NovelToon NovelToon
Miss Troublemaker

Miss Troublemaker

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Egha sari

Bintang, CEO muda dan sukses, mengajukan kontrak nikah, pada gadis yang dijodohkan padanya. Gadis yang masih berstatus mahasiswa dengan sifat penurut, lembut dan anggun, dimata kedua orang tuanya.
Namun, siapa sangka, kelinci penurut yang selalu menggunakan pakaian feminim, ternyata seorang pemberontak kecil, yang membuat Bintang pusing tujuh keliling.
Bagaimana Bintang menanganinya? Dengan pernikahan, yang ternyata jauh dari ekspektasi yang ia bayangan.
Penuh komedi dan keromantisan, ikuti kisah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Egha sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

"Apa kau pernah pakai jeans?"

"Pernah."

"Kapan?"

"Saat sekolah, terus saat orientasi mahasiswa."

Bintang mengikat rambut Sera dengan salah satu tangannya, sembari memperhatikan. Ia juga membayangkan, jika Sera menggunakan pakaian yang sama oleh gadis tadi.

"Mirip," ujar Bintang yang mundur dua langkah.

"Hah! Apa, Kak?"

Bintang tidak menjawab. Ia hanya menyeringai, lalu mundur beberapa langkah. Sera yang bingung memilih tidak bertanya lagi. Ia langsung melangkah menuju kamar mandi.

"Sudah siap?"

"Sudah, Kak."

"Gandeng tanganku. Ingat, Dirumah kita harus melakukan apa."

"Iya, Kak."

Seperti pasangan pengantin baru, yang sedang jatuh cinta. Mereka bergandengan tangan menuruni anak tangga, saling tersenyum, menunjukkan kebahagiaan.

"Kami senang melihat kalian seperti ini."

"Benar. Tidak lama lagi, kita akan menggendong cucu."

Pasangan suami istri itu, duduk bergabung diruang tengah. Mengobral ringan, sembari menunggu makan malam disiapkan.

"Jadi, kalian tidak ingin bulan madu?" tanya ibu Bintang.

"Kami menundanya, Ma. Sera harus fokus pada kuliahnya."

"Iya, Ma. Sebentar lagi, aku harus magang di perusahaan."

"Kalau begitu, kamu magang saja diperusahaan suami kamu."

Bintang dan Sera saling bertukar pandangan. Tentu saja, dalam hati keduanya pasti menolak dengan keras.

"Itu bukan aku yang menentukannya, Ma."

"Sudah-sudah, jangan membahas masalah yang bikin pusing. Lebih baik, kita makan malam."

Makan malam telah usai, orang tua Sera pun sudah pulang. Dua pengantin, duduk dalam kamar. Sera melirik sofa panjang, samping tempat tidur. Disana susah ada satu buah bantal dan selimut yang terlipat rapi. Tanpa perlu, ia bertanya sudah pasti ia akan tidur ditempat itu mulai malam ini dan malam-malam selanjutnya.

Sera langsung membaringkan tubuhnya diatas sofa. Ia menggunakan selimut sampai menutup atas kepala.

"Kau nanti sesak. Untuk apa, ditutup rapat? Kau tidak menutupnya, aku tidak tertarik."

Wah, bajingan. Kita lihat, apa kau tidak tertarik.

Terlanjur emosi, Sera membuang selimutnya. Ia sudah tidak mau ditindas lagi. Mereka sudah menikah, akan lebih bagus menunjukkan sifat aslinya agar mereka lekas berpisah.

Akhirnya, Sera membuka kancing piyamanya satu persatu. Lalu, mengibaskan rambutnya kebelakang, sembari memberikan tatapan genit kepada sang suami. Sera duduk, dengan membusungkan dada kedepan.

Bintang melongo, kedua matanya tidak berkedip. Detik berikutnya, tawanya pecah.

"Kau sedang merayuku? Hahaha.... Kau tidak cocok berwajah seperti penggoda."

Sera tidak peduli, ia membuang piyamanya diatas lantai. Ia kini hanya menggunakan tanktop. Bintang tidur dengan posisi menghadap Sera. Ia seolah menikmati pemandangan.

"Aku akan senang, melihat seseorang masuk angin besok pagi."

Sera tidak peduli. Ia bangkit dan menurunkan celananya, hingga ia hanya menggunakan hotpants. Lalu, Ia kembali memungut selimutnya.

"Jangan salah paham, Kak. Aku hanya tidak nyaman menggunakan piyama kalau tidur." Sera kembali menarik selimutnya, hingga menutupi dada.

Aku akan menggunakan kebebasanku, mulai besok.

Bintang yang merasa dikerjain, bangkit dan duduk di tepi tempat tidur.

"Dengar, istriku. Kau harus bangun sangat pagi. Ingat, besok kau yang harus membuatkanku sarapan dan juga temani aku lari pagi."

"Iya, suamiku."

Entah kenapa, Bintang merasa kesal mendengarnya. Seolah, Sera sedang mengejeknya secara halus. Namun, ia memilih diam dan kembali tidur.

Pukul lima pagi. Bintang mengerjap, perlahan meluruskan sendi-sendinya. Ia melirik sofa, tempat Sera tertidur. Namun, kosong.

"Benar-benar penurut." Bintang langsung bangkit menuju kamar mandi.

