NovelToon NovelToon
TAWURAN

TAWURAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

Novel ini bercerita tentang Gita dan kawan-kawan yang merantau ke Ibu Kota untuk menempuh pendidikan. Siapa sangka? Gita yang sewaktu SD pernah membuli seorang pria culun, kini dipertemukan kembali dengan pria itu dalam situasi yang berbeda. Tawuran merupakan gerbang pertemuan mereka.

Sean, nama pria itu. Gita tak ingin membuka kisah lamanya, namun Sean terus mengganggu gadis tersebut. Hingga akhirnya Gita membuka suara mengenai kejadian di masa lalu. Gita mengakui bahwa Ia tertarik pada Sean di waktu kecil. Sayangnya, Gita yang sejak itu sedang menghadapi ketidakharmonisan keluarga, tidak mampu mengekspresikan rasa sukanya terhadap Sean. Sehingga, ia lebih memilih untuk membuli pria itu dan menciptakan trauma berat yang sulit disembuhkan untuk keluarga Sean sendiri.

Haruskah Sean memaafkan Gita? Ataukah cinta Gita akan bertepuk sebelah tangan selamanya?

Baca kisah lengkapnya di dalam cerita ini 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Keesokan harinya, Ayu datang ke sekolah bersamaan dengan Wildan yang berjalan di depannya. Gadis itu tersenyum dan hendak menghampiri Wildan seperti yang ia lakukan setiap hari. Namun, ia mengingat perdebatan kemarin sore dan mengurungkan niatnya tersebut.

Alih-alih menghampiri Wildan, Ayu malah mendahului pria itu dengan kesal.

Wildan menoleh pada gadis yang mendahuluinya itu dan menyadari bahwa itu adalah Siluman Bebek yang mengubah gaya bicaranya kemarin sore.

Silakan deketin cowok lain, selain gue! Gue yakin lo bakalan balik ke gue lagi! (gerutu Wildan dalam hati).

Lo bakalan nyesel! (tegas Ayu dalam benaknya).

Sesampainya di kelas, semua orang dikejutkan akan pandangan tersebut. Tidak seperti biasanya yang di mana Ayu akan menggandeng tangan Wildan memasuki kelas. Kini mereka benar-benar terlihat berbeda.

Dengan cepat Ayu menghampiri Teddy (ketua kelas). "Ted! Pinjem!" ucapnya sambil merampas tugas Bahasa Inggris milik Teddy.

"Eh, Yu! Gue juga belum kelar!" omel Teddy.

Lo nggak bakalan bisa apa-apa tanpa gue (ucap Wildan dalam hati begitu melihat kejadian Ayu yang ingin menyalin tugas milik teman sekelas mereka).

"Gue belum bikin sama sekali!" omel Ayu dan bergegas menyalinnya.

Tugas yang tersalin itu berakhir pada Ayu dan Teddy yang disuruh berdiri di luar kelas.

"Tidak ada lagi yang menyalin atau mencontek tugas dari saya!" tegas guru mata pelajaran tersebut.

"Lo sih, Ted!" omel Ayu.

"Kok gue? Lo yang nyalin punya gue, Bege!" umpat Teddy.

"Ya, harusnya lo bedain dikit gitu tulisannya!" omel Ayu lagi.

"Harusnya gue yang ngomong gitu!" balas Teddy.

"Udahlah! Gue capek berdiri!" ucap Ayu dan berjalan menuju kantin.

"Yu! Kita disuruh berdiri di sini! Lo mau hukumannya diperberat?!" omel Teddy.

"Selama bukan hukuman mati, gue siap!" balas Ayu sambil terus berjalan.

Teddy mulai bimbang untuk tetap setia pada hukuman ini atau mengikuti jejak Ayu. Pilihannya jatuh pada Ayu. Teddy berlari mengejar gadis itu.

Bertepatan dengan itu, Wildan ke luar kelas untuk membuang sampah dan ia melihat kejadian ....

"Bakso kayaknya enak," ucap Teddy sambil merangkul Ayu dan menyeretnya ke kantin.

Dengan napas menggebu-gebu, Wildan melaporkan kejadian itu kepada guru BK.

Di tengah Ayu dan Teddy menyantap makanan tiba-tiba ....

