NovelToon NovelToon
Ketabahan Adikku

Ketabahan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

Menjadi anak terakhir kata orang adalah hal sangat menguntung kan, sebab akan dimanja dan mendapatkan full kasih sayang dari orangtua dan kakak-kakaknya.
tapi tidak bagi adikku, meski lahir dari sebagai anak terakhir dari empat bersaudara dia justru banyak menyimpan keinginan bahkan tak jarang mendapatkannya dengan berkerja keras tanpa sepengetahuan orangtua kami.


bagaimana ceritanya, mari ikuti dan pantau terus ceritanya☺️😇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31.

Setelah semuanya selesai menghabiskan makanan mereka, kami menumpang untuk sholat maghrib diresto itu. Kebetulan resto itu mempunyai mushola yang cukup luas di bagian belakangnya.

"habis ini kita langsung pulang aja ya, semua makanan sudah dibayar juga" kata mas billy yang langsung kami angguki.

"iyaa bener mas, kami juga mau pamit nih. Udah terlalu sore, sampai maghrib gini hehehe" kata mas hanif sambil tertawa kecil.

"iyaa mas, kelamaan diresto ini kita kayanya, pasti pelayannya juga udah ngedumel karna kita kelamaan di sini hahaha" jawab mas billy membuat kami semua tertawa kecil karna perkataannya.

Akhirnya kami pun keluar dari mushola itu, keluar dari restoran itu menuju ketempat parkir. Ternyata mas hanif dan rombongannya memakai satu mobil bersamaan, kami pun berpidah di parkiran restoran padang itu.

"kami duluan ya mas billy, harus nganterin amira dulu ke resto nya abis itu anter mama deh kerumahnya hehehe" kata mas hanif membuat mas billy tersenyum.

"iyaa gapapa mas, kita juga mau langsung pulang kok" jawab mas billy.

"baiklah, assalamualaikum" salam mereka berbarengan.

"waalaikumsalam" kami pun menjawab salam itu juga dengan berbarengan.

"kamu naik motor ya bil, biar tante anter ana sama mama nya dulu. Kamu kalau mau duluan ya duluan aja" kata tante bella.

"ngga tan, aku juga mau balikin motor ini kerumah ana. Aku tadi ke sini naik ojol soalnya, jadi pas sampai rumah ana resto naik motor ana hehehe" kata mas billy yang langsung berjalan menuju motornya berada.

"lah ternyata gak bawa motor dia" kata tante bella membuat kami bertiga terkekeh dengan tingkah mas billy.

"iyaa tante, yaudah yuk kita pulang aja. Nanti juga mas billy nyusul tan" kataku yang langsung di angguki oleh tante bella.

"iyaa yaudah deh ayok" kata tante bella, akhirnya kami pun memasuki mobil tante bella dengan posisi yang masih sama seperti saat berangkat tadi.

Gak perlu menunggu lama, kami pun sampai ditempat dimana saat datang tadi memarkirkan mobilnya. Mas billy pun sudah sampai dan tengah memgembalikan motor sampai kerumah.

"tante langsung pulang aja ya an, gak mampir dulu. Udah malem, nanti tante kemalaman sampai rumah" kata tante bella yang langsung aku angguki.

"iyaa gapapa tante, hati-hati yaa. Itu mas billy juga udah balik" kataku menunjuk mas billy yang sudah menghampiri kami.

"aku langsung pulang ya an, bareng tante aja. Sampai ketemu besok, assalamualaikum" kata mas billy sambil masuk kedalam mobil tante bella.

"eeehh siapa suruh masuk sebelah situ, sini bawa ini mobil. Enak aja" kata tante bella yang langsung menghentikan mas billy masuk kedalam mobil. Mas billy pun memutar arah menggantikan tante bella menyetir disebelah kanan sementara tante bella disebelah kiri.

"kita pamit ya an, bu, nayla assalamualaikum" kata tante bella.

"waalaikumsalam" jawab kami serempak setelah mobil meninggalkan kami yang masih menatapnya hingga dijauhan.

"udah ayok kita juga pulang lah, udah jam segini. Kasian bapak sama adik-adikmu yang cowo udah ditinggal lama" kata mama yang langsung mendahuli dan juga nayla berjalan menuju rumah.

"mbak ana nanti pasti cantik banget pas acara nikahannya" kata nayla yang berjalan disebelahku.

"iyaa namanya di makeup pasti cantik nay, kalau gak dimakeup ya nanti jelek dong. Masa pengantin jelek, kan gak lucu nay hehehe" kataku membuat nayla juga tertawa.

"iyaa sih ya mbak, bener juga masa pengantin jelek. Kan gak banget ya hehehe" jawabnya ikut terkekeh mendengar perkataanku.

"iyaalah makanya itu, tapi nanti kan kamu juga bakalan di dandanin. Kamu juga pasti bakalan jadi cantik lah nanti" kataku mencolek pipinya dengan jari telunjuk, membuatnya terlihat malu dengan godaanku.

"yaa iyalah mbak, masa keluarga pengantin jelek. Nanto bilang pengemis lagi hahaha" jawabnya tertawa kencang.

"hust berisik, ketawamu kenceng banget. Tuh udah mau sampe, nanti jadi heboh deh" kataku membuat nayla langsung lari memasuki rumah.