Sekitar 10 menit, ia keluar dan sudah berganti pakaian olahraga.

"Kemana dia?" Bintang menuruni anak tangga, sambil menoleh kiri kanan mencari istrinya.

"Kau lihat istriku?" tanya Bintang pada seorang ART.

"Di dapur, Den. Tapi,.... "

"Tapi, apa?"

Bintang shock melihat kondisi dapur yang berantakan. Para koki yang hendak menyiapkan sarapan, berdiri melongo. Penguasa dapur yang baru, tengah bereksperimen untuk memasak pertama kali dalam seumur hidupnya.

"Kau sedang apa?" Bintang memperhatikan sekeliling. Alat-alat masak, tergeletak diatas wastafel. Sisa-sisa potongan sayur, berserakan diatas lantai.

"Menyiapkan sarapan," jawab Sera dengan full senyuman.

Bintang langsung menarik tangan istrinya dan meminta para pelayan untuk membersihkan dapur, sebelum orang tuanya bangun.

"Mulai besok, jangan menginjakkan kakimu ke dapur!"

"Lalu, bagaimana aku akan memasak?" tanya Sera, dengan memasang wajah sok polosnya.

"Stop, Sera. Kau membuatku pusing. Siapa yang akan memakan masakanmu. Sekarang, lebih baik kau bersihkan dirimu. Kenapa kau sangat berantakan?"

Sera menaiki anak tangga, seolah tidak terjadi apa-apa. Sementara, Bintang sudah tidak mood untuk joging. Ia memilih duduk diruang tengah, untuk menenangkan diri.

Di dalam kamar, Sera sedang melompat-lompat kegirangan dan bahagia. Rasanya, sangat lega bisa membalas sang suami. Karena ia adalah anak penurut, maka Bintang pasti tidak akan menyalahkannya.

"Haduh, balas dendam dengan elegan, memang indah. Hahaha... "

Sera melanjutkan kebahagiaannya dalam kamar mandi. Ia bernyanyi, meski dengan suara sumbang dan menyakiti pendengaran.

"Sayang, apa kau suka?" tanya ibu mertuanya, saat melihat Sera makan dengan lahap.

"Iya, Ma. Aku tidak pilih-pilih makanan."

"Baguslah. Jika kau ingin makan sesuatu, bilang saja sama ibu Dewi."

"Iya, Ma."

Bintang yang mendengar percakapan mereka, hanya sesekali mendelik kepada istrinya.

"Kau ada kegiatan hari ini, Nak?" tanya ayah mertuanya.

"Aku ada kelas pagi, Pa."

Ayah mertua, menoleh pada putranya, yang terus membisu.

"Bintang, ajak istrimu jalan-jalan. Karena kalian menunda bulan madu, setidaknya ajak dia makan diluar."

"Iya, Pa."

Sera menahan senyum. Bahagia rasanya, sang mertua berpihak kepadanya. Ternyata, mertua tidak semenakutkan itu, seperti dalam drama atau novel.

Pukul sembilan pagi, Wita dan pak Herman sudah menunggu di halaman. Sementara, Sera keluar rumah dengan wajah yang di make up seadanya. Karena, ia harus tetap mempertahankan keanggunannya.

"Kau mau pergi?" tanya Bintang, saat ia hendak masuk dalam mobil.

"Iya, Kak."

"Papa menyuruhku mengajakmu jalan-jalan. Tapi kau tahu, aku tidak akan melakukannya. Jadi hari ini, kau boleh bebas berkeliaran dan kita bertemu didepan rumah jam 10 malam. Mengerti!"

"Mengerti, Kak."

Ini adalah hal yang paling diinginkan Sera. Selama ini, ia tidak bisa jalan ke manapun yang ia mau. Dan hari yang ia doakan, akhirnya tiba.

"Non, rencananya mau kemana?" tanya Wita yang setiap pagi melakukan rutinitasnya.

"Pokoknya, kita jalan-jalan, makan, nonton. Oh, iya, mama masih tanya, setiap kalian pulang.

"Masih, Non."

"Hah, gue pikir, dia nggak bakalan nanya lagi."

Pagi ini, Sera hanya memiliki satu mata kuliah. Sisanya, dia akan jalan-jalan menikmati kebebasan.

Dan seperti biasa, dia sudah mengganti pakaian dan turun ditempat yang sepi. Selagi berjalan kaki, Rio mampir untuk memberi tumpangan.

"Ser."

"Hmm."

"Gue semalam, ke kontrakan elu. Tapi, tidak ada orang. Kata pemilik kontrakan, lu nggak pernah tinggal kesana dan hanya ada bapak lu yang sering datang tiap hari."

Deg.

🍓🍓🍓

1
Metal Black
bagus
Hintalo Babanam
🥰🥰🥰
dreams
Terima kasih, Kak.
Hintalo Babanam
Cerita yg bagus 😊
Hintalo Babanam
hanya bisa secangkir kopi ya thor, dan secangkir lgi untuk bab selanjutnya 😉
Andar Oss
Semangat otor...lanjut ya...
ceritanya bagus, jadi ga sabar nunggu up
dreams
Mudah-mudahan cerita ini menarik buat kalian. terimakasih
Rian Moontero
mampir thooor,,yuukk up lagi,,smangaaaat💪💪🤩🤩🤸🤸
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!