NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Untuk Menjadi Pengusaha

Terlahir Kembali Untuk Menjadi Pengusaha

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Mengubah Takdir / Keluarga / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: FlowerNing

Uang, Rumah, Mobil, tiga benda itu tidak pernah dimiliki oleh Gaffi. Besar di jalanan tanpa perlindungan dan pengasuhan orang tua, Gaffi yang ditinggalkan di jalanan harus bertahan hidup dengan cara mengemis.

Melihat kehidupan orang-orang beruntung yang lewat, Gaffi duduk di pinggir trotoar. Suaranya pelan, mengiba agar ada yang memberinya uang recehan untuk makan hari ini.

Jika takdir hidupku begitu buruk..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FlowerNing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayah Senang Kalau Gaffi Sekolah

Gaffi tidak takut namun demi citra anak kecil yang harus dia pertahankan, Gaffi mengangguk. "Takut. Gaffi sembunyi di dalam kamar karena takut."

Bayu merasa bersalah. "Lain kali ayah tidak akan mengambil pekerjaan seperti ini lagi."

Gaffi tidak keberatan. Sebenarnya hati kecilnya sedikit khawatir. Bayu pergi terlalu lama dan dia cemas. Pengalaman ditinggalkan masih membekas dalam benaknya. "Ayah capek? Lapar?"

Bayu menggeleng. "Tidak capek dan lapar. Di mobil ayah sempat tidur dan sebelumnya sempat makan malam."

"Gaffi sudah makan belum?"

"Sudah. Gaffi makan semua yang ayah masak, habis sudah."

Bayu mengeratkan pelukannya. "Anak ayah pintar sekali."

Gaffi tertawa renyah. Suara tawanya terdengar sampai rumah Darsih. Wati melongok untuk melihat keluar jendela ruang tamu yang menghadap kamar tidur Gaffi dan Bayu. "Ayah Gaffi sudah pulang buk."

Darsih yang menjahit pakaian sobek milik Guntur bergumam. "Mmmh."

"Ayah Gaffi bawa oleh-oleh tidak ya Buk?" Guntur yang duduk di samping Darsih mulai ngiler. Cokelat pemberian Gaffi tadi siang masih terasa di mulutnya.

"Ndak tahu." Jawab Darsih singkat.

Jumarno yang duduk di dekat pintu rumah sedang membuat rokok untuk dirinya sendiri. Anak sulungnya yang sudah mendingan dan ikut membantu memisahkan daun tembakau agar mudah di balut kertas. "Memangnya kenapa kalau ayah Gaffi bawa oleh-oleh?"

Guntur memerah. Ya memang bukan urusannya, dia sekedar bertanya saja. Agung anak pertama sekaligus kakak sulung Guntur meledek. "Pasti kepingin oleh-oleh juga dia pak."

Guntur melotot. "ENGGAK!"

Agung tertawa, semua orang di rumah tertawa karena Guntur yang terlihat lucu. Mata guntur memerah, kemudian dia menangis kejer. Darsih yang sudah berhenti tertawa membuat gerakan pukulan bohongan ke arah Agung. "Jangan iseng. Cup cup cup. Mas kamu bercanda saja loh nak."

Guntur masih sakit hati. Masih menangis, kelopak mata Guntur bengkak seketika. Wati juga berhenti tertawa, mendesah akan tingkah Guntur yang cengeng. Agung juga tahu dirinya salah, meminta maaf pada adik bungsunya dan berjanji membelikan permen susu saat pulang sekolah besok.

"Berhentilah menangis. Besok mas janji belikan permen susu satu untuk kamu dan Wati."

Air mata kering seketika. Guntur menjulurkan jari kelingkingnya. "Janji?"

"Iya janji."

***

Seperti kata Pak Mamat, hari ini Bayu tidak pergi kerja. Pagi-pagi sekali Bayu melihat cucian menumpuk, walau pegal harus menyikat dan membilas pakaian, pekerjaan rumah ini masih harus di selesaikan.

Membawa satu keranjang penuh pakaian kotor, duda satu anak itu dengan tangkas menimba air. Selain uang sekolah Gaffi sudah cukup masih banyak sisa uang untuk digunakan. Sepertinya membeli Sanyo air agar ada keran di rumah lebih bagus.

Memeras pakaian terakhir untuk di gantung di halaman. Bayu melihat jendela kamar tidur terbuka. Gaffi baru bangun, rambutnya yang mulai panjang sedikit berantakan dan ada sisa kusut di pipi akibat terlalu lama berbaring di bantal.

"Nyenyak tidur kamu?"

"Hmm. Ayah bangun jam berapa?" Matahari belum tinggi tapi Bayu sudah menjemur pakaian.

"Sebelum subuh. Mau sarapan apa?" Setelah bertanya Bayu menepuk kening, lupa kalau di rumah sudah tidak ada apapun yang bisa di masak. "Mau sarapan di pasar?"

Gaffi setuju. Mandi dengan cepat dan berganti pakaian serta tidak lupa jaket agar tetap hangat, Gaffi duduk di atas pundak Bayu. "Ayah tidak capek gendong Gaffi terus?"

Capek. Tapi ketika nanti Gaffi anaknya tumbuh dewasa, tidak ada kesempatan sama seperti ini bisa dilakukan kembali. "Ayah kuat jadi tidak capek."

