Mohon untuk tidak membaca novel ini saat bulan puasa, terutama disiang hari. Malam hari, silahkan mampir jika berkenan.
Season1
Nadira Safitri Kasim. Siswi Kelas XII yang terjebak pernikahan dini. Pertemuan yang tak disengaja dan faktor ekonomi sehingga ia harus menikah di usia yang terbilang muda. Namun pernikahan itu hanyalah sebatas kontrak, yang di mana ia akan menyandang status janda apabila kekasih suaminya telah kembali. Saat kekasih suaminya telah kembali, Nadira sudah terlanjur jatuh cinta pada suaminya.
Apakah Nadira akan menjadi janda di usia mudahnya?
Apakah mereka akan hidup bersama?
Season 2
Tidak semua orang memiliki kepintaran atau pemahaman yang cepat, dan hal itu terjadi pada Marsya. Marsya selalu dikatai bodoh oleh teman dan guru-gurunya.
Deva, saudara kembar Marsya meminta ayah dan ibunya untuk membawa Marsya ke Jerman. Seminggu sebelum kepergian Marsya, Marsya mendapat masalah hingga membuatnya terjebak dalam pernikahan dini.
Mari simak ceritnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asni J Kasim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Tanpa Cinta. Episode 17
Mobil Range Rover Sentinel terlihat berhenti di depan Nadira yang kini sedang menunggu Taxi. Nadira mengedarkan pandangannya menatap Pria yang kini berjalan menghampirinya. Pria itu adalah adalah Naix, sahabat sekaligus Asisten Rian.
"Aku diminta oleh Rian untuk menjemputmu" jelas Naix saat berdiri di depan Nadira.
"Apa aku bisa mempercayai Kakak?" tanya Nadira mengerutkan alisnya.
"Tentu saja" balas Naix lalu tersenyum.
Mendengar jawaban pria tersebut. Nadira bergegas masuk ke dalam mobil dan tidak menaruh rasa curiga pada pria itu. Kemudian Naix melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Apa kakak mengenal Kaira?" tanya Nadira.
"Apa dia sudah mengetahui hubungan Rian dan Kaira?" batin Naix.
"Tentu aku mengenalnya" jawab Naix menatap lurus ke depan.
"Apa mereka sudah lama bersama?" tanya Nadira lagi.
"Mereka berpacaran sejak Rian masih kuliah" balas Naix tanpa menatap Nadira.
"Sudah sangat lama. Aku harus membuang harapanku agar hatiku tidak terlalu sakit" batin Nadira.
Naix melirik Nadira lewat kaca spion mobilnya. Terlihat Nadira menghela napas kasar. "Kamu kenapa Nadira. Apa yang kamu pikirkan?" tanya Naix.
"Aku baik-baik saja, Kak. Dan tidak ada yang aku pikirkan" balas Nadira tersenyum.
Seulas senyum tersungging di bibir seksi Naix. Pria itu tersenyum saat melihat mobil sport hitam sedang mengikuti mereka. Dan dia tahu, orang-orang itu adalah orang suruhan Kaira. "Ada orang yang sedang mengikuti kita, Nadira" ujar Naix lalu menambah kecepatan mobilnya.
Nadira mengambil ponselnya berusaha menghubungi suaminya. Tak lama kemudian, suaminya menjawab panggilan telepon darinya.
"Kakak, tolong bantu kami Kak!" pinta Nadira saat panggilan telepon terhubung.
"kalian di mana sekarang?" tanya Rian dengan santai agar istrinya tidak panik.
"..............."
"Jangan panik, Nadira. Aku pastikan kamu akan baik-baik saja" kata Rian menenangkan istrinya.
"Apapun yang terjadi aku akan melindungimu, Nadira" kata Naix yang berusaha menenangkan Nadira.
Mobil yang mengejar mereka semakin dekat. Membuat tubuh Nadira gemetar dan bibirnya menjadi pucat seperti mayat hidup. Nadira menoleh ke belakang, ada mobil suaminya dan satu mobil lainnya, yang berusaha mengepung mobil sport hitam yang sedari tadi mengikuti mereka. Mobil penjahat itu berhasil dikepung. Terlihat Rian turun dari mobil lalu menghampiri istrinya.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Rian sembari memeriksa tubuh istrinya.
"Aku baik-baik saja, Kak" balas Nadira sesegukan.
"Naix, bagaimana bisa kamu bersama istriku?" tanya Rian menyelidik.
