Deva adalah seorang anak yang selalu mendapat perlakuan tidak adil dari kedua orang tuanya. Dia sering dibedakan dibandingkan dengan adik-adiknya. Suatu hari, Deva dijebak oleh teman-temannya di sebuah diskotek dan diberi minuman keras tanpa sepengetahuannya. Akibatnya, Deva menjadi korban pemerkosaan oleh seorang pria yang tidak dikenal, yang ternyata merupakan seorang psikopat kejam. Kejadian itu mengubah hidup Deva secara drastis.
Baskara, pria yang telah melakukan tindakan keji terhadap Deva, seringkali menunjukkan perilaku psikopat karena kesepian dan kurangnya kasih sayang dari kedua orang tuanya. Rasa frustrasi yang dialami Baskara membuatnya melampiaskan kemarahan kepada orang-orang di sekitarnya. Meskipun alasan tersebut tidak dapat membenarkan perbuatan keji Baskara, namun hal tersebut menjadi cara baginya untuk meredakan emosi dan melupakan kesepiannya.
Apakah Baskara akan berubah setelah kejadian tersebut? Yuk simak terus ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aprilia Agista07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
"Hehh, sadar lebih baik kita p0tong-p0tng saja jas4d ini seperti yang lain, dengan begitu Deva pasti tidak akan menemukan jejak apapun dari adik ha ini, lagian siapa suruh jadi perempuan nakal!" Aku hanya bisa terdiam ketika mendengar rencana Irwan, lalu irwan pergi dari hadapanku.
Entah mengapa kali jni aku sangat merasa berdosa kepada korbanku sendiri, memang Silvia ini perempuan nakal tapi kenapa dia harus adiknya Deva.
Aku langsung berlari ke arah aula, di sana sudah ada teman temanku sedang mengasah benda tajam, sedangkan perempuan yang mereka bawa benar benar sudah tidak bernyawa lagi.
"Ngapain? Mendingan untuk hari ini lo nggak usah ikut untuk meng3kse kus1, mending lo istirahat aja, ini biar urusan kita, dari pada lo nggak fokus!" Ujar Gilang padaku.
Sekali lagi aku melihat ke arah Silvia, aku benar benar sudah tidak bisa berfikir logis , setiap melihat wajah Silvia pasti aku membayangkan Deva.
"Haduh, udah ayo gue antar ke kamar!" Mungkin karena kesal Irwan pun menggiringku untuk kembali ke kamar.
"Udah diem, gue kunciin elu ha dari luar semua akan baik baik saja selagi para perempuan itu tidak meninggalkan jejak apapun, handphone Silvia gue baw, mau gue hancurkan sekalian!" Lalu Irwan pergi dan mengunci ku dari luar.
Akupun merebahkan diri di atas kasur aku harus bisa menerima semua ini.
Benar apa yang dikatakan oleh teman teman ku bahwa lebih baik kita tidak meninggalkan jejak apapun, dan karena aku tidak ingin terus terusan kepikiran Silvia, aku memutuskan untuk tidur dan berharap terbangun ketika semuanya sudah selesai dikerjakan oleh teman temanku.
****
Aku merasakan bahwa matahari sangat menerangi wajahku, dan saat aku terbangun ternyata waktu sudah menunjukan pukul 12.00 siang.
"Ahhhh, bisa bisanya aku tidur sampai siang kaya gini." Gumam ku dalam hati.
Setelah mengumpulkan nyawa aku pun langsung pergi ke kamar mandi, dan saat aku membuka pintu kamar ternyata kamar aku sudah tidak di kunci lagi, berarti teman temanku sudah selesai meng3ksekus1 para perempuan malam yang kami bawa .
"Ehh, gimana? Udah beres?" Tanyaku pada Gilang.
"Udah, bahkan daging dan segala rupanya sudah selesai di pisah pisahkan, kita lagi beres beres di aula!" Jawab Gilang
Lalu aku pun bergegas pergi ke aula dan membatu teman temanku umtuk bersih bersih, kami tidak mau meninggalkan jejak apapun di aula, bahkan untuk membersihkan dan menghilangkan warna d4r4h dan juga bau amis, kami mencampurkan beberapa bahan kimia untuk menghilangkan bau amis dan juga warna dar4h.
"Wan, Silvia jadi di eksekus1?" Tanya ku pada irwan.
"Jadi dong, tidak ada yang terlewatkan satu orang pun!" Jawab Irwan.
"Hey, semuanya sudah selesai kan, gue mau pergi dulu ya, mau cari makan terus mau ke Deva." Ucapku berpamitan pada teman teman ku
"Ehh, emangnya Deva tinggal di mana sekarang? Gue kira lu mau bawa Deva tinggal di kos kosan ini lagi!" Tanya Irwan.
" Di hotel gue, kalo gitu gue pamit dulu ya bye!" Aku bergegas untuk mengendarai mobilku untuk mencari makanan kesukaan Deva.
Setelah membelikan makanan berat dan juga beberapa camilan anak anak SD aku pun tiba di kamar hotel yang Deva tempati.
"Kamu sedang apa?" Tanyaku, aku melihat Deva sedang senyum senyum sendiri sambil menatap layar ponselnya, jika dilihat lihat Deva sepertinya sedang jatuh cinta.
