NovelToon NovelToon
Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi / Fantasi Isekai / Time Travel / Sistem / Iblis
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: EGGY ARIYA WINANDA

Lu Changzu dan teman temannya terlempar ke dimensi lain, Namun Tanpa Lu Changzu sadari ia masuk ke dunia tersebut lebih awal dari teman teman sekelasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EGGY ARIYA WINANDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekaisaran Great Ming 3

Paviliun Pil "Teratai Suci" di Kota Shanjian adalah monumen kekayaan. Lantai marmernya begitu bersih hingga bisa memantulkan dosa para pengunjungnya, dan udara di dalamnya berbau herbal langka yang nilainya bisa membeli sebuah desa kecil.

Lu Changzu berjalan melewati etalase-etalase kaca kristal, matanya bukan menatap pil, melainkan bahan mentah. Di tangannya, kantong uang berisi 2 juta batu spiritual hasil "komisi" dari mayat kultivator iblis liar.

kantong yang terasa berat, namun dia tahu berat ini akan segera ringan.

"Selamat datang, Tuan Muda. Mencari pil untuk stamina malam hari? Atau pil untuk mempertampan kulit?" sapa seorang pelayan toko dengan senyum terlatih, menilai jubah putih Lu Changzu yang tampak seperti bangsawan manja.

"Aku mencari sesuatu untuk mengeringkan dompetku," jawab Lu Changzu santai. "Tunjukkan aku tungku api. Yang terbaik. Dan resep pil jiwa kelas Master."

Pelayan itu tertegun sejenak, lalu matanya berbinar. "Lewat sini, Tuan."

Mereka naik ke lantai tiga, area VIP. Di sana, berbagai tungku dipajang. Namun, langkah Lu Changzu terhenti di depan sebuah tungku setinggi satu meter yang diletakkan di sudut, tertutup debu tipis.

Tungku itu berwarna hitam kusam, tetapi memiliki tiga ukiran naga yang melilit di badannya: Merah, Biru, dan Ungu.

WUUUNG.

Di dalam inti tubuh Lu Changzu, Dark Dimension bergetar. Bukan getaran lapar seperti biasanya, tapi getaran resonansi. Seperti dua garpu tala yang dipukul pada nada yang sama.

"Itu... Tungku Tiga Warna 'Trinitas Naga'," jelas pelayan itu ragu-ragu. "Barang antik peninggalan seorang legenda ranah emperor 9 puncak yang gila dari masa lalu. Apinya sulit dikendalikan. Banyak alkemis yang jiwanya hampir terbakar habis saat mencoba menyalakannya. Karena tidak bisa digunakan dan jadi Harganya diturunkan dari 20 juta batu spiritual menjadi 1,8 juta batu spiritual , meski begitu bahan dasarnya adalah Meteorit Inti Bintang."

"Bungkus," kata Lu Changzu tanpa menawar.

"Hah,apa tuan tidak salah pilih? Di sana masih ada tungku yang lebih bagus"

"Kau dengar aku. Bungkus. Dan berikan aku sisa 200 ribunya dalam bentuk bahan obat 'Jiwa Api' dan sewa ruangan pemurnian Kelas C di lantai 4 selama dua bulan."

Lu Changzu melemparkan kantong uangnya. Dia merasa miskin lagi dalam waktu kurang dari dua jam setelah masuk ke paviliun pil.

"Investasi," gumamnya pada diri sendiri sambil menatap tungku itu dengan tatapan possessive. "Uang adalah alat, bukan koleksi. Jika alat ini bisa membantuku membakar dunia, maka itu murah."

Ruang Pemurnian No. 404, Lantai 4.

Ruangan itu luas, dilapisi batu penahan panas dan formasi isolasi suara tingkat tinggi. Di tengah ruangan, ada lubang api yang terhubung langsung ke jalur Ley Line api bumi Kota Shanjian. Formasi di sana meningkatkan tingkat keberhasilan pemurnian hingga 50%.

Tapi Lu Changzu tidak langsung memurnikan pil.

Dia menutup pintu, mengaktifkan segel tambahannya sendiri, lalu melambaikan tangan.

BRUK. BRUK. BRUK.

Puluhan mayat berjatuhan dari cincin penyimpanannya. Mayat Beast tingkat tinggi dan beberapa mayat kultivator iblis liar yang struktur tulangnya masih bagus. Bau amis memenuhi ruangan wangi itu.