"Ayu! Teddy!" teriak guru BK yang mengetahui bahwa mereka bolos jam mata pelajaran dan menambah hukuman baru yakni, membersihkan toilet.

"Gue 'kan udah bilang, Yu! Jangan bolos! Hukumannya bakalan diperberat!" omel Teddy.

"Lo juga ikut, Njir! Kalo nggak mau dihukum, ngapain ngikut gue?! Lo juga nraktir gue bakso!" omel Ayu sambil menyikat lantai toilet.

Tiba-tiba Wildan memasuki toilet dan melihat mereka berdua. Ayu dan Teddy juga menoleh padanya. Tanpa sepatah kata Wildan memasuki toilet pria.

"Gimana kalo kita bolos sekolah aja sekalian?" ucap Ayu yang terdengar oleh Wildan.

"Gila lo, Yu! Jangan cemari predikat murid terkeran dan terdisiplin gue!" omel Teddy.

"Siapa yang ngasih lo predikat kayal gitu?!" omel Ayu.

"Ya, nyokap gue! Tapi gue nggak mau mengecewakan kepercayaan nyokap gue itu!" balas Teddy sambil mengepel dengan cepat.

"Eh-eh! Pelan-pelan aja, Ted! Biar kita makin lama di sini! Kan enak nggak belajar," ucap Ayu.

"Otak lo, Yu!" omel Teddy lagi. "Gue nggak mau ntar anak gue punya sikap buruk kayak apa yang gue lakuin sekarang!" lanjutnya.

"Segala ngomongin anak. Emangnya lo udah punya istri? Pacar aja nggak punya! Udah mah jomblo, nggak punya duit, muka pas-pasan, jadi ketua kelas pula! Lo kira ada cewek yang suka sama ketua kelas? Jabatan paling sok suci di kelas!" oceh Ayu.

"Woi-woi! Jaga congor lo! Gini-gini, ratusan cewek ngantri buat jadi cewek gue! Lo aja yang nggak tau! Mungkin kalo lo tau, lo bakalan ikut ngantri—"

Wildan membanting pintu toilet dan membuat mereka melihat kearah pria itu. Teddy terpaksa menghentikan kalimatnya.

"Lo kenapa, Wil?" tanya Teddy.

Lo nggak usah sok kecakepan, Ted! Lo denger sendiri 'kan Ayu bilang apa?! Ketua kelas itu jabatan paling sok suci dan nggak ada cewek yang suka sama lo! Lo kira dengan dihukum bareng kayak gini, lo bisa deketin Ayu?! Ngaca lo! Muka udah kayak pantat panci buat ngerebus ketupat aja sok-sokan ngelawak depan Ayu!

Ingin sekali Wildan mengeluarkan semua kalimat itu, tapi ia menelannya kembali karena harga diri yang ia patok sangatlah tinggi. Tak mungkin ia mendiskonnya 100% dihadapan seorang Teddy.

"Pintunya rusak," jawab Wildan singkat dan berlalu.

"Lo berantem sama Wildan, Yu?" tanya Teddy.

"Nggak. Biasa aja," jawab Ayu.

"Tapi, kayaknya nggak biasa-biasa aja. Lo ada masalah sama dia?" tanya Teddy lagi.

"Nggak baik ngurusin rumah tangga orang, Ted!" ucap Ayu.

"Eleh! Rumah tangga!" umpat Teddy.

***

Sepulamg sekolah, Ayu mendapatkan pesan dari Ningsih.

[Yu, kamu pulang sama Wildan ya, Sayang? Mama ada urusan di Bogor, jadi nggak bisa jemput kamu. Tadi Mama minta Kak Gita buat jemput kamu, tapi dia nggak tau kamu sekolah di mana. Jangan lupa makan siang kalo udah sampai di rumah. I love you]

Ayu menghela napasnya dan menghampiri Teddy.

"Ted, gue boleh ngantri, nggak?" Kalimat itu membuat Teddy terkejut bukan main. Pasalnya, seluruh dunia mengetahui bahwa Ayu mencintai Wildan. Tapi, kali ini ia ingin mengantri untuk Teddy.

"Nga—nga—ngantri apaan, Yu?" tanya Teddy tergagap.

"Nyokap gue nggak bisa jemput. Lo bisa anterin gue—"

"Balik sama gue!" Wildan memotong kalimat tersebut. Ayu dan Teddy menoleh pada pria itu.

