Sistem Elit Global

Heri menatap ruangan tempat kerjanya yang hanya terdapat sebuah kursi dan meja saja. Dirinya tidak menyangka jika harus bekerja di sebuah perusahaan.

Namun yang membuatnya penasaran adalah cara Jack untuk bisa menemukannya. Teknologi seperti apa yang dimiliki oleh bosnya. Ia sangat ingin tahu. Namun ia urungkan karena telah kalah telak.

Akhirnya Heri menghilangkan pikirannya dan mulai menulis apa saja yang ia butuhkan.

Hal yang Heri butuhkan tentu saja sebuah set komputer rakitan. Untuk keamanan cyber, tentu memiliki spesifikasi khusus untuk komputernya.

Lalu meja dan kursi yang nyaman. Karena pekerjaannya jelas akan memakan waktu yang lama. Dan mungkin ia akan berada di ruangan tersebut setiap saat.

Selanjutnya adalah beberapa dekorasi untuk ruang kerja. Setelah selesai mencatat semua hal yang ia butuhkan, Heri segera keluar mencari Alex untuk memberikan catatan tersebut.

Tak lama Heri mencari, dirinya menemukan Alex yang sedang mengarahkan para pekerja memindahkan barang.

"tuan Alex! Ini semua yang perlu kita beli."

Alex mengambil catatan tersebut dan memeriksanya.

"hem.. Baiklah! Besok barang-barang ini akan sampai di kantor. Sekarang pulanglah! Dan datanglah pagi besok untuk mulai bekerja."

"baik tuan! Terima kasih!"

Heri keluar dari kantor dan menuju ke motornya. Namun sebelum naik, dirinya menatap gedung kantor yang megah dan tersenyum.

"sepertinya akan ada hal yang menarik untuk kedepannya."

.

.

.

 Jam 10 malam. Suasana di markas utama perusahaan Donovan Defend menjadi semakin ramai. Malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk Roger and the geng. Sesuai dengan perintah dari boss besar, Roger telah mempersiapkan anak buahnya dengan matang. Mulai dari senjata, rompi anti peluru, dan perawatan pertama medis.

Misi kali ini sangat berbahaya. Bukan melawan preman pasar biasa. Namun melawan bandar narkoba yang jelas memiliki akses untuk senjata api. Dirinya bahkan khawatir dengan para anggota inti perusahaan.

"apakah semuanya sudah siap?"

Siwa memeriksa kembali persiapan mereka.

"semua sudah siap boss."

"huh.. Berhenti memanggilku boss. Aku sudah bukan boss kalian."

Mereka paham dengan apa yang dimaksud oleh Roger. Karena misi kali ini adalah misi pertama dari Jack. Boss baru mereka.

"semuanya berkumpul!"

7 mantan anak buah Roger segera berkumpul didepannya Roger.

"misi kali ini sangat berbahaya. Dan mungkin bisa saja akan menjadi misi terakhir kita. Jadi jika kalian ragu, lebih baik berhenti sekarang."

Siwa mengangkat tangan.

"bicaralah!"

"jika seandainya kami semua berhenti, apakah boss juga akan menyerah terhadap misi ini?"

Roger melihat Siwa dengan pandangan serius.

"aku akan tetap melakukan misi ini. Meski hanya sendiri."

"haha.. Kalau begitu kita lakukan bersama saja. Kita sudah sering melakukan ini bukan?"

"iya! Tidak ada kata mundur kami. Selama anda berada di samping kami, maka ke neraka sekalipun kami siap."

Mendengar itu, Roger cukup bangga dengan mereka. Meskipun terlihat seperti Roger yang mendominasi, namun di dalam Roger menganggap mereka sebagai teman seperjuangan.

" baiklah! Jangan salahkan aku jika kalian tewas dalam misi kali ini. "

Selanjutnya Siwa mulai menyampaikan strateginya.

"untuk strategi kita kali ini, kita akan dibagi menjadi 2 tim. Satu tim bertugas mengamankan pengirim, satu tim lagi mengurus penerima. Sebisa mungkin jangan sampai membunuh target. Kita bisa mencari informasi tentang jaringan mereka."

Mereka semua mengangguk mengerti dengan strategi yang di gunakan oleh Siwa.

