Spin Off Tawanan Cinta Pria Dewasa.
Dua kali gagal dalam pernikahan, Justin Anderson menganggap semua wanita itu sama. Sebatas mainan dan hanya merepotkan, bahkan tidak ada wanita yang membuat dia betah.
Hingga, takdir justru mempertemukannya dengan seorang gadis cantik yang terjebak keadaan. Agny Tabina, gadis belia yang dipaksa terjun ke dunia malam akibat keserakahan pamannya.
"500 juta ... tawaran terakhir, berikan gadis itu padaku." - Justin Anderson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 - Bukan Ceker Biasa
"Hissap terus, kamu pikir jariku ini dot atau apa?"
Sudah hampir setengah jam Justin bertahan dengan posisinya. Pria itu terkekeh geli lantaran jempolnya Agny hissap persis balita, seumur hidup baru kali ini dia bertemu dengan wanita semacam itu. Bahkan, Zavia yang masih balita saja tidak pernah tidur sambil menghisap jempol seperti Agny.
Hendak dia cabut paksa, akan tetapi Justin khawatir hal itu membuat tidur Agny terganggu hingga dia membiarkan gadis itu menjadikan jempolnya sebagai penenang. Beberapa waktu lalu, Agny tampak gelisah dan mencari sesuatu. Hingga, Justin bermaksud mengelus pipinya, tapi tidak lama kemudian Agny justru menghissap jempolnya tanpa dia duga.
"Apa mungkin dia memang anak manja sebelum ini?"
Justin membatin seraya mengusap rambut halus Agny dengan tangan kirinya. Pria itu menatapnya lekat-lekat, mata Agny yang kini terlelap begitu damai seakan memperlihatkan kesedihan yang luar biasa mendalam.
Justin menatap jam digital di atas nakas, beberapa menit lagi alarmnya segera berbunyi. Hal itu sontak membuat Justin berusaha meraih jam tersebut dan mengaturnya agar tidak mengganggu tidur Agny. Tadi malam mereka tidak melakukan apa-apa, hassrat Justin untuk bercinta tidak menggebu seperti biasanya dia melihat seorang wanita.
Tadi malam memang dia mencuri kecupan di bibir Agny beberapa menit sebelum tidur. Akan tetapi, hendak berbuat lebih batinnya tidak tega hingga dia memilih tidur seraya memeluk erat wanita itu.
Justin memandangnya penuh damba, jika ditanya dia bergairrah seperti biasa jelas saja iya. Justin pria normal dan Agny sangat-sangat indah di matanya. Hanya saja, jika hendak melampiaskan kepuasan, Justin berpikir dua kali lantaran melihat wajah Agny yang terlihat lelah akibat memijatnya hingga ketiduran.
"Sssshhh aaww, Agny sak_ Aaaaaarrrrggghh!!" jerit Justin setelah berusaha membuat Agny tidak terganggu selama beberapa waktu.
Hissapan yang tadinya terasa pelan, lama-lama semakin kuat dan berakhir dengan gigitan hingga membuat jempot Justin tersiksa akibat gigi runcing Agny.
"Agny bangun!! Sakit, hei!!"
"Hah? Kenapa? Gempa ya?!"
Agny yang terperanjat kaget kini membuka matanya dan sontak berdiri kala mendengar teriakan Justin. Pria itu tampak mengibas-ngibaskan tangannya hingga membuat Agny panik bahkan melupakan mimpi indahnya yang tengah berusaha menggigit ceker yang luar biasa keras itu.
"Kenapa? Kenapa katamu? Jempolku hampir putus!! Mimpi apa sebenarnya?" sentak Justin terbawa emosi lantaran dia merasakan sakit yang luar biasa akibat gigi runcing Agny.
"Mimpi? Mim-mimpi apa?"
Mungkin karena terkesiap dia menjadi bingung sendiri dan tidak bisa mengendalikan diri. Apalagi saat ini Justin tampak kesakitan dan dia mana mungkin ingat secara detail mimpi yang tadi. Agny meraih jemari Justin untuk memastikan apa yang terjadi, wanita itu menganga kala melihat keadaan jempol Justin yang begitu pucat persis habis berendam berjam-jam.
"Kenapa bisa begini?" tanya Agny merasa tidak enak namun semua sudah terjadi dan jelas-jelas memang salah dirinya.
"Kenapa bisa begini? Kenapa bisa begini? Ays ... kamu kalau mau hissap-hissap yang lain saja mau? Ck, menyebalkan sekali." Justin yang tadinya sudah menganggap Agny layaknya Zavia mendadak hilang amarah menghampirinya.
"Maaf, Om ... aku mana tahu kalau yang kuhissap jempolnya Om, aku pikir memang kaki ayam," jawabnya ikut kesal lantaran Justin mengucapkan hal yang membuat telinganya sedikit sakit.
"Kaki ayam katamu?"
"Hm, kaki ayam, Om."
"Kaki ayam dengkulmu, mana ada kaki ayam segagah ini? Ck, bilang saja mimpi dewasa, 'kan? Ngaku, mimpi hissap apa?" tanya Justin membuat Agny lagi-lagi sebal sendiri padahal sudah dia jelaskan jika mengira jempol Justin adalah kaki ayam.
"Makan ceker dibilangin!! Dipikir aku mimpi apa? Dasar!! Ngeres aja otaknya!!" umpat Agny kembali berbaring dan menarik menyembunyikan wajahnya dibalik selimut tebal itu.
"Woah berani juga dia, tanggung jawab ... jempolku layu karena ulahmu anak kecil!!"
"Ck, mau tanggung jawab gimana? Nanti sembuh sendiri, aku juga sudah minta maaf apa masalahnya?"
Pagi-pagi mereka sudah berdebat, jika pasangan lain akan bermesraan mereka justru mengawali pagi dengan pertikaian akibat mimpi konyol Agny yang terlalu aneh itu. "Ya cari cara ... hangatkan atau yang lainnya, aliran darahnya jadi tidak lancar dan bisa jadi aku penyakitan setel_"
"Begini?" tanya Agny usai memasukkan jemari Justin ke dalam bajunya, pria itu sontak terdiam dan jinak hanya dengan satu tindakan.
"Hm, i-iya begini ... aku suka," ucapnya kemudian tersenyum simpul seraya mengikis jarak dan kini ikut masuk ke bawah selimut untuk menghabiskan malam yang hanya tersisa beberapa saat lagi.
.
.
.
- To Be Continue -