Kisah bermula dari seorang mahasiswa yang tiba tiba batal menikah, penyebab batal, tunangannya memilih membatalkan pernikahan karena mencintai pria lain dan sudah berselingkuh lama dengan pria itu.
Walau hatinya hancur, sang mahasiswa mengijinkan tunangannya pergi dan tentu saja tunangan nya langsung pergi dengan laki laki barunya tanpa mengetahui kalau sebenarnya dia salah memilih dan salah mengambil keputusan.
Alasannya karena sang mahasiswa yang di hina bukanlah mahasiswa dan pemilik kafe biasa, dia memiliki rahasia yang tidak pernah terbayangkan siapapun di belakang layar.
Genre : Urban, fiksi, komedi, drama, healing, psikologi, ceo.
100% fiksi ya, murni hasil pemikiran author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
Liam menoleh melihat Robert yang masih duduk santai di sofa sambil mengisap cerutu, kemudian dia membawa nampan di meja dan berjalan menuju ke arah sofa,
“Om sudah tahu ya, kenapa membawa dia kemari ?” tanya Liam.
“Aku sudah bicara dengan Kyle sebelum dia datang ke kafe kamu, kita sudah siapkan semua, nah sekarang, bagaimana kalau kamu ambil perusahaan papa mereka di kota itu dan mengelola nya,” ujar Robert.
“Hmm ok, jelaskan semua pada ku tapi aku harus bertanya pada Monica dulu sebelum mengambil keputusan,” ujar Liam.
“Monica sudah tahu dan dia sudah setuju, dia belum mengatakan pada mu karena dia pikir kamu masih berduka akibat tidak jadi menikah dan tidak bisa berpikir berat berat,” ujar Robert.
“Haaaah....ya sudahlah, jelaskan saja dulu pada ku, om, kenapa Laura bisa bersama om dan apa yang sebenarnya terjadi pada mereka,” ujar Liam.
“Baiklah (menoleh melihat Laura) Laura, bisa jelaskan semua pada Liam ?” tanya Robert.
Luna dan Laura yang sedang berpelukan menoleh, keduanya menghampiri sofa sambil bergandengan tangan, Luna duduk di sebelah Liam dan Laura duduk di sebelah Robert.
“Um...aku harus cerita apa ?” tanya Laura.
“Cerita bagaimana kamu bertemu dengan ku dan apa yang sebenarnya terjadi sampai membuat kamu menyusul kakak mu di sini, jangan di tutup tutupi,” ujar Robert.
“Ada apa sebenarnya Laura ?” tanya Luna.
Laura terdiam, dia menoleh melihat Robert yang mengangguk kepadanya, kemudian dia menoleh melihat Liam dan Luna di seberangnya.
“Baiklah, aku akan ceritakan semua yang ku tahu,” jawab Laura.
Sebulan yang lalu, setelah Luna menelpon Laura dan mengatakan semua tentang James, Laura berniat berbicara dengan ayahnya di kantor ayahnya yang berada di rumah, tapi belum sempat dia masuk ke dalam, dia mendengar pembicaraan sang ayah dengan kakak laki lakinya. Sang ayah terdengar marah karena beberapa perusahaan pertambangan yang tergabung dengan perusaahaan nya, keluar dan menarik seluruh saham mereka.
Mereka bergabung dengan perusahaan milik Brandon yang menjanjikan pembagian lebih besar dari perusahaan mereka. Alex, kakak laki laki Luna dan Laura yeng berusia 35 tahun, menggampangkan permasalahan ini karena Luna sudah bertunangan dengan James dan mereka semua akan menjadi keluarga. Sang ayah masih bisa menerima alasannya, tapi seminggu kemudian, semakin banyak perusahaan anak mereka yang keluar dan menarik saham mereka.
Laura kemudian memberanikan diri untuk mengatakan ingin pindah kuliah di ibukota dan sang ayah langsung menyetujuinya karena dia sedang pusing. Kemudian, Laura mengurus trasnkrip nilai dan pemindahannya ke universitas di ibukota, universitas tempat Luna berkuliah. Seminggu lalu dia datang ke ibukota dan menyewa apartemen, sampai akhirnya dia menggantikan Luna di rumah James.
Di hari pembatalan pertunangan James dan Luna, tepat di hari Grace pergi meninggalkan Liam, seorang pria yang menyamar sebagai pengantar makanan, mengatakan ada seseorang yang mau bertemu dengan Laura, dia keluar mengikuti pria itu kemudian sang pria membawanya ke sebuah komplek ruko dan masuk ke dalam sebuah kantor, di sana dia bertemu dengan seorang pria paruh baya yang nampak seperti detektif.
“Hmm om Kyle ya ?” tanya Liam.