"Ahhh engga! Lain kali kalau misalkan mau masuk kamar itu ketuk pintu dulu, jangan main masuk masuk aja kaya orang yang gak punya sopan santun." Tegur Deva padaku.
"Iya maaf, nih aku bawain makanan dan juga jajanan kesukaan kamu!" Aku langsung memberikan kantong kresek berisikan makanan dan jajanan kesukaan nya.
"Waaahhhh, kebetulan aku lagi pengen mkan makanan yang kaya gini, aku mau cuci muka dulu ahh sekalian pengen ke kamar mandi," lalu Deva pergi ke dalam kamar mandi meninggalkan ponselnya yang belum terkunci , layar nya masih menyala.
Dengan sigap aku langsung meraih ponsel Deva dan melihat apa yang sedang Deva lakukan samai sampai dia bisa tersenyum sebahagia itu sambil menatap ponsel.
"Alexsander putra?" Gumamku, lalu aku langsung membaca semua isi esan Deva dan juga alex.
Seketika aku merasa geram membaca pesan pesan tersebut, aku bisa menyimpulkan bahwa mereka berdua memang sangat dekat sudah cukup lama, bahkan Deva terlihat begitu perhatian kepada laki laki yang bernama Alex tidak Tahu bahwa Deva sedang berbadan dua.
(Tolong jangan ganggu istri saya lagi, Deva sedang mengandung jadi tolong tahu diri) aku mengirim pesan seperti itu kepada Alex, aku tidak menghapus jejak pesan tersebut Sama sekali, supaya Deva tahu bahwa dia jangan macam-macam apalagi berkirim lesan mesra dengan laki laki lain.
"Baskara, kamu lagi apa?" Melihat aku sedang. Memegang ponselnya, Deva langsung berjalan cepat ke arahku dan merebut ponselnya dari tanganku.
Deva terlihat geram ketika melihat pesan yang aku kirim kepada Alex.
"Lancang sekali kamu! Memangnya kamu siapa sampai- sampai berani setelanjang ini membuka - buka ponselku dan membalas pesan pribadiku!" Ucap Deva setelah berteriak, bisa dilihat bahwa Deva sangat kesal dan juga marah kepadaku.
Bukannya menjawab aku malah ingin tersenyum, aku merasa geli ketika Deva bertanya siapa aku sampai berani beraninya membuka ponsel pribadinya.
"Aku? Aku ini calon suami kamu! Aku nggak suka ya kamu kegenitan kirim kirim pesan kayak gitu sama pria lain, kamu itu harusnya ngerti, nggak pantes kamu kirim kirim pesan perhatian seperti itu di saat kamu akan menikah!" Ucapku, di. Sini aku benar-benar tidak mau kalah oleh Deva, aku merssa harga diriku diinjak-injak karena bagaimana pun Deva ini adalah calon istriku.
"Hahahahahhaha! Sudah kubilang kalau misakan aku tidak hamil anak mu aku tidak mau menikah dengan mu Alex adalah orang yang aku sukai, kamu tidak punya hak untuk mengatur ngatur ku karena pernikahan kita bukan murni karena perasaan, melainkan karena keterpaksaan!" Jawab Deva .
"Oh kamu suka sama Alex? Kalu begitu kamu akan mendengar berita kem4tian nya beberapa hari lagi!"
Pov Deva
Aku melotot melihat ancaman dari Baskara, dia terang terangan akan mengha-bisi Alex jika aku masih berhubungan dengan nya.
"Aaaaahhhh! Kenapa kamu sangat mengatur? Emangnya kamu ini siapa? Hanya seorang calon suami dengan pernikahan yang sangat terpaksa, jangan mentang-mentang kamu orang yang leluasa untuk mengh-abisi orang lain, jadi kamu bisa mengancam orang seenaknya!" Aku berteriak di delan Baskara, aku sudah sangat frustasi dengan ancaman ancaman yang dia berikan untuk menakut nakuti ku.
"Tetap saja, meskipun kita menikah karena keterpaksaan tapi tetap saja kamu itu calon istrimu, aku tidak mau berdebat lagi dengan mu, jika kamu memang ingin si Alex itu hidup lebih lama, maka dengarkan apa katamu!" Lalu setelah mengucapkan hal itu Baskara masuk ke kamar mandi, sedangkan aku menangis di atas ranjang karena aku sangat lelah dengan sikap Baskara yang menakutkan dan semaunya sendiri.
Setelah Baskara keluar dari kamar mandi giliran akh yang ingin mandi siang, aku ingin berjalan jalan di mall dan juga ingin quality time sendirian, ku tak lupa aku membawa baju yang akan aku kenakan, tidak mungkin aku berganti baju di depan Baskara.
"Mau kemana kamu?" Tanya Baskara.
Aku tidak menjawab pertanyaan nya sama sekali, karena aku sudah muak, sebenarnya aku ingin kabur lagi dark Baskara.
semangat nulisnya
yakinkan deva bas kalau kamu bisa berubah jadi orng yg lebih baik
jangan sampai sikap mu membuatmu jauh dari deva
di tunggu kelanjutannya thor😊
makasih up nya 🤗
semangat thor ditunggu up.nya