My Husban Perfect Imam
Ciara Salsabila, dia seorang gadis yatim piatu. Gadis itu tidak menyangka, pria yang merupakan king badboy di sekolahnya sekaligus ketua geng motor yang paling menakutkan kini sudah sah menjadi suaminya. Menurutnya ini sebuah mimpi buruk bagi Ciara, kehidupan bagi wanita itu idam-idamkan kandas setelah dirinya di nikahi seorang pria angkuh dan keras kepala. Dafi Firmansyah, pria yang tidak mau mengalah dan keras kepala. Seorang anak tunggal sekaligus pewaris perusahaan Firmansyah group yang namanya sangat tersohor di dunia bisnis.
Dafi dan Ciara sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka untuk kenyamanan bersama. Namun, sepertinya kehidupan Ciara tidak berjalan mulus. Satu hal yang Ciara ketahui, ternyata Dafi memiliki seorang kekasih yang merupakan siswi paling popular sekaligus seorang pembully yang paling di takuti di sekolah Taruna.
Bagaimana Ciara menghadapi situasi itu ? akankah Dafi bisa menaruh hati kepada Ciara ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Mengejutkan
Dafi menggigit bibir bawahnya, mimikrkan cara agar dia bisa menghentikan kakaknya Nabila. Dalam kondisi sedang tidak sehat membuat dia kesusahan untuk merencanakan sesuatu. Menyuruh Bisma dan juga Ahsan untuk mencari keberadaan kakaknya Nabila, bukan ide yang sangat bagus. Bisma dan juga Ahsan sudah di tugaskan untuk menjaga Ciara.
Dalam diamnya, tiba-tiba Dafi teringat seseorang. Dafi memiliki seorang teman yang bernama Bagas yang sekarang berada di Brunei Darussalam. Kebetulan temannya Dafi, ilmu meretasnya lebih luas di bandingkan dengan Dafi.
Untung saja ponsel yang dia retakkan tadi masih bisa berfungsi, Dafi segera menghubungi teman lamanya.
Bagas [Who ?] saat panggilannya sudah tersambung
Dafi [Dafi]
Bagas [Si kuny*k sialan, masih inget gue lo ?]
Dafi [Ingetlah, lo dimana ?]
Bagas [Nuntut ilmu lah, kenapa lo nelpon gue ? gue sampai izin ke toilet angkat panggilan dari lo]
Dafi [Gue butuh bantuan lo]
Bagas [Bantuan apa ? ada upahnya gak ?]
Dafi [Ada lah]
Bagas [Oke, apa tugasnya ?]
Dafi [Cari tahu tentang Nabila Lauren, siswi kelas 12 di SMA Siliwangi. Cari tahu tentang info keluarganya. Lo bisa kan ?]
Bagas [Lah ? lo juga bisa sendiri meretas biodata Nabila, kenapa mesti gue ?]
Dafi [Gak bisa, laptop gue di rumah. Kondisi juga gak memungkinkan buat fokus ke layar, lo harus bantu gue]
Bagas [Bentard ulu, memangnya lo dimana ? di sekolah ? kondisi lo kenapa ?]
Dafi [Gue masih di rawat di rumah sakit]
Bagas [Kenapa ? lo sakit apa ?]
Dafi [Biasalah]
Bagas [Tawuran lagi ? astaga, lo udah besar juga masih nyakitin diri kayak gitu]
Dafi [Gue hanya mertahanin Ciara]
Bagas [Ciara ? siapa dia ?]
Dafi [Dia istri gue]
Bagas [Apa ?]
Dafi [Udah, lo jangan banyak tanya. Sekarang kerjakan tugas yang gue berikan pada lo. Gue mau secepatnya selesai, kalau perlu satu jam lo udah kelarin tugas lo]
Bagas [Tapi gue masih penasaran, anj*r, lo kapan nikah ?]
Dafi [Lupa, gue tutup dulu. Ada bokap gue]
Tut
Dafi segera menaruh ponselnya di atas meja, kemudian dia kembali memposisikan dirinya tidur terlentang di atas ranjang. Dafi pura-pura tidak tahu dengan kedatangan Riza dan juga Risva.
“Loh ? Ciara mana Daf ?” Tanya Risva
Dafi melirik Risva dari sudut matanya
“Dia ada tugas dari sekolah buat nyari bahan” Jawab Dafi
“Nyari bahan apa ?” Tanya Riza
“Biasalah buat praktek, diakan jurusan IPA jadi tugasnya agak susah” Jawab Dafi
Riza dan Risva mengangguk mengerti, mereka tak lagi menanyakan tentang Ciara.