Ternyata didalam rumah ada nenek dan juga paman karyo.

"woouy pada dari mana nih, pulang lari-larian kaya gitu" tegur paman karyo pada nayla yang berlari hingga sampai rumah.

"abis jalan-jalan laahh kemana lagi" jawab nayla sambil meeyalami tangan paman karyo dan nenek.

"udah lama mbah?" tanyaku saat menyalami tangan nenek yang aku panggil mbah, karna hanya aku yang memanggilnya simbah.

"belum lama sih, abis magrib tadi. Gimana semuanya, lancar? Kata bapak mu tadi abis ketemu WO?" tanya simbah.

Aku pun menatap bapak yang sibuk dengan rokoknya.

"iyaa lancar mbah, yaa baru diskusi awal si sama pilih undangan. Yang lainnya nanti lah satu-satu dinkerjain kalau ada waktu" kataku membuat mbah menganggukan kepala.

"iyaa hebat sih, nikahan digedung basmallah terus pake WO juga. Kenapa kemarin gak bilang paman kalau mau pakai gedung basmallah, kan nanti biar paman yang maju supaya harganya bisa di nego" kata paman karyo membuatku, bapak dan juga mama saling pandang.

"ah iyaa gapapa paman, lagian aku kira kan paman gak tau menau soal gedung jadi ya kami kemarin liat sendiri sekalian survei. Kebetulan WO dan semua yang mengurus acara kami ya vendor dari pengurus masjid basmallah paman. Jadi, ya deket lah kalau ada keperluan apa nanti tinggal dirumah ini saja" kataku menjelaskan pada paman.

"oh ya kok bisa sih pakai WO anak dari pengurus masjid basmallah, paman baru tau loh" kata paman karyo.

"yaa bisa lah paman, alhamdulillah semuanya di lancarkan" kataku.

"iyaa alhamdulillah, tapi kamu gak lagi isi kan? Jangan bilang pernikahan kamu cepet karna kamu lagi isi" kata paman karyo membuat mataku terbelalak kaget dengan pertanyaannya.

"karyo, jangan kurang ajar ya kamu nanya kaya gitu sama anakku. Yang mau pernikahannya cepet itu ya kang mas mu sendiri, bapake ana kui. Jangan salahin ana, ana cuma nurut sama bapaknya itu" kata mama yang terlihat tidak suka dengan perkataan paman karyo.

"yaa kan aku cuma nanya mbak, apa salahnya aku nanya" jawabnya dengan wajah seolah tak bersalah.

"memang gak salah, tapi itu bukan pertanyaan melainkan tuduhan. Kamu liat gak kalau ada perubahan di badan ana, ada gak perutnya membesar seperti tengah hamil. Gak ada kan? Jangan sampai orang denger dan malah jadi fitnah untuk ana" kata mama dengan nada geram pada paman karyo.

"iyaa iyaa mbak, maaf ya an. Paman tadi kan cuma nanya, tapi kamu udah dapet mobil belum an buat bawa semua keluarga kegedung itu. Masa nanti keluarganya jalan kaki" kata paman karyo.

"gak bakalan jalan kaki lah paman, kan ada mobil paman sama mobil pakdeh. Nanti mobil pakdeh mau aku hias sebagai mobil pengantin, sementara mobil paman nanti untuk mengiring di bagian depan. Palingan ana akan nyewa mobil satu aja lagi sih tapi yang agak gedean biar nampung banyak orang, nanti yang bawa motor ya biar pakai motor gapapa" kataku pada paman karyo yang menganggukan kepala.

"kayanya udah siap banget ya an, apa badgetnya ada? Belum buat beli seragam keluarga terus buat seragam tetangga deket nanti, gimana tuh?" tanya paman lagi.

"kalau itu insaallah ada paman, gak perlu khawatir. Ana udah nyiapin semuanya kok, nanti ana akan ambil di butik saat feeting baju dan akan ana bagikan dua minggu sebelum acara nya" kata ku dengan senyuman.

Menjawab pertanyaan paman karyo memang harus sedikit sabar, karna dia orang yang tipe akan bertanya terus menerus.

"aseeklah pakaian butik, pasti mahal. Emang calon kamu kerjanya apa sih an, kok bisa ngasih semuanya yang terbaik gitu. Mana kaya pesta orang-orang kaya lagi" kata paman karyo membuat mama mengeram kesal.

"kenapa sih karyo, kepo aja jadi orang. Bukan urusan kamu juga apa kerjaan calonnya ana, kalau dia bisa memberikan yang terbaik ya berarti dia menghargai ana sebagai perempuan baik-baik. Suruh aja nanya terus!" kata mama yanh sudah terlihat kesal dengan perkataan paman karyo.

"mbak ini loh dari tadi emosi terus, aku kan cuma nanya. Wajarlah, aku kan mau nambah ponakan. Siapa tau nanti kita bisa buka bisnis bareng, ya rental mobil gitu. Mbak kan tau kalau aku punya bisnis rental mobil kecil-kecilan, nanti siapa tau bisa berkembang dengan minta ditanami modal sama suami ana" kata paman karyo membuatku dan juga mama membelalakan mata, sementara bapak hanya mendengarkan sambil menggelengkan kepala. Begitu juga simbah.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!