NovelToon NovelToon
Hot Daddy & Rumput Liar

Hot Daddy & Rumput Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Lari Saat Hamil / Cinta Paksa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Pecahkan saja semua, dan ingat jangan ada yang tersisa."ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan paras sempurna itu.

"Tidak tuan tolong jangan pecahkan semua ini saya mohon... saya minta maaf atas apa yang terjadi saya janji akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh adik saya."

"Siapa anda berani-beraninya menindas orang kecil seperti dia, berapa hutang ibu ini hingga anda melakukan hal kejam seperti ini?"ucap seorang gadis yang baru saja tiba di toko perabotan langganannya.

Namun tidak ada jawaban sedikit pun dari pria yang kini tengah duduk dengan angkuhnya dikelilingi para bodyguard sambil menyaksikan anak buahnya yang tengah menghancurkan perabotan tersebut.

"Jawab aku berharap hutang nya hingga kalian semua menghancurkan semuanya ini!"ucapnya lagi kali ini dia berucap dengan nada tinggi.

Seketika suasana menjadi hening saat pria yang sedari tadi duduk dengan angkuhnya itu berdiri dan menghampiri gadis yang kini tengah menatap kesal pada mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Kata-kata pria itu sungguh sangat kejam mungkin jika wanita itu bukan Emilia dia akan langsung pergi meninggalkan pria itu dengan tangisnya.

Tapi tidak dengan Emilia yang kini menatap tajam kearah pria itu."Kau mungkin punya kekuasaan di sini, dan aku yakin hotel semewah ini punya banyak cctv yang merekam kejadian seperti yang kau tuduhkan padaku. Dan sangat disayangkan jika semua tuduhan itu meleset karena mulai detik ini juga saya akan sangat membenci anda hingga akhir nanti."ucap wanita itu.

"Memangnya siapa dirimu bisa bersikap sombong seperti ini."ucap pria itu.

"Aku mungkin bukan siapa-siapa tapi akan ku tunjukkan bagaimana cara untuk menghancurkan musuh ku."ucap wanita itu sambil bergegas pergi.

Pria itu dibuat termenung oleh sikap Emilia saat ini hingga dia menghubungi seseorang."Cari tahu siapa perempuan itu sekarang juga."ucap nya sambil melangkah pergi menuju lift.

Sementara Emilia tengah membereskan barang-barang pribadinya dari loker tempat dia menyimpan barang pribadinya selama ini.

Emilia pun menghubungi Erdogan dan meminta pria itu untuk datang ke hotel tersebut.

Sampai saat pria itu datang dalam pengawalan ketat, Emilia pun berkata."Aku akan kembali ke Mansion Arthur untuk beberapa waktu dan sekarang aku akan menyiapkan anak-anak dulu."ucap Emilia yang sebenarnya ingin meyakinkan sesuatu.

Hingga Erdogan mengangguk mengiyakan perkataan Emilia, disitu ada Alex yang kini menatap dengan tatapan mata yang tidak bisa diartikan.

Emilia pun pergi dengan Erdogan sambil berjalan beriringan diikuti oleh anak buah mereka.

"Dia adalah komplotan mafia paling ditakuti di negara ini bos, Dia Erdogan tangan kanan Arthur Gael yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya."ucap seorang yang merupakan asisten pribadi Alex.

Alex pun mengangguk pelan sampai saat ia kembali berkata."Apa hubungan wanita itu dengan Arthur."ucap Alex lagi.

"Dia adalah istri Arthur yang selama ini menolak untuk tinggal di kediaman suaminya."ucap pria itu lagi.

Alex pun segera pergi meninggalkan pria itu entah pergi kemana yang jelas saat ini dia pergi terburu-buru.

Sementara Emilia dan kedua anaknya kini sudah berada di dalam jet pribadi bersama dengan Erdogan dan orang-orang nya.

Wanita itu terus bertanya-tanya dalam hatinya tenang pria yang bernama Alex yang selama ini selalu ia kira sebagai Arthur.

Sampai saat Emilia tiba di Mansion yang sudah lama ia tinggalkan dia melihat ke sekeliling ruangan dimana disitu kenangan terakhir nya bersama Arthur berada .

