Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?
Selamat menikmati kisah mereka !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertolongan Pertama
Suasana malam di rumah susun sewaan Anna.
Tampak ia yang baru saja selesai mandi, mengeringkan rambut nya yang basah sambil menghela nafas panjang.
Baru sehari ia masuk sekolah, sudah begitu menguras energi bahkan terluka.
Ia menatap ke arah tas mahal yang Lexi berikan dengan perasaan bimbang.
Haruskah ku coba untuk mengembalikan nya lagi?
Hal itu terus membuat nya ragu, apalagi harga tas yang tak masuk akal itu semakin membebani nya.
Sambil menyiapkan makan malam sederhana nya yaitu mie instan.. Anna melihat ponsel nya berharap hari ini ada telepon dari ibu nya.
Menit demi menit berlalu..
Jam demi jam berlalu..
ia menyelesaikan makan malam nya sendiri dalam keheningan dan apa yang ia harapkan masih nihil.
Ibu nya masih tidak ada kabar.
Keesokan pagi di sekolah..
Anna tampak menyendiri di meja nya, ia menghabiskan waktu pergantian pelajaran dengan membaca buku.
BRaakkk
Suara pintu terbuka dengan sangat kasar mengagetkan seisi kelas..
4 orang murid laki laki dengan seragam yang tidak rapi, masuk tanpa permisi dan menuju ke salah satu meja seorang murid berkacamata yang tampak seperti kutu buku.
" Hmm.. Mulai lagii.. berandalan ini. " Gumam Amanda dan geng nya yang muak.
" Dimana Lexi? Kenapa lama sekali. " Sahut salah seorang teman Amanda.
Lexi tidak hanya tampan, pandai, kaya dan tenar di sekolah. Tapi juga dapat di andalkan oleh teman teman sekelasnya karna bisa membuat gerombolan Robi si perundung mundur.
PLaakk
Suara pukulan mendarat ke kepala anak lelaki kutu buku bernama Rafa, hingga kacamata nya terlepas.
" Dasar brengseekk, berani sekali kamu mengadu ke orang tua mu.. Gara gara ulah mu, orang tua ku harus mendapat panggilan kepala sekolah. " Gumam Robi penuh amarah.
Perawakan nya yang tinggi besar dan rambut cepak, membuatnya cukup menakutkan.
Rafa hanya bisa terdiam dan Anna terlihat cuek.
" Ayo.. Kamu harus kuberi pelajaran, bawa dia. " Perintah Robi dan di ikuti teman teman nya menarik kerah seragam Rafa dengan kasar.
" Lepaskan dia. " Suara lantang dan penuh penekanan pun terdengar.
" Lexi "
Para murid wanita pun langsung luluh dengan kharisma Lexi si ketua kelas yang bisa di andalkan.
" Jangan ikut campur, kalau tidak ingin terluka. " Ancam Robi menantang Lexi.
Kedua nya pun saat ini sedang berhadapan sengit.
Namun Lexi tersenyum santai.
" Aku yang melaporkan kalian ke kepala sekolah. " Kata Lexi tanpa rasa takut.
" Dasaarr brengseekk. "
Umpat Robi dan langsung memukul wajah tampan Lexi.
Perkelahian pun terjadi hingga menjadi tontonan murid lain.
Kursi dan meja pun jadi berantakan karna perkelahian mereka.
Ujung bibir Lexi terluka dan berdarah sedangkan pelipis serta hidung robi juga terluka karna pukulan balasan Lexi.
Suasana yang tidak kondusif pun membuat Anna ingin pergi meninggalkan kelas, namun saat ia hendak beranjak dari meja kursi nya.. Tiba tiba tubuh Lexi yang di dorong oleh Robi jatuh dan merubuhkan meja kursi Anna.
Anna pun ikut terjatuh.
BRuukkk
Lexi terkejut melihat Anna terjatuh karena dirinya.
" kamu baik baik saja? " Tanya Lexi perhatian hendak membantu Anna berdiri.
Namun Anna pun sangat terkejut dan reflek berteriak ketika Robi sudah bersiap mengangkat kursi menghampiri Lexi.
" Awaasss !! " Teriak Anna.
Spontan Lexi pun pasang badan melindungi tubuh mungil Anna dalam dekapan nya.
Priiiiitttttt
Suara peluit nyaring menghentikan kegaduhan itu.
