NovelToon NovelToon
Mantan Rasa Pacar

Mantan Rasa Pacar

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Berbaikan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Asmi SA

MANTAN. Apa yang terbesit di pikiran kalian saat mendengar kata 'MANTAN' ?

Penyesalan? Kenangan? Apapun itu, selogis apapun alasan yang membuat hubungan kamu sama dia berubah menjadi sebatas 'MANTAN' tidak akan mengubah kenyataan kenangan yang telah kalian lewati bersama.

Meskipun ada rasa sakit atas sikapnya atau mungkin saat kehilangannya. Dia pernah ada di garis terdepan yang mengisi hari-harimu yang putih. Mengubahnya menjadi berwarna meski pada akhirnya tinta hitam menghapus warna itu bersama kepergiannya.

Arletta Puteri Aulia, gadis berkulit sawo matang, dengan wajah cantik berhidung mancung itu tidak mempermasalahkan kedekatannya lagi dengan cowok jangkung kakak kelasnya sekaligus teman kecilnya-- Galang Abdi Atmaja. Yang kini berstatus mantan kekasihnya.

Dekat? Iya,
Sayang? Mungkin,
Cemburu? Iya,
Berantem? Sering,
Jalan bareng? Apa lagi itu,
Status? Cuma sebatas mantan.

Apa mereka akan kembali menjalin kasih? Atau mereka lebih nyaman dengan -MANTAN RASA PACAR- julukan itu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asmi SA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

Bian menoleh sekilas pada Raya. Raya hanya terdiam di tempatnya. Mobil itu melaju meninggalkan garasi rumahnya.

“Hubungan lo sama Kak-“

“Udah ngga usah dibahas, gue udah nggapapa kok,” ucap Raya mengalihkan tatapannya.

“Sorry, gue ngga bermaksud nyakitin lo, gue cuma-“ Bian terdiam. Raya menoleh, “lo tahu kan dia kakaknya Arletta, makanya lo ngelarang hubungan gue sama dia.”

Bian masih terdiam.

“Ckk, licik.”

Bian menoleh pada Raya yang tampak terkekeh. Ia heran mengapa Raya justru terkekeh.

“Sorry.”

“Sekarang gue tanya sama lo,” Raya menghela nafas menatap Bian. “Lo beneran sayang sama Arletta?”

“Harus ya gue bilang? Lo tahu kan kalo gue sayang sama dia.”

“Gue tahu, tapi lo jangan buta cinta bego, kalian bertiga kan sahabatan. Jangan karena lo sayang sama Arletta, lo jadi gila, sahabat sendiri lo musuhin, adik sendiri lo khianatin-“ ucapanny terhenti. Ia menghela nafas panjang.

“Oke sekarang gue ngakuin kalo lo kakak gue. Karena jujur gue udah mulai lupa soal Kak Rafa. Tapi sejak gue ketemu dia lagi yang ternyata kakak dari sahabat gue sendiri. Gue ngga tahu harus gimana,” ia menghela nafas lesu, menatap jalanan yang mereka lewati.

“Kalo gue jadi Arletta, gue juga ngga akan biarin lo sama Galang musuhan," lanjutnya.

Bian terdiam. Ya, karena rasa sayang dia untuk Arletta, dia harus rela menyakiti orang-orang terdekatnya.

***

Galang duduk di sofa, menyandarkan kepalanya di punggung sofa. Tangannya ia letakkan di atas kening.

“Kenapa kak?”

Galang menoleh, mendapati adiknya yang sudah duduk di sampingnya. “Ngga kok, udah makan? Mau makan di luar?”

Bella tampak berpikir, “eum, boleh. Beli seblak yuk,”

“Seblak?”

“Iya, kayaknya yang di depan sekolah kakak enak tuh,” ucap Bella sembari membayangkannya.

“Let’s go!” seru Galang berdiri dari sana. Mereka berjalan beriringan menuju garasi sebelum kemudian motor itu melaju meninggalkan rumah.

