Di hari pernikahan yang harusnya menjadi hari yang paling membahagiakan. Justru menjadi hari yang paling menyedihkan untuk Laudrea .
Mempelai pria yang sudah menjadi kekasihnya selama 2 tahun ini justru menghilang, seorang Daniel Mahotra itu melarikan diri dari pernikahannya.
Demi menjaga nama baik keluarga. Laudrea terpaksa harus menikah dengan putra pertama dari keluarga Mahotra itu.
Akan seperti apa pernikahan Laudrea dengan Firas Mahotra seorang pria yang dingin dan kaku itu menjadi suami Laudrea tanpa adanya rasa cinta?
~yuk ikuti kisah Laudrea & Firas~
Menikahi Kakak dari Calon Suamiku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.dinart, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Keputusan Rea.
Pagi menyapa. Matahari terlihat mulai menampakan sinarnya dari sela sela jendela yang masih tutup rapat.
Sepasang suami istri yang masih belum juga bisa saling menerima satu sama lain itu mulai membuka matanya perlahan.
"Aaaaaaaaa!" teriakan Rea begitu nyaring dan menggema di seluruh ruangan kamarnya.
"Kenapa kau begitu berisik, kau selalu saja mengganggu tidurku!"
"Apa yang telah kau lakukan padaku," ucap Rea seraya memukuli lengan Firas.
"Hei wanita aneh, aku tidak melakukan apapun padamu. Kau sendiri yang datang dan memelukku lalu memintaku untuk tidak pergi meninggalkanmu semalam. Jangan pura - pura lupa dan sekarang menyalahkan aku." sahutnya seraya terbangun dari duduknya lalu kembali menjatuhkan dirinya keatas tempat tidur.
Semalam saja tidak menempati tempat tidurnya itu rasanya telah lama sekali.
Rea terdiam lalu mengingat - ingat kembali tentang kejadian semalam. Akhirnya ia pun teringat saat dirinya menangis karna ketakutan saat hujan petir melanda dan dirinya meminta pada Firas untuk menemaninya.
Wajahnya bersemu merah karna malu , beruntung Firas yang sudah kembali tidur di atas tempat tidurnya itu tidak melihatnya.
"Baiklah kali ini aku membiarkanmu tidur di atas kasurku, karna aku merasa telah mengganggu tidurmu semalam. Tapi jangan harap jika malam ini aku akan membiarkanmu seperti sekarang ini." Rea mendengus kesal seraya berjalan menuju ke arah kamar mandi.
"Dasar wanita aneh," ucap Firas saat melihat Rea yang berlalu menuju kamar mandi.
Beberapa saat kemudian. Rea telah keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap setelan ke kantornya.
Tidak lupa ia menyiapkan pakaian untuk Firas. Kemarin ia sempat berpikir bahwa dirinya tidak akan lagi menyiapkan keperluan Firas bekerja karna merasa sakit hati. Namun setelah ia pikirkan kembali akhirnya ia memutuskan menyiapkan keperluan suaminya bekerja seperti sebelumnya.
Setelah dirasa semuanya selesai kemudian ia keluar kamar lalu menuju lift dan turun kebawah.
"Pagi Mbak Ratna!" sapanya pada ART yang sedang menghidangkan menu sarapan paginya.
"Pagi juga Non Rea," sahut sang ART tersebut.
"Maaf ya mbak, aku kesiangan jadi gak bantuin mbak Ratna buat siapin sarapan," ucap Rea.
"Ah tidak apa - apa Non, itukan memang tugas saya, jadi tidak perlu dibantu sama non Rea loh," jawab ARTnya.
Tak berselang lama terlihat Daniel dari arah lift sedang berjalan menuju ke arah meja makan.
"Pagi Rea!" sapanya pada Rea.
"Hemm," sahut Rea kemudian.
"Pagi niel, pagi Rea!" sapa Leon yang juga baru saja muncul dari arah kamarnya.
"Pagi Leon!" ucap Rea dan Daniel bersamaan.
"Cieh kompak," celetuk Leon kemudian.
Rea hanya mendengus kesal pada Leon lalu memanyunkan bibirnya.
"Canda Rea, o'ya mana Fir, kenapa belum bergabung sarapan? tumben biasanya selalu on time," tanya Leon heran.
"Mungkin masih tidur, karna semalam kelelahan," celetuk Rea dengan santainya.
Dan sontak saja Daniel dan Leon tersedak makanan yang sedang mereka kunyah di dalam mulutnya.
"Baguslah kalo hubungan kalian ada kemajuan," seloroh Leon dengan santai.
"Maksudmu apa Leon ?" Rea mendelik dengan tajam ke arah Leon.
"Bukannya baru saja kau bilang semalam Fir kelelahan. Lalu kenapa kau melotot begitu padaku, apa aku telah salah bicara?" tanyanya bingung.
