NovelToon NovelToon
Istri Buta Tuan Muda Tengil

Istri Buta Tuan Muda Tengil

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Terlarang / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:17.9k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Remaja01

Azam Rizki Van Houten---Tuan muda tengil, tapi patuh dan taat pada orang tua. Kecelakaan hebat hari itu di karnakan kecerobohannya yang ugal-ugalan mengemudi membuatnya harus menerima di terbangkan ke Australia. 5 tahun kemudian ia kembali. Sang bunda merencanakan perjodohannya dengan Airin--gadis yang begitu di kenalnya. Namun, kali ini Azam menentang permintaan bundanya, di karnakan ia telah menikah diam-diam dengan gadis buta.


Arumi Afifa Hilya, kecelakaan hari itu tidak hanya membuatnya kehilangan penglihatan, tapi gadis malang itu juga kehilangan adik yang paling di sayangnya--Bunga. 5 tahun kemudian seorang pemuda hadir, membuat dunianya berubah.

***

"Satu hal yang perlu lu ketahui, Zam! Lu adalah orang yang telah membuat gadis tadi tidak bisa melihat. Lu juga orang yang membuat anak kecil tadi putus sekolah. Dan lu juga yang telah merenggut nyawa adik mereka! Dengar itu, bangsat!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pindah

Pukul 5 sore, Azam telah menutup caffee miliknya. Bukan tanpa sebab, tapi karna ada beberapa bahan untuk membuat nasi goreng telah habis. Selain itu, Azam dan para karyawannya juga kelelahan melayani pengunjung yang tak henti berdatangan.

Terlebih Arumi, gadis itu kini telah terduduk dengan menyandarkan pipi di atas meja. Mengaduk nasi goreng dalam porsi banyak benar-benar menguras tenaganya. Tapi dia tetap semangat, seandainya bahan untuk membuat nasi goreng masih ada, mungkin dia tetap akan membuatnya sampai sekarang.

"Lu kenapa? Capek?" tanya Azam yang telah berada di dapur. Dia mau mengantarkan Arumi pulang terlebih dulu sebelum pergi belanja bahan untuk caffee besok.

Cepat-cepat Arumi menegakkan kepala, lalu menggeleng. "Enggak kok. Biasa aja,"

Azam tersenyum tipis.

Gue suruh kerja sampai malam tau rasa lu. 

"Bagus deh. Ayo siap-siap, gue anter pulang."

Arumi mengangguk, tongkat yang di sandarkannya di kursi di raih sebelum berdiri.

"Aida, Kak Rumi pulang duluan ya."

Aida yang sedang mencuci piring menoleh pada Arumi, lalu buru-buru mendekat. "Kak Rumi kita kan satu arah. Kenapa gak pulang sama Aida aja? Kasihan kan Bang Rayen kalau harus mengantar Kak Rumi pulang. Pasti Bang Rayen juga kelelahan,"

Arumi tersenyum kelat. Dia tahu Aida pasti tidak suka kalau Rayen mengantarkannya pulang. Sejak tadi dia juga merasa sikap Aida seperti menunjukkan kecemburuan padanya, saat Rayen membantunya di dapur. "Hmm....Bang Rayen. Saya pulang sama Aida aja."

Azam mendengus pelan. Sepasang netranya menatap tajam pada Aida.

Mendapat tatapan mematikan itu, Aida lansung menunduk.

"Lanjutkan pekerjaan lu!" perintahnya dingin.

Aida mengangguk cepat dan segera kembali ketempat mencuci piring.

"Dan lu ikut gue!"

Tegas saja suara itu terdengar di telinga Arumi, membuat nyalinya menciut. "I-iya." Sepasang kakinya segera melangkah ke arah suara yang memerintah. "Maafkan Kakak, Aida," gumam Arumi pelan. Serba salah saja perasaanya saat ini.

***

Sesampainya di gang perumahan tempat Arumi tinggal. Azam turun dari mobil, lalu berjalan membukakan pintu di sebelah Arumi dan Aril duduk. Azam mengantarkan mereka sampai ke depan rumah.

"Gue pulang. Besok pagi gue jemput lu kesini," ucap AZam sebelum pergi.

