NovelToon NovelToon
Janda Satu Malam

Janda Satu Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / CEO
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: My Choki

Karena salah paham saat mendengar percakapan Ayahnya tentang pelaku yang terlibat dalam kecelakaan Kakeknya saat dia.masih kecil sehingga membuat seorang pemuda bernama lengkap Arishaka Narendra membalaskan dendamnya kepada seorang gadis bernama Nindia Asatya yang tidak tahu menahu akan permasalahan orang tua mereka di masa lalu.

Akankah Nindia yang akrab di sapa Nindi itu akan memaafkan Shaka yang telah melukainya begitu dalam?

dan Bagaimana perjuangan Shaka dalam meluluhkan hati Nindia gadis yang telah ia sakiti hatinya itu!

Mari kita simak saja kisah selanjutnya.

Bijaklah dalam membaca mohon maaf bila ada nama tokoh atau tempat yang sama. semua ini hanya hasil karangan semata tidak untuk menyinggung siapapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon My Choki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nasehat baik

Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Tidak terasa kini kandungan Nindia sudah memasuki usia 4 bulan. Membuat Nindia semakin gemoy dan menggemaskan. Pipinya chubby kemerahan membuat siapa saja yang melihatnya ingin mencubitnya. Kini Nindia juga sudah menjadi karyawan tetap di Toko Cici San-san itu. Karena berhasil melewati tiga bulan masa training dengan baik. Dengan kinerja yang begitu bagus. Membuat sang Boss puas dengan hasil kerjanya.

Nindia yang ramah dan selalu tersenyum tulus kepada setiap customer. Membuat dirnya di sukai oleh para Customer yang berbelanja di Toko itu.

Teman-temannya selalu baik dan perduli kepadanya. Terkecuali Rani yang hingga saat ini masih terus iri terhadapnya. Namun Nindia tetap mengabaikan wanuta aneh itu.

Nindia menjalani kesehariannya dengan jatuh bangun. Suka dan duka. Tak jarang timbul perasaan benci. Ketika mengingat anak yang ia kandung itu adalah anak seorang bajingan yang telah tega menipunya. Meninggalkannya begitu saja. Dan menceraikannya dengan meninggalkan jejak berupa janin yang kini tengah bertumbuh di dalam rahimnya. Pria kejam. Yang begitu entengnya melakukan hal yang tidak terpuji itu.

Benar-benar pria brengsek. Karena ulahnya dirinya sering mengalami perlakuan yang tidak baik dari orang-orang yang menganggapnya sebagai wanita kotor karena mengandung tanpa Suami.

Beruntung ada Luna yang selalu menyemangatinya. Menguatkannya dan selalu membelanya jika ada yang mem-bully nya. Dan juga beberapa teman kerjanya yang mengetahui kenyataan hidupnya selalu memberinya semangat.

"Nindi, hari ini kamu libur kan?" Tanya Luna sebelum berangkat kerja.

"Iya kak, hari ini aku off. Mau cuci pakaian udah numpuk. Untung saja pakaianku nggak banyak jadi aman hehehe!" Sahut Nindi saat ini keduanya tengah menikmati sarapan nasi goreng alakadarnya.

Ya, Nindia dan Luna sudah jarang membeli makanan jadi. Mereka sekarang sering memasak sendiri karena sudah membeli beberapa perabotan rumah tangga.

Walaupun hanya makanan sederhana seperti sayur bayam dengan lauk tahu tempe saja itu sudah sangat Nikmat. Bersyukur. Bisa menghemat uang. Apalagi Nindia harus pintar-pintar menabung untuk biaya persalinannya nanti.

Harus tahan keinginan untuk jajan. Demi bisa menabung dan juga memenuhi kebutuhannya setiap hari.

"Kamu nggak pernah pergi periksa kandungan? "

"Belum kak." Sahutnya dengan kepala tertunduk.

Luna menghembuskan nafas nya dengan kasar. Dia tahu berada di posisi Nindia saat ini tidaklah mudah. Banyak pergolakan batin yang di alami wanita muda itu. Belum lagi tekanan dari orang-orang di luar sana yang selalu menganggap pendapat mereka adalah yang paling benar. Tanpa mau tahu permasalahan yang sebenarnya.

"Nindi, biar bagaimanapun dia itu anak kamu juga, darah dagingmu. Sayangilah dia, rawatlah sebisa dan semampumu. Bawalah periksa setiap bulan ke bidan. Nanti kan di kasih vitamin sama bidan biar kandungan kamu sehat. Kelak akan menjadi anak yang cerdas. " Ucap Luna berusaha membuka pikiran Nindia.

Sementara Nindia hanya tertunduk saja. Tidak berani bersuara apalagi menatap wajah Luna. Benar apa yang Luna katakan. Seharusnya dia memperhatikan kesehatan kandungannya. Setidaknya memeriksakannya ke bidan sebulan sekali.

"Jangan kamu membencinya, dia tidak salah apa-apa. Biarlah Bapaknya yang kamu benci, tetapi anaknya jangan. Karena itu juga anak kamu. Berusahalah berdamai dengan keadaan dan kenyataan Dek, jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari." Lanjut Luna . Yang berusaha menasehati Nindia selembut mungkin.

