NovelToon NovelToon
Jangan Main HP!!!

Jangan Main HP!!!

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Dendam Kesumat / Hantu / Tumbal
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Jangan main HP malam hari!!!

Itu adalah satu larangan yang harus dipatuhi di kota Ravenswood.

Rahasia apa yang disembunyikan dibalik larangan itu? Apakah ada bahaya yang mengintai atau larangan itu untuk sesuatu yang lain?

Varania secara tidak sengaja mengaktifkan ponselnya, lalu teror aneh mulai mendatanginya.

*

Cerita ini murni ide penulis dan fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, dan latar itu hanyalah karangan penulis, tidak ada hubungannya dengan dunia nyata.

follow dulu Ig : @aca_0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 : Melanggar larangan

Sudah lewat tengah malam, jam dinding bergerak teratur menimbulkan detakan aneh di dinding. Bulan yang sedari tadi memancarkan cahaya lembut dan pudar bersembunyi dibalik awan. Angin yang bertiup kencang menggerakkan awan seolah sedang berlarian panik diatas sana.

"Apa dia memang tidak pernah mengatakan sesuatu yang janggal?" Tanya Varania setelah keterdiaman yang cukup lama, jika tidak ada, maka Varania tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi teror yang mengikuti kemanapun ia pergi.

"Katakan, untuk apa kamu menanyakan semua ini?" Selidik Dina, sepertinya dia masih mencurigai Varania memiliki hubungan spesial dengan Samuel.

Netra Varania bergerak cemas, ia tidak mau menceritakan masalahnya kepada siapapun tetapi kalau ia tidak meyakinkan Dina, mungkin ia tidak akan mendapatkan apapun.

Di tengah dilema pikiran, Varania mendapatkan sebuah ide. Ia berkata tenang, "kurasa... Aku mengalami masalah yang sama dengan Samuel. Aku mungkin akan mati tujuh bulan lagi jika tidak menemukan solusi."

Dahi Dina berkerut bingung, meneliti setiap inci muka Varania, mencari sebuah kebohongan yang mungkin sedang gadis itu coba sembunyikan. Tapi, saat matanya bertemu dengan netra Varania, seketika ingatan Dina kembali ke tujuh bulan lalu.

"Aku ingat, setelah memintaku untuk menjauh, aku diam-diam mengikutinya karena curiga dia memiliki perempuan lain. Tapi, Sam nampak gelisah. Dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu." Kata Dina.

"Apa kamu tahu apa yang dia sembunyikan?" Tanya Varania cemas.

"Aku nggak tahu, tapi, Vedrigo mungkin tahu."

Varania tahu siapa Vedrigo yang dimaksud. Dia adalah orang yang paling sering menemani Samuel mengurus lahan pertanian. Vedrigo sudah seperti asisten Samuel.

"Terimakasih."

Tidak ada lagi yang bisa ditanyakan, Varania pun pamit pulang. Dina hanya mengantar dengan tatapan, Bula yang akan mengantarkan Varania ke depan.

Tinggal sendirian dalam ruangan itu, Dina tetap duduk di dekat jendela, menarik selimut tipis yang tergeletak di lantai dan menyampirkan di bahunya.

Dina meletakkan jemari lentiknya di kusen jendela, mengusapnya dengan gerakan teratur dan berulang-ulang. Dina berbisik, "Aku tidak memahamimu, apa kamu tidak kedinginan disana?"

 

Pagi harinya, Varania mengambil libur, biasanya tidak mudah untuk mengajukan izin libur kerja. Tapi, pagi itu entah kenapa Fardan nampak tidak keberatan.

Mereka hanya bertemu sebentar di depan rumah paman Boyd, berbicara tanpa basa-basi dan Varania memberikan surat izin libur. Fardan menerima dengan wajah datar, lalu varania bisa libur selama dua hari.

Varania bukan ingin menghakimi sikap aneh Fardan, tetapi selama ini pria itu memang tidak pernah bersikap baik. Fardan galak dan menyebalkan.

Tapi itu tidak penting sekarang, yang penting adalah menemui Vedrigo untuk mendapatkan beberapa petunjuk.

Varania berjalan di pinggiran jalan, ia memakai baju panjang warna merah muda dan jeans hitam ketat. Rambutnya dikuncir kuda, makeup cukup tebal menutupi wajahnya yang agak pucat. Ia bahkan memakai bola mata palsu berwarna hitam agar matanya lebih hidup.

