Dikhianati menjelang hari pernikahan membuat Zola Amaria meradang. Untuk menuntaskan rasa kecewanya, ia pun berakhir di sebuah club' malam bersama temannya. Hingga kejadian tak terduga pun terjadi, ia terlihat one night stand dengan seseorang yang tak terduga. Yang lebih parah, setelah kejadian itu, ia terus menerus dikejar pria itu untuk menuntut pertanggungjawaban.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Jangan lupa tap love untuk mengikuti cerita selanjutnya, ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.3 The Most Wanted Beautiful Girl
Sesuai pesan dari Regan, Zola pun menunggu di lobi perusahaan. Ia duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Tak lama terdengar suara dentingan lift terbuka, ia pun menolehkan arah pandangannya ke lift yang terbuka itu. Zola sontak mengerutkan keningnya saat melihat siapa yang keluar dari lift itu.
'Regan, Clara, mengapa mereka keluar bersamaan dan hanya berduaan?' batin Zola bertanya-tanya. Tapi ia usir pikiran buruk itu. Ia yakin Regan takkan pernah mengkhianatinya. Apalagi tak lama lagi mereka akan segera menikah.
"Regan ... " panggil Zola, Regan sontak menoleh sambil membulatkan matanya. Lalu ia melirik Clara yang tampak mendengus lalu ia berlalu tanpa menegur keduanya membuat Regan merasa lega.
"Hai, sayang! Udah lama? Maaf, tadi masih ada yang harus aku kerjakan." kilah Regan supaya salat tak banyak bertanya.
"Lumayan sih, udah hampir 1 jam." Zola mendengus kesal. "Kerjain apa sih sampai nunda jam pulang? Sampai lupa aku udah nungguin juga?" Zola mendelik tajam meminta penjelasan.
"Itu, besok aku ada pertemuan di luar kota jadi aku sedang persiapkan berkas-berkas yang harus aku bawa besok." sahut Regan.
"Luar kota? Sama siapa? Terus tadi kok keluar bareng Clara?" cecar Zola. Entah mengapa, semakin hari ia semakin curiga pada calon suaminya itu.
"Oh, itu karena aku tadi minta bantuan dia mempersiapkan berkas-berkasnya. Dia kan satu divisi denganku. Kamu kenapa? Cemburu, hm?" goda Regan supaya Zola tak makin banyak bertanya lagi.
"Cemburu? Cih, ngapain cemburu sama nenek sihir macam Clara gitu? Kalaupun iya, artinya kamu bodoh menyukai wanita kayak gitu. " Zola mencibir. "Kamu harus ingat ini Re, aku itu sangat benci yang namanya pengkhianatan dan bila sekali saja kamu ketahuan memiliki hubungan dengan wanita lain, maka hari itu juga hubungan kita berakhir." tegas Zola dengan sorot mata tajam.
Deg ...
Mendadak hati Regan mencelos. Raut wajahnya tiba-tiba berubah. Keringat sebesar biji jagung turun dari sela-sela rambutnya. Semua itu tak luput dari tatapan Zola.
"Selingkuh? Cih, mana mungkin aku selingkuh, sayang. Kamu tahu kan kalau aku itu cinta mati sama kamu. Aku tak mungkin menduakan kamu. Apalagi kita sebentar lagi akan menikah artinya kamulah yang aku pilih jadi pendamping hidupku." kilah Regan seraya tersenyum manis dan menggenggam tangan Zola. "Kita jadi ke cafe?" tanya Regan dan Zola mengangguk seraya tersenyum tipis.
"Ayo!" Regan pun mengajak Zola masuk ke dalam mobilnya dan mengendarainya menuju cafe langganan mereka.
Mobil yang dikendarai Regan kini telah memasuki sebuah cafe yang tak jauh dari kantor Shoppa Lova. Regan membukakan pintu mobil untuk Zola. Begitulah sikap Regan pada Zola. Ia selalu memperlakukan Zola bak seorang putri. Sikap lembut, perhatian, dan pengertian Regan mampu meluluhkan hati Zola. Oleh sebab itulah, Zola mau menerima dan membalas perasaan Regan.
Zola dan Regan kini telah duduk di meja yang agak sudut, namun tetap dapat melihat ke arah panggung cafe. Cafe itu dilengkapi live music. Karena itulah Zola menyukai tempat ini apalagi di saat hatinya sedang resah, ia akan memilih kesini untuk menenangkan pikirannya.
"Sayang, kamu mau pesan apa?" tanya Regan tanpa melihat buku menu lagi karena ia sudah hafal menu-menu disana.
"Kayak biasa aja deh, Re. Sama french fries dan cheese cake." ujar Zola.
Regan mengangguk paham, lalu menyebutkan lagi pesanan mereka pada pelayan cafe.
Tak butuh waktu lama, secangkir cafe latte, cappucino, sepiring french fries, dan sepotong cheese cake telah terhidang di meja.
Mereka pun mulai menyantap hidangan dengan santai sembari mendengarkan alunan merdu seorang penyanyi yang ada di panggung.
"Re, kamu udah yakin sama pernikahan kita?" tanya Zola seraya mengunyah kentang gorengnya.
"Kok kamu nanya kayak gitu? Apa kamu nggak yakin mau menikah sama aku? Bukannya waktu itu kamu sangat senang malah sangat antusias dan nggak sabar lagi menunggu hari itu? Atau aku perlu mempercepat pernikahan kita?" cecar Regan tak habis pikir dengan pertanyaan Zola.
Bukan apa-apa Zola meragu, sebab akhir-akhir ini ia merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan Regan. Pernah suatu hari ia melihat sebuah kissmark di leher kekasihnya itu, saat Zola bertanya, Regan berkilah. Ia menyangkal kalau itu adalah sebuah kissmark. Ia bilang ia digigit serangga dan gigitan itu membekas hingga memerah bahkan membiru.
