NovelToon NovelToon
Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:21.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lestari

Selena Almaheera, mahasiswi lulusan kedokteran dengan prestasinya yang luar biasa. tak sedikit orang memujanya karena kemampuan yang hebat saat beraksi diruang operasi. namun, pada suatu hari takdir buruk menyeret dirinya ke dalam lubang malapetaka.
Diego Ethan Federico, bajingan kelas kakap yang tampan rupawan dan kaya raya. ia meneruskan dunia hitam sang papa juga pewaris utama dari pasangan Matteo Denaro Federico dan Natalia Avila Beltran.
Pertemuan pertama saat dalam keadaan sekarat menjadikan bos mafia itu terobsesi pada dokter cantik yang menanganinya kala itu, hingga satu tahun sudah berlalu keduanya dipertemukan kembali saat dokter cantik itu menangani Sania Ainsley Beltran, yang tak lain adalah adik kandungnya.
Diego sadar obsesinya pada Selena itu bahaya dan ingin menguasai seluruh hidupnya. akan tetapi, ada sang kakak yang justru ikut terlibat dalam perasaan cinta itu.
Lantas siapa diantara dua mafia kakak beradik itu yang berhasil mendapatkan dan meluluhkan hati Selena?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 17

"Turunkan orang-orang terbaik kita untuk memantau pergerakan Dominic. aku ingin tau dimana bajingan itu menyembunyikan semua barangku!"

"Baik, tuan. anda tidak perlu kuatir tentang siapa yang akan turun tangan, aku sudah mengerahkan orang-orang terbaik kita untuk memantau pergerakan Dominic kemanapun dia beraksi" jawab Gio mengikuti langkah sang bos memasuki mansion.

"Pasang penyadap di mobilnya, lakukan sebisa mungkin untuk tidak ada yang tau. kirim juga orang untuk mengepung rumah sakit dan markas. aku yakin, dua bajingan itu sedang bersekongkol menjatuhkanku" geram Ethan bernafas berat. dua bajingan yang dimaksud adalah Dominic dan Robby.

"Kita perlu menaikkan siaga satu, publik sedang mengejar berita tentang penculikan. jangan sampai mereka tau tentang bisnis gelap yang sedang anda jalankan" Gio mengingatkan bos nya, karena wartawan gencar mengulik kehidupan bos nya. tidak bergerak banyak, sedikit saja bergerak maka media akan merilis berita yang tidak-tidak.

"Kau benar, kalau begitu fokus saja mencari dimana barang-barangku. secepatnya harus segera ditemukan!" ucap Ethan berhenti diruang tengah, melewati rumah yang sudah sepi karena sudah lewat jam makan malam.

"Siap, dimengerti tuan"

Dibalik lemari besar, Selena menahan nafas mendengar percakapan mereka, banyak yang mereka bahas termasuk strategi pekerjaan dan bisnis pria itu. tapi tak satupun ia mengerti, cukup sulit dimengerti karena berkaitan dengan sikap kejam Ethan di dunia gelap.

Ia berdiri sambil mengintip, ada nama seseorang diseret dalam pembicaraan, seperti tidak asing namun nyatanya ia tidak kenal. ada sedikit yang ia tahu, pekerjaan mafia lebih bahaya dari yang ia duga. benar dengan apa yang media katakan jika Ethan pria yang berbahaya.

Saat lama menguping, Ethan tak langsung melanjutkan langkahnya, pria itu memberi Gio tanda lewat lirikan mata. ia melihat pantulan diri Selena di lemari kaca, berdiri seperti maling yang takut ketahuan masa. Ethan tersenyum miring mengerti dengan apa yang dilakukan wanitanya.

"Siapkan mobil, kita pulang ke mansion pribadiku!" Ethan memberi perintah, Gio mengangguk lalu melenggang pergi.

Seringainya tak bisa disembunyikan, bukannya Selena sedang sakit, terluka tangan dan tersiksa batin, tapi untuk apa berdiri disana dan menguping pembicaraan. batin Ethan menatap penuh arti.

