Jatuh cinta kepada seorang Arthur Mayer yang memiliki masa lalu kelam tidak dipermasalahkan Shannon Claire karena ia sungguh mencintai pria itu.
Namun bagaimana ketika terungkap dimasa lalu Arthur lah dalang dari peristiwa yang menyebabkan Shannon kehilangan orang yang disayanginya? apakah Shannon memilih bertahan atau meninggalkan Arthur? simak kisahnya di novel hasil menghalu dari Ratu Halu Base 😎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD #17
Suara dentuman musik terdengar begitu keras, membangkitkan semangat para pengunjung club di lantai dansa untuk menggerakkan tubuh mereka. One Night, sebuah club yang sangat terkenal di Roma. Club yang berada di tengah kota itu, di kunjungi oleh golongan menengah ke atas, termaksud Arthur.
Seperti malam ini Arthur bersama anak buahnya Jason menempati salah satu ruangan VVIP yang di pesannya. Arthur menyesap minumannya sambil menunggu wanita yang di sewanya untuk menemani malamnya kali ini. Wanita yang ditunggu datang, Jason segera keluar meninggalkan atasannya.
"Hey handsome," seruan dari wanita itu. Wanita berambut pirang, tubuh sintal yang di balut dress ketat hitam memperlihatkan lekuk tubuhnya, dan wajahnya begitu seksi dalam sekali lihat yang membuat Arthur menarik satu sudut bibirnya.
Wanita itu mendaratkan bokongnya di atas pangkuan Arthur. Arthur memindai tangannya, memegang pinggang ramping wanita itu. Keduanya langsung berciuman dengan panas. Jemari wanita itu bergeliyar menjamah tubuh Arthur, membuka 3 kancing bagian atas kemeja pria itu dan membangkitkan hasrat.
Arthur mengeram pelan, memejamkan matanya saat wanita itu mencubui lehernya. Bayangan gadis memakai piyama biru bermotif Winnie the pooh hadir di dalam pikirannya membuat Arthur membuka matanya. Gairahnya yang sudah muncul seketika ambyar.
"Berhentilah Nona." Wanita itu masih menjamah tubuh Arthur dengan bibirnya tidak mendengar perintah Arthur. "Aku katakan, berhentilah!" Ulang Arthur meninggikan suaranya. Kali ini berhasil.
Wanita itu menegakkan tubuhnya menatap Arthur tidak percaya. Raut kecewa di tampilkan wanita itu. "Sekarang turunlah dari pangkuanku. Aku tidak berselera."
"Why? apa pelayananku kurang, Tuan? " tanya wanita itu sedikit tersinggung dengan kalimat Arthur.
"Turunlah!" alih-alih menjawab, Arthur melayangkan perintahnya lagi, dengan tatapan mengintimidasi.
Wanita itu tidak menyerah. Ia melepaskan tali spaghetti yang tersimpul di bahu indahnya. Arthur dengan cepat menahan tangan wanita itu. "Apakah kau tuli? aku memerintah mu, agar kau turun."
Wanita itu dengan patuh turun dari pangkuan Arthur. Arthur mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya lalu meletakkan diatas meja. Kemudian, ia keluar membuat anak buahnya yang sedang berjaga diluar, bingung. "Kunci mobil," tanpa bertanya lagi Jason memberikan kunci mobil atasannya. "Kau masuklah, gantikan aku. Aku sudah membayar wanita itu."
Arthur menepuk bahu Jason. Pria itu dengan tegas melangkah keluar dari club langsung menuju mobilnya. Tujuannya adalah pulang, dan berharap bisa bertemu dengan Shannon malam ini.
🍂🍂🍂
Perpustakaan yang berada di area lokasi rumah Arthur sudah menjadi salah satu tempat favorit Shannon. Shannon kerap mengunjungi bangunan itu untuk meminjam buku untuk mengisi waktu longgarnya. Shannon berada di ruangan tersebut mengembalikan buku, dan meletakkannya di tempat semula. Gadis itu merotasi ruangan berniat mencari buku menarik yang bisa dibaca lagi olehnya.
Shannon menyentuh rak yang menempel di dinding. Tiba-tiba rak tersebut terdorong, dan ia menemukan ruangan lain. "Ruangan bawah tanah," gumam Shannon yang di hinggapi rasa penasaran. Shannon menuruni undakan tangga yang terbuat kayu, dan langkahnya berhenti di anak tangga paling akhir.
Ruangan yang di pijakan Shannon, dipenuhi oleh rak berisi berbagai jenis bir. Shannon melanjutkan langkahnya.
"Akh... Ya Tuhan." seru Shannon memegangi dadanya melihat patung singa terdapat di ruangan itu. "Kau mengagetkan saja. Beruntung aku tidak pingsan" Shannon menepuk kepala patung tersebut.
"Apa yang kau lakukan disini, Shannon?"