Lu Changzu menyingsingkan lengan bajunya. Matanya yang memiliki cincin ganda bersinar dalam kegelapan.

"Pola Rune Pertama: Teknik Boneka Iblis (Demon Puppet Art)," bisiknya.

Dia tidak menggunakan benang chakra atau sihir biasa. Dia menggunakan Universe Needle (Jarum Semesta) yang terbuat dari darahnya sendiri sebagai benang jahit.

Dia membedah mayat kultivator Master Tahap 3, membuang organ dalamnya yang busuk, dan menggantinya dengan jantung Beast yang kuat. Dia mengambil Akar Spiritual yang dia simpan dari korban-korban sebelumnya, lalu menanamnya ke dalam Dantian mayat-mayat itu.

"Kalau diriku yang dulu mungkin mual tapi tidak untuk diriku yang sekarang," gumam Lu Changzu, tangannya berlumuran darah namun gerakannya seanggun pianis. "Manusia rapuh, Beast bodoh. Gabungkan keduanya, berikan Akar Spiritual buatan, dan kau punya prajurit yang tidak kenal takut, tidak butuh gaji, dan bisa disimpan di saku."

Proses itu mengerikan. Jika ada kultivator "Jalan Lurus" yang melihat ini, mereka akan muntah dan langsung memvonis Lu Changzu sebagai iblis terkeji. Tapi bagi Lu Changzu, ini adalah engineering.

Setelah tiga hari bekerja tanpa henti, sepuluh sosok berdiri tegak di hadapannya.

Mereka mengenakan jubah hitam , tinggi 3 meter , tidak memiliki wajah namun memakai topeng dengan tulisan angka 1 hingga 10. Aura iblis mereka tersamarkan, Ranah Master Tahap 3 Awal.Mata mereka hitam total tidak memiliki bagian putih dan indra mereka seperti cctv untuk changzu, saat Lu Changzu mengalirkan perintah mental, mereka bergerak serentak dengan terstruktur.

"Untuk sekarang Masuk kedalam cincin," perintah Lu Changzu.

SWOSH.

Kesepuluh boneka itu menghilang ke dalam cincin penyimpanannya. Tidak seperti makhluk hidup yang tidak bisa masuk ke cincin penyimpanan, boneka dianggap sebagai "objek". Ini adalah celah aturan dunia yang sempurna untuk penyusupan.

"Tim pengintai selesai. Sekarang... menu utama."

Lu Changzu membersihkan ruangan dengan api spiritualnya yang berasal penggabungan dari akar spiritual api yang dulunya milik lin xuya , lalu mengeluarkan Tungku Tiga Warna barunya.

Dia meletakkan resep "Pil Jiwa Api" di depannya. Resep kuno yang rumit.

"Mari kita lihat..." Lu Changzu membaca, alisnya berkerut. "Panaskan Rumput Api selama 3 jam? Buang ekstrak akarnya? Bodoh. Akarnya mengandung 40% energi murni jika dilarutkan dengan racun dingin."

Dia mengambil pena, mencoret-coret resep warisan leluhur itu, mengubahnya menjadi sesuatu yang aneh , seperti mengganti masakan lama dengan masakan baru yang lebih sehat.

Dia mulai memurnikan.

DUAR!

Ledakan kecil terjadi. Wajah Lu Changzu hitam terkena jelaga.

"Variabel suhu salah. Tungku ini terlalu agresif," analisisnya datar, menyeka wajahnya. "Ulangi."

DUAR!! Tungku tersebut meledak lagi , changzu terus mencoba hingga sukses.

Hari ke-7.

PUFF. Asap hitam berbau belerang keluar. Gagal lagi.

Hari ke-15.

Lu Changzu duduk dengan mata merah, rambut acak-acakan. Di sekelilingnya berserakan sisa obat gosong. "Resonansi antara bahan A dan B menyebabkan ketidakstabilan isotop spiritual. Aku butuh katalis penengah. Darahku?"

Dia meneteskan setetes darah logamnya ke dalam tungku.

Hari ke-29.

Tungku Tiga Warna itu berdengung. Bukan getaran penolakan, tapi nyanyian harmonis. Api di bawahnya berubah warna dari merah menjadi biru pucat yang indah.

Aroma obat yang begitu kuat menyeruak, menembus formasi isolasi ruangan, membuat pelayan di luar pintu mengendus-endus bingung. "Bau apa ini? Wangi sekali..."