Selena terkesiap, menyadari dirinya sedang diperhatikan oleh sang mafia. ia gelagapan buru-buru pergi meskipun pria itu sudah mengetahui posisinya. melangkah cepat, nafasnya terengah-engah. fokus ke depan sampai tiba di belokan lorong ingin naik tangga, tiba-tiba tarikan seseorang membuatnya masuk ke pelukan hangat.

"Kenapa belum tidur?" tanya Ethan bersuara lembut. nyaman sekali masuk ke gendang telinga.

"Kamu menungguku pulang?" tanya lagi tanpa melepas pelukannya.

"Tidak, aku hanya berjalan-jalan karena bosan" jawab Selena malas. sakit hati masih bersarang di hatinya.

"Kenapa tidak meminta pelayan untuk menemanimu? kamu bisa menonton film apapun di bioskop lantai tiga" ucapnya sambil menundukkan pandangan.

"Malas, tidak ingin kesana"

"Aku temani"

"Tidak mau, lepaskan aku, aku kesulitan bernafas" Selena mendorong kecil, tidak perduli denyutan kecil tangannya yang di perban.

Ethan sigap menangkap, mengusap dan mengecup lembut tangan Selena. "Maafkan aku, pasti sakit sekali?"

"Jangan ditanya, aku malas menjawab. lebih baik kamu minggir karena aku mau berkemas, bukannya malam ini kamu memintaku kembali ke mansion pribadimu?"

"Ah, wanitaku menguping ternyata" gumam Ethan terkekeh kecil. lengkungan bibir pria itu berhasil membuat Selena terpaku, terpaku karena terpukau.

"Siapa yang kamu maksud? aku?" ia berdeham kecil mengatur ekspresinya yang salah tingkah.

"Menurutmu siapa? hanya ada satu wanita yang mendapat pengakuan dari mulutku, entah bagaimana perasaan dia terhadapku, bisa jadi diam-diam suka atau bahkan sudah jatuh cinta"

"Aku tidak suka ataupun jatuh cinta padamu. hanya ada kebencian, ingat itu!"

"Oh, wow.....aku tidak menyebutkan siapa namanya, tapi ada seseorang yang mengaku jika sedang aku bicarakan" Ethan tak bisa menahan tawa saat wajah Selena berubah merah padam. ia senang Selena tidak muram seperti pagi tadi, setidaknya sudah bisa bercanda gurau.

*****

Dalam perjalanan menuju mansion, Ethan tidak berhenti berpikir cara menghibur dan meminta maaf pada Selena. terlintas ide berlutut karena kesalahannya membela orang yang salah. ia tidak bisa melihat wanitanya berderai air mata apalagi marah-marah ingin mengakhiri hidupnya. kalau Selena tidak ada di dunia, Ethan bisa gila.

"Berhenti menatapku seperti itu, aku tidak punya tenaga untuk berdebat"

"Tidak ada yang mau berdebat, Selena. aku hanya ingin tau wajahmu setelah menguping pembicaraanku"

"Aku bisa menebak dan ternyata tebakannya benar, aku pintar kan?"

Selena menyipitkan matanya, ia tau salah tapi tidak mau bersalah. "Tebakanmu salah, aku tadi hanya berjalan-jalan saja karena bosan lalu aku mendengar suara seseorang, ternyata itu kamu dan Gio. siapa yang tau kalau sedang membicarakan hal serius, lagipula aku tidak peduli dan tidak mau tau" ucapnya memalingkan wajahnya malu sekaligus ingin marah.

"Oh, begitu ya?" Ethan menarik pinggang Selena lalu mendekapnya, kemudian memajukan wajah dan berbisik. "Aku ingin mencium mu sekaligus menebus kesalahanku karena sudah melukaimu"

Selena mengerjap, menelan air liur karena gugup. "Aku tidak mau berciuman, simpan saja bibirmu itu yang suka ciuman dengan wanita lain"

"Kalau perlu berbagi ciuman dengan Carla, dia ada dilantai dua menunggumu pulang, bisa jadi juga ia sedang menunggu cumbuan dari lidahmu" ucap Selena, dan entah kenapa emosi mendadak naik setelah menyebutkan nama wanita itu.

