Menikah di usia muda apalagi masih duduk di bangku sekolah, apakah pernikahan tersebut akan berhasil? Terlebih pasangan itu berbeda sifat, yang satu Cool dan yang satu panas suka meledak-ledak.
Tapi inilah yang terjadi pada pasangan muda Flora dan Rain. Flora terpaksa menikah dengan Rain, pria yang begitu posesif dan begitu tergila-gila padanya sejak kecil karena keluarganya jatuh miskin.
Sementara Rain, memanfaatkan hal tersebut untuk membalas perbuatan Flo yang selama ini selalu meremehkan cintanya.
Jadi bagaimana kisah rumah tangga selanjutnya Rain dan Flora? Akankah berakhir bahagia atau justru sebaliknya?
Follow aku mommy ya.
Ig : mom_tree_17
Tik Tok: Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17
Tidak kehilangan akal, Flora pun segera berjalan menuju pintu bathroom.
"Rain kau ingin aku siapkan makanan apa?"
"Apa saja." Sahut Rain dari dalam bathroom.
Flora pun tersenyum dengan seringai tipis dibibirnya sembari berjalan menuju dapur. Setelah selesai mengerjakan tugasnya, ia pun segera mandi dengan menggunakan bathroom yang lainnya, karena jika menunggu Rain sudah dapat dipastikan mereka akan terlambat berangkat sekolah. Flo juga tidak lupa untuk membawa seragamnya agar bisa langsung ia kenakan.
Sementara itu Rain yang sudah keluar dari dalam bathroom, tidak melihat seragamnya sama sekali yang berarti Flo belum menyiapkannya.
"Flora!" teriak Rain dengan kesal. Namun karena tidak ada jawaban, akhirnya ia pun mengambil sendiri seragamnya.
Setelah selesai memakai seragam dan menyiapkan tas nya, Rain pun berjalan menuju ruang makan untuk melihat apa yang sudah disiapkan Flora untuk sarapan mereka.
"Apa ini?" Rain menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Flora Arbeto...!" teriak Rain dengan emosi.
Bagaimana tidak emosi saat melihat telur bulat, margarin, beserta sayur di atas meja makan dengan tulisan sudah aku siapkan tinggal kau masak.
"Flo!" Teriaknya lagi dengan cukup keras.
"Ya.." Flo yang sudah selesai memakai seragam sekolahnya, bergegas menghampiri Rain yang sejak tadi berteriak.
"Apa ini?" Rain menunjuk keatas meja.
"Itu telur, sayuran, dan margarin."
"Aku tahu itu, tapi..."
"Kau tidak mau? Hanya itu yang aku temukan di dalam kulkas."
"Flora!" Sentak Rain entah untuk keberapa kalinya. "Aku menyuruhmu untuk menyiapkan sarapan, kenapa begini?"
"Begini bagaimana? Sudah benar bukan, aku sudah menyiapkannya."
"Kau!" sekuat mungkin Rain menahan emosinya dengan menarik napas dan mengeluarkan dengan perlahan. "Menyiapkan sampai sarapan itu jadi Flo!"
"Oh, kalau itu aku tidak bisa. Bukankah sudah aku tulis aku tidak bisa masak, jadi—" belum sempat Flo menyelesaikan ucapannya, bibirnya sudah lebih dulu di kecup oleh Rain.
"Itu hukuman untukmu." Ucap Rain dengan tegas. "Mulai saat ini jika kau tidak menyelesaikan tugasmu dengan baik, aku akan mencium bibirmu itu." Rain mengusap bibir Flo yang terasa manis.
"Rain Moses!" ketus Flo dengan tak terima, bisa-bisanya pria itu mencium bibirnya tanpa permisi. "Mana ada hukum seperti itu."
"Ada, itu buktinya. Sudahlah cepat kau bersiap, nanti kita terlambat." Rain mengambil tas sekolahnya dengan perasaan kesal. Niat untuk merasakan sarapan buatan Flo gagal sudah.
"Tunggu Rain!" Flo menadahkan tangan didepan pria itu.
"Apa?" Rain mengerutkan keningnya dengan bingung.
"Ck, mana uang jajan ku?"
"Kenapa kau minta padaku?" Rain masih bingung kenapa Flo meminta uang jajan padanya, karena dia sendiri masih diberi uang jajan bulanan dari ke-dua orang tuanya.
"Ish, lalu aku harus minta pada siapa? Kau kan suamiku." Gerutu Flo dengan kesal.
"Oh iya, aku suamimu." Rain yang baru tersadar hendak mengambil salah satu kartu miliknya, tapi tidak jadi saat ia menatap senyum dibibir Flora. "Ini!"
Flo menatap satu lembar uang berwarna biru dengan mengerutkan keningnya. Tidak mungkin bukan Rain memberikan uang lembaran seperti ini padanya, dengan nominal yang biasa ia gunakan untuk membayar uang parkir.
"Itu uang jajanmu."
"Apa?" Flo benar-benar terkejut. "Kau pasti bercanda?"
Rain menggelengkan kepalanya. "Aku akan memberikan kartu untukmu jika kau bisa melakukan tugasmu dengan baik."
"Ta-tapi Rain."
"Ayo berangkat." Rain melangkahkan kakinya meninggalkan Flora yang masih terbengong ditempatnya.
"Oh my God, uang segini mana cukup untuk beli jajan di kantin." Keluhnya dengan frustasi.
Sungguh Flo tidak menyangka, keputusannya untuk menikah muda dengan Rain justru membuatnya susah. Hanya tempat tinggal yang bisa ia dapatkan dari pria itu, selebihnya tidak ada.
Smoga kedepannya bisa lebih berkualitas dari segi penulisan tidak hanya kuantitas saja
good job Thor 👍