NovelToon NovelToon
Senyuman Kecil Untuk Maritsa

Senyuman Kecil Untuk Maritsa

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Single Mom / Janda / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: zi_hafs

Maritsa tidak pernah menyangka jika nasibnya akan berubah menjadi janda..

Setelah kehilangan suaminya, Maritsa menemui beberapa rintangan dalam kehidupannya.
Bagaimana jika keluarga dari pihak mantan suami yang terus mengusik kehidupannya?

bahkan dia di ruduh merebut calon suami dari kakak iparnnya.

Mampukah Maritsa melewati semua itu?
Siapakah yang akan tetap bertahan disampingnya?

Yuk ikuti kisah Janda kuat yg satu ini..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zi_hafs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu Agung

"Assalamualaikum Bu Lek, Maritsa dataang !"

Maritsa datang dengan membawa beberapa kebutuhan dapur yang ditenteng dengan tas belanjaan ramah lingkungan.

"Sstt, jangan keras-keras. Zyan lagi tidur. Waalaikumsalam."

"Upss, sorry."

Maritsa segera menuju dapur dan mengeksekusi barang belanjaannya. Sebelum dia mengambil pisau, HP nya berdering. Notif pesan muncul di layar depannya. Dahinya mengkerut. pengirimnya nomor tak dikenal. Siapakah yang mengirim pesan?

Flashback On

"Bu Lek, hari ini Pak Bos besar mau kesini. Enaknya dimasakin apa ya? Aku gak tau masakan kesukaannya. Takutnya juga ada alergi."

"Masak yang simple simple aja Nduk. ikan mujair asap, tempe goreng, sayurnya cah kangkung, pake sambel."

"Oh oke deh Bu lek, habis ini Maritsa ke Supermarket sekalian cari cemilan dan buah-buahan."

"Nduk, Bos kamu masih bujang ya?" Tanya Bu Lek penasaran.

"Kenapa? Bu Lek mau kenalan?" Goda Maritsa.

"Hmm ya enggaklah. Bu Lek gak mau terikat dengan siapapun."

"Ahahaha, Bu Lek Bu Lek, lagian gak mungkin juga. Bos nya Maritsa itu masih muda, mungkin sekitar 36-37an umurnya."

"Wah Brondong dong. Hahahaha." Bu Lek makin terkekeh.

"Dasar Bu Lek, oh ya aku mau berangkat dulu. Mumpung masih pagi. Nanti kalau kesiangan males antri."

"iya hati hati ya nduk. Jangan ngebut!"

.

.

.

Maritsa sampai di Supermarket dan memulai aksinya untuk mencari apa yang dia butuhkan. Dia hanya fokus dengan apa yang dituju. setelah mendapatkan apa yang dia mau, Maritsa segera ke kasir. Beruntung dia di nomor antrian kedua setelah ibu-ibu.

Maritsa merasa antrinya begitu lama. Sampai pada akhirnya dia memperhatikan apa yang terjadi di depannya.

Marasa kasian melihat ibu-ibu yang kebingungan karena tidak membawa banyak uang tunai dan kebetulan saat itu penbayaran non tunai lagi trouble.

Dia inisiatif memberikan bantuan meskipun awalnya ditolak. Tapi dengan sikap lembutnya akhirnya Ibu itu menerima bantuannya.

Setelah selesai Maritsa memberikan nomornya ke Ibu itu, Maritsa pun undur diri. Maritsa lupa menanyakan nama Ibu yang ditolongnya itu. Dia ikhlas kalaupun Ibu tadi tidak mengembalikan uangnya.

Flashback off

Maritsa segera membuka pesan dari nomor tak dikenal itu.

"Assalamualaikum nak cantik. Ini ibu yang tadi meminjam uang kamu. Tolong disave ya nomor Ibu."

Maritsa tersenyum kemudian membalas pesan itu.

"Waalaikum salam Bu, iya pasti saya simpan. oh ya kita belum berkenalan. Saya Maritsa."

Setelah pesan terkirim, HP Maritsa kembali berdering. bukan pesan yang dia terima melainkan panggilan telpon.

"Halo assalamualaikum Maritsa."

"Waalaikum salam Bu. "

"Oh ya kenalin, nama Ibu Mutiara. Bisa panggil Bu Mutia, atau tiara."

"Iya Bu Tiara, ada yang bisa Maritsa bantu?"

