EZELLA KESAYANGAN SAGARA

pagi harinya Ezella pulang ke mansion bersama Celine dan Elgino. mereka berencana untuk mengantar Ezella ke bandara. suasana di jalanan tidak seperti biasanya, pagi ini cuaca cukup mendung seolah ikut mengejek suasana hati kedua wanita yang sejak semalam cengeng terus.

Ezella sudah siap dengan menentang koper besar. wanita itu berjalan pelan menuju mobil Elgino.sungguh Ezella merasa berat jika harus pergi tapi dia memang harus pulang ke negaranya lebih dulu.

disinilah mereka bertiga berada, di bandara. Sedari tadi Celine tak berhentinya mengeluarkan air mata sambil memeluk erat adiknya yang juga terlihat sama. keduanya menangis karena sebentar lagi bahkan mereka akan hidup di negara terpisah.

"janji dulu, kau akan balik nanti kan??" udah dari semalam pertanyaan Celine itu itu saja, mendengar pertanyaan yang sama terus muncul membuat Ezella tersenyum tipis.

"kak, aku janji akan sering berkunjung kesini,, oh ya nanti kalau kak El udah cuti kerja kalian juga bisa pergi ke singapura kan?" mungkin sekedar kalimat penenang tapi itu sudah cukup untuk membuat ibu hamil merasa lega.

"baiklah, aku masuk dulu kak,, kamu jaga kesehatan ya disini. jangan biarkan keponakanku menderita, kau harus menjaganya dengan baik!" pesan Ezella sambil mengelus perut rata Celine, sementara Celine hanya diam mengangguk sembari mengusap air matanya yang tidak pernah berhenti mengalir sejak semalam.

"kak El, jaga kakakku,, jangan buat dia sedih!"

"hmmm pasti!! kau masuklah, sampaikan salam kami pada Cassie. jaga diri disana dan berhati hatilah dalam misimu!!" Elgino mengelus pucuk rambut Ezella. setelahnya gadis itu masuk ke dalam pesawat yang akan membawanya pulang ke negara kelahirannya.

.

.

.

perjalanan yang menempuh waktu sekitar sembilan belas jam lamanya, akhirnya Ezella sampai di negara kelahirannya sekarang. wanita dengan kacamata hitam serta rambut yang tergerai membuat pesonanya kian memikat. Ezella menarik kopernya menuju mobil yang datang jemput.

" mommy!!" Cassie keluar dari mobil dengan opa Abigail yang masih mengikutinya.

" uhhh sayangnya mommy, sini peluk" Ezella memeluk putri kecilnya.

"akhilnya mommy balik, Cassie lindu tau" wajah yang menggemeskan terlihat merajuk.

"maafin mommy sayang, Cassie mau boneka tirex kan?? ntar mommy kasih deh, tapi janji dulu jangan ngambek hmm" dengan lembut Ezella membelai rambut anaknya dengan sayang.

"selius?? yeyy akhilnya koleksi boneka ku lengkap, Cassie nggak malah lagi mom!" tersenyum senang, hal itu membuat Ezella ikut tersenyum. setelahnya kedua perempuan beda generasi itu masuk mobil dan kembali ke mansion.

.

Elena kembali berulah, dia sekarang selalu ingin menempeli sang suami. Sagara jengah sendiri setiap kali Elena selalu membawa kandungannya hanya agar Sagara bisa memperhatikannya.

"sayang, masih belum selesai?" saat ini Elena tengah berada di kantor sang suami, dia dengan penuh tekad untuk pertama kalinya kesini.

"KAMU BISA DIAM NGGAK!!" kesabaran yang coba dia tahan sedari tadi kini tak bisa lagi dia kendali. Sagara dengan suara lantangnya membentak ibu hamil tersebut sampai membuat Elena kaget bukan main.pasalnya, walau selama ini Sagara terlihat cuek dan tidak pernah peduli padanya tapi Sagara yang pada dasarnya pria berhati lembut tidak pernah membentaknya sama sekali.

Elena bungkam, dia tidak berani keluar suara lagi, di izinkan untuk tetap berada di kantor dengan suaminya saja dia masih bersyukur. hawa ruangan itu sangat dingin, bahkan untuk sekedar bernafas pun rasanya sangat sulit bagi Elena. hanya bunyi ketikan yang terdengar, seperti biasa kalau soal kerja Sagara akan selalu fokus.

Karena bosan Elena kini bermain ponselnya, menonton drama korea adalah suatu kebiasaan yang sering kali dia lakukan saat jenuh.

ting

suara notif pesan terdengar. Elena beralih ke aplikasi hijau. nomor tidak di kenal kembali mengirim pesan. untuk pertama kali setelah satu bulan berlalu Elena sering di teror, kali ini mungkin juga akan seperti itu.

Elena membuka pesan itu dalam diam, dia tidak mau membuat Sagara kembali marah padanya.

sudahi permainanmu selama ini, sekarang aku yang akan bermain!!

entah apa maksud dari kalimat itu, yang jelas Elena tidak akan tinggal diam. Elena langsung meneruskan pesan anonim itu pada Leonard.

"sayang, aku pulang ya!" dengan sangat hati hati Elena berujar.

"silahkan!" kenapa tidak dari tadi? kira kira begitulah yang ada di pikiran Sagara sekarang. dia bahkan tidak mengalihkan tatapannya dari sang istri yang kini sudah mulai jalan keluar.

di saat Elena sudah tak terlihat, Sagara mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang untuk memata matai Alana.

"pantau setiap pergerakannya!" perintah sagara pada orang di seberang sana. setelah itu dia langsung mematikan kembali ponselnya.

...

Malam harinya, Ezella sekarang sudah sampai di mansion mewah milik kedua orang tua angkatnya sejak tadi sore. Ezella langusng ke kamarnya dengan sang putri yang masih mengintilinya dari belakang.

" mommy, besok yang ngantal Cassie ke sekolah mommy ya" suara imut dari mulut mungilnya membuat Ezella tersenyum tipis.

"kenapa?? aunty giselle masih mau ngantarin kamu kok" Giselle yang sejak tadi sibuk sendiri kini nimbrung dengan obrolan ibu dan anak tersebut.

"aunty mending cali pacal deh,, dali pada antalin Cassie telus kan?" kalimat tersebut mampu mengundang gelak tawa dua wanita cantik yang sedari tadi terlibat dalam obrolan.

"Cassie ada kandidat nggak?? kalau Cassie yang pilih aunty mau deh"

"banyakk, di sekolah ada gulu yang tampan, jangan pula pula deh, Cassie pelnah lihat aunty bicala dengan pak Damas, ayo ngaku!!"

"hahahhaha emang iya?" Ezella kelihatan tertarik dengan obrolan random ini, dia menimpali kalimat sang anak.

"ihh, aunty bicara pada pak Damas karena menanyakan perkembangan sekolah kamu,, gimana sih"

"udah udah,, baiklah besok mommy akan mengantar anak cantik ini ke sekolah hmm!"

"yeyyyyy akhilnyaaaa!!" teriak Cassie kegirangan, sungguh dia sangat ingin terlihat seperti anak lain yang di antar oleh ibu mereka ke sekolah.

"Cassie bobo ya, Giselle juga tidur sana!" Giselle keluar dari kamar kakaknya, sementara kini Ezella mengambil laptop dan mengurusi beberapa pekerjaan penting.

aku kembali batin Ezella sembari membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk dengan sang putri di sebelahnya.

______