Mega J

Kedua tatapan masih saling menatap. Keduanya tampak menyalurkan ketegangan satu sama lainnya. Hanna yang melihatnya pun, merasa kedua laki-laki dibelakangnya itu sedang tak akur.

"Maaf... Kalau begitu bisakah kami melanjutkan perjalanan untuk pulang dulu? nanti malam kita akan bertemu..." ucap Hanna dengan nada sopan.

Rajawali yang tersadar ditengah-tengah mereka ada Hanna pun menghentikan saling tatap tatapan itu.

Mega J langsung menghadapkan pandangan nya ke Hanna. Tak menoleh lagi ke Rajawali.

"Baiklah silahkan.... terimakasih telah menerima undangan saya..." ucap Rajawali, diikuti dengan mulai melenggang nya Hanna dan mobilnya dari hadapannya.

Mobil Hanna melaju masih dengan kecepatan sedang. Namun Hanna kini dirubung rasa penasaran. Dia pun mulai bertanya.

"Memangnya kamu beneran tidak kenal orang itu?" tanya Hanna heran.

"Tidak...." hanya itu jawaban Mega J dimana dia tiba-tiba saja berubah menjadi cuek.

"Kalau tidak kenal. Kenapa kamu menerima undangan orang itu?"

"Aku hanya ingin membantumu saja menghormati orang lain. Aku kira kamu tadinya juga membutuhkan pendapatku soal undangan orang itu untuk makan malam. Itulah mengapa aku mengiyakan ajakan orang itu."

"Hemmm... begitu..." sahut Hanna. Dimana dia merasa ada yang mengganjal hatinya. Tak puas menerima jawaban dari Mega J.

.

.

Dan di malam harinya, sesampainya mereka berdua di rumah kediaman Rajawali, orang yang telah mengundang Hanna dan Mega J untuk makan malam disana.

Hanna menatap ke sekeliling rumah itu, tidak ada yang mencurigakan, hanya layaknya rumah seperti miliknya, berlantai dua. Cukup megah dari rumahnya, dan semuanya tak ada yang membuat Hanna curiga apapun.

Saat keduanya hendak masuk ke dalam rumah, seorang laki-laki yang menjadi sopir pribadi dari Rajawali, tak lain Karbala, dia keluar dari balik pintu.

"Silahkan masuk lewat sini... tuan telah menunggu kedatangan anda...." ucap Karbala. Sembari menundukkan kepalanya hingga tampak membungkuk, tanda penghormatan.

Dimana bersamaan dengan itu Hanna sedikit memicingkan matanya, penghormatan seperti yang dilakukan Karbala baru kali ini dia lihat di kota Singason. Biasanya penghormatan masyakarat Singason hanya dengan mensedekapkan tangan kanan di dada dan sedikit menundukkan kepalanya saja.

Karbala tak menyadari tatapan Hanna. Namun Hanna segera memasang wajah biasa saja. Sehingga sikapnya tak menyinggung sang pemilik rumah.

Setelah masuk ke dalam rumah, Hanna dan Mega J langsung disambut selayaknya sambutan orang kota Singason, disana telah berdiri di dekat meja makan, Pak Rajawali, ada juga istrinya dan satu gadis muda yang tak lain adalah keponakannya pak Rajawali.

"Assalamualaikum ibu..." sapa Hanna pada istri Pak Rajawali.

Hanna mendekat, sambil cium pipi kanan kiri ibu Maya, istri Pak Rajawali. "Ini siapa ibu... Salam kenal semuanya...." ucap Hanna dengan penuh keramahan.

"Ini keponakan saya... Sudah seperti anak saya sendiri, ikut saya dari kecil." ucap Bu Maya.

Gadis itu pun mengulurkan tangannya pada Hanna, "Bella" ucapnya, mengenalkan dirinya.

"Aku Hanna Delisha, panggil saja Hanna." ucapnya.

"Saya Mega J," ucap Mega J. Dia juga memperkenalkan diri tanpa bersalaman, karena kota Singason mayoritas masyarakat nya bergama Islam, jadi kalau bukan Mahramnya tanpa bersalaman pun sudah cukup untuk perkenalan diri.