"kamu katanya mau mengirim nomer rekening. Ayo mana ? Saya mau transfer."

"Waduh bu, beneran ndak usah. Saya ikhlas. Itu tidak banyak."

"huuft kamu ini, ya udah kalau kamu gak mau kirim nomer rekening, kamu harus mau ketemu saya lagi, sebagai gantinya saya traktir makan yang enak-enak. Gimana?"

"Terimakasih Bu, insyaAllah lain kali Maritsa datang."

"Oh ya apa kamu sudah punya pacar?" tanya Mutiara frontal.

Maritsa yang tiba-tiba mendapat pertanyaan dadakan, dia bingung harus menjawab apa.

"Nak Maritsa, Halo.. Haloo nak apa kamu masih disana? kok suaranya hilang. Haloo.."

"Ehem iya bu, Maritsa ada di sini. Maaf sebelum nya saya hanya sedikit kaget."

"Hehehe, maaf saya yang terlalu frontal bertanya seperti itu."

"Oh tidak apa apa bu, eemm.. Maaf saya tidak mengenal kata pacaran bu."

"Alhamdulillah. Bagus itu nak. Ya udah nanti Ibu kabari lagi kapan dan dimana kita bisa ketemu dan jalan-jalan bareng."

"Baik Bu. "

"Assalamualaikum.."

"Waalaikum salam." Mereka pun menutup telpon nya.

Maritsa segera melanjutkan aktifitasnya berkutat dengan alat perang yang ada di dapur. Dia sangat telaten dalam memasak. Bau menyeruak di dalam sana. sesekali dia mencicipi rasa masakannya. Dirasa sudah pas. Dia segera mematikan kompor.

Maritsa bergegas mandi karena dia merasa berkeringat dan bau amis saat berada di dapur.

Setelah mandi, dia menuju kamar tidurnya. Di sana ada Bu Lek Hawa yang saat itu sedang bermain hp di samping Zyan yang masih terlelap.

"Bu Lek, nanti kalau bu Lek ke belakang, tolong cobain rasa masakan ku ya, nanti kalau kurang asin atau manis, kasih tau Maritsa ya."

"Iya nanti pasti Bu Lek cobain." jawab Hawa sambil tersenyum.

Maritsa segera menyu*ui Zyan agar tidurnya semakin nyenyak.

15 menit kemudian, Maritsa selesai. Dia bergegas ke Dapur. dilihatnya Bu Lek sudah makan sepiring nasi lengkap dengan lauknya.

"Nduk, kamu makin pinter masak ya. sedap banget. Gak sia sia mbak yu ku mengajarimu. Hehehe." Bu Lek makan dengan lahap. Padahal tadi pagi Bu lek sudah makan nasi goreng. Tapi begitu mencium aroma masakan Maritsa, dia langsung tergugah selera. Apalagi cah kangkung adalah favoritnya.

Tak lama kemudian, suara bel berbunyi. Maritsa yakin yang datang adalah bosnya.

Dia segera lari keluar dan membuka pintu pagar rumahnya.

Setalah mobil itu terparkir, Maritsa merasa heran, dia mencari ke kanan ke kiri. Sepertinya dia tidak menemukan apa yang dia cari.

"Anda mencari siapa Bu Maritsa?" Tanya Rendra datar.

"Emmm anu pak, biasanya kan Pak barri selalu ada bersama bapak, Tapi kok.."

"Saya sengaja datang sendiri, biar tidak ada yang mengganggu."

"emm maaf, maksud bapak??"

"Sampai kapan saya tetap disini dan tidak dipersilahkan masuk?" Rendra yang sudah gak sabar, nyelonong duluan.

Dia segera duduk di kursi ruang tamu tanpa menunggu dipersilahkan.

Maritsa yang sudah terbiasa dengan sikap dan kekakuan Bos nya itu hanya bisa menghela nafas panjang.

"Oh ya Bu Maritsa, ini buat Zyan." dia menyodorkan kotak kado yang lumayan besar.

"Terimakasih pak. Tapi ini apa ya kok berat banget."

"Itu lah mengapa saya buru-buru masuk, karena saya capek angkat kado itu. anda malah tidak peka." benar benar Rendra sangat datar dan kaku. kapan dia akan tersenyum. Rasanya mustahil.

"Emm maaf pak." Maritsa menundukkan kepalanya.