Galang memarkirkan motornya di depan kedai seblak. Kedai itu kecil, tapi cukup ramai. Mereka turun dari motor memasuki kedai itu. Bella meraih lengan kakaknya dan menggandengnya ke dalam. Galang hanya tersenyum melihat adiknya yang tampak bersemangat itu.

“Kak Tata.” Bella melepaskan tangannya dari lengan kakaknya itu. Galang menoleh pada Bella dan mengikuti arah pandangnya.

“Kak, aku mau yang level dua ya,” ucap Bella menepuk lengan Galang dan meninggalkannya. Ia berjalan mendekati meja Arletta. Galang hanya bisa menggeleng melihat tingkah Bella.

“Hai kak,” ucap Bella duduk di samping Arletta. Arletta menoleh, “loh, Bel. Sama siapa kamu? Sendirian?”

“Sama ojek pribadi,” ucap Bella tersenyum menunjuk ke arah Galang. Arletta menoleh, ia menatap punggung Galang dari sana. Kenapa dia harus bertemu Galang di sini.

Rafa yang paham akan perubahan ekspresi Arletta pun berdiri dari sana.

“Bel, kemaren kamu bilang mau ditemenin beli buku kan? Sekarang aja yuk,” ucap Rafa. Bella mengernyit begitupun Arletta. Rafa mengedipkan matanya. Bella masih tampak bingung di sana.

“Buku?”

Rafa merapatkan bibirnya, dia bingung harus dengan kode apa lagi dia memberitahu Bella. Rafa menatap Galang yang baru saja menghampirinya. Bella juga menatapnya.

“Ooh iya buku yang panduan game itu kan? Baru inget aku. Kak, aku pergi dulu sama Kak Rafa, ya,” pamit Bella pada Galang. Galang yang baru duduk dibuat heran olehnya. “Ke mana?”

“Ke toko buku. Bentar, mumpung inget juga. Kalo kelamaan kamu anter Tata pulang, ya,” ucap Rafa berdiri dari sana begitu juga Bella.

“T-tapi kak,” belum sempat Arletta membantah, Bella dan Rafa sudah berjalan menjauh.

Arletta menghela nafas, ia mengaduk kembali seblaknya yang masih setengahnya. Ia mulai menyuapkannya lagi.

Galang menatapnya heran, “lo kenapa? Sakit?” Galang mengulurkan tangannya di dahi Arletta.

“Ish! Ngga kok.”

“Kok keringet lo banyak banget?” tanya Galang khawatir. Arletta berdecak kesal, “Lo ngga lihat gue kepedesan?”

Galang tersenyum, “nah ini baru Tata.”

Arletta mengernyit, ck, aneh. Mereka makan dalam diam . “Ta, kayaknya untuk sementara waktu, gue ngga bisa anter jemput lo deh.” Arletta mendongak, “kenapa?”

“Gue udah janji mau anter jemput Raya.”

***

Arletta berjalan lesu di depan gerbang sekolahnya. Sesekali menghela nafas kasar.

“Ta!”

Arletta menoleh, dia tahu lengkingan siapa itu. “Lo kenapa lesu gitu? Belom sarapan?”

Arletta hanya menggeleng, “ngga kok, cuma lemes aja.” Andini meraih lengan Arletta, “ngga bisa gini, lo harus diobatin.” Andini menariknya ke kantin.

“Ngapain bawa gue ke kantin?” Ucap Arletta heran.

“Lo pasti belum sarapan, gue traktir donatnya Bu Elfi. Enak banget tahu,” ucap Andini duduk di salah satu meja kosong di kantin itu. Arletta hanya tersenyum saat Andini meninggalkannya untuk membeli donat.

Arletta mengetukkan jarinya di atas meja menunggu Andini kembali.

“Ta,”

Arletta mendongak. “Bian?”

Bian duduk di depan Arletta dengan senyum khasnya. Tampan. Mungkin itu yang ada di pikiran Arletta sekarang.

“Gimana jawaban lo? Gue harus nunggu berapa lama lagi?”

Arletta terdiam masih menatap Bian di depannya. Ia bimbang, ia tak sengaja melihat Galang yang baru memasuki kantin. Arletta kembali menatap Bian. "Gue ngga bisa.”