"Selamat datang kembali rumput liar bagaimana kabar mu dan anak-anak."ucap Austin yang langsung menggendong Gerald dan Zabella secara bersamaan.

Austin mendaratkan kecupan di pipi keduanya dan hal itu membuat hati Emilia terasa teriris, mungkin jika Arthur masih hidup pria itulah yang akan melakukan semua itu pada keduanya.

Sampai saat Emilia memutuskan untuk beristirahat di dalam kamar Arthur tempat terakhir iya bersama dengan Arthur tinggal di sana.

Emilia menatap sekeliling ruangan kamar yang begitu luas dan nyaman itu, ada bulir bening yang menetes di sudut mata wanita cantik itu.

Dia teringat akan rasa kecewa Arthur saat dia menolak untuk menikah dengan pria itu. Saat ini Emilia tengah berdiri di samping dinding tempat terakhir kalinya dia bersama Arthur saat Arthur masih hidup.

Emilia mencoba mendorong dinding tersebut seperti yang Arthur lakukan tapi tidak bisa melakukan hal itu, dinding tersebut tidak sedikitpun bergerak atau bergeser seperti saat itu hingga Emilia menendang dinding itu.

Emilia pun turun menuju tempat dimana Arthur dimakamkan saat itu, dan dia langsung terduduk sesampainya di sana.

Wanita itu merasa bahwa ada rahasia besar yang terjadi saat ini, tidak mungkin ada seseorang yang benar-benar mirip dengan Arthur yang sudah tiada.

Emilia pun pergi mencari alat untuk menggali kuburan tersebut ditengah hujan badai yang cukup membuat bulu kuduk merinding semua orang mengira jika Emilia berada di dalam kamar.

Padahal wanita itu tengah bersusah payah menggali kuburan pria yang ia cintai, ayah dari Gerald.

Emilia pun berulang kali tergelincir karena tanah yang mulai licin hingga saat Erdogan menariknya dari dalam lubang."Apa yang kau lakukan Emilia."ucap Erdogan sambil menatap tajam kearah Emilia.

"Aku orang yang tidak pernah percaya bahwa di dunia ini ada kembaran tanpa ikatan darah dengan kembar identik aku ingin memeriksa mayat siapa yang ada di sini sementara Arthur hidup di luar sana dengan konyolnya aku mempercayaimu dan Austin sialan itu!!"ucap Emilia yang langsung mendorong dada bidang pria yang kini ikut mematung di tempatnya karena saat Arthur selesai dimakamkan dia baru tiba dari Dubai.

Emilia terus menggali lubang itu hingga dia terduduk dan menangis diatas lubang kosong itu bahkan tidak ada peti mati.

Emilia pun langsung bergegas Erdogan langsung mengulurkan tangan karena sebentar lagi lubang itu akan tergenang air.

Emilia pun menangis didalam dekapan Erdogan yang kini sama-sama merasa dipermainkan oleh Austin.

"Austin!!!"teriakan Erdogan terdengar begitu menggelegar di dalam ruangan tersebut. Valeria pun langsung terbangun saat Austin bangkit dari atas ranjang nya.

"Ada apa bro, kenapa berteriak dan kenapa penampilan kalian berantakan seperti ini."ucap Austin yang kini melihat tatapan memburu dari Erdogan.

Erdogan tidak berbicara tapi dia langsung menodongkan pistol di depan kepala Australia."Mayat siapa yang kau bawa waktu itu dan kemana peti mati beserta isinya."ucap Emilia yang menatap sengit pada Austin.

"A apa maksud kalian, tentu saja aku membawa mendiang Don. Apa yang kau maksud rumput liar? Bukankah kau sendiri yang telah memandikan Arthur saat itu."ucap Austin.

"Kau lihat dimana dia dimana!!"teriak Emilia yang kini berjalan menarik lengan Austin menuju pemakaman.

Pria itu pun tampak kebingungan karena selama ini ia tidak pernah meninggalkan pulau tersebut lebih lama dari biasanya dan radar yang melindungi pulau itu pun selalu diaktifkan saat ia sedang berpergian karena Valeria ada di Mansion.

Kini Austin menatap kearah istrinya yang terlihat seperti tengah ketakutan dan dia langsung berlari pergi menuju kedalam Austin pun langsung mengejarnya ia yakin bahwa semua ada kaitannya dengan istrinya itu.

