Alya, gadis kelas 12 yang hidup sederhana, terkejut saat mengetahui ayahnya terlilit hutang besar pada Arka Darendra — CEO muda paling berpengaruh di kota itu.
Saat debt collector hampir menyeret ayahnya ke polisi, Arka datang dengan satu kalimat dingin:
“Aku lunasi semuanya. Dengan satu syarat. Putrimu menjadi istriku.”
Alya menolak, menangis, berteriak—tapi ayahnya memaksa demi keselamatan mereka.
Alya akhirnya menikah secara diam-diam, tanpa pesta, tanpa cinta.
Arka menganggapnya “milik” sekaligus “pembayaran”.
Di sekolah, Alya menyembunyikan status istri CEO dari teman-temannya.
Di rumah, Arka perlahan menunjukkan sisi lain: posesif, protektif, dan… berbahaya.
Mereka tinggal seatap, tidur sekamar, dan gairah perlahan muncul—walau dibangun oleh luka.
Konflik berubah ketika masa lalu Arka muncul: mantan tunangan, dunia bisnis yang penuh ancaman, dan rahasia gelap kenapa ia sangat tertarik pada Alya sejak awal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27: Tanaya Mengaduk Masalah
Pagi setelah malam yang hampir tidak bisa dihentikan, ada perubahan yang nyata pada Alya. Dia bangun, tidak lagi sebagai siswi yang ketakutan, tetapi sebagai wanita yang telah mengakui perasaannya. Dia membiarkan Arka memeluknya erat, dan bahkan mencium pipi Arka saat pria itu bersiap ke kantor.
Arka, yang terpuaskan secara emosional, meninggalkan villa dengan senyum tipis—sesuatu yang jarang sekali dilihat oleh stafnya. Dia yakin, Alya kini telah sepenuhnya menjadi miliknya, dan semua masalah dengan Tanaya bisa ia tangani.
Namun, Tanaya bukan hanya mantan tunangan yang cemburu. Dia adalah pemain cerdas dalam dunia kekuasaan. Dia tahu kelemahan Arka: Arka tidak bisa membiarkan siapa pun menyentuh properti pribadinya, terutama Alya, tetapi dia juga tidak bisa membiarkan reputasi Darendra Group ternoda.
Saat Arka berada di kantor, Alya sedang menjalani sesi homeschooling tentang hukum internasional. Tiba-tiba, Jeevan masuk ke ruang belajar dengan ekspresi panik.
“Nyonya Alya, Tuan Arka meminta Anda untuk tidak menyalakan TV atau membuka internet hari ini,” kata Jeevan, berusaha menjaga suaranya tetap tenang. “Ada… sedikit masalah yang harus diselesaikan di luar.”
Alya menatap Jeevan dengan cermat. “Apa yang terjadi, Jeevan? Saya berhak tahu. Ini masalah Darendra Group, bukan?”
Jeevan ragu-ragu, tetapi Alya telah menjadi Nyonya yang jauh lebih tegas dan percaya diri.
“Nyonya, ini masalah yang melibatkan Anda. Tanaya Wijaya… dia telah menghubungi media. Dia menyebarkan rumor.”
Jeevan tidak bisa menahan diri lagi. Dia mengambil sebuah tablet dan menunjukkan headline berita utama kepada Alya.
Alya membaca headline itu. Nafasnya tercekat.
Headline Utama: Skandal CEO Darendra! Arka Darendra Diduga Nikahi Gadis di Bawah Umur dalam Pernikahan Rahasia?
Sub-headline: Mantan Tunangan, Tanaya Wijaya, Mengklaim Pernikahan Ilegal yang Disembunyikan Demi Menghindari Hukum. Ancaman Keruntuhan Reputasi Perusahaan Multinasional.
Di bawahnya, ada foto buram Alya yang diambil saat ia pingsan di sekolah, dan foto Arka yang tampak marah di hari yang sama. Foto-foto itu diinterpretasikan sebagai bukti Arka menyembunyikan Alya karena takut pada hukum.
Seluruh tubuh Alya terasa dingin. Dia menyadari, ini adalah serangan Tanaya yang paling kejam. Tanaya tidak menyerang Arka secara finansial, tetapi menyerang kelemahan terbesarnya: legalitas status Alya dan reputasi moral perusahaan.
“Ini… ini tidak benar,” bisik Alya. “Kami menikah secara hukum, hanya saja usianya…”
“Tuan Arka tahu risiko itu, Nyonya. Tapi beliau sudah melakukan semua langkah hukum untuk memastikan pernikahan ini sah di mata agama dan sebagian hukum perdata. Namun, di mata publik, ini adalah racun. Ini adalah skandal besar, Nyonya,” jelas Jeevan, cemas. “Dunia bisnis sekarang heboh. Reputasi perusahaan terguncang.”
Alya segera menelepon Arka. Arka mengangkat teleponnya di tengah-tengah panggilan konferensi yang sedang berapi-api.