Persiapan sudah siap dan mereka berangkat pada pukul 11 malam. Namun persiapan yang mereka kira sudah cukup, sebenarnya sama sekali bukan persiapan jika berhadapan dengan 25 orang pengguna senjata api.

Sementara itu Jack juga sudah siap untuk menjadi pahlawan malam ini. Dengan pakaian jubah hitam seperti seorang karakter misterius. Lalu sebuah pedang katana dipinggangnya.

Jack berangkat tanpa membawa kendaraan. Dirinya melesat pada setiap bangunan dan pohon untuk sampai di lokasi terjadinya transaksi. Lalu berhenti disebuah dahan pohon yang tinggi. Dirinya bisa melihat semua orang yang terlibat dalam peristiwa malam ini.

Dari arah utara ada 3 mobil yang melaju. Lalu dari selatan ada sebuah truk yang berjalan. Kedua rombongan tersebut berhenti di jalanan yang sepi. Dengan cepat beberapa orang keluar dari mobil dan mengambil muatan di truk. Lalu memasukkan kedalam mobil. Setelah selesai, mereka berpisah dan misi Roger dimulai.

Truck yang sudah kembali berjalan tak lama berhenti karena jalan sudah ditutup oleh Siwa dan Tarjo. Melihat itu, sopir truk dan temannya turun membawa senjata tajam.

"sebaiknya kalian jangan ikut campur dengan urusan kami!"

Siwa yang mendengar itu tersenyum.

"hehe.. Kalian bermain dan mencari keuntungan di negaraku. Bukankah seharusnya kalian ijin lebih dulu?"

Sopir truk merasa terpojok dan memutuskan untuk menyerang terlebih dahulu. Pertarungan pun terjadi dengan cepat dan dimenangkan oleh Siwa dan Tarjo.

"hanya seorang amatiran! Beraninya bermain dengan api."

Mereka mengikat sopir truk dan temannya lalu memeriksa muatan truk yang hanya tersisa beras beberapa karung.

"semua sudah aman! Kita bawa mereka ke markas."

"lalu bagaimana dengan tuan Roger?"

"huh.. Itulah yang aku khawatirkan. Ada kemungkinan para pengedar itu memiliki senjata api. Namun setidaknya tuan Roger dan yang lain juga membawa rompi anti peluru."

Kekhawatiran Siwa benar terjadi. Disisi lain, Roger yang anak buahnya sedang diberondong tembakan oleh para pengedar. Beruntung senjata yang digunakan hanya kaliber kecil. Jadi tidak bisa menembus badan mobil yang telah dimodifikasi.

Mereka berlindung dibalik mobil dan berharap jika peluru musuh segera habis. Sementara di balik pohon, Hamura sedang memperhatikan jalannya pertempuran sambil mencari kesempatan untuk menyerang.

Namun Hamura melihat salah satu musuh mengeluarkan benda bulat yang mirip dengan granat tangan.

"boss! Mereka akan melempar granat." lapor Hamura melalui alat komunikasi.

Mendapatkan berita itu, Roger mengumpat dan memberikan perintah pada yang lain.

"sialan! Berlindung!"

Granat yang telah aktif dilempar dan meledak di atas mobil yang Roger bawa. Beruntung Roger dan yang lain tidak mengalami luka serius dalam serangan tersebut. Hingga suara tembakan dari musuh berhenti.

"apa mereka sudah kehabisan amunisi?"

Roger berniat untuk memeriksa keadaan namun Hamura kembali melapor.

"boss! Ada tuan Jack muncul di belakang mereka."

"apa?"

Sementara itu Jack melihat jika sudah waktunya muncul.

"siapa lagi sampah ini?"

Jack mendengar itu merasa kesal.

"sialan! Siapa yang kau sebut sampah? Muka cabul!"

Tidak ingin membuang waktu, seorang anggota kriminal tersebut melepaskan tembakan ke arah kepala Jack. Namun dengan mudah di tangkis oleh Jack menggunakan pedang.

Semua orang terkejut dengan itu. Mereka tidak menyangka jika ada orang yang mampu menangkis peluru hanya menggunakan pedang.

Bahkan Roger dan yang lain juga melihatnya dengan tidak percaya. Mereka tahu jika Jack sangat kuat dalam beladiri. Namun beladiri dan senjata panas sangat jauh berbeda.