“Sebenarnya papah sama mamah baru saja dari kamar bawah” Ucap Riza
“Maksudnya bagaimana ?” Tanya Dafi tidak mengerti
“Papah baru saja menengok Tomi, awalnya papah ingin membawa ini ke jalur hukum tapi papah tidak tega melihat pemuda itu masih di bantu dengan alat-alat pernapasan. Sepertinya keadaan Tomi sangat memprihatinkan” Jawab Riza
“Jadi papah udah tahu ?” Tanya Dafi
“kamu pikir papah ini bodoh ? papah lebih tahu dari siapa pun, Dafi. Papah juga tahu jika Ciara masih dalam bahaya” Jelas Riza
Dafi melongo, bagaimana bisa papahnya tahu sedangkan dia belum menceritakan semuanya kepada papahnya.
“Dimana Cia sekarang ?” Tanya Riza
“Di rumah Ahsan” Jawab Dafi cepat
“Di rumah tuan Herman, baiklah untuk sementara waktu dia aman di sana. keamanannya sangat ketat. Siapa lagi yang tahu tentang ini ?” Ucap Riza
“Ihsan sama Bisma aja, mereka juga akan menjaga Ciara di sana” Jawab Dafi
“Baiklah, papah akan mencari tahu dimana kakaknya Nabila” Ucap Riza sambil mengangguk
“Susah pah, Dafi gak tahu wajahnya seperti apa” Jawab Dafi
“Dia Angkasa” Ucap Riza
“Angkasa ?” Tanya Dafi mengingat-ngingat nama yang tidak asing baginya
“Iya Angkasa, bocah tinggi yang berdiri di samping Ciara itu adalah Angkasa kakaknya Nabila” Jawab Riza
“Maksud papah apa ?” Tanya Dafi tidak mengerti
“Foto yang ada di kamar kamu, dia adalah Angkasa. Foto yang diambil waktu kalian bertemu di acara ulang tahun ayahnya Nabila” Jawab Riza
“Br3ngsek” Umpat Dafi karena terkejut dengan kenyataan ini
Dafi mengacak rambutnya gusar, tiba-tiba Dafi teringat satu hal.
“Pah, Dafi pernah bertemu Angkasa” Ucap Dafi
“Kamu serius ? dimana ?” Tanya Riza
“Iap ah, dafi pernah bertemu dia di danau bersama Ciara” Jawab Dafi
*****
Sementara itu, di rumah Ahsan. Ciara masih bergurau dengan Ihsan, Ihsan masih saja kegirangan dengan kedatangan Ciara disana.
“Jadi kamu mau nginep di sini serius ?” Tanya Ihsan antusias
Ciara mengangguk pelan sambil tersenyum di balik cadarnya …
“Asik nih, gue jadi ada teman cerita hahahaha” Ucap Ihsan tertawa lepas
“Jangan so akrab” Ujar Ahsan tiba-tiba datang menengahi mereka yang masih bercengkrama
Ihsan mencibir, mereka berdua memang tak pernah akur sebagai saudara kembar.
“Heleh, nimbrung aja lo. Gue kan teman sekelasnya. Ya pasti akrablah, lo aja yang jauh-jauh sana. Lo sama kit aga secircle” Timpal Ihsan seraya mengibas-ngibaskan tangannya seolah menyuruh Ahsan agar pergi menjauh
“Si bego, sok inggris lo. Cia, ayo kita temui mami” Ujar Ahsan emngajak Ciara
“Oh iya, ayo San” Jawab Ciara
Saat Ciara dan Ahsan baru akan melangkah, tiba-tiba datang seorang wanita cantik dengan tubuh yang masih terjaga di usianya yang sudah menua.
“Eh, ada Ciara. Kok ke sini gak bilang-bilang sih ? kalau tahu kan mami bikini makanan yang banyak buat calon mantu mami” Ceplos Mutia
“Uhuk uhuk uhuk” Tiba-tiba Ahsan terbatuk-batuj tersendak savalinya sendiri
Mutia tertawa
“Lihat calon suami kamu Cia, dia sampai grogi hihihi” Ucap Mutia terkikik mengejek Ahsan
Ciara hanya tersenyum canggung dari balik cadarnya.
