ILMU HITAM

Loli menghela nafas lega, ia menyenderkan punggungnya dengan tenang.

" Gimana ?" Tanya Dian .

" Alhamdulillah, semua diberi kemudahan. Mas Dion sudah bertemu dengan perempuan yang sudah mengutuk Mbak Eva. Dia juga sudah minta maaf " Jawab Loli disertai senyuman lega.

" Puji Tuhan kalau begitu " Dian turut merasakan kebahagiaan, ia melirik Canaya . Tetap saja wajah sahabat nya yang satu ini sangat datar.

" Eh"

Tiba-tiba Loli mengejutkan yang lain, punggungnya yang baru saja menyender terangkat sembari jarinya menunjuk ke satu arah.

Dian dan Canaya ikut menengok kemana jari itu tertuju.

" Itu kan... " Masih saja menggantung dengan kalimat yang tak sampai.

" Ustadz ganteng " Sergah Dian disertai senyuman lebar.

Rupanya mereka melihat Gus Syaif lewat tidak jauh dari mereka.

" Ngapain dia disini ?" Tanya Loli .

" Nggak peduli sih, aku mau samperin ah"

Dian bergegas bangkit, merapikan pakaiannya lalu berjalan cepat menyusul Gus Syaif.

Loli dan Canaya saling berpandangan satu sama lain. Tapi tidak mungkin Loli membiarkan Dian bertindak aneh, ia segera menyusul sambil mengajak Canaya .

" Ustadz.. Ustadz "

Gus Syaif yang berjalan dengan kepala tertunduk secara refleks menghentikan langkahnya. Dia sebenarnya agak bingung, ini adalah hari pertama nya datang ke kampus ini. Masa sudah ada yang kenal.

" Ustadz "

Tiba-tiba seorang gadis muncul, rupanya benar suara itu memanggil nya.

Dian cengengesan malu-malu.

" Assalamualaikum Ustadz "

" Wa' Alaikum salam "

Balas Gus Syaif seperti biasanya. Loli dan Canaya yang baru saja sampai semakin bingung.

" Ustadz ngapain disini ?" Tanya Dian lebih lanjut.

" Saya mengajar disini " Jawab Gus Syaif ramah, ia baru menyadari jika Canaya juga ada di dekatnya. Matanya bertemu sekilas.

" Hah? Mengajar ? Di Bidang apa Ustadz ?"

" Tausiah keagamaan "

" Ohya? Sejak kapan ?" Dian semakin tertarik.

" Baru mulai hari ini "

" Wah bagus dong, jadi kita bisa sering ketemu " Dian sangat antusias sekali, namun hal itu tidak mengenakkan buat Loli . Ia menyenggol Dian sebagai kode.

" Ah maksud saya, saya bisa ikut tausiyah ustadz setiap hari " Dian langsung mengklarifikasi.

" Kau kan Kristen " Celutuk Canaya enteng, sontak Gus Syaif kaget.

" Heee" Dian nyengir kuda " Kan nggak apa-apa ya ustad, siapa tahu dapat hidayah dan log-in "

" Amiin " Gus Syaif menjawab santun.

" Ya sudah kalau begitu, saya pamit dulu. Pengajian akan segera dimulai "

" Baik ustadz, silahkan. Tunggu saya disana ya"

Gus Syaif tersenyum kaku, kembali ia melirik Canaya lalu pergi.

" Aduh, ayo cepat temenin aku"

Dian menarik tangan Loli dan Canaya untuk pergi.

" Mau kemana ?"

" Beli kerudung, kalian kan dengar tadi, pengajian akan segera dimulai "

" Jangan aneh-aneh deh Dian" Timpal Canaya .

" Kalian dukung aku dong, Ustad itu ganteng banget. Aku tergila-gila padanya, please bantu aku yah" Pinta Dian kepada dua sahabat nya itu.

Loli merasa tidak punya pilihan, ia pun mengajak Canaya untuk setuju. Akhirnya mereka bertiga sama-sama membeli perlengkapan muslimah untuk pergi mengikuti kajian dari Gus Syaif.

>>>

Tante Ayu baru saja sampai di kamar tempat Eva dirawat. Ia kaget melihat Kakak iparnya ada disana.

" Mas Dimas ?"

Ayahnya Eva tersenyum tipis, Tante Ayu menatap Eva dengan sorot menuntut penjelasan. Tapi Eva memilih diam, karena dia pikir Tante Ayu pasti tahu kenapa Ayahnya bisa datang.

" Sama siapa Mas kesini ?" Lanjut Tante Ayu.