Arumi mengangguk.

"Bang Rayen, besok Aril boleh ikut lagi ke tempat kerja Kak Rumi gak?" tanya Aril.

Azam tersenyum tipis. Kepala bocah itu juga di usapnya pelan. "Iya, boleh. Setelah lu pulang sekolah gue jemput."

"Tapi besok Aril kan gak sekolah."

Azam mengerutkan kening. "Kenapa lu gak sekolah?"

"Bang Rayen gak tau ya? Besok kan tanggal merah."

"Ooo." Hanya itu saja yang keluar dari mulut Azam.

"Jadi, besok pagi Aril boleh ikut Bang Rayen dan Kak Rumi, kan?" tanya Aril memastikan.

Azam mengangguk.

"Yei!" Bocah itu berlonjak kegirangan.

"Ya sudah, gue balik dulu. Dan lu, setelah ini istrahat. Kalau lu tepar, gue juga yang repot nanti," peringat Azam sebelum pergi.

Arumi mengangguk. Merah juga pipinya mendapat perhatian kecil dari Azam barusan. Meski suara pemuda itu terdengar dingin.

"Arumi! Arumi!"

Azam yang akan pergi menoleh ke sumber suara yang berteriak. Di sana tante Dian berjalan tergesa-gesa kearah mereka.

"Aril, tolong belikan tante gula pasir setengah kilo ya. Uang kembalinya, ambil buat jajan Aril," ujar tante Dian. Selembar uang 20000 di serahkannya pada Aril.

"Iya, tante. Gula aja kan?" tanya Aril memastikan.

"Iya," jawab tante Dian.

Aril menoleh pada Azam. "Bang Rayen, jangan pulang dulu ya. Tunggu Aril, Aril mau antar Bang Rayen ke depan."

Azam mengangguk.

Bocah itu pun segera berlari menuju warung, sambil mulutnya membunyikan suara seperti knalpot racing.

Setelah Aril menjauh, tante Dian mendekati Arumi. "Untung tadi kalian gak ada dirumah."

"Memangnya kenapa tante?" tanya Arumi keheranan. Dari nada suara tante Dian dia bisa menyimpulkan  kalau wanita itu tengah cemas.

"Aryo. Mantan Ayah tirimu itu baru saja dari sini. Dia juga membawa para preman. Tante sudah bilang kamu dan Aril gak ada di rumah, tapi dia gak percaya. Pada akhirnya dia dan orang-orangnya pergi setelah memeriksa kedalam," beritahu tante Dian.

Bergetar tubuh Arumi mendengar cerita tersebut. "Da-dari mana meraka masuk tante?" tanya Arumi. Ia ingat betul, sebelum pergi sudah mengunci pintu.

"Tadi mereka membuka paksa pintu rumahmu."

Azam lansung mengalihkan pandangan ke arah pintu rumah. Baru ia sadar jika pintu rumah itu telah rusak.

"Arumi, saran Tante, kalian pindah lah dari sini. Tante takut, Aryo kembali datang dan mengambil Aril darimu. Kamu gak mau itu terjadi kan?"

Arumi diam mematung, angguk tidak geleng pun tidak. Dia menundukkan kepala. Bingung harus pergi kemana. Pindah rumah? Kemana? Dia tidak punya sanak saudara yang bisa menampungnya.

Ya Allah kemana aku harus pergi? 

Arumi bukan takut dengan mantan ayah tirinya . Tapi dia takut pria tidak bertanggung jawab itu mengambil Aril darinya.

Seujung kuku Arumi tak rela mantan ayah tirinya itu menyentuh Aril, apalagi sampai membawanya pergi. Dia tahu betul isi kepala Aryo. Tak lain dan tak bukan hanyalah uang. Pasti adiknya hanya akan di jadikan untuk keperluan pribadi. Bukan karna ingin merawat dan membesarkannya.

"Beresin barang-barang lu."

Spontan saja kepala Arumi yang menunduk lansung tegak. Wajahnya berhadapan lansung dengan Azam.

Tidak hanya Arumi, tante Dian pun ikut menoleh pada Azam. Wanita paruh baya itu tahu siapa Azam sebenarnya. Bukan sebagai Rayen yang di kenal Arumi.