Di dalam ruangan, Lu Changzu tertawa. Tawa yang lelah namun penuh kemenangan.

Penutup tungku dibuka.

Sebutir pil melayang keluar. Bukan merah seperti resep aslinya. Pil itu berwarna emas kemerahan dengan tiga garis cincin (merah, biru, ungu) yang berputar di permukaannya.

"Pil Jiwa Api 3 Raja," Lu Changzu menamainya. "Efektivitas 300% dari resep asli. Tanpa residu racun."

Dia tidak mengecek dahulu dan Dia langsung menelan pil itu.

GLEG.

Panas.

Rasanya seperti menelan matahari kecil.

Energi itu meledak di perutnya, bukan menyebar ke otot, tapi langsung menyerbu ke atas, menuju Lautan Kesadaran dan Dantian secara bersamaan.

Dinding pembatas Ranah Master—tembok baja yang selama ini menahannya—mulai retak.

KRAK.

Tapi ini bukan hanya tentang energi.

Kesadaran Lu Changzu ditarik paksa ke dalam.

Dunia di sekitarnya lenyap. Dia berdiri di sebuah ruang hampa yang gelap gulita.

Di depannya, berdiri dua sosok.

Di sebelah kiri: Sosok bayangan hitam raksasa, bertanduk, dengan mata merah menyala. Aura pembunuh, kekejaman, dan logika dingin. Itu adalah "Lu Changzu sang Iblis".

Di sebelah kanan: Seorang pemuda biasa, mengenakan seragam sekolah SMA Bumi, memegang buku matematika, tersenyum canggung. Itu adalah "Lu Changzu sang Manusia".

"Kau lelah," kata sosok SMA itu. "Kau membunuh terlalu banyak. Kau lupa rasanya menjadi manusia. Berhenti dan Pulanglah."

"Kau lemah," desis sosok Iblis. "Tanpa aku, kau sudah mati di hutan hari pertama. Kita harus membunuh lebih banyak. Kita harus menjadi Dewa untuk bisa pulang."

Lu Changzu yang asli berdiri di tengah. Kepalanya sakit luar biasa. Ini adalah Heart Demon (Iblis Hati). Pertarungan identitas.

Tiba-tiba, pemandangan berubah.

Meja makan kayu sederhana. Aroma sup ayam dan nasi hangat.

"Changzu, makanlah sayurmu," suara ibunya. Lembut, penuh kasih.

"Nilai semua mata pelajaranmu 80 lagi? Hahaha, bagaimana caramu membuatnya, nilaimu selalu 80! Ayah yakin kau pasti mengaturnya lagi" suara ayahnya, menepuk punggungnya.

"Kakak, ajari aku main game ini dong," suara adik laki-lakinya, menarik ujung bajunya.

Lu Changzu melihat tangan mereka. Hangat. Nyata.

Lalu dia melihat tangannya sendiri sekarang. Berlumuran darah. Penuh dengan dosa.

Air mata menetes di pipinya di alam sadar itu. Rasa rindu itu begitu menyakitkan hingga rasanya ingin merobek dada sendiri.

"Aku rindu mereka," bisik Lu Changzu.

"Maka menyerahlah," kata sosok SMA. "Mati di sini, dan kau mungkin bertemu mereka di alam lain."

"TIDAK!"

Lu Changzu mendongak. Matanya tajam. Dia menatap sosok SMA itu, lalu menatap sosok Iblis.

Dia berjalan mendekat, dan merentangkan kedua tangannya.

Dia memeluk kedua sosok itu sekaligus.

"Kalian bodoh," kata Lu Changzu sambil tersenyum, air mata masih mengalir tapi bibirnya menyunggingkan senyum khasnya yang mematikan.

"Kau, sisi manusiaku. Kau adalah tujuanku. Kau adalah alasan aku berjuang. Tanpa kau, aku hanya monster."

"Dan kau, sisi iblisku. Kau adalah pedangku. Kau adalah perisaiku. Tanpa kau, aku akan jadi mayat."

Lu Changzu menarik keduanya hingga menyatu ke dalam tubuhnya sendiri.

"Aku bukan orang suci. Aku bukan iblis murni. Aku adalah Lu Changzu. Aku adalah seorang pelintas yang akan menghalalkan segala cara untuk pulang , ke bumi tempat keluargaku berada."

