Karena ditinggalkan oleh kekasihnya dalam keadaan hamil, Felinova terpaksa setuju menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya untuk menutupi aib keluarga.
Faisal Ramadhan, lelaki pekerja keras yang hidup sebatang kara dan pernah diasuh oleh keluarga Handoko pada akhirnya menikah dengan putri tunggal keluarga konglomerat itu sebagai bentuk balas budinya.
Kehidupan pernikahan yang dingin dan tanpa cinta membuat Feli tersiksa, terlebih setelah ia diasingkan di desa kecil bersama suaminya yang lebih tua 15 tahun darinya.
Sanggupkah Feli bertahan dan jatuh hati pada ketulusan Faisal? Atau pernikahan itu akan usai setelah si bayi lahir seperti kesepakatan di awal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiLovi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
"A-apa?" lirih Faisal syok.
Tiba-tiba dihampiri oleh Feli usai mengambil obat dan vitamin untuk para pekerja dan dituduh selingkuh, siapa yang tak terkejut?
"Tuh kan Kak Ical panik! Pasti Kak Ical habis macem-macem ya di dalam!?" tuduh Feli curiga.
Faisal meletakkan kembali helmnya dan menarik Feli untuk menjauh dari Polindes. Ia tak ingin membuat kegaduhan di tempat umum.
"Ih, lepasin!" Feli menepis tangan Faisal yang mencekal pergelangan tangannya dengan erat.
Ajeng yang menyaksikan perdebatan sepasang suami istri itu hanya bisa mundur perlahan, ia sungkan untuk mendekat.
"Lepasin aku bilang!" jerit Feli marah saat genggaman tangan Faisal semakin erat.
Faisal menyeret Feli ke sebuah rumah kosong di sebelah Polindes. Ia baru melepas cekalannya saat mereka sudah jauh dari keramaian.
"Kak Ical selingkuh, kan? Selingkuh sama Bidan itu?!"
Faisal menghembuskan napasnya berat dan mengangkat kresek yang masih ia pegang. "Aku ke sini cuma untuk ngambil vitamin pekerjaku!"
"Bohong!"
"Lihat saja kalo kamu tidak percaya!" Faisal menyodorkan kresek itu pada Feli.
Dengan kasar, Feli menarik kresek itu dan memeriksa isinya. Ada beberapa box obat dan vitamin. Feli mendengus setelah menyadari Faisal berkata jujur.
"Kamu jangan asal menuduh, apalagi di tempat umum seperti itu. Kalo ada orang yang denger gimana?"
"Biarin! Lagian Kak Ical selalu keluar dari sana sambil senyum-senyum nggak jelas, kaya orang lagi kasmaran!" gerutu Feli emosi.
Sekali lagi Faisal menghembuskan napasnya panjang. "Baiklah. Mulai besok aku tidak akan senyum lagi."
"Iiih, bukan nggak boleh senyum! Tapi ..., ah, sudahlah! Percuma ngomong sama orang nggak peka!" Feli beringsut pergi namun belum sempat langkahnya menjauh, kepalanya mulai pening dan berputar-putar.
Beruntung Faisal memperhatikan langkah Feli yang sempat terhenti sebelum kemudian tubuhnya oleng dan roboh perlahan. Bila tidak, mungkin wajah Feli akan mendarat keras di lantai. Dengan gesit, Faisal membawa Feli kembali ke Polindes.
Sarah baru saja selesai memeriksa seorang ibu hamil saat Faisal masuk dan menidurkan Feli di ranjang pasien.
"Kenapa lagi dia?" tanya Sarah khawatir.
Faisal tak menyahut, ia sibuk mengatur napasnya yang naik turun karena panik. Wajah Feli sangat pucat setiap kali pingsan dan itu membuatnya trauma.
"Mas Faisal, bisa tolong tunggu di luar?" pinta Sarah.
Faisal mengangguk dan bergegas keluar dari bilik pasien. Ia memperhatikan obat-obatan dan Vitaminnya yang jatuh berceceran di sepanjang jalan menuju Polindes. Tanpa sadar tadi Faisal menjatuhkan kresek itu ketika menggendong Feli sambil berlari. Ajeng terlihat mengumpulkan obat-obat itu dan memasukkannya ke dalam kresek.
"Terima kasih, Jeng!" ucap Faisal setelah obat itu terkumpul.
Ajeng mengangguk dan beringsut menjauh. Ia berdiri di depan pintu untuk berjaga-jaga.
Merasa semua ini terjadi karena kesalahannya, Faisal mengutuk dirinya sendiri. Kondisi psikis Feli mudah drop sejak hamil, harusnya Faisal lebih perhatian tapi nyatanya ini sudah kali ketiga Feli pingsan.
"Mas, Mbak Feli sudah sadar," panggil Ajeng setelah Sarah keluar dari bilik pasien.
Faisal bergegas masuk dan berpapasan dengan Sarah. Wajahnya yang tegang berubah menjadi kikuk, entah mengapa Sarah selalu membuatnya salah tingkah.
"Permisi ..." Faisal menundukkan pandangannya dan beringsut masuk ke bilik Feli.
Sarah tersenyum, ia mengikuti Faisal dan ikut masuk ke dalam ruangan kecil itu.
Feli yang sudah sadar dan melihat Faisal masuk diikuti oleh Sarah, merasa kesal lagi. Ia membuang muka saat Faisal sudah berdiri di sampingnya.
"Apa kami sudah boleh pulang?" tanya Faisal sembari menolehi Sarah.
"Tunggu sampai satu jam ke depan ya, Mas. Sepertinya emosi Mbak Feli masih belum stabil tuh!" Sarah mengawasi Feli dengan lekat.
Merasa sedang ditatap dengan intens oleh Faisal, Feli semakin tak berani membalas tatapan itu.
Faisal meraih tangan Feli dan menggenggamnya dengan erat. "Aku minta maaf. Aku salah. Maafin aku, ya."
Bak mendengar suara petir di siang bolong, Feli merasa jantungnya seketika berhenti berdetak saat Faisal meminta maaf dan bersikap sangat manis. Feli menoleh ragu, saat tatapannya bertemu dengan Sarah, entah mengapa Feli merasa Faisal sedang berpura-pura.
Sarah sangat cantik, anggun dan kalem. Bila dibandingkan dengan Feli, semua lelaki normal pasti akan memilih Sarah seandainya mereka berdua dijadikan pilihan. Feli menyadari kekurangannya, ia tahu diri tak akan bisa bersaing dengan Sarah.
"Sayang, maafkan aku."
...****************...
...Eaa eaaa, Sayang?? Otor pengan ngakak denger Faisal manggil Feli sayang 😂...
...Jan lupa klik favorit agar kalian nggak ketinggalan update cerita Faisal dan Feli, Bestie ❤️...
...Terima kasih banyak untuk kalian yang selalu kasi like, komen dan hadiah untuk otor 🥰...
wahh sumpah y kak ical jd knytaan mlh lgsung nikah y jg ma kak ical bkn dgn yg mirip sma dia🤣🤣🤣
ku fkir jonas mw bicara klo dia ga akn bw feli k amerika degh krn dia jg ga tega misahin feli n love dr haikal