"Tidak bukan kau yang salah tapi aku!" jawab Rea kesal.
Daniel yang sedang menikmati makanannya juga diam diam mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Rea yang hanya menjawab sekenanya saja.
Pikiran Daniel mulai melayang jauh. Memikirkan kemungkinan yang bisa saja terjadi saat semalam ia melihat mereka tertidur dengan posisi yang saling berpelukan dan terlihat begitu nyaman.
Apa adegan mereka berlanjut ditempat tidur dan mereka sudah melakukan malam pertama atau mereka sudah saling cinta. Ah kenapa aku jadi memikirkan mereka? Tidak ada salahnya karna mereka sudah menikah dan semua itu terjadi karna kesalahanku sendiri. Semoga saja mereka bisa saling mencintai dan menerima satu sama lain. Tapi kenapa hatiku sakit ya membayangkan semua itu, argghhh.....
Leon menatap Daniel yang sejak tadi hanya diam tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya.
"Hei jagoan!" seru Leon pada Daniel.
"Apaan?" sahut Daniel santai.
Namun belum sempat Leon berbicara sesuatu, Firas sudah muncul dari arah lift menuju ke meja makan dan akan segera bergabung menyantap sarapan paginya.
"Kenapa kau lama sekali Fir? kau sekarang tidak lagi konsisten pada waktumu sendiri," ucap Leon.
"Semalam aku tidak bisa tidur dengan benar," sahut Firas.
Ia melirik wanita yang sedang menyendok nasi goreng untuknya. Seperti sebelumnya Rea yang selalu melayani suami dinginnya itu saat sarapan.
Daniel hanya melirik sekilas lalu tersenyum kecut kepada wanita yang dulu adalah kekasihnya. Namun lagi lagi ia mengingat akan kesalahannya yang telah pergi meninggalkannya di hari pernikahannya itu.
Kenapa aku merasa iri saat melihat Rea melayani kakak di meja makan seperti ini, padahal aku harusnya kan senang karna Rea memang wanita yang tepat untuk kaka. Aku tidak salah kan, mencarikan jodoh untuk kakakku sendiri.
"Apa kau akan kekantor hari ini?" tanya Firas pada sang adik.
"Ya kak, aku akan kembali bekerja dan bertanggung jawab atas pekerjaanku yang selama ini telah terbengkalai," sahut Daniel.
"Baguslah, aku tunggu laporanmu secepatnya."
"Aku juga akan pergi bekerja," sela Rea tiba tiba.
"Apa peringatan yang aku katakan semalam masih kurang jelas." Fir berucap dengan setengah marah.
"Tapi aku bosan jika harus di rumah sendirian," keluh Rea.
"Jika kau ingin bekerja itu harus di kantorku, bukan di tempat Rama. Apa kau mengerti?"
"Aku tidak mau!" Rea menjawabnya dengan begitu ketus.
"Jika tidak mau maka tetaplah di rumah." Tegas Fir.
"Kenapa kau begitu egois?"
"Karna aku tidak mau orang orang melihatmu bersama lelaki lain sementara semua orang tahu bahwa kau adalah istriku." Firas berkata dengan begitu tegas tanpa terbantahkan.
Rea terlihat begitu kesal, namun ia juga membenarkan kata kata yang diucapkan oleh Firas.
Kini Rea sedang dilanda delima. Ia bingung antara harus diam di rumah atau bekerja di kantor milik keluarga suaminya. Tidak terbayang jika ia harus berdiam diri di rumah tanpa melakukan aktifitas apapun pasti akan sangat membosankan. Namun membayangkan setiap detik harus bertemu dengan kedua lelaki yang telah membuat hidupnya berantakan membuat Rea merasa malas jika harus bekerja di kantor milik keluarga suaminya itu.
Pada akhirnya Rea memilih untuk pergi bekerja pada perusahaan milik suaminya itu. Ya walaupun ia harus selalu berhubungan dengan kedua lelaki itu tapi itu lebih baik jika dibanding ia harus berdiam diri di dalam rumah tanpa melakukan apapun. Jika ia bekerja setidaknya ia bisa mengalihkan pikirannya pada suatu pekerjaan sehingga tidak akan membuatnya merasa bosan.
"Jadi apa keputusanmu?"
Pertanyaan Firas membuyarkan lamunan Rea.
"Baiklah, aku akan ikut bekerja."
Setelah mengambil keputusan itu Rea bangkit dari duduknya lalu menyambar tasnya dan berlalu pergi meninggalkan meja makan dan ketiga lelaki yang masih terduduk di ruang makan tanpa mempedulikan seruan Leon yang mengajaknya untuk pergi bersama menuju kantornya.
Karna ia lebih memilih pergi sendiri menggunakan taksi online yang sudah dipesannya itu.
.
.
.
BERSAMBUNG✍️✍️✍️
sungguh mantap sekali
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