NovelToon NovelToon
Kode Rahasia Di Hati

Kode Rahasia Di Hati

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Lucy adalah mata-mata yang tidak pernah gagal menjalankan misinya. Namun, kali ini misinya membawa dia menyamar sebagai pacar palsu miliarder muda, Evans Dawson , untuk memancing musuh keluar dari persembunyiannya.

Ketika Evans tanpa sadar menemukan petunjuk yang mengarah pada identitas asli Lucy, hubungan mereka yang semula hanya pura-pura mulai berubah menjadi sesuatu yang nyata.

Bisakah Lucy menyelesaikan misinya tanpa melibatkan perasaan, atau semuanya akan hancur saat identitasnya terbongkar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mr. Marco

Tak lama setelah percakapan ringan di meja kehormatan, dua pria mendekati meja tempat Evans, Brandon, dan Lucy duduk. Salah satunya mengenakan jas hitam bergaya klasik dengan dasi merah, wajahnya tegas dan karismatik. Dia menyapa Evans dengan senyuman lebar dan jabat tangan hangat. Di belakangnya, seorang pria muda dengan setelan jas lebih sederhana, tampak seperti asisten yang selalu siap membantu.

"Mr. Dawson, it's been a long time! How are you?" ujar pria Italia itu dengan aksen kental, berbicara dalam bahasa Inggris meskipun aksennya jelas terdengar. "Ah, I see you have a… guest tonight."

Evans tersenyum lebar dan berdiri untuk menyambut rekannya. "Benvenuto, Mr. Marco," kata Evans, memberikan jabat tangan yang penuh persahabatan. "I'm doing well, thank you. Please, sit down," Evans mengisyaratkan kursi di sebelahnya.

Ketika Marco melihat ke arah kursi di samping Evans, matanya langsung tertuju pada Lucy yang duduk dengan anggun, gelas minuman di tangannya. Ia terlihat terkejut, wajahnya seketika memunculkan ekspresi kebingungan. Bukan karena tak mengenali wanita tersebut, melainkan karena biasanya Evans selalu datang ke acara semacam ini tanpa membawa wanita. Namun malam ini, tampaknya ada perubahan.

Evans memperkenalkan Lucy dengan santai, "Mr. Marco, ini kekasih saya, Lucy."

Marco tampak terperangah sejenak, jelas tidak menyangka. Namun, seiring dengan sapaannya yang ramah, ia mencoba menahan rasa terkejutnya. "Ah, saya senang akhirnya Anda membawa seseorang yang spesial. Senang bertemu denganmu, Miss Lucy," ujarnya dalam bahasa Inggris meskipun ada sedikit keraguan di suaranya, masih mencoba menyesuaikan dengan suasana.

Brandon yang duduk di samping Evans ikut memperkenalkan diri. "Senang bertemu Anda, Mr Marco."

Mr. Marco, rekan bisnis Evans dari Italia, mulai berbicara mengenai kerja sama dan kesepakatan yang tengah dibicarakan. Suaranya lantang dan penuh percaya diri, sementara Evans dan Brandon menyimak dengan seksama. Di tengah percakapan, Marco sesekali beralih ke bahasa Italia, berbicara dengan cepat dan lancar mengenai rincian perjanjian yang perlu dibahas lebih lanjut. Namun, bahasa yang digunakan tidak begitu mudah dipahami oleh Evans dan Brandon, yang tidak terbiasa dengan bahasa tersebut.

Evans dan Brandon saling pandang, terlihat sedikit kebingungan karena mereka hanya bisa menangkap potongan-potongan kalimat yang tidak jelas. Mereka berusaha menyimak, namun terkendala oleh bahasa yang asing bagi mereka.

Melihat kebingungan itu, Lucy, yang sejak awal sudah mendengarkan percakapan dengan cermat, dengan tenang beralih untuk membantu. "Mr. Marco mengatakan bahwa kita perlu meninjau kembali beberapa detail dari perjanjian kerja sama yang baru, terutama mengenai pembagian keuntungan dan waktu pelaksanaan," ujar Lucy dengan fasih, menerjemahkan dengan akurat. "Dia juga menekankan pentingnya kedua belah pihak untuk sepenuhnya memahami ketentuan yang ada."

Mr. Marco, yang sebelumnya tak menyadari ada kebingungan, mendapati dirinya terkejut. "Oh, saya kira Anda tidak mengerti bahasa Italia!" ujarnya dengan terkejut. "Ternyata Anda sangat menguasai bahasa saya. Ini luar biasa."