Rumah Vedrigo terletak di sudut kota, berdekatan dengan rumah Samuel. Dari gosip yang pernah Varania dengar, Vedrigo hanya tinggal sendirian, orang tuanya sudah lama meninggal. Dia anak tunggal dan tidak punya kerabat di Ravenswood.

Berjalan sambil memikirkan banyak hal, tidak terasa Varania sudah tiba di depan rumah minimalis satu lantai dengan cat hijau pudar.

"Selamat pagi, Vedri." Sapa Varania, kebetulan Vedrigo baru keluar dari rumahnya memakai pakaian kerja.

Pria itu tidak langsung membalas, dia menatap Varania sambil menganalisa. Vedrigo tidak biasa mendapatkan sapaan selamat pagi

"Pagi," balas Vedri berjalan melewati Varania, tidak ada niatan untuk tinggal sekedar berbasa-basi dengan Varania.

"Eh, tunggu..." Varania dengan cepat mengikuti Vedrigo.

"Ada apa?" Tanya Vedrigo bingung, Ia tidak merasa pernah dekat atau mendekati gadis ini. Ia berhenti dan menatap wajah dempul varania.

Gadis aneh. Pikir Vedrigo agak jijik, ia tidak terlalu suka melihat serbuk-serbuk bedak menempel di kulit. Vedrigo menjaga jarak lima langkah dari Varania, make up membuat nya jijik.

"Kamu dekat dengan Samuel kan?" Varania langsung bertanya, ia tidak punya waktu untuk tersinggung dengan sikap tidak masuk akal Vedrigo.

"Saya bekerja di lahan pertaniannya, dia bos saya."

Jawaban yang tepat, tapi Varania harus menginterogasi orang ini.

"Kalau begitu kamu pasti tahu perubahan Samuel sebelum dia meninggal," Varania memperhatikan wajah Vedrigo, tidak ada keterkejutan disana.

"Saya hanya bekerja dan tidak mengurus hal lain yang bukan urusan saya. Permisi." Kata Vedrigo, dengan kakinya yang panjang langsung berbelok ke arah kebun luas Samuel yang melewati jalan setapak antara rumah Samuel dengan rumah Vedrigo.

Di ujung jalan setapak itulah kebun milik Samuel membentang luas. Berbagai macam tanaman memenuhi lahan luas itu. Kebun itu langsung berbatasan dengan hutan.

Orang ini! Varania mengepalkan tangan dengan mata penuh amarah. Selalu saja bertemu dengan orang menyebalkan.

"Kamu harus menjawab pertanyaanku atau aku akan mengikuti kemanapun kamu pergi." Ancam Varania mengikuti Vedrigo setengah berlari.

"Saya harus bekerja." Vedrigo tidak peduli sama sekali, ia terus berjalan menuju kebun tomat. Hari ini jadwal memberi pupuk tomat muda itu.

"Kalau begitu aku akan berteriak," Varania mulai membuka mulutnya untuk mengeluarkan teriakan, "A-..."

Vedrigo melotot, ia berbalik dan membekap mulut Varania.

"Baiklah. Apa yang mau kamu tanyakan?" Vedrigo menjauhkan tangannya dari mulut Varania.

"Kamu tahu kan kematian Samuel itu janggal, pasti telah terjadi sesuatu dengannya sebelum-sebelumnya. Apa kamu tahu dia kenapa?" Tanya Varania.

Wajah tenang Vedrigo langsung berubah, dia menoleh ke sekelilingnya dan menghembuskan nafas lega saat tidak ada orang yang melihat dan mendengar pertanyaan Varania.

"Dia melanggar larangan kota Ravenswood. Hanya itu alasan paling masuk akal kematian anehnya." Kata Vedrigo pelan, hampir berbisik.

1
gaby
Baru gabung, seperti bagus dr judul critanya.
Dini Anggraini
apakah yang mengutuk kota Ravenswood itu ibu kandungnya celine yang mati karena bunuh diri setelah tahu suaminya selingkuh dengan Mathilda ya bunda author sehingga dia mau siapapun yang menggunakan HP di malam hari akan mati seperti yang terjadi pada Samuel dan orang lainnya lagi. 🙏🙏🙏🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!