Suara bariton itu terdengar membuat jantung Shannon seketika berhenti berdetak. "Astaga, aku tertangkap basah lagi." Gumam Shannon yang di dengar Arthur membuat Arthur tersenyum tipis.
Perlahan kepala Shannon menoleh sambil menahan nafas, dan perubahan pada wajah gadis itu terekam dengan jelas di manik legam Arthur.
"Eghm, aku tersesat, Tuan." Jawab Shannon asal seraya mengusap lehernya.
"Alasanmu tidak masuk akal, Nona. Hanya ada satu jalan disini, dan kau bisa menaiki anak tangga untuk kembali ke perpustakaan. Jadi, katakan yang sebenarnya." Tuntut pria itu sambil mendekati Shannon.
"Aku hanya penasaran, Tuan." Akunya. "Maaf, aku telah lancang." Shannon tertunduk, kemudian berjalan.
Dengan tiba-tiba, Arthur menahan pundak Shannon dari depan sehingga langkah gadis itu terhenti. Shannon mengangkat wajahnya, dan maniknya bertemu dengan manik legam Arthur. "Ada apa, Tuan?"
"Tetaplah disini, dan temani aku." Arthur mengucap dengan penuh kesadaran.
Shannon membatu sebentar, kemudian ia berbalik lagi, mengekori Arthur yang berjalan lebih dulu. "Anda memintaku untuk menemanimu lagi?"
"Iya, " singkat Arthur.
"Berarti anda telah menerima maafku?"
"Hmm.. Ya.. " Arthur tidak bisa bilang tidak, sebab ia membutuhkan Shannon untuk menemaninya. Hanya menemani tidak melakukan apapun yang berkaitan dengan ranjang, ini pertama kali untuknya.
Shannon tersenyum simpul dengan rasa bahagia yang tak terhingga.
"Wow, selain mengoleksi buku, minuman, anda juga mengoleksi senjata rupanya." Shannon mengawali pembicaraan diantara mereka. Shannon memerhatikan senjata yang tertata rapi di dinding, penuh takjub. Shannon pun menyentuh salah satu senapan yang terletak di tengah dinding, diantara dua lukisan kerajaan.
Arthur berpindah posisinya, ia berdiri di samping Shannon. "Kau ingin mencoba menggunakannya?" tawar Arthur memasang wajah serius.
Shannon memutar kepalanya ke kiri. Ia terlihat berpikir. "Menembak?"
"Ya.. Menembak." Alis tebal Arthur terangkat, dan menukik tajam. "Aku akan mengajarimu. Itupun, jika kau mau. Bagaimana?"
"Aku mau! " sahut Shannon tanpa dipikir lagi. Shannon sangat antusias, dan Arthur dapat melihat kesungguhan itu dari manik hijau Shannon yang berkilau indah.
"Selain menembak, apa lagi yang anda bisa lakukan?" lanjut Shannon tidak kehabisan akal untuk bertanya-tanya.
Arthur memasukan peluru dalam senapan, pria itu kembali menoleh. "Bela diri, berkuda, manjat tebing, sky diving, dan ice skating."
"Anda sangat luar biasa, Tuan." Puji Shannon secara gamblang. "Tapi, ada satu yang tidak anda sebutkan."
"Apa? katakan?"
"Menaklukkan para wanita." Jawaban Shannon sontak membuat Arthur tergelak. Ia tidak menangkis ucapan polos Shannon karena faktanya seperti itu. Sebenarnya tanpa ia menggoda, wanita akan tetap tergoda dengan pesonanya. Arthur hanya tinggal duduk diam, wanita akan datang padanya memohon untuk menjadi teman kencannya.
Shannon turut tertawa. "Ada berapa jumlah kekasih anda, Tuan?"
"Aku tidak memiliki kekasih."
"Benarkah?"
“Aku menjawab dengan jujur. Aku tidak tertarik dengan sebuah hubungan. Buatku, wanita hanya sebatas hiburan yang menyenangkan." Jelas Arthur dengan berkata jujur, dan secara tidak langsung ia memberitahu sisi buruknya kepada Shannon. Ia tidak ingin menutup-nutupinya.
"Apa aku termasuk?" tanya Shannon asal.
"Ya kau juga, menyenangkan. Namun, bentuk penghiburanmu berbeda dengan wanita yang pernah tidur bersamaku."
Jujur pria itu lagi. Ada perasaan senang ketika Arthur mengatakan ia berbeda, namun hatinya juga terasa sakit dengan akhir kalimat yang di ucapkan pria itu.
"Artinya anda sudah tertarik denganku, Tuan." Seloroh Shannon membuat Arthur lagi-lagi tergelak.
👍👍
Shannon jangan lemah hadapi ulat bulu, Brantas ulat bulu Shannon
pasti dia tidak mau wanitamya dilecehkan dan pasti akan mnjaga wanitanya..