Manusia suka sekali berbohong untuk menyenangkan hati manusia lainnya.

Alis Gaffi mengerut ketika suara sistem muncul. Diam.

Sistem yang tahu tuannya masih kesal dan belum memberi jawaban tentang misi bersekolah pada akhirnya bersembunyi kembali.

Pasar pagi tidak pernah sepi. Baik itu penjual atau pembeli saling bersahutan demi kesepakatan transaksi jual beli. Gaffi yang bersandar di atas kepala Bayu menunjuk gerobak bubur. "Ayah itu."

Bayu mengangguk. Antri sebentar sebelum akhirnya pesan makanan.

"Makan disini atau di bungkus bawa pulang mas?"

"Makan disini saja pak. Dua mangkuk ya. Satu komplit satu lagi daun bawang sama kacangnya di pisah." Duduk di meja kayu dengan kursi plastik, Bayu tidak makan daun bawang dan kacang. Demi memberi kesan agar tidak pilih-pilih makanan di depan Gaffi, Bayu memilih menggunakan trik ini.

Gaffi yang melihat sikap Bayu yang mengabaikan dua topping bubur mau tidak mau bertanya karena penasaran. "Kok ayah tidak makan sih?." Katanya menunjuk pada dua hal yang Bayu tidak suka makan.

Bayu menolak jujur. Tanpa ekspresi pria itu makan kacang bersama daun bawang. "Ayah suka makan terpisah."

Gaffi percayaa saja lalu fokus makan porsi bubur ayam miliknya. Membayar seharga 60 perak, Gaffi yang tahu nilai uang agak meringis. Harga bubur sama seperti harga satu porsi bakso daging. Penjual mengambil keuntungan terlalu banyak. Namum melihat antrian yang panjang, harga itu sepadan. Ada harga ada rasa.

Kenyang. Bayu masih ingat tujuannya untuk menyekolahkan Gaffi. "Yuk pergi ke sana." Bayu membawa Gaffi melipir masuk ke dalam toko perlengkapan sekolah.

Gaffi yang tidak bersekolah di kehidupan sebelumnya terpana pada model tas yang di gantung. Anak-anak era ini suka jenis tas bercetak gambar pahlawan super? Ada sekelompok orang bertopeng berwarna warni yang tertulis power rangers. Ini hitz?

Aneh dan terlalu berwarna. Gaffi segera membuang muka, tidak mau Bayu salah kira bahwa dirinya menyukai jenis tas tersebut. "Ayah mau kirim Gaffi sekolah?"

Bayu tercekat. Bagaimana Gaffi tahu tentang sekolah? "Gaffi tahu sekolah itu apa?"

Gaffi tanpa ragu menjelaskan apa yang dia tahu tentang sekolah. Di eranya anak-anak pergi bersekolah di gedung-gedung bertingkat. Diantar mobil jemputan atau pribadi, seragam yang di pakai murid sekolah terlihat elit dengan gaya berbeda-beda.

Bayu sumringah. Pikirnya akan sulit untuk anaknya menerima kenyataan pergi sekolah untuk belajar. Walau taman kanak-kanak mengusung tema belajar dan bermain, belum tentu bisa membuat anak seusia Gaffi betah tinggal dan memperhatikan.

"Di dekat bengkel ada TK baru yang dibuka dekat kompleks perumahan. Ayah berencana daftarkan Gaffi sekolah disana."

Gaffi tidak merasakan lonjakan apapun. Baik itu pergi atau tidak, baginya sama saja. "Ayah senang kalau Gaffi pergi?"

"Tentu. Ayah akan bangga kalau Gaffi sekolah dengan rajin."

Gaffi menyentuh jari telunjuk Bayu untuk dia genggam. "Oke. Gaffi pergi sekolah kalau gitu."

Penjaga toko yang baru saja dari belakang langsung menghampiri dengan antusias. "Iya pak, ada yang bisa dibantu?"

Bayu mendorong Gaffi untuk maju. "Pilih yang kamu suka."

Gaffi tahu pergi ke sekolah itu butuh tas. Melihat deretan tas yang membuat matanya sakit, Gaffi memilih tas polos berwarna hitam. "Yang itu."

1
nur laela
Luar biasa
FlowerNing: Terimakasih
total 1 replies
... Silent Readers
⭐⭐⭐⭐⭐
FlowerNing: terimakasih
total 1 replies
deria
👍👍👍👍👍 lanjutkan thor ..
deria
yo gaffi suka yang polos🤭🤭🤭 yang meriah banyak gambar terlalu menyakitkan mata kalo liatnya🤣🤣🤣
deria
lanjutkan thor . apalagi latar ceritanya tahun 85👍👍👍👍
deria: oke thor
FlowerNing: sudah di up ya satu bab baru. dibaca yawww
total 2 replies
deria
weleh sibuk ya thor ampek belum up juga
FlowerNing: Sibuk kerja hiks
total 1 replies
deria
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 memanfaatkan anak tapi boleh juga asal jangan sering2😂😂😂😂
FlowerNing: gak sering-sering kok
total 1 replies
Salsabila Arman
lanjut
Andira Rahmawati
lanjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!