"Ceritanya panjang. Kamu tidak akan percaya siapa dalang dari semua ini" jelas Naix.
"Siapa yang melakukannya, Naix?" tanya Rian sembari mengepal tangannya.
"Kaira" balas Naix menekan nama Kaira.
"Jangan bercanda Naix. Mana mungkin Kaira melakukan itu" kata Rian. Pria itu tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
"Aku tidak membohongimu, Rian. Aku mendengar dan melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, saat Kaira menghubungi penjahat-penjahat itu. Itulah kenapa aku datang menjemput istrimu dengan mengatasnamakan dirimu" jelas Naix lalu melirik Nadira.
"Maafkan aku, Nadira. Sepertinya aku membuat kesalahan. Aku lupa memberitahumu jika mobilku adalah mobil anti peluru" ungkap Naix sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tidak apa-apa, Kak. Terima kasih karena kakak sudah mau menyelamatkan aku dari orang jahat tadi" balas Nadira sesegukan.
"Sama-sama, Nadira. Rian, aku harus kembali sekarang" ucap Naix lalu bergegas masuk ke dalam mobil.
------
Rian dan Nadira sedang berada diperjalanan pulang. Terlihat Nadira sedang tidak baik-baik saja. Sekalipun Nadira sering dipukuli ayahnya, tetap saja berbeda dengan diculik lalu dibunuh atau disiksa dengan rantai besi.
"Apa Kak Kaira masih marah padaku?" tanya Nadira dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Jangan banyak berpikir. Biar aku akan mengurusnya" balas Rian. Rian melajukan mobilnya menuju rumah orang tuanya.Tak membutuhkan waktu lama, mereka pun sampai.
Rian menggendong istrinya. Membawanya masuk ke dalam rumah dan membaringkannya di tempat tidur. "Kamu istrahat di sini. Aku akan panggilkan Kania untuk menemanimu" ujar Rian.
Rian bergegas ke kamar Kania. Dilihatnya Kania sedang tertidur pulas. Rian pun mengurungkan niatnya lalu kembali ke kamar menghampiri istrinya. "Kania sedang tidur. Dan aku tidak tega membangunkannya" jelas Rian lalu menutup tubuh istrinya dengan selimut.
Rian menemani istrinya sampai istrinya tidur. Kemudian ia mengambil ponselnya mencoba menghubungi Kaira. Namun nomor wanita itu berada diluar jangkauan. Perlahan Rian mengambil kunci mobilnya lalu bergegas turun ke lantai satu dan masuk ke dalam mobil. Rian mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
-------
Rumah unik
Rian memakirkan mobilnya di garasi rumah. Bergegas masuk ke dalam rumah mencari Kaira namun lagi-lagi wanita itu tidak ada di rumah.
"Dia kemana?" gumam Rian. "Kaira pasti bersama Angga, hanya Angga yang dekat dengan Kaira. Aku yakin dia pasti di sana" kata Rian. Lalu bergegas keluar dari rumah dan kembali masuk ke dalam mobil. Lima belas menit setelahnya, Rian memakirkan mobilnya lalu menghampiri Kaira yang tengah berpelukan dengan Angga.
Angga dan Kaira menoleh saat mendengar ada yang memanggil Kaira. Dan ternyata itu adalah Rian. Kaira terkejut saat melihat Rian ada di depan kediaman Angga.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Angga santai. Ia tidak tahu sebab Rian berkunjung ke rumahnya.
"Aku ingin bertemu dengan Kaira. Ada hal penting yang ingin aku tanyakan" balas Rian.
"Urusan Kaira juga urusanku, maka katakanlah" kata Angga.
"Apa benar kamu menyuruh orang untuk menculik istriku?" tanya Rian sembari mengepal kedua tangannya.
Angga nampak terkejut saat mendengar apa yang baru saja ia dengar. Lalu menatap Kaira yang kini menunduk. "Jawab aku Kaira, apa benar apa yang dikatakan Rian?" tanya Angga dengan rahang yang kini mengeras.
Kaira mengangguk membuat Angga semakin marah. "Apa kamu bukan manusia, Kaira! Kenapa kamu melakukan itu!!" bentak Angga.
"Aku mohon padamu Rian. Jangan laporkan Kaira ke polisi. Aku mohon padamu" pintah Angga. Matanya terlihat merah menahan luka yang teramat dalam. Kasih sayangnya yang besar membuatnya seperti orang bodoh.
Modus Lu Yan