NovelToon NovelToon
Bos Muda

Bos Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Bad Boy / Kriminal dan Bidadari / Si Mujur
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Humble

Arsa menjalani hidup yang sangat sulit dan juga aneh. Dimana semua ibu akan bangga dengan pencapaian putranya, namun tidak dengan ibunya. Alisa seperti orang ketakutan saat mengetahui kecerdasan putranya. Konfilk pun terjadi saat Arsa bertemu dengan Xavier, dari situlah Arsa mulai mengerti kenapa ibunya sangat takut. Perlahan kebernaran pun mulai terkuat, dimulai dari kasus terbunuhnya Ayah Arsa, sampai skandal perusahaan besar lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humble, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kartu Hitam

Malam hari, beberapa mobil mewah berdatangan memasuki hotel carlton yang terlerat di jalan utama kota Dreams.

Sebenarnya, hal ini tidak begitu spesial bagi pihak hotel menerima tamu dengan berbagai mobil-mobil mewah seperti itu. Hanya saja, memang istimewa tidak hanya bagi pihak hotel, namun semua perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Carlton.

Hal itu karena hari ini, Irish Carlton, putri satu-satunya dari Richard Carlton, salah satu pengusaha sukses di kota Dreams, sedang berulang tahun.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, konsep ulang tahun tahun yang di adakan untuk putri pengusaha itu sedikit unik.

Irish yang sebelumnya bercita-cita untuk mengeluti dunia desain dan mode itu, akhirnya memutuskan memasuki kuliah dan mengambil mata kuliah bidang bisnis.

Hal yang membuat Richard begitu bahagia, karena keputusan putrinya itu, sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Undangan disebar dengan cara yang unik. Sebuah kartu khusu dibuat sebagai pengganti undangan, dimana pada hari ini, setiap orang yang memiliki kartu itu tidak hanya sekedar di undang saja.

Namun khusus untuk hari ini, pemilik kartu tersebut bebas menikmati segala sesuatu yang ada di hotel ataupun tempat-tempat hiburan yang dimiliki oleh perusahaan Carlton

“Ah sial! Kenapa ada orang yang bisa menghambur-hamburkan uang dengan cara seperti ini, dan anehnya, uang mereka tidak pernah habis?”

Harris menoleh pada Bryan yang berdiri disebelahnya. Pemuda itu hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala.

“Yah, sebenarnya kita tidak perlu heran. Setiap harinya, apalagi bagi keluarga Carlton, uang terus berdatangan jauh lebih banyak dari apa yang bisa mereka habiskan.” Balas Bryan.

Harris hanya mengankat bahu sambil menggelengkan kepala. Namun begitu, dia menyetujui apa yang dikatakan oleh temannya itu.

Saat ini, keduanya magang di perusahaan investasi milik keluarga Carlton. Dan itulah kenapa, karyawan-karyawan tempat mereka bekerja saat ini, memiliki kartu hitam pengganti undangan, kecuali mereka berdua.

Saat ini, keduanya sudah berdiri cukup lama di depan pintu hotel. Namun, orang yang mereka tunggu belum juga datang.

“Kemana anak itu? Apa dia akan mengingkari janji, dan tidak jadi datang kesini?” Ucap Bryan yang kini mulai sedikit cemas, apalagi beberapa orang sudah menatap keduanya dengan tatapak curiga.

“Tenangkan dirimu. Arsa pasti datang, bukankah kita yang memutuskan untuk langsung datang kesini setelah selesai bekerja?” Ujar Harris menenangkan.

Sebenarnya Harris sendiri pun sama cemasnya. Beberapa keamanan yang ada disana, sudah sejak tadi menatap mereka. Bahkan tiga di antara pria-pria berbadan besar itu, sudah dua kali lewat sambil memperhatikan mereka.

“Coba lihat, siapa yang ada disini?”

Keduanya tersentak, begitu seorang wanita tiba-tiba saja terdengar tepat disebelahnya. Begitu Bryan dan Harris menoleh, dia melihat Fitri dan Chris, pacar barunya tengah berdiri memandangi mereka.

”Bryan…. Harris… ayolah! Apa kalian berdua tidak malu?” Tanya Chris heran, pasa keduanya.