"Mari duduk...." ucap Maya.

Pak Rajawali pun mulai memperkenalkan diri, "Saya Rajawali. Kepala keluarga di rumah ini. Terimakasih kepada Mega J dan Hanna telah menerima undangan saya. Ngomong-ngomong apakah kalian berdua suami istri?" tanya Pak Rajawali.

Seketika mendengar pertanyaan Rajawali, Mega J langsung menatap tajam, namun bibirnya mengulum senyuman, "Masih belum...." jawab Mega J.

Hanna yang terdiam mendengar pertanyaan Rajawali, setelah mendengar jawaban dari Mega J, langsung lah dia menatap ke arah Mega J. tatapan penuh pertanyaan. Namun tak dia keluarkan pertanyaan itu. Hanya menatap saja.

Mega J mengedipkan mata, mengartikan bahwa tak apa. Hanna pun kembali menatap ke sekelilingnya. Tak lagi menatap Mega J takut menimbulkan pertanyaan lagi pada hubungan mereka berdua.

Hanna sebenarnya sejak kedatangan Mega J takut akan adanya pertanyaan masyarakat seperti yang sekarang dilakukan oleh Rajawali. Pertanyaan wajar, karena mereka berdua hidup bersamaan dalam satu atap. Dimana orang Islam tak memperbolehkan hal itu walaupun tak terjadi apapun dengan mereka berdua. Hanya untung saja mereka hidup di kota besar Singason yang rata-rata masyarakat hidup masing-masing tanpa mengurusi urusan masyarakat satu sama lainnya. Bukan hidup di desa. Dan di kota Singason terkenal sebagai kota bebas meskipun mayoritas masyarakat nya sudah beragama Islam.

Makan malam pun di mulai. Dan ditengah-tengah makan malam inilah, kedua orang memulai saling melakukan aksinya.

Rajawali dan Mega J, keduanya yang sama-sama sedang menikmati hidangan di meja makan, kedua tatapan mereka bertemu.

Saling menatap tajam. Sangat tajam. Kedua nya kini pun telah ....

Berpindah tempat, kedua tidak lagi berada di meja makan.

"Kenapa anda berada di Singason?! Apa yang anda lakukan?!! Apakah anda mengikuti ku?!!" bentak Mega J.

Dimana jiwa keduanya sedang berhadap-hadapan disebuah tempat yang tak ada orang lain satu pun. Entah dimana itu, tempat luas dan gersang tak ad satupun, bukan sebuah ruangan namun bukan pula hutan.

Rajawali pun langsung membentak balik pada bentakan Mega J padanya, "Ya! jelaslah aku mengikuti mu!! Hahahaha"

"Untuk apa Raja?!! Kenapa anda mengikutiku!!"

"Kau tidak boleh keluar dari hutan Kerajaan Rajawali!!! Kau masih penduduk hutan!!! Bukan penduduk kota!"

"Aku pasti kembali! Anda tenanglah! Tak usah mengikuti diriku kemanapun aku berada."

"Kau tak bisa kemana-mana Mega J!!! Kamu masih dalam kendaliku!!!"

"Tidak!!! anda tidak bisa melakukan itu! Aku adalah orang yang bebas sekarang! Aku juga bukan anak anda! Dan berhentilah menyerang rumah pohonku!!"

"Tidak akan!!! Aku akan terus mengikuti mu! Sebelum kamu berhenti berusaha menjauh dari wilayah Kerajaan Rajawali!"

"Apa yang anda inginkan! Kenapa terus saja mengikuti ku! Aku bukanlah orang yang bertanggung jawab atas kematian putrimu!!!" bentak Mega J dengan penuh keberanian.

Rajawali mendengar putrinya disebutkan langsung menatap penuh amarah.

"Suamiku.... kenapa kamu diam aja?" tiba-tiba Maya membuyarkan tatapan tajamnya pada Mega J.

Langsung saja Rajawali menjawab istrinya dengan senyuman, "Tidak apa... Aku hanya menikmati makan malam ini."

.

.

.

Lanjutannya besok 🥰