"Jika ada menghalangiku, aku akan memusnahkannya."

BOOOOM!

Di dunia nyata, mata Lu Changzu terbuka.

Dinding Ranah Master hancur berkeping-keping.

Tapi itu belum selesai. Langit di atas Kota Shanjian berubah.

Awan hitam pekat berkumpul dalam hitungan detik, menutupi matahari sore. Petir berwarna merah darah dan hitam menyambar-nyambar di dalam awan itu, membentuk pusaran raksasa tepat di atas Paviliun Pil.

Tekanan udara turun drastis. Kaca-kaca jendela di radius 5 kilometer pecah serentak.

Di lantai 1 Paviliun Pil, sang manajer toko berlari keluar dengan wajah pucat.

"Tribulasi?! Siapa yang menerobos?! Tekanan ini... ini seperti Tribulasi kenaikan Ranah Emperor! Apakah ada monster tua yang bersembunyi di sini?!"

"Tidak mungkin! Data menunjukkan hanya ada penyewa ruang Kelas C!" teriak pelayan.

DUARRRR!

Sambaran petir pertama turun. Bukan garis tipis, tapi pilar cahaya setebal tong minyak, menghantam atap Paviliun Pil, menembus lantai 4, langsung menuju kepala Lu Changzu.

Di dalam ruangan 404, Lu Changzu tidak menggunakan artefak pelindung. Dia berdiri telanjang dada, memperlihatkan tubuhnya yang bersinar metalik.

"Datanglah! Tempa aku!" raungnya.

Petir itu menghantamnya.

"sial , sakit sekali , namun masih lebih sakit mandi di dalam logam panas"

"Datanglah lagi!!"

Petir terus menyambar dan semakin kuat tiap sambarannya.

Tubuh Logam Petir Darah-nya menyerap petir tribulasi itu seperti baterai kosong yang diisi ulang. Dark Dimension di dalam tubuhnya memakan sisa energi penghancur, dan mengubahnya menjadi nutrisi jiwa.

Tiga kenaikan terjadi sekaligus.

* Jiwa: Memadat menjadi bentuk kristal yang tak tergoyahkan. Persepsi mentalnya meluas hingga bisa melihat debu di seberang kota.

* Kultivasi: Qi cair di tubuhnya memadat, membentuk Lautan Spiritual yang luas dan tanpa batas.

* Tubuh: Sel-selnya berevolusi lagi.

Di tengah badai petir itu, Lu Changzu teringat sesuatu.

Dia mengeluarkan pedang pendek abu-abu—pedang milik mata-mata yang dia kalahkan sebelumnya. Pedang yang mampu melukai kulit berliannya.

"Tungku! Aktif!"

Dia melemparkan pedang itu ke dalam Tungku Tiga Warna, lalu menyemburkan api Master barunya yang bercampur dengan petir tribulasi.

Pedang abu-abu itu meleleh, menjerit seperti hantu.

"Teknik Pemurnian Tubuh Iblis: Tahap Rahasia - Kulit Ketiadaan."

Lu Changzu menyiramkan cairan logam abu-abu itu ke tubuhnya sendiri.

SZZZTTTT!

Asap membumbung. Kulit Lu Changzu berubah menjadi abu-abu kusam, retak-retak, lalu rontok seperti ular berganti kulit.

Di baliknya, kulit baru muncul. Terlihat seperti kulit bayi, halus dan putih. Tapi saat sepotong batu dari atap yang runtuh jatuh menimpanya, batu itu hancur menjadi debu saat bersentuhan dengan kulitnya.

Kekebalan fisik terhadap senjata Grandmaster Tahap 5 ke bawah: Selesai.

Aura Lu Changzu stabil.

Ranah Master - Tahap 1 (Menengah).

Tapi dia belum selesai. Matanya berkilat kejam.

"Akhirnya membalas bajingan Lin Dou..." teriak changzu. Nama itu keluar seperti kutukan.

Jauh di dalam Lautan Kesadarannya, sisa-sisa Segel Budak yang ditanam Lin Dou masih ada, meskipun sudah rusak. Selama ini, segel itu menyedot 30% hasil kerjanya.

"Sekarang aku sudah di Ranah Master. Fondasiku lebih kokoh dari gunung. Waktunya menagih hutang."

Lu Changzu tidak menghancurkan segel itu. Dia mencengkeramnya dengan tangan mental dari Dark Dimension.