"Lu dengar gak apa yang gue bilang!"

Bergelinjak bahu Arumi mendengar nada perintah itu. Spontan saja kepalanya mengangguk dan tanpa ada bertanya apa-apa. dia lansung berbalik badan. Tongkat di tangan di raba-rabakan ke depan. Sebelah tangannya lagi ikut meraba pintu dan mendorongnya.

Brak!

"Awhk!"

Arumi menjerit, karna pintu yang telah terlepas itu menimpa kepalanya.

Azam mendengus dan menggelengkan kepala sebelum membantu mengangkat daun pintu yang masih menimpa kepala Arumi.

"Dasar buta! Sudah di bilang orang pintu ini rusak, malah di dorong!" Azam mengomel sambil memindahkan daun pintu yang telah lepas itu ketepi.

"Kapan Bang Rayen bilang!" sengit Arumi. Kesal juga dia karna di salahkan.

"Eh, tante lu ini kan sudah bilang kalau pintu rumah lu sudah di rusak! Kenapa masih lu dorong!" balas Azam lebih sengit.

Arumi tak menjawab lagi. Hanya bibirnya saja yang bergerak-gerak, mengomel dalam hati.

"Sudah, sekarang masuklah. Kemasin barang-barang lu!"

"Memangnya Bang Rayen mau bawa saya kemana?" tanya Arumi. Pertanyaan yang belum sempat di tanyakannya.

"Gak usah nanya mulu, lu! Lakukan aja yang gue bilang!"

Bibir Arumi lansung mengerucut ke depan.

Dia pikir dia itu siapa? Suami bukan. Saudara bukan. Seenaknya saja menyuruh-nyuruhku. Huh!

1
Bariah Bariah
Arumi sama Airin,, seperti nya kakak adik deh
phiuphiu
Alhamdulillah akhirnya up juga thorr
my heart
lanjut Thor
penasaran ending nya bakalan kayak apa Thor
pelangi
luar biasa sangat bagus
my heart
lanjut thor selalu nungguin kelanjutan ceritanya
Rafly Rafly
anak sopir yg nggak tau diri....dah bagus di pungut dari jalanan..malah bertingkah
Boby The Blind Massage Entertaiment AND Freelance (BOBY_freelance)
Ayo semoga semuanya cepat terbongkar
PengGeng EN SifHa
setelah purnama...NENEK DAYUNG... bermunculan
Ra'
jangan lupamampir di novel karya saya
Ra'
halo kak salam kenal, jangan lupa untuk singgah jg di novel karya saya
Fitri Yani
semangat up Thor
Ra': halo kak salam kenal, jangan lupa mampir di novel karya saya🙏
total 1 replies
kalea rizuky
g suka karakter ibunya tau agama tp bloon gedek bgt Q liat orang kek gt moga aja ada karma nya sayang anak boleh jalan Damai kan bisa kasih santunan atau cari donor kornea ini ngilang tanggungjawab gt aja kriminal loh ini
Ra': halo kak salam kenal, jangan lupa mampir di novel karya saya🙏
total 1 replies
kalea rizuky
anak salah di bela contoh burukk bgt harusnya tanggung jawab cari tau siapa yg di tabrak kasih santunan bloon kaya raya baik katanya tp gk ada akhlak
kalea rizuky
tau agama anak salah di bela bner kah ortunya azam.. aneh g cari tau korban anak nya
kalea rizuky
pecundang keluarga pencundang semua abis nabrak g cari tau siapa yg di tabrak ayank. egois ibuk tolol
kalea rizuky
anak salah di bela waras kah aneh
Fitri Yani
semangat up Thor
Rafly Rafly
wadadidaww../Tongue/
Ra': halo kak salam kenal, jangan lupa mampir di novel karya saya🙏
total 1 replies
Rafly Rafly
pantesan.. kirain siapa /Grin/
PengGeng EN SifHa
siapa talu telepati kalian menyatu jam🤭🤭🤭🤭
PengGeng EN SifHa: bener kan waaakkk
Sasa Sasa: wkwkkw🤣🤣
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!