“Kenapa?” Bian masih tidak bisa menerima jawaban itu. “Pokoknya gue ngga bisa.”

Beruntung Andini datang membawa nampan dengan donat dan juga dua gelas es jeruk di sana. Bian tampak menghela nafas namun ia tetap ikut duduk di sana.

Galang memperhatikan meja Arletta dari jauh. Ingin rasanya mendekat. Namun sepertinya tidak tepat untuk sekarang. Setelah membayar minumannya, ia kembali ke kelas tanpa menatap Arletta lagi.

Arletta menatap datar kepergian Galang. Galang tidak mendekatinya. Apa karena Bian? Arletta kembali menatap Bian yang tengah asyik bercerita.

***

“Gue bilang juga apa, keduluan lagi kan lo?” Bagas melempar kulit kacang pada Riyan.

“Ngga usah nyampah deh.” Riyan menatap Bagas kesal.

“Lo mau apa? Arletta udah jadi milik orang sekarang,” ucap Adit yang menatap Riyan tengah terdiam. Riyan tidak menghiraukan ucapan kedua sahabatnya. Dia masih sibuk dengan ponsel horizontalnya. Meski pikirannya terus melayang pada Arletta.

Plak..

“Apaan sih!” Riyan mengusap kepalanya yang baru di geplak Adit.

“Lo tuli apa gimana?” Ucap Adit kesal.

“Kayak ngga tahu aja. Dia lagi menyesali hidup tuh,” timpal Bagas.

“Selama janur kuning belum melengkung mah masih bisa di terobos,” ucap Riyan masih memainkan gamenya. Adit dan Bagas saling pandang.

“Lo beneran Riyan?” Ucap Adit memegang kedua bahu Riyan dan menatapnya lekat-lekat.

“Ish! Apaan sih lo, gue ketembak musuh anj-“

“Translate Yan,” potong Adit. Bagas mengernyit. “Kayak lo ngga pernah ngomong anjir aja,” timpalnya. Adit terkekeh.

“Kalian ribut banget sih, gue aja biasa aja,” ucap Riyan tanpa menoleh.

“Kita kan peduli sama lo,” timpal Adit.

“Halah urusin aja hidup lo, lo jomblo juga kan?” Timpal Riyan membuat Bagas tertawa. Adit menggeleng tak terima. Meskipun ucapan Riyan ada benarnya.

“Gue yakin ini bukan lo Yan, lo dirasuki setan mana? Cukup Bagas yang selalu bully gue, lo jangan.”

Riyan tersenyum miring, “kenapa? Baik terus ngga menjamin orang suka sama gue kan?”

Bagas dan Adit saling memandang heran. Apa maksud ucapan Riyan barusan?

***

Pulang sekolah Arletta tampaknya enggan meninggalkan bangkunya.

“Yuk pulang,” ucap Bian menoleh pada Arletta. Andini pun menoleh begitu juga Raya.

“Duluan aja, ntar gue nyusul.” Bian menghela nafas lalu keluar lebih dulu ke parkiran.

“Din, Ta, gue juga duluan ya,” pamit Raya lalu menyusul Bian. Andini menoleh pada Arletta setelah Raya sudah tidak lagi terlihat.

“Lo udah tanya sama Kak Galang soal kemaren?” Tanya Andini setengah berbisik.

Arletta menatapnya lesu lalu menggeleng lemah. “Kenapa?”

Arletta tidak memberitahukan apapun. Dia berdiri dari sana. “Mending lo lihat aja sendiri, dan simpulin sendiri.”

Andini mengernyit heran lalu ikut berdiri. Mereka berjalan beriringan ke arah parkiran.

“Kak Galang sama Raya?” Andini menoleh pada Arletta yang terdiam di tempatnya. Mereka melihat Raya dan Galang yang sudah berboncengan di atas motor Galang dan mulai meninggalkan parkiran.

“Mereka jadian?”

Arletta hanya mengedikkan bahunya. Ia pun tidak tahu ada hubungan apa antara Galang dan Raya, sampai Galang berjanji akan menjemput dan mengantar Raya setiap hari.