"Buka cctv transparan di pulau ini."ucap Erdogan dengan nada dingin seakan membuat udara semakin dingin.

"Pergilah bersihkan dirimu karena kita akan memecahkan masalah."perintah Erdogan pada Emilia.

"Tidak biarkan aku melihat nya secara langsung."ucap Emilia.

"Jangan keras kepala aku tidak pernah menyembunyikan apapun darimu."ucap Erdogan.

"Aku tidak masalah jika dia masih hidup dan baik-baik saja seperti dugaan ku, tapi tolong jangan buat dia terus muncul dihadapan ku."ucap Emilia yang kini sudah terlihat sangat putus asa.

"Pergilah bersihkan dirimu kita bicarakan semuanya nanti."ucap Erdogan tegas.

Emilia pun pergi meninggalkan Erdogan dan anak buah nya yang kini tengah melihat cctv tersembunyi di pulau tersebut.

Erdogan sendiri pun langsung membersihkan diri sambil memantau anak buah nya yang kini bekerja mengambil cctv transparan yang ada di sekeliling pulau dan rumah megah itu.

Sementara itu di dalam kamar Valeria, wanita itu terlihat menggigil ketakutan meringkuk di atas ranjang dengan keringat dan air mata yang bercucuran.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Kini semua sudah berada di dalam kamar Arthur yang ditempati oleh Emilia, tepat di balik dinding kamar tersebut terdapat sebuah ruangan yang hanya bisa dibuka oleh orang-orang tertentu.

Erdogan pun meminta Emilia untuk duduk di tengah-tengah kedua pria yang merupakan tangan kanan dan tangan kiri Arthur.

Sampai saat Erdogan membuka sistem yang telah ia matikan selama dua tahun terakhir itu. Saat semua layar touchscreen itu aktif Erdogan mulai membuka kode-kode yang ada di cctv tersebut untuk mengetahui apa yang terjadi di pulau tersebut.

Awalnya tidak ada yang mencurigakan hingga saat kejadian penyerangan di hari itu terjadi, hingga saat Arthur kembali dibawa pulang oleh Austin ke pulau tersebut. Tidak lama Emilia memandikan jenazah Arthur dengan tangis tanpa suara tersebut hingga akhirnya pemakaman dan tidak lama setelah itu Austin pamit pada Valeria untuk menyapu bersih seluruh anak buah Edison dan nenek tua tersebut.

Namun setelah kepergian Arthur ada banyak kapal selam yang mendarat di pantai tersebut dan puluhan helikopter terbang di atas sana Valeria yang kala itu tengah melihat televisi pun langsung bergegas bergegas mencari bantuan saat dia tau yang muncul di televisi saat itu adalah musuh-musuh Arthur.

Namun sayang tidak ada siapapun di sana kecuali para robot pembersih yang biasa membersihkan rumah dan sekeliling taman. Hingga Valeria melihat anak buah Austin tergeletak di lantai.

Valeria pun langsung bersembunyi dibalik alat pembersih hingga orang-orang itu kembali menghilang dan entah apa yang mereka lakukan kecuali rekaman Cctv yang kini memperlihatkan Irna dan pasukannya membawa Arthur meninggalkan pulau tersebut dan makan itu kembali ditutup rapi seperti sedia kala.

"Wanita itu?"ucap Emilia yang kemudian teringat dengan Alex Dozer yang membawa wanita itu dengan seorang anak kecil perempuan.

"Aku sudah bertemu dengan dia dan dia adalah pemilik hotel yang kemarin menuduhku melakukan prostitusi dengan para tamu yang hadir."Sungguh menyebalkan tidak saat hidup ataupun setelah mati dia selalu menuduhku yang tidak-tidak tapi tidak apa-apa yang terpenting dia bahagia aku sudah tidak memiliki hubungan lagi dengan nya. Kelak jika dia mengingat ku setelah kematiannya tolong bilang padanya bahwa aku sudah tidak ada lagi di dunia ini."ucap Emilia yang akhirnya bangkit.

"Tunggu dimana kau melihatnya Emilia?"ucap Valeria yang kini terlihat sangat penasaran.