Ethan terkekeh kecil mendengar suara Selena serta ekspresi wajahnya. seperti cemburu tapi enggan mengakui karena gengsi. iapun semakin menekan pinggangnya, membuat wanita itu makin menempel ke tubuhnya, lalu gerakan lidah menyapu hangat leher Selena.

"Ada wanita cantik di hadapanku, wanita lain tidak perlu aku pikirkan. lagipula, calon istriku ini sedang cemburu, tidak mungkin aku membuatnya cemburu dan meraung-raung sendirian di kamar" kecupan lembut mendarat, Selena tak tahan dengan godaan pria itu. pagi tadi membuat ulah dan sekarang bersikap manis untuk menutupi kesalahannya. dasar bajingan.

"Kalau mau membual lebih baik pikirkan lagi, aku tidak mudah ditipu apalagi dirayu oleh mulut buayamu!"

"Tidak ada buaya setampan dan sekaya aku, Selena" sahut Ethan mencolek hidung Selena.

"Diam!"

"What's up, baby? are you blushing?"

Selena diam setelah pria itu menggoda dan tersenyum dengan senyuman maut yang ia punya. Ethan selalu punya cara untuk merebut, mendobrak, dan membobol hati seorang wanita. mati-matian ia menghadapi sikap pria itu, nyatanya tetap jatuh terhadap pesona pria itu yang seperti dewa kerajaan.

"Aku benci semua ini, sikapmu, tindakanmu, dan apapun yang ada dalam dirimu!"

Ethan mengurai pelukan, memberi jarak keduanya lalu menatap Selena dengan pandangan serius. wanita itu seperti tidak sedang becanda. apapun yang ia lakukan untuk meluluhkan Selena nyatanya sia-sia.

"Tubuhku bagian mana yang akan dijadikan sasaran selanjutnya?"

"Cukup, Selena. aku sudah menurunkan ego untuk berdamai denganmu, tapi ternyata kelembutanku selalu disalah artikan!"

Selena terhenyak, tersenyum kecil dengan sikap Ethan yang berubah secepat kilat. kelembutan pria itu hanya trik licik agar dirinya masuk ke dalam bujuk rayunya.

"Aku tau kamu seorang mafia, mudah membunuh siapapun yang menghalau jalanmu. bisa bertindak karena kekuasaanmu diatas dunia, coba kamu pikir bagaimana perasaan keluarga orang yang sudah kamu renggut kehidupannya?"

"Kejahatanmu hampir tidak terhitung, bahkan terhadap perempuan sepertiku. jangan kau pikir aku bertahan karena mau bersamamu, kau salah!"

"Aku disini karena tidak ada pilihan lain, kamu mengunci semua jalan dan mengurungku di mansion mewah tengah hutan, seolah aku adalah hewan yang kapanpun bisa mati teronggok seperti sampah!"

"SELENA!" bentak Ethan menggelegar.

"Hahaha, lihat dirimu. bahkan kamu bisa berubah secepat kilat, kamu itu bukan manusia, tapi iblis jahanam!"

Emosinya menggelak naik, tangan berototnya ingin mendaratkan tamparan keras. namun keadaan Selena membuatnya menurunkan segala ego dan tetap diam berusaha tidak terpancing. ia mengepalkan tangan untun meredam kemarahan, hatinya sudah berjanji untuk tidak melukainya lagi.

Perlahan membuang nafas, menenangkan pikiran, kemudian mendekati Selena penuh kehati-hatian. "Aku tidak tau cara apalagi yang harus ku lakukan, disini aku berusaha memperbaiki kesalahan, tidakkah bisa kamu memaafkanku, Selena?"

