Masuk Ke Raga Ibu Tiri Kejam

 Saat ini di desa, paman ketiga merasa iri mendengar beberapa warga berbicara tentang keluarga coksu. Hal itu membuat nya merasa penasaran, apa yang dijual wanita bodoh itu, bukannya selama ini, wanita itu sangat kejam, dan sering menyiksa keponakan nya. Mengapa perlahan berubah.

"Suamiku, beberapa warga membicarakan tentang gerobak yang di buat oleh adik ipar mu itu. Apakah adik ipar berjualan makanan yang enak, lalu mengapa kita tak mendapatkan hak yang sama. apakah mereka sengaja membuat kita merasa kesal!" protes bibi song dengan wajah yang cemberut.

"Ayo kita ke sana, dan melihat apa yang mereka jual. kalau bisa mengambil keuntungan mereka, aku akan berjualan juga di kota yang!" ucap paman ketiga kepada istrinya.

"Aku setuju, karena kita juga bagian keluarga coksu. Lebih baik, kita ikut mengambil keuntungan mereka." ucap bibi song dengan tersenyum smirk.

 Kedua pasangan itu, bersama-sama pergi ke rumah keluarga coksu. Dan mengambil keuntungan yang bisa mereka ambil nanti nya. Mereka begitu percaya diri, untuk mendapatkan keuntungan besar hari ini.

 "Ibu! ibu!" teriak paman ketiga dengan wajah penuh ketegasan.

 nenek tua re yang sedang menjahitkan pakaian untuk kedua cucu nya, kaget dengan suara anak ketiga nya. Dengan segera dia berjalan menuju ke arah luar.

 "Paman, kenapa paman ke sini?" ucap Sachi dengan polos nya.

"Dimana nenek mu itu?" ucap bibi song dengan tatapan tajam nya.

 "Nenek sedang menjahit, paman dan bibi tumben sekali datang ke sini?"

"Ckck, bocah kecil bau seperti mu, jangan ikut campur urusan orang dewasa. Dan panggilkan nenek mu segera!" usir bibi song dengan tatapan tajam nya.

Nenek tua re yang datang melihat kedepan, merasa tak nyaman dengan kehadiran anak nya yang ketiga itu.

"Ada apa song, mengapa berteriak di depan rumah seperti ini?" ucap nenek tua re yang berdiri menatap datar ke arah anak ketiga nya itu. sama sekali tak memiliki sopan santun, bukannya masuk dengan sopan, malah berteriak keras seperti dihutan.

 "Ibu, apa yang dijual oleh menantu bungsu mu itu, mengapa kami tak mendapatkan sedikit makanan yang di buat oleh adik ipar!" protes nya dengan tatapan tajam.

Helaan nafas berat memandang anak ketiga nya itu, membuat nenek tua re tak berdaya saat ini. Anak nya yang ketiga selalu saja seperti ini, tak cukup dengan bagian yang sudah di berikan kepadanya. Masih saja terus meminta haknya.

 "Huft....., makanan yang di jual oleh adik ipar mu, sudah habis. Semua nya sudah di jual ke kota yang. Jadinya di rumah ini juga tak ada bagian yang tersisa." ucap nenek tue re dengan berkata jujur.

"Ibu, apakah kau begitu perhitungan kepada kami. kami hanya meminta sedikit bagian makanan yang dijual oleh adik ipar.tapi mengapa kau begitu sangat pelit." ucap paman song dengan tatapan protes nya.

"Ibu! Aku dan suamiku juga bagian dari keluarga coksu, kalau sudah tak ada makanan yang kau sebutkan tadi, berikan kami resep rahasia nya." ucap bibi song yang berkata tanpa beban seolah menginginkan resep makanan yang di jual oleh adik ipar nya.

Di kepala kecil nya itu, sudah memiliki niat buruk untuk, menjual makanan yang sama seperti adik ipar nya. dan mendapatkan keutamaan yang lebih besar lagi. sangat licik sekali.

Wajah nenek tua re semakin muram, dan menatap kedua pasangan itu dengan raut wajah tak suka.

 "Apa yang kalian maksud, kenapa aku harus memberikan resep makanan yang dibuat oleh adik ipar mu itu?" ucap nenek tua re dengan tatapan tajam nya.

 Wajah bibi song langsung panik, melihat kemarahan ibu mertua nya, dengan cepat dia berkata manis dan seolah tak terjadi apa apa.