"Pernah tidak kamu berpikir kenapa Tuhan mengirimkan malaikat kecilnya untukmu? Itu karena Tuhan tahu apa yang kamu butuhkan. Tuhan tidak membiarkan mu hidup dalam kesendirian. Tuhan tahu kamu sebatang kara. Maka dari itu Tuhan mengirimkan malaikat kecilnya untuk menemani hari-hari mu kelak. Agar kamu tidak kesepian." Lanjut Kuan lagi

Nindia meneteskan air matanya mendengar nasehat-nasehat Luna itu. Dirinya memang kurang menerima kehadiran janin di perutnya saat ini. Alasannya karena pria brengsek itu.

"Coba kamu renungkan perkataan aku ini. Coba kamu elus perut kamu. Hayati dengan segenap perasaanmu. Kamu ajak dia ngobrol. Ajak dia berbicara, dia bisa mendengar apa yang kamu katakan. Ajak dia berbicara sapa dia dengan lembut dan penuh kasih sayang. Tanamkan dalam hatimu kasih sayang untuk nya. Dia pasti merespon dengan cara bergerak, atau menendang walaupun gerakannya masih halus. Tapi terasa jika di hayati."

Luna menghelah nafasnya melihat Nindia menangis. Bukan dia tega atau memojokkan. Tidak sama sekali. Dirinya hanya berusaha membuka pikiran Nindia agar mau menerima kehadiran bayi dalam kandungannya itu dengan penuh kasih sayang.

"Maafkan aku Ndi. Bukan aku jahat atau tidak mengerti keadaanmu.Atau tidak paham posisimu. Yang disakiti sedemikian. Aku berkata seperti ini karena sayang sama kamu. Perduli sama kamu. Jangan sampai kamu menyesal nantinya.". Tukas Luna lagi.

"Udah, jangan nangis dong, kan aku jadi merasa bersalah ini." Ucap Luna lagi sembari mengusap-usap punggung Nuna.

"Terima kasih banyak kak. Terima kasih sudah selalu sabar menasehati aku. Maafkan aku yang bersikap ke kanak-kanakan ini. Maafkan aku yang telah bersikap bodoh dengan mengabaikan kandunganku sendiri." Ucap Nuna sembari memeluk Luna. Nindia menyadari kesalahnnya yang telah abai dengan kehamilannya. Bahkan tidak pernah terbesit keinginan di hatinya untuk memeriksakan kehamilannya ke bidan.

Nindia tidak bernah memikirkan untuk membeli vitamin atau susu Ibu hamil untuk kesehatan kandungannya. Nindia terlalu sibuk memikirkan perasaan nya yang telah di sakiti oleh mantan suaminya.

Yang berdampak hingga saat ini dirinya selalu di cemooh oleh orang-orang di luar sana dan di cap sebagai wanita tidak benar karena perbuatan pria brengsek yang tidak bertanggung jawab itu.

Sehingga secara tidak langsung telah membuatnya membenci anaknya sendiri.

"Ya sudah, sekarang kamu ganti baju. Aku akan mengantarkan kamu ke bidan. Ayo!" Ajak Luna

"Tapi kak, uang aku mungkin nggak cukup untuk periksa. Karna sisanya sudah aku masukkan kedalam celengan." Ucapnya.

"Sudah, jangan kamu pikirkan itu. Ayo siap-siap."

Nindia pun segera bersiap-siap sesuai permintaan Luna. Kemudian keduanya meninggalkan rumah untuk pergi ke Bidan.

Sepanjang perjalanan Nindia terus merenungi perkataan Luna. Benar apa kata Luna. Kenapa dirinya harus membenci anaknya sendiri. Dia tidak salah. Itu karunia dari Tuhan untuk dirinya yang hidup sebatang kara di dunia ini.

Perlahan tangan mungilnya mengusap-usap permukan perutnya yang sudah jelas membuncitnya. Sembari mengucapkan kata maaf walaupun hanya berbisik.

Tiba di tempat praktek Bidan Luna langsung mengajak Nindia masuk. Luna mendaftar terlebih dahulu. Keduanya menunggu di depan ruangan praktek Bidan tersebut. Nindia merasa deg-degan menanti gilirannya di periksa.

"Jangan tegang begitu, ini cuma pemeriksaan biasa kok bukan operasi. Masa tegang begitu mukanya. Goda Luna yang di balas Nindia dengan cengiran. Malu karena ketahuan tegang.

"Aku tegang kak, ini kan pertama kalinya kita periksa di tempat segede ini. Aku grogi gitu. Takut kena omel sama Bidannya karena tidak pernah periksa sebelumnya." Ucap Nindia menjelaskan kegelisahanya.

Luna terkekeh melihat wajah pucat Nindia. Lucu sekali menurutnya.

Next..,

1
Greenindya
bagus cocok mereka berdua
Aku ga rela nindi balikan lagi sama shaka
Novansyah
bagus
Novansyah
lanjut kk kalau bisa update nya jangan cuma 1 bab kalau bisa update nya 4 sampai 5 bab kk biar enak bacanya nya
🐾Jingga
terimakasih kakak 🙏
cutesylvie160
Asik banget bisa nemuin karya yang apik seperti ini.
KnuckleBreaker
Jleb banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!