"Kau suka menghisap energiku? Bagaimana kalau kita balik alirannya?"

Teknik Terlarang dari Gelang Ouroboros : Teknik jiwa Pembalikan Karma.

Ribuan mil jauhnya. Di Sekte Giok Abadi.

Lin Dou, Tetua Agung yang dihormati, sedang duduk bermeditasi di puncak gunung pribadinya. Dia sedang menikmati teh, merasa bangga karena kultivasinya baru saja mencapai Master Tahap 9 Akhir berkat pasokan energi "gratis" yang terus mengalir dari budaknya Lu Changzu.

"Anak bajingan itu pasti rajin berkultivasi energinya mengalir deras setiap harinya. Baguslah," gumam Lin Dou sambil tersenyum licik.

Tiba-tiba, senyumnya membeku.

Cangkir teh di tangannya meledak.

Di dalam tubuhnya, aliran energi yang biasanya masuk, tiba-tiba berhenti.

Dan kemudian... berbalik arah.

Seperti bendungan yang dijebol paksa, Qi di dalam Dantian Lin Dou tersedot keluar dengan kecepatan mengerikan melalui  jalur karma yang tak terlihat.

"APA?! TIDAK! APA INI?!"

Lin Dou menjerit. Dia mencoba memutus koneksi itu, tapi "pipa" penyedot di ujung sana terlalu kuat. Itu bukan sedotan, itu lubang tak berdasar!

"HENTIKAN! KEMBALIKAN KULTIVASIKU!"

Kulit Lin Dou mulai keriput. Rambut hitamnya memutih dalam hitungan detik.

Master Tahap 9 Akhir...

Tahap 8...

Tahap 5...

"JANGAN! AKU SEORANG TETUA! TIDAK!"

Tahap 2...

Tahap 1 Awal.

PUAH!

Lin Dou memuntahkan darah segar bercampur potongan paru-paru. Tubuhnya layu, jatuh dari batu meditasinya, menggeliat seperti cacing kering. Fondasinya hancur. Dia, yang tadinya selangkah lagi menuju Grandmaster, kini menjadi sampah yang lebih lemah dari murid inti.

Di ujung sana, Lu Changzu memutus koneksi itu dengan satu sentakan kasar.

SNAP.

Segel Budak hancur total.

Kembali ke Kota Shanjian.

Lu Changzu menarik napas dalam-dalam. Banjir energi murni dari Lin Dou—akumulasi puluhan tahun kultivasi orang tua itu—membanjiri tubuh barunya.

Aura Lu Changzu melonjak lagi.

Master Tahap 1 Menengah...

Tahap 2 Awal...

Tahap 2 Akhir...

Master Tahap 3 Akhir.

Dia berhenti di sana. Dia menekan sisa energinya untuk memadatkan fondasi, tidak ingin naik terlalu cepat dan menjadi tidak stabil.

Awan badai di luar perlahan bubar. Langit kembali cerah, seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Lu Changzu berdiri di tengah reruntuhan atap Paviliun Pil. Dia mengenakan jubah baru. Kulitnya bersinar sehat. Matanya jernih, penuh kebijaksanaan, namun di kedalamannya, akar spiritual kristalnya membesar dan dark dimentionnya mulai membentuk kristal bewarna hitam.

Dia melihat telapak tangannya. Dia mengepalkannya, merasakan kekuatan yang bisa meremukkan gunung kecil.

"Segel lepas. Hutang lunas (dengan bunga yang menyakitkan). Tubuh baru. Pasukan boneka."

Dia melangkah keluar dari puing-puing, melemparkan sekantong emas dan batu spiritual hasil rampokan ke arah manajer toko yang bengong di depan pintu yang hancur.

"Maaf atas atapnya. Simpan kembaliannya untuk renovasi."

Lu Changzu berjalan keluar menuju jalanan kota yang ramai, menghirup udara kebebasan yang sesungguhnya untuk pertama kalinya sejak dia tiba di dunia ini.

"Sekarang," senyumnya melebar, menatap ke arah istana kekaisaran di kejauhan. "Mulai hari ini aku Lu changzu akan menjadi kultivator abadi dan iblis secara bersamaan."

Sang serigala kini bukan lagi serigala berbulu domba. Dia adalah Naga yang menyamar menjadi manusia.

Bersambung...

1
EGGY ARIYA WINANDA
🔥🔥🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!