"Aku selalu bertanya-tanya, apakah kelembutanku bisa membuka hatimu atau justru sebaliknya. aku mudah marah karena tidak mau kamu pergi dari hidupku, percayalah Selena"

Selena termenung, ingin menarik tangan dari genggamannya namun Ethan menahan. "Kehidupanku yang gelap bertambah gelap karenamu, tuan. tidak ada yang tersisa, kamu membuatku terpisah dari kedua orangtuaku, bahkan kekasihku"

"Aku sudah memberimu kebebasan satu hari, gunakan waktu itu untuk bertemu dengan orang yang menurutmu sangat penting"

"Satu hari? aku bahkan hidup 25 tahun bersama orangtuaku, bagaimana bisa kamu memberiku waktu hanya satu hari, huh?"

"Selena, percayalah. aku melakukan ini demi kebaikan bersama. lagipula saat ini aku sedang berusaha memperbaiki semuanya meksipun sikapku tidak mudah diubah!" sahut Ethan menghela nafas panjang.

"Ya, karena kau iblis!" tukasnya geram.

Ethan tetap berusaha sabar, ia merengkuh tubuh Selena dan memeluknya, menyalurkan kehangatan dan kenyamanan. ia tau bahwa Selena membutuhkan pelukan, selain meredam kemarahan juga untuk menenangkan pikiran.

"Aku akan berusaha mendapatkan hatimu, tak peduli seberapa sulit mendapatkannya. i will not give up, i will continue to fight for you, baby"

"Kamu selalu menyakitiku, aku benci itu!" Selena meraung kecil.

"Maafkan aku, aku yang salah"

Keduanya saling mendekap, cukup lama berada di dekat tangga untuk menyelesaikan masalah, sampai tiba-tiba seseorang berlari dan memisahkan mereka. Selena terkejut nyaris terjengkang, untung saja Ethan sigap menahan wanitanya.

"Akhirnya kamu pulang, aku sudah menunggu lama. lihat ini, tanganku terluka karena dia. untung saja mommy membantu mengobati, kalau tidak pasti sudah melepuh" Carla mengadu sambil mengoleskan salep ke lukanya.

"Ethan, ini sakit sekali. kamu bisa membayangkan panasnya sup ayam panas menyiram tubuhku, kan? aku sedang tidak mengeluh, tapi kenyataannya memang seperti itu" Carla merengek dan mengalungkan tangannya di lengan Ethan.

Selena menghentak pegangan tangan pria itu, melipat tangan didada sambil tersenyum miring. "Monyet dari kebun binatang mana ini? kenapa bisa lepas seperti ini?" Selena geram.

"Berani kau mengataiku monyet? pekerja bawahan mau merangkak naik menyamakan derajat dengan diriku" sentak Carla.

"Tanpa merangkak aku sudah jauh di atasmu. tidak percaya? tanya saja pada pria yang kau anggap kekasih!"

"Kau!" geram Carla. "Kenapa bisa wanita seperti ini menjadi dokter pribadi Sania? lebih baik kamu pecat dia detik ini juga!" tuntutnya pada Ethan.

"Aku bukan hanya sekedar dokter pribadi, tapi juga sebagai calon istri tuan Ethan" Selena menyahut pedas. ya, ini yang ia ingin ia katakan pagi tadi, menyumpal kelakuan ular cobra dengan mulut berbisanya.

Selena tidak peduli ucapannya jika dicap sebagai wanita rendahan. toh juga kesuciannya sudah direnggut Ethan, pria itu juga mencintainya jadi tidak ada salahnya memberikan jawaban menohok. selagi bisa membalas, ia akan melakukannya sampai musuhnya merangkak tak punya kaki.

Diam-diam Ethan tersenyum, menyukai sikap Selena saat menanggapi Carla. perlahan-lahan Selena sudah mulai mengikuti jejaknya, ada kesenangan saat Selena mengaku sebagai calon istrinya. entahlah, apapun yang menyangkut tentang Selena, ia selalu mabuk kepayang.

"Calon istri? hahahaha......kau ini bermimpi atau mengarang cerita? jelas-jelas kau itu pekerja bawahan, tidak lebih dari itu!"

Selena menghadap Ethan meminta persetujuan. "Mau aku atau kamu yang menyelesaikan?"

Ethan berdeham, menyingkirkan tangan Carla dari lengannya. "Ini sudah malam, aku akan minta supir mengantarmu pulang" ucap Ethan yang membuat Selena tidak habis pikir.