"Lo 'kan nggak bawa motor!" bantah Ayu.

Wildan menunjukkan pesan yang dikirimkan oleh Ningsih padanya.

[Wil, Tante nggak bisa jemput Ayu. Soalnya ada urusan mendadak di Bogor. Kamu temenin Ayu balik pakai bus sekolah, Ya? Tante nggak percaya kalo dia balik sendirian, yang ada ntar dia malah kelayapan. Sebelumnya Tante ucapin Makasih banyak]

Ayu menoleh ke arah lain begitu membaca isi pesan tersebut.

***

Di dalam bus, Ayu duduk di hadapan Wildan. Mereka membiarkan bangku di sebelah mereka kosong. Ayu juga enggan duduk bersebelahan dengan pria itu.

Ayu sibuk bermain ponsel sambil mendengar musik. Sementara itu, bus sekolah juga berhenti di sekolah yang lain untuk menjemput para murid di sana.

Seorang pria berpakaian putih abu-abu mendapatkan satu-satunya kursi kosong di sebelah Ayu. Pria itu menghampirinya. Wildan berdiri dan memberikan isyarat agar pria itu tak duduk di sana. Namun, pria itu tak menghiraukannya.

Ayu menoleh pada pria yang duduk di sebelahnya tersebut.

"Hai!" sapa pria itu.

"Hai, Kak," balas Ayu yang melepas headsetnya.

"Dari sekolah mana?" tanya pria itu.

"Dari SMP WARTAPUTRA, Kak," jawab Ayu.

"WARTAPUTRA? Kenal Teddy?" tanya pria itu lagi.

"Teddy? Yang rambutnya nyundul ke atas kayak orang tumor?" Ayu balik bertanya dan membuat pria itu tertawa.

"Iya loh! Rambutnya nyundul ke atas gitu, kayak orang tumor!" ucap Ayu lagi.

"Itu, adek gue," ucap pria itu dan membuat Ayu tertegun.

"Hah?! Adek? Sorry-sorry, Kak! Nggak tau! Suer, sorry!" ucap Ayu dengan cepat.

"Nggak apa-apa, santai aja," balas pria itu.

Dari pertemuan itu, Ayu lebih memilih untuk pulang menaiki bus sekolah setiap hari agar bisa bertemu dengan kakak laki-laki Teddy yang bernama Hans.

Dan dari pertemuan itu juga, Wildan menyadari bahwa semua yang ia ucapkan akan segera menjadi kenyataan. Ayu juga tak pernah berbicata lagi dengannya. Meski pulang bersama dengan menaiki bus. Namun, Wildan mulai mendapati seorang pria yang akan menggantikan posisinya dengan cepat.

"Gimana kalo gue suka sama orang lain, selain lo?!" Wildan mengingat kalimat yang Ayu katakan di waktu itu.

"Gue harap secepatnya itu terjadi!" Itulah balasan Wildan di kala itu.

Wildan masih duduk di bangku seberang antara Ayu dan Hans yang mengobrol sambil tertawa. Mereka terlihat sangat asyik berteman. Ayu bahkan tak melirik ke arahnya sedikit pun.

Kekesalan Wildan terpupuk sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya ia mendapati kejadian ....

"Gue udah ngarepin dia lamaaaaa banget! Tapi dianya kayak Anjing!" ucap Hans.

"Udah, Kak! Lupain aja! Orang yang nyia-nyiain kita, nggak pantas buat kita kejar. Ya, memang sih, semua orang harus punya harga diri. Tapi, kalo harganya kemahalan, kita yang nggak sanggup beli! Kasih aja buat orang yang kaya!" ucap Ayu.

Wildan tertampar oleh kalimat tersebut.

1
JChennn
baru mulai udh bgs jdi pngn bca trsss
Nabila
makin menarik
Nabila
ceritanya menarik banyak tokohnya jadi gak bosan
Rina Juwita JuEr
aku baca ulang lagi ceritanya bagus Thor semangat 💪💪
Tara
kayaknya Wira suka Ama febi tapi malu utk ucapin tapi getahnya kena kesemua orang he3😱🤗🫢😅🤔🫣
Tara
ini siapa yg bucin sich..Gita or Sean🫣😱🤗🫢😅🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!