“Alya, aku sudah bilang jangan menyalakan TV!” seru Arka, suaranya dipenuhi amarah yang diarahkan pada situasi, bukan pada Alya.
“Saya sudah tahu, Tuan Arka. Saya melihat beritanya,” kata Alya, berusaha keras untuk menjaga suaranya stabil. “Apakah ini akan menghancurkan perusahaan Anda? Apakah ini akan merusak saham Anda?”
“Ini masalah besar, Alya. Tapi aku bisa mengendalikannya. Aku akan mengadakan konferensi pers dan menenangkan pasar. Aku akan mengakui pernikahan itu, tetapi aku akan menyembunyikan usiamu, dan aku akan mengancam media dengan tuntutan hukum,” kata Arka, suaranya penuh tekad yang dingin.
“Tidak, Tuan Arka. Itu berbahaya,” balas Alya.
Konflik Batin Muncul
Alya merasakan konflik batin yang luar biasa. Dia baru saja mengakui perasaannya kepada Arka. Dia ingin berada di sisi Arka. Tetapi, dia juga tidak ingin menjadi kehancuran Arka.
Arka adalah pria yang mengurungku, tetapi dia juga pria yang merawatku saat aku sakit, dan yang memohon agar aku tidak meninggalkannya.
Alya menyadari, meskipun Arka adalah penculiknya, ia kini adalah pria yang dicintainya, dan dia tidak bisa membiarkan Arka dihancurkan oleh dirinya sendiri.
“Tuan Arka, saya harus mundur,” kata Alya.
Ada keheningan total di ujung telepon. Arka pasti telah mengakhiri panggilan konferensinya.
“Apa yang kau katakan, Alya?” tanya Arka, suaranya kini kembali tenang, tetapi jauh lebih berbahaya daripada amarah.
“Saya bisa pergi. Saya bisa pergi sekarang. Saya akan pergi ke pengadilan, saya akan mengatakan bahwa pernikahan itu tidak pernah dikonsumsi, saya akan membatalkannya. Saya akan mengatakan saya berbohong tentang usia saya. Apa pun. Agar nama Darendra Group bersih. Anda bisa menceraikan saya, Tuan Arka. Anda bisa menikahi wanita lain yang setara dengan Anda, yang bisa membantu reputasi Anda,” kata Alya, air matanya mulai mengalir lagi.
Itu adalah pengorbanan yang pahit. Dia memilih kehancuran dirinya (kehilangan Arka dan hidup di bawah ancaman Tanaya) demi keselamatan pria yang dicintainya.
“Kau gila, Alya? Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi sekarang? Setelah semua yang terjadi? Setelah kau menciumku dan memohon agar aku tidak melepaskanmu?!” teriak Arka, kembali dipenuhi amarah.
“Ini adalah bisnis, Tuan Arka! Anda tahu, Anda tidak bisa membiarkan sentimen mengganggu aset Anda! Saya sudah menjadi racun bagi Anda! Saya sudah menjadi kelemahan Anda!” balas Alya, dengan keputusasaan.
“Kau bukan kelemahanku! Kau adalah kekuatanku! Dan kau tidak akan pergi ke mana pun!” perintah Arka. “Dengar, Alya. Aku sedang menanganinya. Aku tidak peduli dengan saham sialan itu. Aku hanya peduli padamu. Jika dunia tahu tentangmu, mereka akan mencoba menyentuhmu, Alya. Dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi.”
Arka kemudian memberikan perintah mutlak. “Kau tetap di villa. Jangan menghubungi siapa pun. Jangan berpikir untuk lari. Aku akan kembali ke villa segera setelah aku menyusun rencana dengan tim hukumku. Aku akan menyelesaikan ini. Dan kau akan ada di sisiku, Alya. Aku tidak akan membiarkan wanita lain menghancurkanku lagi. Tidak akan pernah.”
Telepon terputus.
Alya menjatuhkan tabletnya. Konflik batin itu menyiksanya. Dia ingin menyelamatkan Arka. Tetapi Arka menolak untuk diselamatkan, sebaliknya, ia memilih untuk berdiri tegak menghadapi badai demi Alya.
Alya menyadari, harga dirinya sebagai CEO telah dilukai. Tanaya tidak hanya menyerang Alya; dia menyerang kendali Arka atas hidupnya. Arka tidak akan mundur.
Alya duduk di sofa, hatinya hancur tetapi penuh tekad. Jika Arka memilih untuk bertarung, dia tidak akan lari. Dia akan bersiap untuk berdiri di sisi Arka, dan menghadapi konsekuensi skandal itu. Dia harus menjadi mitra yang Arka butuhkan, bukan lagi gadis yang ketakutan.
Alya berdiri dan berjalan menuju lemari pakaian mewahnya. Dia tidak akan menyembunyikan diri. Dia akan bersiap untuk debut sosialnya, debut yang mungkin akan menghancurkan Darendra Group, tetapi akan menyelamatkan cinta yang rumit ini.
Dia harus bersiap untuk konferensi pers.
