Pertemuan Jingga dengan seorang lelaki bernama Syahrul Ibrahim banyak merubah kehidupannya, yang semula ia pikir akan selama nya MENDUNG ternyata Allah memberikan pelangi yang begitu indah. Tak pernah Jingga merencanakan harus menikah dengan lelaki seperti apa Dan usianya BERAPA, yang ia Tau bahwa jingga membutuhkan seseorang yang dapat melindungi kehormatan dan kesucian dirinya. Kegigihan Arul mengejar Jingga karena ia Tau bahwa jingga layak untuk diperjuangkan, begitu pula dengan Jingga. Ia hanya mau BERJUANG dengan orang yang telah memperjuangkan DIRINYA, Jingga yaqin Arul jodoh yang dipilih untuk dirinya Dari Langit.
Arul sangat BAIK memperlakukan Jingga, walaupun ia seorang Duda. Tidak pernah sekalipun meminta sesuatu yang mengarah pada Hal yang MELECEHKAN Jingga, karena niat Arul adalah membawa Jingga kedalam ikatan suci yang penuh keridhaan-Nya.
Arul Tidak menawarkan CINTA yang sekadar kamuflase atau retorika, setelah mengatakannya selesai tanpa bukti. Arul terus membuktikan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butiran Debu03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Mama Azizah sudah mempersiapkan kehidupan baru untuk Jingga, begitu sayangnya mama Azizah pada Jingga sampai beliau mempersiapkan surprise tempat tinggal SESUAI dengan karakter menantunya. Bahkan Arul belum mengetahuinya, rencana mama Azizah merayakan pernikahan mereka ditempat tinggal baru mereka. WALAUPUN yang diundang hanya keluarga dan sahabat mama Azizah dan Arul saja.
"Jingga sini nak, mama mau bicara"
"Yaa mah..."
"Setelah acara disini selesai, kamu langsung Pindah yaa? Mau sayang?"
"Mau mah...Jingga ikut kata mas Arul dan mama aja gimana baiknya untuk aku"
"Alhamdulillah... Yaa sayang, mas mu juga udah mama kasihtau tadi, dia setuju"
"BAIK mah, kalau gitu aku beresin barang-barang yang mau aku bawa" Ujar Jingga dengan semangat
"Tapi nak...kamu udah kasihtau papa Dan mamamu?" Tanya mama Azizah
"Hemm... Belum mah, aku bilang dulu yaa mah ke mereka" Izin nya
"Sebaliknya gitu sayang, jangan sampai mereka merasa terabaikan. Sampai kapanpun kamu harus terus menghormati mereka..." Jingga pun menganggukan kepala
Arul dari tadi hanya mendengarkan saja obrolan kedua wanita yang ia cintai.
"Mas... Aku keatas dulu yaa, mau beresin barang-barang aku"
"Mas ikut sayang... Mas bantuin"
"Iyaa mas...tapi ke papa dan mama dulu sekalian pamit" Padahal hati jingga sangat takut untuk bicara ke mamanya, Arul langsung peka dengan kegelisahan yang dirasakan istrinya.
"Ga usah takut sayang, ada mas disamping kamu..." Arul menggenggam tangan istrinya, memberikan kekuatan.
"Sekalian mas mau lihat kamar kamu seperti apa sayang..."
"Hayoo... Mas"
Mereka pun berjalan menuju orangtua Jingga yang sedang berada diruang keluarga
"Pah...mah... Ungge mau ajak mas Arul kekamar ungge, karena ungge mau beresin barang-barang untuk dibawa kerumah mas Arul... Suami aku NGAJAK pindah hari ini pah, mah" Jingga hanya menjelaskan, bukan minta izin keorangtuanya, karena status Jingga sudah bukan gadis lagi tetapi seorang istri yang harus patuh pada suaminya. Sedangkan Arul hanya diam, baginya CUKUP jingga saja yang bicara. Terkecuali jika situasinya berbeda, barulah Arul angkat bicara.
"Silakan sayang... Kamu sudah bukan tanggungjawab kami lagi, semua tanggungjawab papa sudah beralih ke suamimu... Ikutilah keinginan suamimu, karena letak surgamu ada padanya" Dielusnya kepala PUTRI tercintanya dengan lembut, sedangkan mama nya hanya diam tetapi menganggukan kepala.