Mendengar itu, baik Bryan maupun Harris, tak kalah herannya. Bryan baru saja ingin bicara, namun Fitri mendahuluinya.

“Orang-orang seperti mereka ini, memang tidak memiliki rasa mali.” Ucap Fitri, sambil menatap keudanya dari kaki hingga kepala. Lalu melanjutkan cibiran. “Bahkan, meski tidak di undang, setidaknya jika kalian ingin menyelinap masuk, seharusnya kalian menyiapkan pakaian yang tepat.”

Keduanya tidak bisa berkata-kata. Sejak pertama masuk kerja, wanita yang pernah menjadi pacar sahabat mereka ini, benar-benar terlihat memiliki dendam pribadi pada keduanya.

Mendengar itu, Harris maju dan menatap wanita itu. “Fitri, dengar… aku dan Bryan, bukan urusanmu, jadi tinggalkan saja kami disini dan urus urusanmu sendiri, oke?”

Meskipun sedikit mustahil, tapi keduanya berharap Fitrj benar-benar mengabaikan mereka. Namun sepertinya, hal itu memang tidak mungkin, karena tepat setelah Harris mengatakan itu, Chris yang datang bersama Fitri kembali membuka mulut.

“Hei, bagaimana ini tidak menjadi urusan kami? Kalian jelas tidak di undang ke tempat ini. Jika kalian benar-benar menyelinap dan membuat kekacauan, apalagi dengan pakaian seperti itu, sebagai ketua divisi di perusahaan, tentu saja aku akan ikut terseret.” Balas Chris dengan nada kesal, menanggapi.

“Siapa bilang kami tidak di undang?”

Keempatnya langsung berbalik, begitu suara seorang pemuda menyela pembicaraan mereka. Saat melihatnya, mata Fitri langsung melebar, entah sejak kapan. Tapi Arsa sudah berdiri di belakang mereka.

“Arsa, kau…?”

Tidak menatap Fitri sama sekali, Arsa balas menatap tajam pada Chris, sebelum akhirnya berjalan melewati keduanya begitu saja.

“Bryan, Harris, ayo kita masuk!” Ajak Arsa

Meski sempat terkejut, namun keduanya langsung berbalik mengikuti langkah Arsa, dan meninggalkan Fitri dan Chris yang masih terdiam di tempat mereka.

Saat melewati pintu masuk hotel, Bryan tersenyum canggung pada keamanan yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua.

“Maaf, hari ini semua kamar di hotel ini sudah penuh.” Sambut receptionis hotel, saat ketiganya datang mendekat.

Bryan menggelengkan kepala, lalu menjawab. “Ya, kami tahu itu. Tapi kami kesini bukan untuk itu.”

Receptionis itu menatap ketiganya dengan sedikit heran. Namun dia tetap memaksakan senyum, lalu akhirnya bertanya.

“Oh, maaf. Jadi katakan padaku apa yang bisa aku bantu?” Sahut Receptionis tersebut.

“Begini, kami datang kesini untuk menghadiri ulang tahun nona Irish. Bisakah kau memberitahu kami dimana tempat pesta itu di adakan.” Tanya Bryan, sambil tersenyum ramah.

Mendengar ini, mata receptionis itu melebar, namun dengan cepat dia mengendalikan dirinya. Detik berikutnya, dia kembali bersuara. “Oh, begitu… sebenarnya, pesta itu diadakan di seluruh hotel ini, akan tetapi pusat acara ada di roof top bangunan ini.”

Ketiganya kompak mengangguk mengerti, sambil tersenyum Arsa dan dua lain berniat untuk langsung pergi dari sana.

Namun, belum sempat mereka melangkah, resepsionis itu kembali berkata. “Tunggu…!”

“Ada apa?” Tanya Bryan, yang saat itu masih berdiri di depan meja resepsionis.

“Jika kalian ingin ke sana, setidaknya kalian harus memiliki semacam undangan.” Ujar resepsionis.

Dia sengaja tidak menyebutkan apa jenis undangannya, mencoba mencari tahu apa ketiganya memang memiliki kartu khusus, yang sengaja dibuat khusus untuk hari ini.