"Oh ya mana Zyan, saya ingin lihat." Rendra celingukan mencari bayi itu

"Oh Ya maaf pak, Zyan lagi tidur di kamar. Apa perlu saya bawa keluar?"

"Jangan. Tidak perlu. Nanti saya bisa melihatnya langsung."

"Emm maksud bapak, bapak mau masuk kamar saya?"

"Tidak, saya masuk kamar mandi."

"Tegang banget ya tuhaaan. Jadi serba salah." gumam Maritsa dalam hati.

"Emm, Pak maaf kebetulan Zyan masih tidur sama Bu Lek, jadi alangkah lebih baik Bapak makan dulu. saya masak khusus untuk bapak. Mari silahkan masuk."

Maritsa berjalan ke arah meja makan dan diikuti Rendra.

"Hmmm bau ikan asap. Jadi lapar." ucap Rendra dalam hati.

Maritsa segera megambilkan nasi ke piring Rendra. Dia juga menyiapkan ikan asap, tempe, cah kangkung. Dan tidak lupa dengan sambalnya.

Rendra tersenyum sangat tipis hingga tidak terlihat. Dia senang dilayani seperti ini. Dia merasa sedang di layani seorang istri.

"Terimakasih, Bu Maritsa."

"Sama sama pak, ya sudah kita makan bersama. Semoga bapak cocok dengan masakan saya yang ala kadarnya." Maritsa tersenyum cantik membuat Rendra tertegun.

"Pak, Pak Rendra malah melamun, ayo silahkan dimakan."

Rendra menyuapi mulutnya dengan lahap. kebetulan ikan asap adalah menu favoritnya. Sudah lama dia tidak makan makanan sederhana seperti ini. terakhir makan saat dia berada di pantai 2 tahun yang lalu.

Tanpa dia sadari, dia merasa kurang akhirnya minta nambah. Dia benar benar nyaman disini. Makan berdua dengan Maritsa. Sunyi... tanpa ada obrolan yang berarti saat makan. meskipun sunyi, tapi mereka berdua makan dengan lahap.

Setelah dirasa selesai, Renda tiba-tiba meminta Maritsa untuk memasak untuknya lagi.

"Bu Maritsa, saya ingin makan masakan anda lagi. Jadi mulai besok tolong buatkan bekal makan siang untuk saya dan tidak ada penolakan!"

"Emmm i.. Iya pak, saya usahakan." Jawab Maritsa pasrah.

"Nih orang kalau gak maksa gak bisa kali ya. Kaku amat gak ada lembut-lembutnya. Hufft gak di kantor, gak disini, sama aja." gerutu Maritsa dalam hati. Dia tak mungkin mengucap secara langsung, bisa-bisa dia turun jabatan, lebih buruknya bisa di depak dari perusahaan.

Setelah makan, Maritsa dan Rendra menuju kamar. Disana ada Bu lek Hawa yang menjaga Zyan sambil main HP.

"Selamat pagi Bu, maaf saya kurang sopan masuk ke kamar ini, tapi saya hanya ingin melihat Zyan." Ucap Rendra kepada Bu Lek Hawa.

"Iya, tidak apa-apa Tuan. Zyan tidurnya pulas, jadi kalau digendong atau dipindahkan, bisa-bisa anaknya bangun."

Rendra menatap lekat wajah tampan bayi yang tertidur di ranjang king size itu. Dalam hatinya merasa nyaman. Dia ingin sekali memiliki anak lelaki nantinya. Tapi entah kapan dia akan memikirkan sebuah pernikahan.

"Bolehkah saya memegang tangannya?" pinta Rendra.

"Silahkan Tuan." Sahut Bu Lek Hawa.

Ketika Rendra setengah menunduk dan mengelus tangan Zyan, tiba-tiba dia terbangun. Dia tidak menangis, dia hanya membuka mata dan mereka saling beradu pandang.

Rendra yang merasa gemas, dia akhirnya tersenyum. Ya dia Tersenyum sangat lebar. Benar-benar tampan dan merupakan hal langka dia bisa menarik bibirnya keatas.

"Astaga, apa yang aku lihat? Apa ini nyata?" Gumam Maritsa. Dia sampai mengucek kedua matanya seolah tak percaya.

Diapun ikut tersenyum melihat adegan langka tersebut.

"Halo tampan, lain kali ikut Om jalan-jalan ya, kita main bersama." ucap Rendra dengan lembut.