"Ibu, aku hanya sedikit bercanda, aku hanya ingin ikut merasakan makanan yang di buat oleh adik ipar, mengapa wajah mu terlihat tak suka." ucap bibi song dengan wajah yang penuh kepura-puraan.

 "Sudahlah Bu, cepat berikan resep rahasia nya, aku dan istri ku juga ingin mendapatkan uang dan keuntungan yang banyak!" ucap paman song yang memiliki niat secara terang-terangan.

 sachi yang melihat niat mereka begitu buruk, langsung bergegas pergi ke rumah kepala desa. Dia tak ingin nenek nya kenapa kenapa, apalagi Sifat paman song begitu buruk, dan sangat arogan. Jangan sampai nenek nya terluka. Dia begitu menatap benci ke arah paman nya sendiri.

Gadis kecil itu, berlari menuju ke rumah kepala desa, meminta pertolongan saat ini. karena keadaan yang mendesak, bahkan kaki nya tak memakai alas kaki, sehingga terjatuh berkali kali di tanah yang licin.

"Hei gadis kecil, mengapa berlarian seperti ini" ucap kepala desa dengan beberapa sesepuh yang mengobrol bersama di halaman rumah sang kepala desa itu.

"Paman kepala desa, aku datang membutuhkan pertolongan mu, ibu ku sedang pergi ke kota yang, untuk berjualan. Di rumah saat ini, paman ketiga datang ke rumah kami, dan membuat keributan kecil. paman kepala desa, tolong bantu nenek tua ku itu. beliau pasti tak bisa menangani paman ketiga song." ucap Sachi dengan wajah sendu nya.

Kepala desa yang melihat bocah itu, merasa prihatin, dan langsung menghampiri Sachi berdiri.

"Baiklah, ayo kita kerumah mu. Aku akan menangani bibi dan paman kalian."

 "Kami akan ikut, dan juga melihat kondisi nya." ucap beberapa orang sepuh yang berdiri untuk ikut bersama kepala desa.

Sepuh yang di maksud adalah, tetua di desa Hawai. Para sepuh sangat di hormati di desa. Biasanya, kalau terjadi keributan di desa, akan di rundingkan bersama sama oleh para sepuh, dan langsung mengambil keputusan yang bijak.

Sachi, merasa sangat senang. Dengan banyak nya orang, bibi dan paman nya tak akan menindas nenek nya itu. Tak sia sia dia berlari sangat jauh, menghampiri rumah kepala desa Hawai.

Paman ji atau kepala desa Hawai, orang yang sangat bijak dan begitu bertanggung jawab. Sudah hampir beberapa tahun menjabat, beliau begitu di hormati di desa Hawai. Sikap dan sifat nya yang jujur dan juga tegas, membuat desa Hawai sedikit lebih ada kemajuan. Dulu saat kepala desa berganti, beberapa masyarakat mengeluh dengan uang rakyat yang seharusnya di berikan kepada masyarakat, kepala desa lama malah korupsi dan melakukan penyelewengan kekuasaan. Maka dari itu, sejak paman ji menjabat, desa hawai sedikit lebih baik dari sebelumnya.

Sedangkan di rumah coksu, bibi dan paman song, terus mendesak nenek tua re untuk mengatakan resep makanan itu. Bahkan paman ketiga tak segan segan mendorong nenek tua re hingga tulang belakang nya menjadi kesakitan. saat ingin masuk ke dalam rumah coksu, nenek tua re menghalangi jalan nya, sehingga dengan terpaksa paman ketiga mengeluarkan tenaga nya itu.

"Katakan sekarang Bu!" bentak paman song yang sudah kehilangan kesabaran nya.

"Brugh...." dorongan keras yang di lakukan oleh paman ketiga, membuat nenek tua re terjatuh di tanah. Dan punggung nya terasa begitu menyakitkan.

Tak lama anak harimau itu langsung menggoreskan taring di tangan nya, ke arah kaki paman song. Seolah tau bahwa nenek tua re sedang dalam bahaya.

"Argh.... Sialan, dari mana datang nya monster kecil ini, sialan argh..." pekik paman song yang kesakitan saat kaki nya di gores oleh Lala anak harimau putih yang tadi pagi di bawa oleh Fili.

"Suami ku.." pekik bibi song yang merasa kaget melihat kaki suaminya di gigit oleh anak harimau.

"Argh..... pergi lah!" pekik bibi song yang ketakutan saat Lala mendekati nya dengan wajah yang ganas.

Nenek tua re terbaring lemah saat di tolak oleh paman song tadi. Tubuh nya terasa sakit, dan mengeluarkan nafas berat nya.