Evans dan Brandon yang mendengar terjemahan itu merasa lega dan tersenyum pada Lucy. "Terima kasih, Lucy," ujar Evans, merasa lebih nyaman dengan bantuan yang diberikan Lucy.

Brandon juga mengangguk, mengucapkan terima kasih pada Lucy yang telah membantu memperlancar percakapan bisnis yang cukup rumit ini.

Namun, reaksi Marco sangat berbeda. Ia memandang Lucy dengan kagum. "Sungguh, saya tidak menyangka, kekasih Anda sangat luar biasa, Tn. Dawson," kata Marco sambil tersenyum. "Ternyata bukan hanya cantik, tapi juga sangat cerdas dan berbakat dalam banyak hal. Ini sangat mengesankan."

Evans, yang sudah terbiasa dengan perhatian yang diberikan pada Lucy, tersenyum tipis, meskipun sedikit terkejut. "Lucy memang luar biasa dalam banyak hal," jawab Evans, merasa bangga.

Marco semakin terkesan dengan sikap tenang dan kemampuan Lucy dalam menangani situasi tersebut. "Saya rasa saya akan sangat senang bekerja sama lebih lanjut dengan perusahaan Anda, Tn. Dawson," ujar Marco dengan lebih percaya diri, terkesan dengan tidak hanya kecantikan Lucy tetapi juga kepribadiannya yang menarik dan profesional.

Lucy hanya tersenyum dengan ramah, merasa bangga bisa berperan sebagai penerjemah dan tetap menjaga citra diri yang profesional meski dalam situasi yang cukup mengesankan ini.

Percakapan antara Evans, Brandon, dan Mr. Marco terus berlangsung dengan lancar berkat bantuan Lucy yang menjadi penerjemah. Mereka membahas beberapa rincian perjanjian kerja sama hingga akhirnya, Marco terlihat memeriksa jam tangannya dan memberi tanda bahwa ia harus segera pergi.

"Saya harus menemui seseorang," kata Marco, menatap jam tangannya, "Tapi terima kasih banyak.. Saya akan menghubungi Anda lebih lanjut, Tn. Dawson."

Marco menoleh kepada Lucy dan tersenyum. "Terima kasih banyak, Miss Lucy, atas bantuan terjemahan Anda," ujarnya dengan penuh penghargaan dalam bahasa Italia. "Saya sangat menghargai bantuan Anda yang sangat membantu tadi."

Lucy, yang sejak awal memperhatikan percakapan ini dengan penuh perhatian, tersenyum dan membalas ucapan Marco dengan lancar dalam bahasa Italia. "Prego, senang bisa membantu. Semoga kerja sama kita sukses," jawab Lucy dengan nada yang ramah dan penuh profesionalisme.

Marco terkejut dan tersenyum lebar mendengar balasan Lucy dalam bahasa Italia, jelas terkesan dengan kemampuan Lucy yang tidak hanya fasih dalam berbahasa Italia tetapi juga tampil sangat anggun dan berkelas. "Sungguh luar biasa," katanya, sambil tertawa ringan. "Semoga kita bertemu lagi, Miss Lucy."

Dengan itu, Marco pun mengulurkan tangannya kepada Evans dan Brandon. "Saya akan pamit dulu, sampai jumpa lagi," ujarnya sambil berjabat tangan dengan mereka. Marco kemudian berbalik, meninggalkan meja tempat mereka duduk dan menuju keluar dari ruang pertemuan.

Evans, Brandon, dan Lucy juga berjabat tangan dengan Marco satu per satu. Evans dengan senyuman di wajahnya mengucapkan, "Terima kasih banyak, Tn. Marco. Sampai jumpa lagi."

Brandon juga mengangguk dengan sopan dan mengucapkan, "Sampai bertemu lagi, Tn.Marco."

Setelah Marco pergi, Evans menatap Lucy dengan rasa bangga. "Terima kasih, Lucy. Kamu benar-benar luar biasa," katanya dengan tulus, merasa sangat dihargai atas peran yang dimainkan Lucy dalam menjaga kelancaran rapat dan hubungan bisnis mereka.

Lucy hanya tersenyum dengan tenang, "Senang bisa membantu, Tn. Dawson. Itu memang tugas saya," jawabnya dengan santai.

Keduanya kemudian melanjutkan percakapan mereka, namun suasana di sekitar mereka tetap terasa hangat dan penuh rasa hormat. Brandon yang duduk di samping mereka juga merasa kagum pada kecakapan Lucy dan sangat senang melihat hubungan antara Evans dan Lucy yang semakin erat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!