“Mami, jangan bilang kaya gitu. Ahsan gak mungkin jadi calon suaminya Ciara” Sela Ahsan
“Loh, kenapa ? bukannya kamu sendiri yang bilang sama mami. Kalau kamu mau melamar Ciara setelah lulus nanti ?” Ungkap Mutia
“Uhuk uhuk uhuk” Ahsan terbatuk-batuk kembali, abtuknya semakin menjadi-jadi karena tenggorokannya benar-benar tercekat
“Jadi Ahsan suka sama Ciara ?” Tanya Ihsan
“Diem lo, gak usak ikut campur” Jawab Ahsan sedikit marah
“Dih !, kalau suka ya tinggal bilang dong. Gak usah sok gengsi gitu, ya kan Ciara ?, kira-kira lo mau gak kalau Ahsan jadi suami lo Cia ?” Tanya Ihsan sembari manaik turunkan alisnya
“Hah ?” Bibir Ciara terasa kelu
“Dia istrinya Dafi” Ceplos Bisma yang baru saja ikut bergabung
Atensi mereka semua tertuju pada Bisma, Ahsan hanya berekspresi datar sedangkan Ihsan dan Mutia matanya membulat.
“Serius lo Bis ?” Tanya Ihsan dengan raut wajah terkejut
“Bis ! Bis ! nama gue Bisma b3go, seriuslah. Ciara itu istrinya Dafi, mareka baru menikah kurang lebih satu bulan yang lalu” Jelas Bisma
“Apa ?!” Ucap Mutia terkejut
“Kok bunda gak tahu ? kasihan Sasan, dia pasti putus cinta. Sabar ya, Sasan” Ucap Mutia terdengar lirih
“Apa sih, mih” Protes Ahsan
Ihsan dan Mutia hanya tertawa melihat ekspresi Ahsan yang merona.
“Jadi kamu bener istrinya Dafi ?” Tanya Mutia
Ciara mengangguk pelan
“Iya mih, maaf Cia baru bilang sekarang” Jawba Ciara
“Gak apa-apa kok sayang, jadi kamu ke sini karena apa ? pasti bukan hanya sekedar mampirkan ?” Tanya Mutia
Kemudian Ahsan menjelaskan kedatangan Ciara ke rumahnya, dia juga menjelaskan bahwa Ciara akan menginap beberapa hari sampai kondisi memungkinkan.
Mutia tercengang setelah mendengarkan penjelasan dari Ahsan, begitu juga dengan Ihsan yang melongo mendengarkanya. Mutia kemudian memegang keuda tangan Ciara, dia menatap Ciara dengan wajah cemas.
“Kamu di sini aja ya, Cia. Jangan kemana-mana, oke ? kalau butuh apa-apa tinggal bilang sama mamih atau minta tolong sama Ahsan dan Ihsan juga” Ucap Mutia
“Iya mami, maaf Cia jadi merepotkan kalian” Jawab Ciara
“Gak apa-apa, sayang” Ucap Mutia
*****
Sementara itu di SMA Siliwangi, ada beberapa pemuda berjaker hitam yang membuat onar di sana. mereka berjumlh kurang lebih sepuluh orang, salah satu dari mereka memiliki tato mawar di lehernya.
Para pemuda itu, beriringan masuk ke tiap kelas untuk mencari keberadaan seseorang. Para siswa dan siswi terlihat ketakutan karena salah satu dari mereka ada yang membawa senjata tajam. Pemuda itu sudah di datangi oleh beberapa guru, namun entah kenapa kekuatan pemuda itu lebih unggul ke timbang para guru di sana. bahkan satpam yang berjaga di luar gerbang sudah terbantai duluan.
Brak …
Pemuda dengan tato mawar di lehernya itu menedang kursi guru yang ada di dalam kelas.
“Dimana murid yang bernama Ciara” Dengan lantangnya
“Untuk apa lo mencari siswi di sini ?” Tanya Salah satu siswi
Pemuda dengan tato mawar itu merotasikan netranya kepada gadis yang duduk di kursi paling belakang, mata pemuda itu membulat saat melihat siapa yang menyetujuinya barusan.
“Nabila” Panggil salah satu dari mereka
“Lo tahu nama gue ?” Tanya Nabila sembari mengerutkan keningnya
“Gue Angkasa” Jawab Angkasa
“Siapa Angkasa ? gue gak kenal” Ucap Nabila
Ya, sebenarnya Nabila tidak tahu jika pemuda yang ada di depannya adalah Angkasa, kakak kandungnya. Sebenarnya Nabila sudah sejak lama tidak pernah lagi bertemu dengan kakaknya, dia juga tidak ingat bagaimana rupanya. Terakhir kali bertemu dengan kakaknya saat Nabila berusia 4 tahun.