Maritsa yang terkejut reflek menutup mulutnya. Dia sangat shock ketika bos nya itu berbicara lembut. Seperti gunung es yang mencair.

Zyan yang semula menatap wajah Rendra, seakan tersihir. Tangannya tiba-tiba menyentuh Tangan Rendra. Alhasil Rendra tersenyum lebar kembali.

"Tuan, sepertinya Zyan menyukai anda." Ucap Bu Lek Hawa.

"Itu lebih baik." Ucap rendra datar lagi. Kembali ke setelan pabrik.

Maritsa Hanya menghembuskan nafas berat. Dia berharap Bos nya iu segera keluar dari kamarnya dan pulang.

"Kalau begitu Saya pamit dulu Bu, terimakasih sudah mengizinkan saya untuk menemui Zyan." Rendra segera keluar kamar diikuti olah Maritsa di belakangnya.

Maritsa mengira Bos nya itu langsung pulang. Tapi di ruang tamu, bos nya tiba-tiba berhenti. Maritsa yang masih jalan di belakangnya itu pun langsung menabrak punggung Bosnya.

*Buuugh..

"Astaghfirullah." Dia memekik kaget.

"Apa anda tidak punya Rem? Atau memang sengaja menabrakkan diri?" ketus Rendra.

"Astaga, bapak sendiri yang tiba-tiba berhenti, kenapa saya yang disalahkan?". Gumam Maritsa, dia tidak akan berani bicara langsung. Sambil menggosok keningnya yang terberntur punggung Rendrs.

"Maaf pak." Hanya kata itu yang lolos dari mulutnya

Rendra kemudian membalikkan badan. pandangan mereka bertemu. Maritsa tiba-tiba jadi gerogi. Dia Membuang pandangan ke arah lain.

Rendra yang melihat bawahannya itu salah tingkah, dia langsung tersenyum.

"Saya belum ingin Pulang. Saya ingin duduk disini menikmati camilan. Jadi jangan coba-coba usir saya." Rendra yang langsung mendaratkan bokong nya itu di kursi.

"Tap.. Tapi pak..." Maritsa sebenarnya merasa keberatan. Semenjak bertatap mata dengan Bos nya, hatinya menjadi tidak baik-baik saja. Entahlah, Tatapan Rendra seakan menembus jantungnya saat itu. Tapi dia juga tidak bisa menolak keinginan Rendra. Jadi dia pasrah dan ikut mendaratkan bokongnya di atas kursi.

****

1
Ratna Nur
GK ad bonus chapter gitu Thor. nanggung🤭🤭🤭
zi_hafs: halo kak.. episode 53 sudah aku revisi ya.. nex episode 54 akan aku update/Kiss/
zi_hafs: halo kak, setelah dipikir ulang, sepertinya Author ingin melanjutkan novel ini. makasih ya udah ngasih saran/Grin/
total 2 replies
dinanti putri
Harusnya Mutiara Kak. Bukan Maritsa
zi_hafs: oh iya makasih koreksinya kak/Heart/
total 1 replies
Royana ayu
jadi bingung milih yang mana Thor?/Grin/
zi_hafs: pilih sesuai kata hati kak/Chuckle/
total 1 replies
Royana ayu
fix bosnya demen sama Marisa/Facepalm/
Royana ayu
visual nya mana Thor?
Royana ayu
semangat berkarya author/Good/
Ai
Nice story, Thor.
Mampir di karyaku jg ya
ɪsᴛʏ
alhamdulillah Maritsa sudah melahirkan..
ɪsᴛʏ
yg sabar Maritsa dan jadi wanita yg kuat..
ɪsᴛʏ
mantan yg gila....
zi_hafs: hihihihi sabar kak/Smirk/
total 1 replies
ɪsᴛʏ
aku mampir Thor..
zi_hafs: semoga suka ceritanya kak/Heart/
total 1 replies
Siti Munawaroh
bagus
zi_hafs: Terimakasih kakak../Heart/
total 1 replies
OBELISKC
Baca cerita ini kayak jalan-jalan di negeri dongeng.
zi_hafs: /Rose/ jalan-jalan bareng author ya ke negeri dongengnya/Heart/
total 1 replies
Bé tít
Waktu baca jadi cepat berlalu, keren abis!
zi_hafs: wah terimakasih kak, jadi makin semangat buat berkarya../Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!