"California tidak jauh dari tempat aku tinggal di hotel xx coba saja datang kesana aku tidak lagi ingin mengingat pria itu."ucap Emilia yang kini pergi menuju kamar anak-anaknya kemudian bergegas membawa mereka keluar dari dalam kamar dan dibaringkan di sofa.

"Mau kemana kau cuaca sedang tidak baik-baik saja?"ucap Austin.

"Aku akan pergi meninggalkan semua tentang nya kecuali anak-anak ku."ucap Emilia.

"Tidak Emilia mungkin saja dia sangat membutuhkan bimbingan mu untuk kembali."ucap Erdogan.

"Dia tidak butuh aku, lagipula aku tidak suka dengan barang bekas."ucap Emilia yang membuat kedua pria itu menahan tawa karena dibalik keras kepalanya wanita itu ada sifat yang tidak pernah bisa hilang dari wanita itu yaitu to the points. Hal itulah yang membuat Arthur tergila-gila pada wanita itu.

"Tunggu setelah badai ini reda sebaiknya kamu istirahat bersama anak-anak di kamar mu kasihan mereka nanti setelah hujan reda aku akan membangunkan mu."ucap Erdogan yang kini menatap kearah Austin.

"Tidak aku tidak ingin istirahat justru aku ingin segera pergi dari rumah ini."ucap Emilia tegas.

"Kau mungkin tidak peduli dengan hidup mu, tapi pikirkan tentang anak-anak mu."ucap Erdogan yang membuat Emilia terdiam karena kata-kata pria itu memang ada benarnya.

Emilia pun langsung bergegas membawa kembali anak-anak kedalam kamar mereka sementara Emilia hanya duduk di sofa.

Wanita itu benar-benar keras kepala, dan pantas saja Arthur menyebutnya sebagai rumput liar karena dia adalah wanita yang tangguh dan tidak bisa ditindas, tidak hanya itu Emilia bisa hidup dimana pun ia berada.

Malam semakin larut hujan seakan tengah sengaja menahan Emilia untuk tidak pergi kemanapun, hingga siang harinya Erdogan memindahkan wanita cantik yang terlelap tidur di atas sofa tersebut.

"Hati-hati jika Don benar-benar masih hidup dia akan sangat marah besar terhadap mu karena kekasihnya telah mendapatkan perlakuan khusus darimu."ucap Austin yang kini terlihat tersenyum mengejek.

"Jika dia benar-benar hidup maka aku akan membenturkan kepalanya ke dinding agar dia tidak lagi bertindak bodoh seperti saat itu."ucap Erdogan.

"Ya semoga saja dia hanya hilang ingatan tidak terkena virus pencuci otak yang akan menghapus segalanya."ucap Austin.

"Aku akan menghabisi nyawa mereka yang berani melakukan hal itu"ucap Erdogan yang mengepalkan tangannya.

Mereka pun lanjut meeting di ruang kerja Arthur seperti yang biasa dilakukan jika Erdogan datang ke tempat tersebut.

Mereka terlihat begitu serius dan entah apa yang mereka bahas di ruangan kedap udara tersebut.

Sementara Valeria kini tengah duduk bersama kedua keponakan nya yang sangat lucu dan menggemaskan itu.

Valeria masih tidak percaya bahwa Gerald benar-benar hadir saat kakaknya meninggal dunia saat itu.

"Gerald suka makan apa?"ucap Valeria.

"Dia sukanya makan pancake buatan mommy dan minum susu."ucap Zabella

"Benarkah itu lalu saat mommy bekerja siapa yang menjaga kalian berdua."ucap Valeria.

"Bibi pengasuh."jawab Zabella singkat.

Obrolan mereka terhenti saat Gerald menangis karena teringat akan sang mommy.

Erdogan yang baru saja keluar dari dalam ruang kerja pun bisa mendengar tangis Gerald yang cukup jauh dari tempat ia berdiri saat ini.

Pria itu langsung bergegas menghampiri Gerald dan menggendong bayi laki-laki berusia lima belas bulan itu.

"Don't cry baby let's go to mommy."ucap pria tampan itu yang tiba-tiba membuat Gerald terdiam di tempatnya.

"Mommy adik menangis!"teriak Zabella.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!