"Jawab pertanyaanku, kamu mau menikah dengan wanita gila ini?" tanya Carla sekaligus melempar hinaan.

"Dia sedang mengandung anakku, jelas aku akan menikahinya" jawabnya semakin membuat Carla meradang. tanpa sepengetahuan Carla, Ethan dan Selena menahan tawanya.

"Tidak, kamu pasti berbohong. tidak mungkin dia mengandung anakmu, kamu pasti dijebak olehnya!"

"Tidak tau, tapi aku percaya padanya"

Semakin meradang, Carla merapatkan gigi dengan rahang mengeras. darahnya mendidih melihat Selena yang seakan mengejeknya. ia melangkah maju lalu menyibak cardigan satin yang dipakai Selena. robek di bagian depan hingga tarikan kasar mengenai pipinya.

Dia tidak tau cara mengekspresikan dirinya, mengelabui Carla menyimpan kesenangan. melihat anak buah Ethan muncul dari balik pintu utama, Selena berlari menjauh dan bersembunyi dibalik tubuh Gio. Ethan termenung pada Selena yang justru meminta perlindungan kepada pria lain.

"Jangan membuat waktu tidur orang terganggu, Selena. hentikan sikap kekanak-kanakanmu, aku tidak suka dengan caramu yang seperti ini!"

"Kalian akan menikah, itu yang tidak bisa aku terima!" bentak Carla tidak terima.

"Pulanglah, aku hanya bercanda. tidak perlu kamu pikirkan ucapan Selena" ada rasa kasian melihat wajah Carla yang berubah sedih. entahlah mungkin karena terbiasa sejak kecil bersama dan tidak pernah menyakitinya, hingga rasa iba muncul tanpa kira-kira.

"Jawab jujur, apa kamu mencintainya?"

Ethan melenggang begitu saja tanpa menjawab. sampai di dekat Gio, ia melepaskan jas nya dan menutupi tubuh Selena yang terbuka. mereka keluar rumah tanpa pamitan kepada yang lain, Ethan tidak ingin menggangu waktu istirahat kakak, adik serta kedua orangtuanya.

Selena masuk ke dalam mobil dan diikuti Ethan, duduk di jok belakang dan tak lama Gio menyusul masuk. mereka melihat kepergian Carla menggunakan salah satu mobil milik Matteo dengan diantar supir. Ethan bernafas lega.

"Kenapa tidak menjawab pertanyaan Carla?"

"Apa?

"Pertanyaan Carla"

"Yang mana?"

Selena mendesis. "Lupakan!" kemudian ia membuang muka.

"Kau sudah tau jawabannya, kenapa bertanya?"

"Memang aku sudah tau, tapi wanita itu belum. apa susahnya menjawab kamu mencintaiku" Selena tampak merajuk.

"Untuk apa?"

Memejamkan matanya kesal, ia memukul lengan Ethan dan bersiap turun dari mobil yang melaju kencang.

"Hei...hei...apa yang kau lakukan, Selena!" tahan Ethan.

"Bunuh diri!"

"Jangan gila, apa kamu sudah bosan hidup, hm?"

"Sudah, aku minta maaf. aku hanya tidak mau kalian ribut dan malah menabur kebencian satu sama lain"

"Carla sahabatku, dia selalu mendukung apapun yang aku lakukan, aku tidak bisa menyakitinya. kamu mengerti?"

Mendesah panjang, Selena tak mau di sentuh. dia duduk paling pojok dekat dengan pintu, ia telah membahas hal yang tidak penting. sampai tidak terasa dirinya mulai mengantuk lalu terlelap. dengkuran halus membuat Ethan tersenyum, perlahan-lahan membawa kepala Selena untuk bersandar di bahunya.

"Dia satu-satunya teman yang Sania punya, kalau Carla pergi adikku juga akan pergi. tolong mengertilah sampai aku bisa menyelesaikan masalah ini, Selena" gumamnya pelan memeluk erat.

