NovelToon NovelToon
Neophyte

Neophyte

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:842
Nilai: 5
Nama Author: penpurple_

Ini kisah tentang sepasang saudara kembar yang terpisah dari keluarga kandung mereka, karena suatu kejadian yang tak diinginkan.

Sepasang saudara kembar yang terpaksa tinggal di Panti Asuhan dari usia mereka dua tahun. Akan tetapi, setelah menginjak usia remaja, mereka memutuskan untuk keluar dari Panti dan tinggal di kontrakan kecil. Tak lupa pula sambil berusaha mencari pekerjaan apa saja yang bisa mereka kerjakan.

Tapi tak berselang lama, nasib baik mereka dapatkan. Karena kejadian tanpa sengaja mereka menolong seseorang membuat hidup mereka bisa berubah 180 derajat dari sebelumnya.

Siapa yang menolong mereka? Dan di mana keluarga kandung mereka berada?

Apa keluarga kandung mereka tidak mencari mereka selama ini?

Ayo, ikuti kehidupan si kembar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penpurple_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GETTING CLOSER

Setelah tadi mereka sudah mendengar nama-nama anggota keluarga dan juga cerita kejadian penculikan mereka dulu secara lengkap, saat ini Nanda dan Nando sudah berada di dalam kamar Naldo.

Mereka duduk di balkon kamar Naldo. Naldo sedari tadi hanya diam saja, entah apa tujuan si kembar ke kamarnya, mungkin juga atas suruhan bundanya. Padahal mereka berdua sudah disuruh beristirahat di kedua kamar yang sudah disiapkan.

Nando sebenarnya tadi mau langsung ke kamar yang sudah disiapkan, tapi karena Nanda mengajaknya ke kamar si anak pertama, jadilah dia ikut saja. Nando diam juga sedari tadi, hingga terjadilah keheningan selama beberapa menit.

Hanya beberapa menit saja, setelahnya Nanda membuka suara. “Bang Dodo,” kata Nanda pelan memanggil dan Naldo yang dipanggil jadi menoleh ke arahnya seraya menaikkan alisnya seolah merespon.

“B-bang Dodo okey?” tanya gadis itu masih dengan suara pelan.

Dengan alis mengernyit, Naldo menjawab. “I'm okey, kenapa, Dek?”

“A-ah, itu tadi bunda, nggak tau tadi disuruh bunda ke kamar Bang Dodo.” Nanda menjelaskan dengan asal, tetapi juga benar.

Naldo menghela nafas, benar dugaannya. “Tadi bunda bilang apa?” tanya Naldo.

“Kata bunda, twins nanti sebelum ke kamar kalian, coba ke kamar bang Naldo dulu, ya. Tadi juga dikasih tau sama kak Tata kamar Abangnya. Terus kata aku kan, kenapa emangnya, bunda? Terus kata bunda, nggakpapa coba temuin dulu bang Naldonya. Gitu aja, Bang.” Menjelaskan ulang perkataan Arizka tadi, karena setelah perkenalan tadi, semuanya disuruh kembali melakukan aktifitas masing-masing, seperti beristirahat tidur siang mumpung hari ini kegiatan mereka diliburkan, dan hanya menyisakan para orang tua saja yang berada di ruang keluarga.

“Abang okey, kalo Eza sama Ezo, okey? Ada yang mau ditanyakan lagi?” Si kembar sontak menggeleng, mereka pikir Naldo yang ingin bicara sesuatu.

Kembali menghela nafas berat, Naldo melanjutkan. “Abang minta maaf, ya.” Ini kata Naldo dengan mata penuh penyesalan. Kala teringat kejadian dulu, dia merasa dihantui rasa bersalah kembali. Walau semuanya tidak ada yang menyalahkannya, akan tetapi, dirinyalah yang merasakannya. Dia terus menyalahkan dirinya sendiri.

Nanda menggeleng cepat, pun dengan Nando yang jadi duduk bersila di lantai mendekati keduanya yang duduk di kursi bersebelahan. Tadinya dia hanya bersandar di pagar pembatas balkon.

“No no, Abang. Kok minta maaf? Ini bukan salah Abang, kok, tapi salah penculiknya. Awas aja kalo ketemu Eza itu penculiknya, bakal Eza bejek-bejek. Jadi Abang jangan nyalahin diri Abang terus, ya. Kan kita berdua udah di sini, udah balik lagi ke keluarga ini,” jelas Nanda sampai memperagakan gerakan memukul orang dan meremas-remas tangannya sendiri.

Naldo jadi tersenyum dibuatnya, akhirnya mereka terutama Nanda bisa melihat senyuman manis itu. Nanda bahkan sampai terdiam dengan wajah melongo, terpesona.

“Wow, Bang Dodo ganteng.”

Nando kesal mendengar itu, beda dengan Naldo yang tambah melebarkan senyumannya, lalu dengan perasaan gemas menarik Nanda masuk ke dalam dekapannya. Tak urung juga dia menarik Nando untuk ikut masuk dan mereka bertiga jadinya berpelukan.

Nando sempat menolak sebelumnya, tetapi tenaga Naldo jauh lebih kuat menariknya. Pasrah saja dipeluk terus dia dan Nanda sedari tadi.