“Terserahlah, sekarang dimana Ciara ?” Tanya Angkasa lagi
“Di kelas kali, gue gak mau tahu dia dimana” Jawab Nabila
“Dimana kelasnya ?” Tanya Angkasa
“IPA 1” Jawab Nabila
“Thanks” Ucap Angkasa
Pemuda itu pun di susul dengan teman-temannya di belakangnya, mereka semua berjalan dengan tatapan-tatapan mengerikan. Hingga mereka sudah berada di depan kelas Ciara.
Brak …
Pintu di buka dengan lebar, pemuda itu masuk dengan angkuhnya. Di liriknya satu persatu siswa di sana, tidak ada satu pun yang mirip dengan Ciara.
“Siapa anda ?” Tanya guru di kelas itu
“Dimana Ciara ?” Tanya Angkasa
“Untuk apa mencari Ciara ?” Tanya guru
“Gak usah banyak tanya pak tua, gue Cuma cari Ciara” Jawab Angkasa
“Ciara tidak masuk hari ini, silahkan anda pergi. Anda hanya mengganggu proses mengejar saya” Ucap Guru itu
Pemuda itu mengeraskan rahangnya karena kesal tidak menemuikan Ciara
“Dimana tempat duduk Ciara ?” Tanya Angkasa lagi
Mata pemuda itu mengamati satu persatu siswi yang memiliki nama Sukma, dia tersenyum sinis saat matanya tertuju pada sisi yang duduk paing belakang seorang diri. Pemuda itu berjalan dengan tergesa-gesa ke arah Sukma, Sukma yang mengetahui pemuda itu mendekatinya pun reflek langsung berdiri.
“Apa ?” Tegas Sukma
Pemuda itu menyeringai
“Wow, galak banget mbaknya. Dimana rumah Ciara ?” Tanya Angkasa
“Gak tahu, gue gak akrab sama dia” Jawab Sukma cepat
“Oke, gue percaya sama lo” Ucap Angkasa, kemudian dia berbalik badan ingin pergi namun …
Ting …
Suara ponsel Sukma berdering, saat Sukma ingin meraih ponselnya tiba-tiba pemuda itu langsung merebut ponsel milik Sukma. Angkasa segera mengangkat panggila dari seseorang yang tertera nama Ihsan di sana.
Ihsan [Hallo Ay, aku gak bisa ke sekolah nih. Lagi ada masalah sedikit, Ciara dalam bahaya sekarang dia ada di rumah aku. Kamu jangan mikir yang tidak-tidak ya, di sini juga ada Ahsan sama Bisma. Kamu sudah sarapan sayang ?]
Suara Ihsan menjelaskan, Angkasa tersenyum lebar saat mengetahui dimana keberadaan Ciara sekarang. Angkasa kemudian mematikan ponsel milik Sukma lalu menaruhnya ke salam saku celananya.
“Woi, kenapa ponsel gue di ambil saya lo ?” Tanya Sukma marah
“Dimana rumah pacar lo ?” Tanya Angkasa, dia tidak menghiraukan pertanyaan Sukma
“Buat apa ?” Tanya Sukma
“Gue kayak kenal suaranya, kayaknya dia teman lama gue. Gue mau ketemu dia sebentar” Jawab Angkasa
“Gak, lo pasti mau berniat jahat sama Ihsan kan ?” Tanya Sukma
“Gak lah, sekarang kasih tahu gue dimana rumahnya ?” Ucap Angkasa
“Gue gak tahu” Jawab Sukma
“Oh, jadi lo gak mau ngomong ya udah. Ponsel lo gue tahan” Ujar Angkasa
“Jangan, gue susah dapetin itu ponsel. Cepet balikin” Jawab Sukma
“Kasi tahu dulu dimana rumah Ihsan” Ujar Angkasa dengan mata melotot ke arah Sukma
Sukma terdiam, dia merasa bimbang saat ini. Ponsel itu di dapatkan dengan susah payah menabung dari kelas 1 SMP, selama dua tahun dia mencicilnya. Dia tidak mau ponselnya hilang begitu saja, di bawa pemuda bertato mawar itu. Sukma berpikir keras.
“Gue gak papa kali kalau kasih tahu alamat rumah Ihsan ? disana juga keamanannya ketat, Ihsan gak mungkin di apa-apain” Ucap Sukma dalam hati
“Perumahan Butik Flores, blok D no xxx” Jawab Sukma
Pemuda itu mneyeringai, lalu melempar ponsel Sukma ke arah Sukma.
“Thanks” Angkasa tersenyum penuh kemenangan
Pemuda itu kemudian pergi dari kelas Ciara lalu berdiri di depan teman-temannya.
“Target sudah di temukan, kita ke tempat tujuan sekarang. Jangan ada yang mengacaukan, hari ini juga kita harus dapetin cewek itu” Ucap Angkasa