Yoanda menikah dengan Bagas karena perjodohan kakek nya, tapi Yolanda sangat menyukai dan mencintai Bagas karena selain tampan tubuh Bagas ideal sehingga membuat Yolanda jatuh hati kepada Bagas, tapi Bagas sedikit pun tidak menyukai Yolanda karena postur tubuh yang subur dan tidak ideal.
Selama menikah dengan Yolanda Bagas tidak pernah menyentuh nya sama sekali, Bagas malah membenci Yolanda, hingga suatu saat Yolanda melihat Bagas dengan wanita cantik dan sangat mesra.
Setiap hari Bagas selalu menyakiti hati nya dan bahkan memfitnah dan mengusir nya dari rumah hingga hidup Yolanda terlunta-lunta karena aset yang pernah di berikan keluarga Bagas diambil nya.
Hingga suatu saat Yolanda berpikir akan merubah hidup nya dan akan melakukan balas dendam kepada Bagas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syarat Dari Leo
Pov Bagas.
Bagas terus mengusulkan Ricard agar di pecat dengan alasan yang tidak masuk akal membuat Leo greget dan ingin segera menyelesaikan semua ini.
"Pak Bagas, saya tahu anda ini pemilik perusahaan xxxx kan?" Tanya Leo dengan masih berusaha santai walau sebenarnya emosi menghadapi seorang Bagas.
"Iya benar, wah bapak tahu saya rupanya." Bagas semakin sombong ketika dirinya tahu kalau Leo pemilik restoran mewah mengetahui dirinya.
"Mulai wajah sombong nya keluar, dasar penjilat." Gumam Leo di dalam hati nya.
"Saya tahu semua pengusaha dan pemilik perusahaan di kota ini bahkan diluar negeri, pak Bagas tahu tidak dengan pemilik perusahaan terbesar dan sekaligus orang terkaya di kota ini?" Tanya Leo sambil menatap serius Bagas.
"Mau main-main dengan ku rupa nya." Leo ingin sedikit bermain-main dengan Bagas, walaupun sebenar nya bibir Leo sudah gatal dan ingin mengatakan kalau RIcard yang di maksud adalah pria yang sedang duduk dengan mereka, tapi Ricard selalu memberinya kode agar jangan membongkar nya sekarang.
"Kalau ngga salah nama nya pak Ricard, tapi sayang sekali sampai detik ini saya belum bisa bertemu dengan beliau."
Bibir Ricard sedikit tersenyum, dia masih ingin melihat sampai mana Bagas bersikap sombong.
"Wah sayang sekali ya pak Bagas, kalau saya sering bertemu dengan beliau dan bahkan saya sering makan satu meja dan tidur di rumah beliau yang sangat besar bagaikan istana."
"Benarkah? Anda tidak bohong kan? mana mungkin pak Ricard bisa melakukan itu kepada anda, sedangkan saya saja mau kerja sama dengan perusahaan nya susah banget."
"Buat apa saya berbohong kepada anda, ngga ada guna nya." Leo sudah merasa gerah dengan Bagas yang selalu merendahkan orang lain.
"Apa anda bisa mempertemukan saya dengan beliau?" Dengan penuh harap Bagas meminta kepada Leo.
"Oh tentu saja pak Bagas, tapi tidak untuk sekarang-sekarang, soal nya pak Ricard lagi sibuk ngurus beberapa perusahaan nya di Paris dan di Singapura, bahkan saya mendengar beliau akan mendirikan perusahaan di berbagai negara."
Ucapan Leo membuat ke dua pasang mata milik Bagas dan Elena membesar seketika, mereka berdua kaget, mereka tahu kalau pak Ricard itu orang terkaya di kota ini, tapi mereka tidak tahu besar nya kekayaan Ricard.
"Benar-benar orang terkaya dia, saya benar-benar ingin sekali bekerja sama dengan beliau, tolong saya pak Leo, pertemukan saya dengan pak Ricard." Bagas memohon kepada Leo membuat Ricard ingin tertawa.
"Baru di bilang gitu saja kamu sudah memohon ingin bertemu, apalagi kalau kamu tahu Ricard yang kamu maksud itu orang yang kamu hina saat ini." Gumam bathin Leo.
"Baik, saya akan mempertemukan anda dengan tuan Ricard, tapi dengan satu syarat."
"Apa syarat nya." Bagas langsung menyambar ucapan Leo saking semangat nya ingin bertemu dengan Ricard.
"Anda harus meminta maaf pada pelayan ini di depan semua orang." Ucap Leo sambil menatap Ricard.
"Kenapa saya harus meminta maaf kepada dia, memang nya dia siapa?" Bagas masih terlihat sombong dan ngga mau meminta maaf.
"Karena dia pelayan kesayangan nya tuan Ricard, jadi kalau anda masih mempermasalahkan nya dan tidak mau meminta maaf kepada pelayan ini, maka saya pastikan anda akan berurusan dengan tuan Ricard dan akan membuat perusahaan anda gulung tikar." Leo sedikit menakut-nakuti Bagas.
Bagas yang memang sudah sering mendengar dari sebagian kolega nya, kalau pak Ricard itu orang yang tidak akan memberikan maaf buat orang yang sudah melakukan kesalahan langsung mengangguk karena ketakutan.
Bagas tidak mau karena masalah ini dirinya harus jadi gelandangan.
"Baiklah saya akan meminta maaf pada dia." Dengan terpaksa dan tidak terlalu ikhlas Bagas menyetujui nya.
"Saya tidak mau memaafkan nya." Ucap Ricard yang dari tadi hanya diam saja.
"Jangan sombong kamu, kamu itu hanya seorang pelayan hanya untuk memberikan maaf saja tidak mau." Bagas kesal dengan Ricard yang tidak mau menerima permintaan maaf dari nya.
"Maaf pak Leo, saya sudah bisa keluar kan?" Tanya Ricard dan langsung pergi meninggalkan ruangan Leo.
*******
Aku masih setia menunggu Ricard keluar dengan perasaan yang masih gelisah.
"Kok lama banget sih, apa Ricard sedang di marahi sama pak Leo." Aku terus bertanya-tanya di dalam hati, mata ku terus menatap pintu ruangan pak Leo.
Aku sangat berharap Ricard keluar dengan senyuman manis nya, itu akan membuat hatiku tenang dan bahagia karena rasa bersalah pada diriku akan hilang.
Pintu terbuka membuat aku langsung menatap nya, terlihat Ricard keluar dengan bibir tersenyum manis kepada ku, entah kenapa sekarang aku sangat menyukai senyuman nya itu.
"Ba_." Baru juga aku mau membuka mulut dan bertanya terdengar suara yang memanggil Ricard dengan sangat kencang dan itu adalah suara mas Bagas.
"Hai tunggu, kamu jangan sombong, baru saja jadi pelayan kesayangan bos, sudah ngelunjak kamu." Teriak mas Bagas yang ikut keluar dari ruangan pak Leo.
Ricard terlihat santai dan terus menghampiri ku tanpa memperdulikan panggilan mas Bagas.
Aku bingung dan hanya diam dengan apa yang akan terjadi selanjut nya.
"Yang sombong itu saya atau anda, saya tidak mau kalau anda hanya meminta maaf sama saya, tapi anda juga harus meminta maaf kepada Yolanda." Ucap Ricard dengan senyum sinis nya.
"Ini tidak ada urusan nya dengan wanita gendut ini, ini urusan saya dan kamu yang hanya seorang pelayan." Lagi berdebat sama orang lain pun masih sempat nya mas Bagas menghina aku.
"Baik, terserah anda, semua keputusan ada pada diri anda, kalau anda tidak mau melakukan apa yang saya minta, maka saya pastikan besok anda akan mendapat laporan dari sekertaris anda tentang perkembangan perusahaan anda ke depan nya." Ucap Ricard sedikit mengancam nya.
Mas Bagas terlihat termenung sebentar lalu dirinya menyetujui apa yang di minta Ricard.
"Baiklah, saya akan meminta maaf kepada wanita ini juga."
"Bisa ngga anda menghargai orang sedikit saja, bagaimana pun bentuk pisik dia, dia juga seorang wanita yang harus kita hormati dan kita hargai, karena kalau tidak ada wanita tidak akan lahir yang namanya seorang anak."
Aku terpana dengan Ricard, dia memang laki-laki yang baik, yang sangat menjunjung harga diri wanita, tapi kenapa aku hanya bisa menganggap nya sebagai teman saja.
"Tunggu aku di rumah wanita gendut, aku akan membuat perhitungan dengan kamu, karena kamu sudah mempermalukan aku di depan semua orang, dan gara-gara pelayan ini aku harus merendahkan diri ku kepada kamu." Gumam bathin Bagas dengan tatapan tajam nya.