“Oh, apa maksudmy kartu itu?” Ujar Bryan, yang langsung di tanggapi oleh wanita resepsionis.

“Ya benar! Apa kalian memilikinya?”

Meski dia sedikit terkejut karena ternyata mereka tahu tentnag kartu tersebut, namun wanita itu ingin melihat langsung apa mereka benar-benar memilikinya.

Bryan dan Harris langsung mengangguk, lalu keduanya menoleh ke arah Arsa. Arsa yang memang sudah mengerti, langsung merogoh saku belakang, berniat mengeluarkan dompetnya.

“Mereka tidak memilikinya. Tapi, jika mereka benar memilikinya, maka bisa aku pastikan bahwa itu bukanlah milik mereka.”

Semua orang menoleh dan menatap Fitri dan Chris yang tiba-tiba saja berbicara, berjalan mendekat kearah mereka.

“Maaf, nona.. apa maksudmu!” Tanya resepsionis itu pada Fitri, karena dia merasa jika wanita ini mengenal ketiga pemuda yang ada di depan dirinya ini.

“Kami berdua bekerja di Carlton Investment. Dan mereka berdua ini hanya karyawan magang disana. Lalu pemuda ini….!”

Fitri sengaja menggantungkan kata-katanya. Dan memperhatikan Arsa dari ujung kaki, hingga ujung kepala pemuda itu.

Fitri menggelengkan kepala, dan balik menatap wanita resepsionis yang berdiri di balik meja panjang itu.

“Nona, lihat dia… Apa menurutmu, dia seperti seseorang yang akan datang ke pesta ulang tahun nona Irish?”

Saat Fitri mengatakan hal itu, tidak hanya semua resepsionis yang ada di balik yang menatap Arsa, bahkan Bryan dan Harris pun di tatap.

Saat itu, mereka melihat Arsa sedang menyandang ransel, mengenakan celana jeans sebagai bawahan, serta hodie hitam sebagai atasan.

Saat semua orang memperhatikan dirinya, Arsa pun melakukan hal yang sama. Mengikuti yang lain, dia memperhatikan apa yang dia kenakan saat ini.

“Oh, maaf, selesai kuliah, aku langsung kesini. Aku pikir, ini hanya acara ulang tahun biasa.” Ujar Arsa, coba menjelaskan kenapa bisa berpakaian seperti itu, sambil sedikit menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Melihat itu, membuat senyum meremehkan dari Fitri semakin terkembang. Meski pernah menjalin hubungan dan tinggal bersama, namun hal itu sama sekali tidak membuat gadis itu ingin berhenti.

Arsa pernah begitu kejam memperlakukannya di depan Gustav, seorang pemuda yang kehidupannya hancur, setelah beberapa jam menidurinya.

Saat itu, Gustav mengatakan bahwa dia pembawa sial dan langsung memutuskannya. Karena setelah mengencani Fitri, perusahaan ayahnya, tempar Fitri bekerja, bangkrut begitu saja.

“Sekarang, apa kalian percaya jika orang-orang ini di undang?” Tanya Fitri lagi, yang membuat orang-orang disana percaya bahwa ketiganya berniat menyusup ke dalam pesta itu.

“Hei, jika kalian ingin menyusup, sebaiknya kalian ingin keluar dari hotel ini. Terlalu banyak tamu-tamu penting yang di undang hari ini. Kami tidak ingin kalian mengacaukan acara ini, hanya karena kebodohan yang kalian lakukan.”

1
Humble
Oke
Edy Putra
lanjut thorr
echa purin
/Good//Good/
Edy Putra
lanjut thorr
Ahmad
terima kasih kak.dan tetap semangat (👍👍
Humble
Oke santai
Ahmad
lanjutin dong kak, setidaknya buat gw baca.....plis......🙏🙏
Ahmad
semangat kak author, meskipun sepi
Humble
Hahah gapapa mungkin belum aja
Ahmad
sepi ya kak author?
Humble
Makasih, semoga betah
Viva/Vivian
Membuat saya ketagihan
Humble
Terima kasih kak
danisya inlvr
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!