Tapi Zola tak yakin. Walaupun ia tak pernah melihat secara langsung apalagi melakukannya, tapi ia tahu, tanda merah itu adalah kissmark. Apalagi ia sering melihat Clara memiliki tanda seperti itu. Apa mungkin mereka digigit serangga yang sama.
Tiba-tiba hatinya mencelos, 'Apakah mungkin? Ah, nggak-nggak, Regan nggak mungkin tega mengkhianati ku.' batin Zola.
"Sayang, kamu mikirin apa sih? Jawab pertanyaan aku tadi!" tekan Regan kesal karena ucapan dan pertanyaan diabaikan.
"Bukan gitu, Re. Aku hanya ... hanya ... aku hanya takut ternyata kamu menduakan aku di belakangku." cicit Zola membuat Regan menghela nafas panjang.
"Kami percaya aku kan, Zo! Kamu harus percaya aku. Aku mohon apapun yang terjadi, apapun yang orang katakan, aku mohon kamu tetap percaya aku. Oke ... " ujar Regan seraya menggenggam erat tangan Zola dan mengusapnya pelan.
Zola mengangguk. Apa lagi yang bisa ia lakukan selain itu. Dia hanya berusaha untuk percaya. Tapi bila sekali saja kepercayaannya dipatahkan, maka tiada kesempatan kedua untuk bersama.
"Sayang, ke apartemen aku yuk!" bujuk Regan dengan mata memelas.
Zola mengerutkan dahinya, "Mau ngapain? Ini udah sore, aku harus pulang sebelum Daddy pulang." tukas Zola.
"Sayang, bukankah sebentar lagi kita menikah, seharusnya kan nggak masalah kalau kita melakukan itu." ucap Regan dengan sorot mata mendamba.
"Melakukan itu? Melakukan itu apa?" Zola bingung.
"Huft, melakukan yang biasa dilakukan pasangan lain, sayang. Sayang, aku juga punya kebutuhan biologis. Aku janji, aku tak akan meninggalkan kamu. Aku janji aku akan pelan-pelan. Mau ya, sayang? Kalau dulu kan karena kita belum punya komitmen, tapi sekarang kan kita akan segera menikah. Tidak sampai 2 bulan lagi lho. Jadi apa salahnya kalau kita mendahului malam pertama kita." bujuk Regan.
Zola melotot kan matanya tak percaya dengan apa yang diucapkan Regan.
"No, big no, please! Kamu tau kan aku paling nggak mau melakukan itu. Aku akan menyerahkan diriku sepenuhnya saat kita telah resmi sebagai pasangan suami istri, jadi kamu tenang aja. Walaupun kita akan menikah, tapi masih ada kemungkinan semua itu akan batal atau gagal. Karena itu aku nggak mau melakukannya." tolak Zola keras membuat Regan mendengus kesal.
"Kami pingin pernikahan kita gagal dan batal?" Regan meradang saat mendengar penolakan Zola.
"Bukan gitu, Re. Pokoknya aku nggak mau. Kamu sabar aja, nggak sampai 2 bulan lagi kan! "
Regan kesal bukan main. Ia punya kebutuhan biologis, tapi Zola selalu menolaknya. Karena itulah, ia terpaksa mencari pelampiasan. Tapi semua takkan pernah terjadi, andai kejadian satu tahun yang lalu tak terjadi. Sejak hari itu, ia seakan candu ingin melakukannya lagi dan lagi.
Tanpa mereka sadari, perdebatan mereka terdengar 2 orang dari meja di belakang mereka. Awalnya tidak terdengar, tapi saat live music selesai, perdebatan mereka terdengar jelas. Beruntung, di sudut itu hanya ada 2 buah meja. Jadi hanya kedua orang itu saja yang mendengar perdebatan itu.
"Wow, ternyata masih ada seorang gadis yang mampu mempertahankan kemurniannya! Wah, itu selera kamu banget, El!" ucap seseorang.
"Hmm, lelaki itu bodoh, harusnya ia bangga dengan gadisnya yang mampu mempertahankan dirinya. Padahal mereka sebentar lagi menikah, tapi si gadis masih kukuh bertahan. Yah, kau benar Ger, dia memang tipeku. Tapi sayang, dia sudah memiliki kekasih dan sebentar lagi akan menikah. Gadis itu juga cantik." pujinya.
"Kau tau El, dia bekerja di Shoppa Lova. Dia salah satu The Most Wanted Beautiful Girl di Shoppa Lova. Dia ada di bagian marketing. Kalau si pria, dia juga bekerja di Shoppa Lova bagian keuangan." beritahu seseorang yang bernama Gerry itu .
"Wow, menarik!"
...***...
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
𝐤𝐥𝐨𝐩 𝐬𝐢𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭 𝟐 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮
𝐤𝐨𝐤 𝐢𝐬𝐨𝟐 𝐧𝐞 𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐚𝐧𝐤 𝐭𝐢𝐫𝐢 𝐠𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐤𝐨 𝐛𝐣𝐨 𝐚𝐧𝐲𝐚𝐫 𝐩𝐝𝐡𝐥 𝐣𝐥𝐬𝟐 𝐝𝐤𝐞 𝐝𝐮𝐰𝐞 𝐚𝐧𝐤 𝐤𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠
𝐮𝐭𝐞𝐤𝐞 𝐤𝐨𝐤 𝐠𝐤 𝐦𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐤𝐨𝐤 𝐨𝐫𝐚 𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐧𝐠𝐞𝐥𝐢𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐢 𝐚𝐧𝐤 𝐤𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧
𝐚𝐬𝐮 𝐚𝐧𝐜𝐞𝐧 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐢