Di larang Menjiplak apalagi mengubah dalam dalam bentuk AU ataupun POV ceritaku. Karya ini dilindungi undang-undang!
Ketika sebuah kesalah pahaman membuat gadis 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA terikat pernikahan dengan guru baru di sekolahnya. Begitu banyak drama dalam pernikahan mereka berdua yang jauh dari kata akur. Namun di balik itu semua mereka berdua saling membutuhkan satu sama lain.
"Bagaimana malam ini kita buat anak." Senyuman jahat terukir di wajah Zidan dan mendadak wajah Zila langsung pucat.
Gadis itu menggeleng cepat."Jangan Om. Aku masih dibawah umur. Badannya aku juga krempeng, Om juga nggak akan suka," ucap Zila memelas.
Azila yang manja dan Zidan yang galak bersanding dalam sebuah pernikahan yang tak terduga. Mampukah Zidan membina rumah tangga dengan gadis yang terpaut jauh lebih muda darinya? Dan bisakah Zila menjadi istri dari pria dewasa berusia 28 tahun saat teman-teman tengah menikmati kebebasannya sebagai remaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon windanor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
A & Z: Hasrat atau Logika?
"Kamu takut?" ucap Kayla menatap remeh ke arah Zila yang tak berani meminum alkohol yang ia sodorkan.
Kayla meneguk minuman alkohol itu sekali tegukan di hadapan Zila. Ia memang sudah terbiasa mengonsumsi minuman ini dan tak mudah mabuk.
Zila terdiam. Manik coklatnya menatap cangkir kecil yang Kayla sodorkan. Ia mengigit bibirnya dengan raut wajah penuh keraguan.
"Sudahlah, Kay. Jangan paksa Zila." Kini, Eza angkat suara seraya menepis pelan tangan Kayla yang menyodorkan minuman itu. Sementara Dina diam memperhatikan.
"Sekali tegukan nggak akan buat dia mabuk, Eza. Aku hanya ingin dia mencoba saja." Kayla kembali menyodorkan minuman itu pada Zila."Ayo ambil, aku tau kamu pasti penasaran dengan rasanya. Kapan lagi bisa mencobanya," ucap Kayla.
Dengan ragu-ragu Zila mengambil cangkir kecil bening itu. Senyuman Kayla terukir lebar.
"Nggak usah diminum kalau kamu ragu," ucap Eza memperingatkan. Ia hanya takut tubuh Zila tak kuat menerima minuman itu dalam tubuhnya yang mengakibatkan mabuk dan kesadaran yang tak kendali.
Zila tak menggubris ucapan Eza, Ia langsung meminumnya sekali tegukan seperti yang Kayla lakukan. Eva dan Kayla saling pandang dengan senyuman penuh maksud setelah melihat Zila sudah meminumnya.
Zila mengerucutkan wajahnya setelah meminum alkohol yang terasa aneh di lidahnya.
Mobil Lamborghini hitam mewah berhenti di depan Bar yang terlihat ramai oleh anak muda. Seorang pria yang mengenakan pakaian serba hitam turun dari mobil tersebut. Ia mengenakan masker dan topi hitam agar keberadaannya tidak dikenali.
Zidan melangkahkan kakinya masuk ke dalam Bar dan sudah disambut musik yang memekikan telinga dan aroma alkohol yang menyengat. Manik hitam legamnya menatap menelisik ke setiap sudut Bar mencari sosok Zila di tengah keramaian muda-mudi yang berjoget-joget riang. cahaya lampu disko menyulitkan Zidan mencari istrinya.
Kalau bukan karna khawatir dan memiliki tanggungjawab penuh pada Zila, sudah ia biarkan saja gadis itu.
Sorot tajam Zidan mengedar sampai berhenti di satu titik yaitu sosok Zila yang berjoget di tengah-tengah para pria yang mengelilinginya dan beberapa dari pria itu meraba-raba bagian tubuh istrinya. Dada Zidan langsung bergemuruh dan memanas. Ia segera melangkah lebar ke arah istrinya.
"Menjauh dari istriku!" Zidan mendorong pria-pria yang ada di dekat istrinya. Kayla yang tengah merekam Zila langsung terhenti kala melihat seorang pria berpakaian serba hitam tiba-tiba datang dan mengacaukan rencananya.
"Akh...sakit!" Zila memekik kesakitan kala pergelangan tangannya di tarik paksa oleh Zidan. Sebelum pergi dari Bar membawa Zila, Zidan menatap satu persatu pria yang sudah berani menyentuh istrinya.
Seolah dari tatapannya Zidan berkata."Habis kalian di tanganku!"
Jika bukan karna statusnya sebagai guru sudah ia babat pria-pria yang sudah berani menyentuh istrinya.
Zila jalan terseok-seok mengikuti langkah lebar suaminya sampai keluar dari Bar. Pergelangan tangannya semakin di cengkraman erat.
Buk!
Zidan langsung mendorong kasar Zila ke dalam mobil setelahnya di susul olehnya. Saat masuk ke dalam mobil ia sudah di sambut suara tawa cekikikan Zila.
"Aku mau joget-joget lagi. Asyik tau." rancaunya yang hendak keluar dari mobil tapi langsung di tahan oleh Zidan.
"Ih lepaskan aku Om!" Zila menatap marah pada Zidan, namun setelahnya gadis itu tertawa.
Aroma alkohol menguar dari mulut Zila yang membuat Zidan menutup hidungnya.
"Berapa banyak kamu minum alkohol?"
Zila yang merancau tidak jelas kini memfokuskan tatapan sayu nya pada suaminya."Berapa ya?" Ia menghitung dengan jarinya.
"Ooh iya, aku minumnya satu cangkir."
Zidan terdiam sejenak sampai ia mengeluarkan umpatannya. Karna alkohol yang Zila minum memiliki kadar yang cukup tinggi hingga satu cangkir saja sudah membuat mabuk.
"Siapa yang memberikanmu alkohol?" Zidan kembali melontarkan pertanyaannya.
"Kayla. Padahal aku nggak mau tapi dia nantangin aku. Dia bilang aku penakut. Aku nggak suka." Bibir Zila mengerucut setelah mengatakan itu.
Zidan menghela napas berat mendengar jawaban Zila.
"Eh..."
Pria itu tersentak kaget kala Zila memaksa duduk dipangkuannya. Gadis itu mencari posisi yang nyaman dipangkuan suaminya dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Zidan.
"Zila, turun dari pangkuan saya," titah Zidan.
Gadis itu menggeleng kuat."Nggak mau, enak kayak gini. Emm...aroma parfum Om enak, aku mau juga parfum kayak gini," ucapnya seraya mengendus-endus area leher Zidan.
Mendadak tubuh pria itu menegang merasakan terpaan deru napas Zila di lehernya yang membuat sekujur tubuhnya memanas. Hingga senyuman menyeringai langsung terukir di bibir Zidan.
"Kita bisa bertukar aroma tubuh, Zila. Dan saya akan memberikan hukuman untuk gadis nakal sepertimu..." ucap Zidan serak.
Zila yang mendengar itu langsung berbinar-binar." Mana-mana, aku mau minta parfumnya Om." Ia menengadahkan kedua tangannya tanpa menyadari bahaya yang akan ia hadapi.
Minuman alkohol itu benar-benar membuat Zila sulit mengendalikan dirinya termasuk ucapannya yang diartikan lain oleh Zidan.
"Kamu yakin mau?" ucap Zidan dengan napas yang tak beraturan merasakan inti tubuhnya yang semakin tertekan di bawah sana.
Zila mengangguk semangat.
"Oke. Setelah pulang akan saya berikan."
•
•
Setelah sampai di apartemen, Zidan langsung menjatuhkan badan Zila di atas ranjang. Sementara Zila langsung melorotkan rok yang ia kenakan dan membuka paksa baju yang melekat di tubuhnya dan itu tak lepas dari mata Zidan yang mulai berkabut gairah.
Napas pria itu memberat menatap pemandangan di hadapannya sekarang.
Tolong jangan sentuh Zila. Tunggu dia sampai lulus.
Tidak pa-pa bila Zila hamil walaupun dia masih berstatus murid. Bunda ingin secepatnya punya cucu, Zidan.
Ucapan ayah Satria dan bunda Melati tiba-tiba terngiang-ngiang di kepala Zidan. Entah ucapan mana yang harus ia patuhi. Tapi yang jelas, n*fsunya ingin merasakan kehangatan tubuh Zila sedangkan logikanya malah sebaliknya.
Persetan dengan ucapan ayah mertuanya. Saat ini ia tidak tahan lagi. Zidan membuka satu persatu kancing kemejanya tanpa mengalihkan pandangannya dari tubuh indah istri kecilnya.
______
Hei semuanya! Terima kasih sudah mampir
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen.
See you di part selanjutnya 💋