Untung nya, guru olahraga yang saat itu melewati lorong kelas mereka.. Segera bergegas bertindak.
" Robi !!! Levi !!! Ikut bapak ke ruanv guru. " Kata guru itu tegas.
" Sialaann.. " Umpat Robi sambil membanting kursi dan berjalan keluar dari kelas.
Sedangkan Levi memeriksa keadaan Anna dan membantu nya berdiri.
" Obati tangan mu ke UKS. " Kata Lexi yang melihat tangan Anna tergores.
Tanpa pikir panjang, ia mengikuti Robi pergi ke ruang guru.
Tatapan panas dari para murid wanita pun semakin tajam ke arah Anna.
" Menjijikkan.. Benar benar pemandangan menjijikkan. " Umpat Amanda cemburu.
Ruang Guru.
" Kalian ini.. Siswa dari sekolah elite, tapi kenapa kelakuan kalian sangat kampungan. " Kata guru mereka marah.
" Aku hanya melakukan yang harus kulakukan pak. Setiap hari dia merundung Rafa dan tidak bisa dibiarkan. " Jawab Lexi.
" Dasar pahlawan kesiangan. Kenapa kamu ikut campur urusan ku. " Sahut Robi masih emosi.
Tak lama kemudian kepala sekolah masuk ke ruang guru setelah mendapat laporan.
Dan tentu saja ia memihak Lexi.. Pertama karna status orangtua Lexi yang lebih kuat dari Robi walaupun sama sama dari keluarga kaya.. Kedua karna perbuatan Lexi lebih mendapat dukungan dari para guru, Lexi membela yang lemah.
" Robi.. Hasil pertemuan direksi, guru dan komite orang tua sudah keluar.. Sekolah harus menskors mu selama 5 hari. Renungkan perbuatan mu. " Kata kepala sekolah tanpa basa basi.
Mendengar itu, Lexi pun tersenyum senang dan membuat Robi semakin geram.
Suara lonceng pergantian jam pun berbunyi..
Lexi yang masih terlihat berantakan, berjalan kembali ke kelas ditemani oleh kepala sekolah.
" Maaf, merepotkan bapak. " Kata Lexi sopan.
" Tidak usah khawatir, tenang saja. Yang salah tetap salah dan harus dihukum. " Jawab kepala sekolah sambil menepuk bahu Lexi.
" Papa mu pasti sangat bangga padamu. Oh ya, bagaimana kabar saudara mu ? " Tanya kepala sekolah mendadak, dan senyum di wajah Lexi pun mendadak hilang.
Tampak para murid di kelas nya sudah merapikan meja kursi masing masing.
" Terima kasih teman teman, maaf menyusahkan kalian. " Ucap Lexi di depan teman teman nya, namun mereka semua tampak senang dengan perbuatan Lexi terutama Rafa yang terharu.
Ia menghampiri dan memeluk Lexi sebagai ucapan trima kasih.
Anna pun tanpa sadar sedikit terpesona saat melihat Lexi.
Dia tampan, pintar, kaya dan peduli.. Dia berani membela yang lemah.. Dia tampak sempurna di mata Anna..
Lamunan Anna pun tiba tiba bubar karna ternyata Lexi sudah berdiri di hadapan nya.
Kedua pipi Anna tampak merona karna malu.
" Kenapa kamu tidak ke UKS?? Pakaikan ini ke tangan mu. " Kata Lexi perhatian sambil memberikan sebuah plester.
" Tidak perlu berlebihan, hanya luka kecil. " Jawab Anna dingin.
" Pakai saja, walaupun luka kecil.. Kamu butuh tangan mu untuk menulis. " Lexi menarik tangan Anna dan memakaikan plester ke tangan nya.
Dan mereka pun menjadi pusat perhatian.
Beberapa murid tidak lupa mengambil foto mereka dan mengirimnya ke grup sebagai bahan gosip terutama para murid wanita yang terbakar api cemburu.
- gilaaaa.. Bisa bisa nya si jalaang itu mendapat perhatian Lexi -
Dan dengan cepat tersebar sampai ke kelas kelas lain.
Amanda yang terlihat sangat cemburu, menggebrak meja nya dengan keras dan keluar dari kelas dengan penuh emosi.
Anna pun menyadari situasi itu dan ia mulai merasa bahwa kehidupan nya di sekolah akan semakin rumit.