NovelToon NovelToon
Diam-diam Suka

Diam-diam Suka

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hijab Art

Ini cerita tentang gadis yang periang, cantik dan pintar. Nina namanya, sekarang berusia 17 tahun dan telah masuk Sekolah Menengah Atas, dia tinggal bersama 2 saudarinya dan kedua orangtuanya. Mereka tinggal di sebuah desa kecil dengan pemandangan alam yang indah. Tinggal di sana bagaikan tinggal di surga, penuh dengan kebahagiaan. Namun, ada satu masalahnya. Dia diam-diam suka sama seseorang,....Ayo tebak siapa yang dia sukai yah??...

lanjut baca part-nya !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hijab Art, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 12

"Nina!", panggil Iyan dari arah lain.

'Nah!, apa lagi ini?', batinku melihat Iyan menghampiri kami.

" Anterin aku!" Ucapnya tiba-tiba.

"Apa?", itu membuat kami bertiga melongo keheranan terutama aku.

"Aku nggk bawa motor dan kamu masih bertanggungjawab sama aku, bukan begitu Dil?", ucap Iyan dan semua pandangan beralih ke Dila.

" Ah!, iya. Nin!, cepat anterin Iyan. Kasian tau", Dila malah menyenggolku dengan tasnya dan membuatku semakin dekat dengan Iyan.

"Ih Dil apaan sih!", kesalku.

" Heheee...maaf, maaf!"

"Owh iya, Roni ada apa?, kamu tadi panggil aku kan?", aku beralih pada Roni dan berharap Roni bisa membantuku menggantikanku mengantar Iyan.

" Ah!, tidak jadi. Nanti saja aku beri tahu kamu. Kamu ada hal yang lebih penting.", Roni malah menunjukkan senyuman miringnya sembari melirik Iyan.

"Ish!, dasar nggk peka!", aku berdecak kesal pelan dan berlalu segera mengambil motorku.

"Biar aku yang bonceng!", Iyan mencegahku yang hampir menyalakan motor vespa pinku.

" Nggk!, aku ajah!", tolak ku.

Tapi, Iyan tetap saja mencegahku. Aku menatapnya tajam.

"Atau kamu mau jalan kaki?", ancamku.

Ucapanku berhasil membuat Iyan terdiam detik berikutnya kemudian dia segera naik ke motor.

" Brummm...", motor melaju melewati Dila dan Roni yang masih memantau kami.

Aku melihat Roni yang malah tersenyum ditinggal berdua bersama Dila,

"Dah!, Hati-hati!", ucap mereka berdua sambil tersenyum mengejek.

'hem...begitu bahagianya yah kalian!, tunggu saja nanti!', batinku seraya menatap tajam pada mereka yang tidak membantuku lepas dari si VOC ini.

____

"Dimana rumahmu?",

" Masih jauh!", datar Iyan.

"Ya, Jauhnya dimana?", kesalku.

" Terus-terus ajah!, nanti juga aku kasih tau.", datarnya.

Aku hanya berusaha sabar dalam perjalanan yang rasanya lama sekali. Apalagi harus boncengan sama si VOC yang selalu bikin kesal dengan kata-katanya.

Tak berapa lama, kami melewati sebuah empang ikan yang didekatnya penuh rumput hijau. Memang, di kawasan yang kami lewati adalah dekat pesisir. Jadi, tak heran sepanjang perjalanan kami di suguhkan pemandangan empang-empang ikan yang berjejeran rapi nan luas. Terlihat begitu indah. Ini pertama kaliku ke daerah ini.

Saat berkendara, aku senang memperhatikan apa yang kulihat saat diperjalanan, apalagi melihat suasana yang baru bagiku. Aku melihat ikan-ikan yang ada didalam air, para nelayan yang menjaring ikan, burung-burung diatas langit yang berkicauan, dan para ibu-ibu yang sedang menjemur ikan.

"Stop!"

"Ehhhh!!", aku tiba-tiba mengerem mendadak. Saking menikmati apa yang kulewati, aku hampir lupa lagi ngantar siapa. Iyan tiba-tiba memelukku erat karena motor yang tiba-tiba berhenti dan membuatnya maju kedepan. Sontak hal itu membuatku kaget beberapa saat dan akhirnya...

" Bruk!"

Aku tak bisa menahan motor dan juga sekaligus Iyan yang begitu terasa berat. Rasanya seperti lagi menahan 10 ton baja.

" Aduh!", ringis kami saat sama-sama terjatuh.

"Heeee...he...hiks!, hiks!", aku menangis sesenggukan. Itulah aku, si cengeng yang selalu menangis.

" Ada apa nak?, kenapa kalian tiba-tiba jatuh?", ibu-ibu yang sedang menjemur ikannya tak jauh dari kami berada, menghampiri kami karena mendengar kami jatuh. Mereka terlihat begitu khawatir.

Iyan segera bangkit dan memperbaiki posisi motor yang tadinya jatuh menimpa kami.

Ibu-ibu yang heboh segera menghampiri kami dan membantuku berdiri.

"Ibu Inah!, itu anakmu. Jatuh bareng pacarnnya, kasian anak orang itu e nangis I..", oceh salah satu ibu-ibu sambil menunjukku yang sedang menangis.

Tak lama, muncul seorang ibu-ibu dengan penutup kepala seperti sarung yang digulung tak beraturan.

" Ada yang sakit?", tanyanya begitu lembut.

"Hiks...hiks!...", aku sesenggukan sambil menunjuk lutut dan telapak tanganku yang terlihat tergores dan mengeluarkan sedikit darah.