"Mah... Ungge mau peluk mama, boleh?" Dengan takut-takut Jingga mengatakan keinginan nya.
"Sini sayang...peluk mama" Jingga terkejut sekaligus happy
"Mah... Ungge kangen pelukan mama"
"Iyaa sayang...mama juga" Keduanya menangis, Arul pun berkaca-kaca matanya melihat pemandangan DIDEPAN matanya. Sebegitu rindunya sang istri dipeluk mamanya. MASYA ALLAH!
"Ungge sayanggg banget sama mama"
"Yaa sayang ... Mama Tau, mama juga sayang kamu nak... Yaa udah kamu packing, mama mau temui mama mertuamu dulu"
"Iyaa mah..."
Jingga mengajak Arul menaikki lantai 2, ini pertama kalinya dia benar-benar mengetahui rumah mertuanya. Rumah yang CUKUP bagus dan dirawat dengan sangat BAIK oleh pemiliknya, disaat masuk kamar Jingga. Arul berdecak kagum dengan yang ada didalam kamar Jingga, begitu bersih dan rapi. Banyak buku-buku, novel, dan kitab-kitab suci serta buku-buku sirahnabawi, akhirnya Arul mendapatkan jawaban atas pertanyaan didalam kepalanya selama ini, Jingga yang lulusan SMU tetapi pemikirannya begitu luas, cerdas dan pembawaan diri yang tenang. Kalau diajak ngobrol bisa langsung nyambung, ternyata istrinya gemar membaca.
"MASYA ALLAH... Nyaman sekali kamar mu sayang..." Ujar Arul takjub
"Iyaa Alhamdulillah mas... mas, aku packing dulu yaa..."
Bukannya menjawab, justru Arul langsung menarik lembut istrinya, Dan mencium bibirnya beberapa saat kemudian
"Itu ciuman cintaku..." Arul gemas melihat ekspresi wajah istrinya, jingga Masih terkejut
"Mas...maaf aku belum bisa imbangi kamu, ini yang selalu aku takutkan, aku takut kamu ga Bahagia denganku. Karena aku bodoh..."
"Sstt...Mas Bahagia dan beruntung menikahi mu cintaku...mas mencari teman hidup, bukan teman tidur yang hanya melampiaskan nafsu. Mas ingin sehidup sejannah denganmu sayang..." Lalu Arul mencium kening, pipi dan bibir Jingga, jingga pun langsung memeluk suaminya.
Jingga pun berkata "Aku juga sangat beruntung bisa menikah denganmu, Allah mengirim kamu untuk menyelamatkanku mas. Terimakasih udah mau bersabar denganku, terimakasih udah mencintaiku dengan BAIK. AKU MENCINTAIMU SUAMIKU!" Akhirnya kata-kata terakhir yang selalu Arul tunggu-tunggu keluar juga dari bibir wanita yang sangat ia kagumi, yang kini menjadi istrinya. Mereka pun berpelukan dan kissing sesaat (Biar Jingga terbiasa guys.. Kan lagi belajar...hehehe).
Packing telah selesai, jingga hanya membawa 2 travel bag saja. Isi buku-buku dan BAJU rumah, karena Arul Tidak bolehkan bawa semuanya.
"Udah itu aja yaa sayang... Selebihnya kita beli, gamis syar'i yang banyak mas belikan"
"Iyaa mas... Tapi ga usah banyak juga, seperlunya aja..."
"Itu apa sayang...?" Arul melihat Jingga memasukan kotak perhiasan kedalam tasnya.
"Ini dari papa, selama ini aku simpan aja mas...tapi mama ga boleh Tau kata papa...aku bisa PAKAI ini kalau aku udah NIKAH mas "Bisik Jingga ketelinga suaminya dan ia memperlihatkan isinya, ternyata Berlian 1 set berupa anting, kalung+liontin, gelang dan cincin.
"MASYA ALLAH... Disimpan baik-baik yaa sayang, perhiasan itu dari CINTA pertamamu
dan mas CINTA terakhir mu yaa sayang..." Jingga tersenyum dan mengangguk, mereka pun keluar dari kamar Jingga, lalu menuruni anak tangga. Arul membawa kedua travel bag istrinya, tak dibolehkan Jingga membantunya.
