membiarkanmu berbuat sesukamu kepadaku! Ingat itu!" Sarah berbalik dan berjalan ke arah pintu. Dia sumpek satu ruangan dengan seseorang yang tidak berperasaan seperti Raka.

"Kamu tidak boleh pergi!" tiba -tiba tangan Raka sudah menahan pintu dari belakang Sarah.

Sarah hampir berteriak karena terkejut.

Dia berbalik dan wajahnya hampir bersentuhan dengan wajah Raka,

Sarah tanpa sadar merapat ke daun pintu, dengan wajah yang sangat ketakutan.

Kenapa tidak?

Wajah Raka sangat merah seperti udang yang di rebus, bola mata hitam tajam itu seolah mau keluar dari rongga nya.

Raka serupa dengan seekor monster yang siap hendak menelannya.

"Jangan! Jangan mendekat!" Sarah menutup matanya dengan kedua telapak tangannya, dadanya berdegup sangat kencang.

Apakah Raka benar-benar menjelma menjadi psikopat hanya karena masalah makanan yang tidak disukainya itu?!

"Kunci pintunya!"

Suara Raka begitu berat dengan nafas turun naik, begitu dekat di telinga Sarah.

"Tidak!" Sarah menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Matanya masih ditutupnya, Sarah berusaha melawan tangisnya yang terasa hendak meledak.

"Kamu tetap disini...tidak boleh keluar" suara Raka terdengar melemah tangan kanannya mencengkeram pundak Sarah.

"Kamu mau apa?!" Sarah membuka matanya dengan ketakutan, hendak menepis tangan Raka.

Tapi wajah Raka yang sudah hampir menyentuh wajahnya. Desahan nafas Raka yang tidak teratur mengenai kulit wajahnya.

Wajah itu tidak lagi seperti penuh amarah, tapi kesakitan dan tak berdaya.

"Mama dan Papa tidak boleh tahu ini...karena itu kamu harus tetap di sini" Raka mengunci pintu dengan gemetar.

Sarah berdiri tidak bergerak seperti patung, dirinya dalam ketakutan bercampur kebingungan.

"Antar aku ke kamar mandi..." Raka memeluk bahu Sarah, sebelah tangannya memegang dadanya. Badannya sempoyongan.

"Kamu...kamu kenapa?" tanya Sarah, badannya gemetaran.

"Antar aku sekarang, atau kamu mau aku muntah di badanmu?" Raka berjalan tertatih di papah oleh Sarah.

Begitu tiba di Wastafel, Raka langsung memuntahkan isi perutnya.

Sarah seperti anak kecil yang ketakutan mendorong tubuh Raka dengan gerakan reflek

"Kamu kenapa? Ada apa denganmu? ku panggil bi Asih" Sarah hendak beranjak, tapi tangannya sudah di tangkap Raka.

"Tidak perlu! Nanti bikin ribut saja" Raka berbalik. Setelah yakin Sarah tidak akan pergi, dia melepaskan tangan Sarah.

"Ini hasil perbuatan kamu! kamu harus bertanggung jawab untuk semua ini," wajah Raka yang masih merah itu melotot padanya.

"Apa? Apa yang kulakukan padamu? Apa salahku?" Sarah menatap Raka keheranan.

"Apa yang kamu campur di dalam sup asparagus tadi? "

" Kamu menuduhku meracuni mu?" Sarah membelalakkan matanya, tak kalah besar dari mata Raka.

Raka berbalik membuka keran wastafel dan membersihkan mukanya.

"Isinya Apa? "

"Kamu lihat sendiri kan? hanya asparagus, jagung dan daging kepiting kaleng! Memangnya apa lagi?"

"Kamu pasti ada niat untuk membunuhku kan? Aku alergi berat dengan daging kepiting!"

Raka bertahan di pinggir wastafel. Nafasnya masih turun naik, sepertinya dia agak sesak bernafas.

"Mana ku tahu kamu alergi kepiting!" Sarah berkelit. Raka berjalan sempoyongan keluar dari kamar mandi sambil memegang dadanya.

Diikuti oleh Sarah dari belakang yang seperti orang bego.

"Ambilkan saja aku antihistamin dari laci itu" Raka membaringkan badannya di tempat tidur.

Sarah bergegas mengambilnya, dan mengambil sebotol air mineral dari meja lalu menyerahkannya kepada Raka.

Raka mengambilnya dari tangan Sarah dan segera meminumnya.

"Aku sebenarnya tidak keberatan kamu bersikap seperti tadi di meja makan, tapi harusnya kamu tahu, aku alergi dengan makanan seafood seperti udang dan kepiting.

Jangan lagi kamu jadikan itu lelucon"

Suara Raka terdengar rendah.

"Aku bisa pusing, mual, mulutku bisa bengkak badan merah dan gatal dan kadang bisa membuatku sesak nafas." Raka berbaring telentang dan menutup matanya, satu tangannya di atas dahinya.

"Kalau sudah minum obat, biasanya akan segera membaik. untung saja aku makannya sedikit jadi hanya perlu beberapa jam agar kembali normal lagi. Sebelum aku pulih, kamu tidak boleh keluar dari kamar ini! Nanti kalau mama akan mencari aku, kamu harus jawab apa?" Raka mengintip reaksi Sarah dengan membuka sebelah matanya.

Sarah hanya diam, masih menenangkan dirinya, dari histeria kejadian barusan.

Dia ketakutan setengah mati gara-gara penampakan Raka yang dikiranya mau berbuat jahat padanya.

" Aku kan tidak tahu, jadi aku tidak harus minta maaf" Sarah menggumam sambil membuka pintu ke arah balkon kamar. Duduk di sana memandang ke luar, dia merasa tidak bersalah sama sekali hanya jauh di lubuk hatinya dia merasa sedikit menyesal. Semua diluar rencana dan harapannya. Hanya kesalahan yang tidak disengaja.

Dia tidak tahu, jika perbuatan isengnya hampir saja membunuh Raka.

1
Nengsih17
Luar biasa
Nengsih17
Buruk
ros
Luar biasa
Jetty Eva
kembali k masa kecilx...
Jetty Eva
kata bukan mata..
Jetty Eva
KEREEEN...TRIKX KEREN...
Jetty Eva
KANKER bukan KANGKER..
Jetty Eva
koq terlukaaa...??? bukanx kamu yg menjajakan diri pd setiap lelaki hidung belang..??jalang koq teriak jalang👿👹
Jetty Eva
Betuuul....
Jetty Eva
😘😘😘😘😘😘bwt Raka...LAKI SEJATI...
Jetty Eva
mama Raka bukan mama Sarah...
Jetty Eva
typo...papa dan mama Raka bukan Sarah...
Jetty Eva
naaah ini baru LAKI...gentleman...aq padamu Raka🤩
Jetty Eva
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Widelia 7Naga
Finish 🍓 #20.02.25
Riska Afzal
luar biasa ceritanya sampai mewek aku thorr😭😭😭
Riska Afzal
/Heart//Heart/
Riska Afzal
takut di ganggu Selly lagi si Raka , makany langsung plng ktemu istri
Jetty Eva: Raka, sebaikx kamu cerita secara detail ttg Sella yg nyusul k Leiden...drpd Sella yg cerita dgn bumbu terasi, kau apes...
total 1 replies
Dewi Hutabarat
Luar biasa
☠🌼ꪻ🍾⃝ ͩʟᷞɪͧʟᷡʏͣˢᵗᵃʳ💫
duh, kalau gak salah si Tania2 ni ntar coba2 jadi PELAKOR.
masih ingat aku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!