" Sama Melati "

" Dimana dia?" Tante Ayu sama sekali tidak melihat keberadaan istri Ipar nya itu.

" Lagi keluar beli-beli untuk Eva"

Tante Ayu manggut-manggut.

Sementara di lain tempat, Masayu masuk ke dalam mobil. Dia berniat untuk belanja sesuatu, sedangkan Tasya ikut Robert pergi ke Perusahaan.

Setelah kejadian semalam, Masayu enggan untuk bertemu Dion. Sebab itu dia memilih diam di hotel saja.

Tapi rupanya, tanpa sengaja Masayu melihat Dion. Pria itu tengah di peluk oleh seorang wanita. Masayu memicingkan matanya, dia sama sekali tidak mengenal wanita itu. Hanya saja terlihat dari wajah si perempuan, kemungkinan perempuan itu lebih tua dari Dion sendiri.

" Kau masih saja tidak berubah Dion"

Gumam Masayu disertai gelengan kepala. Masayu tidak mau ambil pusing, dia segera tancap gas meninggalkan area parkiran hotel.

Selama Masayu berbelanja, pikiran nya terus tertuju pada Dion dan perempuan itu. Dia merasa kasian dengan Eva. Masayu ingin Eva tahu supaya tidak terlambat. Kasian jika dia tahu kalau sudah mereka punya anak. Kelak bukan hanya Eva yang menjadi korban, tapi anak nya pun akan bernasib sama dengan Tasya.

Akhirnya Masayu memutuskan untuk datang ke rumah sakit setelah selesai berbelanja. Dia akan memperingatkan Eva, tidak perduli nanti Eva bakal percaya atau tidak.

Setibanya di kamar Eva, kaki Masayu membeku.

" Eh Bu Masayu" Sapa Eva begitu menyadari kehadiran wanita itu.

Masayu gelagapan, ingin ia mundur. Tapi sudah terlanjur Eva melihat nya.

" Siapa dia?" Tanya Melati.

" Istri Bos nya Mas Dion Bu" Jawab Eva.

" Masayu, masuklah !" Seru Eva, Masayu tersenyum disertai anggukan kepala. Ia pun melangkah ragu masuk ke dalam.

Melati memicingkan matanya, wajah Masayu sepertinya tidak asing. Begitu juga yang dirasakan oleh Dimas.

Sedangkan Tante Ayu pergi keluar sesaat setelah Melati datang. Perempuan itu menghubungi Loli , ada hal yang perlu diperjelas disini.

" Loli , kamu dimana ?"

" Di kampus Tante, ada apa ?" Jawab Loli. Kebetulan saat itu dia baru saja selesai mengikuti pengajian Gus Syaif.

" Kamu yang ngasih tau sama Bapakmu tentang keguguran Eva?"

" Enggak !" Jawab Loli cepat " Emang kenapa Tante ?"

" Bapak sama Ibumu datang kesini "

" Ha? Yang bener Tante?"

" Tapi kamu nggak boong kan?"

" Beneran Tan, kenapa Tante nggak tanya Bapak tahu dari siapa ?"

Tante Ayu membuang nafas kesal, entah kenapa rasa tidak suka terhadap istri barunya Dimas semakin membuncah ? Meskipun sebenarnya Melati terlihat sangat menyayangi Dimas dan kedua anaknya.

" Ya sudah, cepat kamu datang kesini !"

" Baik Tante"

>>>

Selang beberapa menit, Masayu pamit pulang. Diam-diam dia menulis sesuatu di kertas lalu menyelipkan kertas itu di tangan Eva disaat keduanya bersalaman.

Eva sama sekali tidak menaruh curiga, dia pikir itu adalah uang. Karena terlihat beberapa lembar uang yang terselip dalam kertas tersebut.

" Va, kok aku kayak pernah bertemu perempuan itu ya" Ucap Melati begitu Masayu sudah pergi.

" Um Iya Bu, dia perempuan yang ngaku dihamili Mas Dion saat pesta pernikahan kami "

" Tu kan bener, perasaan seorang Ibu memang tidak pernah salah. Ngapain dia datang kesini ? Pasti mau goda Dion lagi ya"

" Insyaallah nggak Bu, mungkin mau berhubungan baik. Karena suaminya sudah ganteng, jadi Bos lagi" Bantah Eva.

" Kau jangan terlalu lurus jadi orang, nanti kalau benar dia merebut Dion dari kamu baru kau tahu rasa"

Eva terdiam, ia tidak menyangkal lagi ucapan Melati.