“Iya benar, setelah itu dia minta aku menghubungi om Robert dan di sinilah aku sekarang,” jawab Laura.
“Aku sudah dengar semua tentang keluarga kalian dari Laura dan aku menerima kasus nya, kebetulan kasus kalian berhubungan kepada orang yang sama,” tambah Robert.
“Memang papa kasus apa Laura ?” tanya Luna.
“Papa menggunakan dana perusahaan untuk keperluan pribadinya, kak Alex juga seperti itu, kita tahu kan mereka suka bermewah mewah dan hal inilah yang di jadikan alasan para pemilik perusahaan kecil yang tergabung dengan perusahaan papa hengkang dan pindah ke perusahaan milik om Brandon,” jawab Laura.
“Hahaha mereka pindah ke perusahaan yang salah, aku jadi kasihan pada mereka,” balas Liam tertawa.
“Itu sebabnya kita hancurkan semuanya (menoleh melihat Laura kemudian melihat Luna) papa dan kakak kalian juga kena, mereka harus mengganti kerugian yang akan menyita rumah mewah mereka, mobil mewah mereka, kapal pesiar dan di tambah denda karena telah memakai uang perusahaan bersama untuk belanja pribadi,” ujar Robert.
Luna dan Laura terdiam, mereka mengangguk walau kedua tangan mereka mengepal di atas paha mereka, Liam memegang tangan Luna di sebelahnya,
“Tenang saja, sudah ku bilang kan aku akan bantu kalian berdua berurusan dengan ayah dan kakak kalian karena kalian sudah membantu ku,” ujar Liam.
Laura berpindah duduk di sebelah Luna, kemudian dia mendekatkan mulutnya ke telinga Luna dan berbisik,
“Kak Luna, Liam di sini sebagai apa ?” tanya Laura berbisik.
“Dia...pemilik semua ini...jangan tanya detailnya karena aku sendiri masih kaget,” jawab Luna berbisik.
“Oh...wow...ku pikir dia cuman pemilik kafe di dekat kampus,” ujar Laura.
“Awalnya aku juga berpikir begitu,” balas Luna.
“Tolong rahasiakan semua ini, yang tahu identitas asli ku hanya orang orang kantor ini, om Kyle, om Robert dan kalian,” celetuk Liam tiba tiba.
“Hiii,” Luna dan Laura melompat ke samping karena kaget melihat Liam sedang menjulurkan kepalanya ke arah keduanya dan tersenyum.
“Haaah...kamu masih mau merahasiakan semua ini Liam ?” tanya Robert.
“Ya, aku tidak mau orang melihat ku hanya karena aku punya semua ini, lagipula aku masih menikmati kehidupan ku yang sederhana dengan menjadi barista dan mahasiswa,” jawab Liam.
“Tapi tidak selamanya kamu bisa bersembunyi seperti ini, kekayaan mu terus bertambah dan nilai perusahaan ini sekarang sudah mencapai 100 miliar dolar, kamu sudah menjadi biliuner,” ujar Robert.
“Aku tahu om, tapi selama aku bisa menikmatinya, aku akan terus menikmatinya (menoleh melihat Luna dan Laura) Luna, kamu masih mau bekerja di kafe ku kan ?” tanya Liam.
“I...iya, aku mau, sekarang aku akan tinggal bersama Laura di apartemen dekat kafe mu,” jawab Luna.
“Um...aku boleh kerja juga ?” tanya Laura.
“Tentu saja boleh, besok kita belajar bikin kopi hehe,” jawab Liam.
“Aku bisa bikin kopi dan pastry,” balas Laura.
“Wah lebih bagus lagi itu, kita bisa jual pastry mu di etalase kafe,” balas Liam.
“Baiklah, urusan ku di sini sudah selesai, aku harus kembali ke kantor ku, tunggu kabar dari ku Liam, aku sudah mengirim email ke kepolisian dan pengadilan, sekarang kita tunggu mereka mengolah data data dan bukti bukti yang kita berikan, jangan bergerak dan jangan berbuat apa apa sebelum ada hasil, jika mantan mu menelpon mu atau menghubungi mu, cuekin saja, mengerti ?” tanya Robert.
“Aku mengerti om, tenang saja, dia sudah orang lain bagi ku,” ujar Liam.
“Baiklah, aku pamit, selamat siang,”
Robert berdiri dan berjalan menuju ke arah pintu keluar, meninggalkan Liam, Luna dan Laura di dalam ruangan. Luna dan Laura nampak canggung berhadapan dengan Liam yang sekarang nampak seperti seorang bos besar di depannya.
αყσ ƚɾιρʅҽ ʅ ʅαɳʝυƚƙαɳ...
ʂҽɱαɳɠαƚ υρ ɳყα ƚԋσɾ