“Bagaimana kabar musuh A-ayah itu?” tanya Nando akhirnya merusak acara pelukan bersama itu dan segera duduk kembali sedikit menjauh dari keduanya, tak lupa juga mulutnya yang masih canggung mengucapkan kata 'Ayah'.

Memang pasalnya mereka tidak memberitahukan tentang keadaan musuh keluarga kala itu. Ya, tadi sudah diceritakan oleh Jeff dan Aditya tentang kejadian mereka dulu. Berawal dari rekan bisnis yang berubah menjadi musuh, persaingan ketat perusahaan, lalu dua kubu itu bekerja sama, dan kejadian itu pun terjadi. Hanya menjelaskan sebatas itu saja.

“Mati sia-sia dan tidak ada yang tersisa.” Mata Naldo menjadi tajam setelahnya.

***

Sedangkan di bawah, Aditya sedang menjelaskan kejadian di Apartemen tadi saat sebelum mereka pulang ke Mansion.

“Mereka mau ikut pulang bersama dengan satu perjanjian, tidak boleh melarang mereka kalau mereka ingin pulang ke Apartemen. Langsung Rey iyakan kali itu juga, Dad. Setidaknya mereka mau ikut dulu ke Mansion ini. Urusan itu nanti kita lihat saja ke depannya.”

“Tidak apa-apa, perlahan saja,” jawab Jeff mengangguk singkat.

“Tapi bagaimana jika mereka besok-besok ingin kembali tinggal di Apartemen itu bukan untuk satu hari, tapi berminggu-minggu? Bahkan juga kalian tidak membawa barang-barang mereka tadi,” kata Arizka dengan perasaan cemas. Dia tidak mau lagi berjauhan dengan anak-anaknya.

“Tidak akan terjadi, menantu. Kita buat mereka betah tinggal di Mansion ini,” balas Alifah menenangkan.

***

Kembali lagi ke kamar Naldo yang saat ini bukan si kembar saja yang berada di sana, melainkan juga ada Nata, Naldan, Marselio, Chandra, Bobby, Tama, dan Ghafar. Mereka tadinya menguping pembicaraan Naldo dan si kembar dari balkon sebelah, lebih tepatnya dari balkon kamar Nata. Tapi setelah melihat ketiganya berpelukan, mereka segera berlari ke arah pintu kamar Naldo tanpa intruksi. Mengetuk pintu itu dengan cepat membuat Naldo berdecak kesal, tapi tetap berjalan ke arah pintu dan membukanya.

Saat telah dibuka tadi, mereka yang mengetuk hanya cengengesan saja, lalu masuk tanpa izin darinya.

“Mau ikut pelukan juga, ulang dong,” kata Bobby memasang wajah memelasnya menatap si kembar yang masuk ke kamar meninggalkan balkon.

“Nata duluan, ah, sini Eza. Akhirnya aku ada temen ceweknya,” ujar Nata mendekati Nanda dan memeluk singkat, lalu merangkul adiknya itu. “Betah-betah di sini, ya, cantik. Biar bisa main bareng sama Kakak. Nanti kita belanja bareng, hangout bareng, nonton bioskop juga, ih serunya. Kamu udah umur lima belas juga, kan, cantik?” jeda Nata bertanya membuat Nanda mengangguk dengan senyuman. “Nah, nanti juga bakal kakak ajarin make up-an.”

“Mau-mau,” sahut Nanda antusias.

Tak mau kalah, Naldan mendekati Nando yang berdiri menyender di dinding dekat dengan Naldo. “Ezo suka motoran, nggak?”

Nando menggeleng membuat Naldan menurunkan bahunya lemas dan Nanda mengernyitkan dahi bingung.

“Lah, kok nggak suka, Jo? Kalo KLX kesayangan lo denger, nangis dia.”

“Nah, iya, dulu kan kita pernah ketemu bareng tuh datengnya pas di Fey's cafe, Ezo bawak motor KLX, keren,” kata Ghafar heboh.

“Tau tuh Ezo, boong, ya?” Bobby menunjuk si bungsu dengan mata memicing. Nando yang ditunjuk langsung menatap Naldo seolah meminta pertolongan. Dengan terkekeh, Naldo menatap Bobby seraya berucap, “stop it, Zevan.”

“Wow, ada pembelaan, tidak adil.”

Nata senang mendengar tawa abangnya itu kembali.

“Bang Tama kok diem aja?” tanya Nanda pada Tama yang duduk diam saja di pinggiran kasur menyimak obrolan mereka.

Mendengar itu, Tama bersemangat kembali membuat mereka yang paham dengan sifatnya jadi menghela nafas lelah. “Abang lagi nge-charger energi Abang, Adek manis. Nanti main ke kamar Abang juga, ya.” Nanda turut tersenyum dan mengiyakan.

“Kenapa pake acara ditanya, sih, Dek?” Marselio tersenyum paksa. “Kenapa emangnya, Bang Iyo?”

“Siap-siap aja energi kamu bakal kesedot sama Bang Tama,” jelas Chadra tertawa.

***

— t b c —

1
XVIDEOS2212
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
penpurple_: siap, makasi yaaa😍
total 1 replies
Ritsu-4
Keren banget sih, Plot twist-nya bikin baper!
penpurple_: ah, terimakasih ya😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!