“Ta!”

Arletta tersadar saat suara yang sangat familiar itu memenuhi parkiran. Ia mencari-cari sumber suara itu dan mendapati Bian tengah melambai dari atas motornya.

Andini berdecak, “Bian bucin, ya?” Arletta menggeleng dengan senyuman di wajahnya.

“Gue bisa lihat betapa cemburunya Bian saat itu di pantai, sangat berbeda dengan Bian hari ini. Dia seperti memiliki dua kepribadian,” ucap Andini menatap Bian yang tampak menatap Arletta dengan senyum mengembang sempurna. “Bahkan setelah lo tolak pun dia tetep kayak gitu.”

“Gue juga ngga tahu, kenapa dia jadi bucin gini. Yah, gue duluan Din, lo hati-hati ya,” ucap Arletta meninggalkan Andini dan mendekati Bian.

“Cukup sekali ini aja lo nganter gue pulang.” Ucap Arletta datar.

Namun Arletta kembali merasakan nyaman di dekat Bian. Berbagai pertanyaan tentang Raya dan Galang yang memenuhi pikirannya sekejap lenyap saat di dekat Bian.

***

Motor itu pun meninggalkan pelataran rumah Arletta. Ia melangkah masuk ke dalam rumahnya.

“Loh Fan, ngga ikut mama ke butik?”

Arfan menggeleng. Ia tengah serius menatap layar gamenya. Rafa baru saja dari dapur dengan membawa jus alpukat di tangannya.

“Lah udah pulang, Ta? Kok ngga bilang?” Ucap Rafa duduk di sebelah Arfan.

“Udah ada yang nganterin kok kak,” jawab Arfan. Arletta menatapnya kesal.

“Dianterin siapa? Galang?” Rafa menoleh pada Arletta yang masih menatap Arfan kesal.

“Sama Bian,”

“Bian?” Rafa tampak berpikir sejenak, “oh teman kecil kamu itu?”

Arletta sedikit mengangguk. “Tumben,” ucap Rafa heran.

“Paling juga pacaran kak,” ucap Arfan lagi.

“Eh anak kecil tahu apa!” Pekik Arletta. Rafa terkekeh, Arletta dan Arfan memang selalu seperti itu.

“Bener itu Ta? Udah move on dari Galang?” Goda Rafa membuat Arletta semakin malu.

“Ish kalian ini,” dengkusnya.

1
Fittar
akhirnya balikan 🥰
Fittar
baikan juga ini kakak adik...
tinggal urusan cintanya aja yang masih jauh🤭
Fittar
lagi datang bulan maunya makan pedes😁
Asmi_SA: wkwk sesama cewek pasti paham
total 1 replies
Diana Novitasari IzSa
keren
Asmi_SA: thank you
total 1 replies
Fittar
semua betah memendam rasa 🤧
Asmi_SA: kalo aku mah ngga bisa 😭
total 1 replies
Fittar
Luar biasa
Asmi_SA: makaasiih sudah mampir🤗🥰
total 1 replies
revasya alzila
keren lanjut thor
Asmi_SA: makasih udah mampir🤗
total 1 replies
Rita Riau
ga bisa ke lain hati ya Lang,,,? bukan nya benci malah tambah posesif ke mantan,,
Asmi_SA: ngga bisaa.. Galang cinta banget soalnya wkwk
total 1 replies
Rita Riau
mungkin menghindar lebih baik Yan 🤔🤭
Asmi_SA: /Scowl/
total 1 replies
Rita Riau
izin mampir ya Thor 🙏
Asmi_SA: makasiih udah mampiir 🤗
total 1 replies
revasya alzila
Di tunggu kelanjutannya Thor
Asmi_SA: stay tune yaa🥰
total 1 replies
kookie 🐰
mampirr... semangat terus kakaa 🔛🔥
Asmi_SA: makasiiihh jangan bosen bosen yaa 🥰🥰
total 1 replies
revasya alzila
Nyimak kak
Asmi_SA: makasiiih .. jangan bosan-bosan yaaa🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!