Sejak dulu, Sania selalu ingin punya kakak ipar, berulang kali menjodohkan sahabatnya dengan sang kakak. Ethan mau tak mau berpura-pura mengikuti rencana adiknya hingga timbul nafsu diantara mereka. hubungan terus berlanjut hingga saling memuaskan dan bersikap bahagia di hadapan Sania.

Tapi, setelah kedatangan Selena, semua harus ia bereskan satu per satu termasuk hubungan kedua orangtua Selena dengan Dominic dan memastikan apakah Selena anak kandung Damar Alberto Gilardino atau bukan.

"Kau tau pesta ditunda, Gio?"

"Ya, tuan. baru saja aku mendapat kabar"

"Besok pagi kita bawa Selena ke rumah sakit untuk bertemu teman-temannya" Ethan mengubah rencana.

"Tapi, tuan. apakah tidak bahaya? polisi masih mengincar"

"Kita berlindung dibalik nama Selena, aku ingin tau apakah dia sudah percaya padaku atau belum. kalau sampai kita tertangkap, itu artinya murni Selena ingin memasukkan ku ke dalam penjara"

"Siapkan saja semuanya. oh ya, apa kau sudah menghubungi istri bajingan itu?"

"Sudah, tuan. dia akan mendarat di Berlin tengah malam nanti, besok pagi baru bisa menemuinya" Jawa Gio sambil memutar stir.

"Bagus, aku sudah tidak sabar" Ethan menyeringai. kali ini Selena boleh marah dan menolak, tapi tidak ada yang tau nanti. Robby Patria Darwis, game over.

1
Neneng Dwi Nurhayati
bodoh Sania, keluarga mafia mau dihasut
Sri Ayu
lanjutt.... mana smabungngannnyaa
lestari: tunggu ya...
total 1 replies
Areum
Bilang nya Ethan g main perempuan cerita sebelumnya main sama ular d kolam renang juga sofa 🤔
Yulleanz Yuniie
mana kelanjutan nya
Yulleanz Yuniie
ayo lanjutkan
whiteblack✴️
loh gimana ceritanya tuw??
ternyata mereka punya masa lalu gelap 😨
Neneng Dwi Nurhayati
biar rasa
Neneng Dwi Nurhayati
keren kakek matheo
whiteblack✴️
Gila 😤😒😣
lebih Rumit berurusan dg Mafia Selene ...bisa merasakan skenario Mafia seperti itu😤😔😑
whiteblack✴️
tunggu dulu darren tau masalah itu? kok banyak Rahasia 😤
whiteblack✴️
😨 serius ini lah kok bisa????😤 tapi darren cocok sebagai kakak kandung 😤😔
whiteblack✴️
Merasa Kehilangan eh ethan setan , maaf ya aku pilih darren dari pada loe setan😏
Neneng Dwi Nurhayati
asti Ethan
gak bisa kak buat Selena pergi dulu dari Ethan biar dia sadar semua kelakuannya
kasian disiksa terus Selena
Neneng Dwi Nurhayati
buat Selena pergi sama kakak Ethan Thor, biar Ethan berfikir
Neneng Dwi Nurhayati
tinggalin Ethan ser, kalau pilih Ethan ada cewek ular,adiknya, orang tua nya yg bakal nyiksa & nghina.
semoga kak author bikin cerita Selena pergi dari Berlin dan ikut daren ke L.A
whiteblack✴️
😤 JANGAN BODOH SELENE😤😒
whiteblack✴️
aku setujuh darren lebih baik selene LEPAS dari JERATAN ethan Setan tuw😤 selene terimalah demi baby🥺
whiteblack✴️
aku setujuh perkataanmu selene, memang cocok ethan setan hatinya mati😎
whiteblack✴️
😤.... 😒......😡😡😡😡😡.... situasinya masih berkabut, chap ini bikin Selena menderita lebih baik menjauhsejauh mungkin biar ethan menyesal seumur hidupnya😡🤬🤬🤬🤬
Neneng Dwi Nurhayati
bagus Selena, gugurin aja,biar tau Ethan, gmna rasanya, jadi elena, pergi jauh dari orang2 toxic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!