" Astagaaa!, ikut tante!"

Dia merangkulku dan membawaku naik kerumah panggungnya, Rumah tradisional suku Bugis.

Sedangkan Iyan entah kemana, aku tidak melihatnya karena fokus menangis.

Ibu itu terlihat khawatir dan segera mengambil obat botol dengan bau menyengat.

"Duduk nak!", pintanya dan kemudian aku duduk di kursi kayu didalam rumahnya. Terlihat nuansa rumah khas Bugis dan tradisional yang begitu kental.

Ia terlihat menuangkan obat botol itu ketangannya yang terlihat seperti minyak. Dan kemudian ingin mengusapnya di tangan dan lutut ku yang berdarah.

Mulanya aku menjauhkan tangan dan lututku karena ragu, tapi kemudian aku melihatnya yang tulus, hatiku luluh dan sedikit meredakan tangisanku agar beliau tidak mencemaskan ku.

Aku pada akhirnya menyerahkan tangan dan lututku untuk diberi obat. Beliau tersenyum dan mengusapnya perlahan,

"Aaaaaa!"

Rasanya begitu sakit saat minyak itu tersentuh pada lukaku. 'Obat apa ini?, bukannya bikin lukaku sembuh tapi malah bikin tambah parah.', batinku meracau karena kesakitan, tapi berusaha tetap menahannya karena ibu itu telah selesai mengusapkan semuanya di lukaku.

"Tenang, obat tradisional ini ampuh mengatasi luka berdarah seperti ini. Sakit diawal, tapi lama kelamaan tidak lagi. pasti lukamu akan cepat sembuh.",

" Ekh...he...iya tante",

Dan tiba-tiba Iyan datang memasuki rumah dan langsung duduk disampingku.

"Apa-apa ini Iyan?, kamu bawa pacar mu, lalu membuatnya jatuh?", marah ibu itu.

'Pacar?', batinku,

" Ma', tidak sengaja ka tadi, tiba-tiba oleng motor, jatuh maki" Iyan memberikan penjelasan yang tidak konkrit, lalu tidak menyangkal kata pacar, apa maksud Iyan itu?,

Aku menatapnya tajam, dan memberikan kode untuk menyangkal perkataan ibunya yang mengira kami pacaran.

Tapi, tidak ada tanda-tanda dan akhirnya aku membuka mulut.

"Ah, tante kami bukan....",

" Ya udah makan dulu yuk!", belum sempat meneruskan ucapanku, ibunya itu mengajak kami pergi makan.

"Tidak usah sungkan nak, masuk maki saja makan, kebetulan baruka juga selesai menjemur ikan. Di sini, ikannya itu enak sekali. Apalagi yang baru dijemur, langsung digoreng, wah! Mantap."

Ucap ibunya Iyan dengan nada gembira seperti mendapatkan hadiah.

Aku menatap Iyan, ingin rasanya aku tinju mukanya itu. Gara-gara dia aku jatuh,

"Kamu Makan dulu, setelah itu baru pulang. Mamaku itu, tidak suka ada orang yang dikasih malah tidak menerima." Jelas Iyan, aku tetap menatapnya tajam dengan mata merah ku karena habis menangis.

Ibunya Iyan berlalu masuk dan menyiapkan makanan di meja.

"Tante, tidak usah repot-repot!",

" Ah!, tidak jih nak, tante itu suka kalau ada temannya Iyan ke rumah, apalagi kalau pacar.",

"E...kami tidak pacaran tante!",

Ucapku spontan.

Ibunya Iyan terdiam, terlihat wajah sedih di mukanya. Namun, detik berikutnya ia kemudian tersenyum.

" Baguslah kalau begitu, tante juga tidak ingin Iyan pacaran. Cukup teman dekat, dan bisa membuatnya berubah.", ucap ibunya Iyan yang biasa disapa Inah itu, menatap Iyan dengan penuh arti.

Yang ditatap malah datar-datar saja.

"Huft!", legaku.

'Aku kira akan dipaksa pacaran, atau menikah setelah kejadian tadi.', batinku khawatir.

'Memikirkannya saja membuatku bergidik ngeri, apalagi harus pacaran sama si VOC itu.', sambung ku dalam hati.

"Owh iya, nama kamu siapa?",

" Nina, tante",

"Owh Nina, kalau nama tante Inah.

Tinggal di mana Nina?", tanyanya lagi,

" Di desa Ajang Pulu, tante.",

"Owh!, ini silahkan makan!, ambil lauknya yah!,

Maaf karena kami disini cuman makan lauk seadanya, apalagi mata pencaharian kami di sini hanyalah nelayan jadi selalu makan ikan saja.",

" Ah!, nggk papa kok tan. Malahan aku suka makan Ikan.",

"Ayo tambah!",

" Iya tante!",

___next

1
kalea rizuky
ogah ron qm aja plin plan kayaknya bapaknya nina selingkuh istrinya meninggal dia biasa aja kayaknya uda nikah lagi bner kn thor
kalea rizuky
bapaknya aneh uda cerai kah kok kayaknya kehilangan istri biasa aja
Ezy Aje
lanjut
kalea rizuky
wita di sini wit Thor hehehe
kalea rizuky
lanjut Thor
kalea rizuky
gpp nin ganteng gt
kalea rizuky
ma iyan aja biar aja roni nyesel
kalea rizuky
kyaknya roni Playboy's
Hijab Art
InsyaAllah Update setiap hari pukul 00.59 WITA yah temen2 🤗 ditunggu....🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!