"Nak...ada Bella diruang tamu" Ujar pak Andi
"Owh yaa pah... Aku kedepan dulu"
"Iyaa nak..."
****
Jingga terkejut makin banyak orang yang datang, ternyata suaminya benar-benar mempersiapkan dengan sangat terencana. Jingga mencari-cari Bella, dengan celingak celinguk kiri kanan...
"Cari siapa cintaku ...??humm?"
"Cari Bella...SUAMIKU sayang....kata papa ada Bella diruang tamu... Tapi ga ada mas"
"Itu Bella ... Tuch dipojok dekat tanaman sayang"
"Aah iyaa...hayoo SUAMIKU, kita kesana" Arul senangnya bukan kepalang, istrinya memanggilnya seperti itu... "Yaa sayang..."
"Bellaaa... akhirnya datang juga...sama mama?? Sendiri?? Naik apa kesini??" Dipeluk nya Bella sambil nyerocos buat bella puyeng ... Begitulah jingga kalau nyaman dengan seseorang, dia bisa berubah jadi menyebalkan...Sang suami dan Yusuf hanya tersenyum dan geleng-geleng lihat jingga dan Bella..
"Yee...kebiasaan kalau nanya borongan... Aku kasih Selamat dulu yaa nyonya cantiq 'selamat menempuh hidup baru, semoga Sakinah Mawadah Warohmah.Aamiin..."
"Aamiin Allahuma Aamiin.... Makasih Bella ku sayang... Kamu belum makan yaa?? Hayoo makan dulu..."
"Udah makan daritadi nenk, aku udah sejam LEBIH disini... Mama ga bisa datang karena Masih diluar kota, tadi aku kesini sama Jiddan..tuch Jiddan" Bella menunjuk kearah PINTU Pagar. Baru saja Jingga Mau samperin Jiddan, Arul langsung sigap memegang tangan istrinya.
"Mau kemana shaliha cintaku...humm?" Jingga menepuk jidatnya, lupa kalau dia sudah menikah.
"Astaqfirullah... Ngapunten mas sayang..." Jingga menangkup tangannya .. "itu adik sepupu aku...sayang..." Yusuf dan Arul tertawa melihat tingkah Jingga, Arul bisa melihat seperti ada beban besar yang telah LEPAS dalam diri Jingga.
Setelah memperkenalkan Jiddan ke Arul dan Yusuf, mereka pun pulang. Arul dan Jingga mengundang mereka lagi datang ke acara dirumah kedua.
Acarapun selesai, Arul beserta keluarga dan juga Jingga berpamitan ke pak Andi dan keluarga. Karena esok hari nya acara pernikahan abangnya Jingga. Setelah menempuh perjalanan hampir Dua jam, Arul dan jingga tiba disebuah Resident mewah dikawasan Darmawangsa. Arul membuka PINTU utama Dan mempersilakan istrinya masuk "Silakan masuk Bidadariku..." Jingga tak merespon nya, karena ia focus dengan seluruh yang ada didalamnya...
"Mas... Ini mama sewakan untuk kita??"
"Untuk kamu sayang ....mama beli ini untuk kamu, atas nama kamu cintaku" Arul baru Tau setelah membaca chat Dari mamanya, mereka tadi berpisah makanya sekarang hanya ada Arul dan jingga di Resident itu.
"Mama Azizah membelikan ini untuk ku mas..??" Ujar Jingga terkejut
"Iyaa cintaku...kamu suka??" Bukannya menjawab, jingga langsung memeluk suaminya.
"Mama suruh mas kasih ini kekamu...sebagai bukti kebenaran CINTA mama ke kamu sayang" sebuah map berisi sertifikat resident atas nama jingga, mama Azizah meminjam KTP jingga disaat pengurusan dokumen mau menikah... Gercep juga yaa mama Azizah.
"Mas... Jazakumullah katsiran'Jaza" Ucapan Terimakasih Jingga untuk mama Azizah dan Sang suami tercinta... "Waiyyaki barakallahu fiyqum cintaku" Arul mencium kening istrinya dengan sangat dalam.
Bersambung
