NovelToon NovelToon
Hanya Sebatas Ranjang

Hanya Sebatas Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Terlarang / Angst
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fhatt Trah

Berawal dari ketidaksengajaan lalu berujung pada pernikahan yang tidak direncanakan. Nadia yang mencoba bertahan hidup dengan menggantungkan harapannya pada pernikahan yang hanya dijadikan sebagai hubungan sebatas ranjang saja, tak mengira hidupnya akan berubah setelah ia memberi Yudha seorang anak yang diidam-idamkan.

“Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku menikahimu bukan karena cinta, tapi karena kita sama-sama saling membutuhkan,” kata Yudha.

“Tapi bagaimana jika kamu yang lebih dulu jatuh cinta padaku?” tanya Nadia.

“Tidak akan mungkin itu terjadi,” sarkas Yudha.

Lantas bagaimanakah kelanjutan hubungan pernikahan Nadia dan Yudha yang hanya sebatas ranjang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Sarapan Gratis

Sarapan Gratis

“Kamu punya pacar?”

Dahi Nadia berkerut seketika. Pertanyaan itu membuat ia bingung, apakah pertanyaan itu ada keterkaitannya dengan pekerjaannya atau tidak.

Nadia lantas menoleh, mengulas senyum getir. Lalu menghela napasnya sejenak.

“Saya tidak punya pacar, Pak. Jadi Bapak tenang saja. Saya bisa bekerja full time tanpa gangguan. Punya pacar hanya beban buat saya,” jawabnya enteng. Karena ia berpikir, mungkin Yudha mengira jika ia memiliki kekasih, mungkin saja ia tidak akan bisa bekerja dengan baik. Sedangkan hotel tempatnya bekerja ini membutuhkan karyawan yang loyal.

Yudha berdiri, menatap Nadia dengan tatapan yang tidak tertebak. Ekspresi wajahnya masih sama datarnya seperti tadi. Sedikitpun tidak terlihat senyuman di wajah tampan itu

“Kenapa bisa begitu?” tanya Yudha.

“Maksud Bapak?”

“Kenapa kamu menganggap pacar hanya beban? Apa kamu pernah punya pacar sebelumnya?”

Nadia menghela napasnya panjang. Pikirannya menerawang jauh ke masa-masa pacarannya dulu dengan Bastian. Dimana yang ia dapatkan tidak lebih hanya sakit hati semata karena dikhianati. Ia bahkan tidak ingat lagi apakah Bastian pernah membahagiakannya.

“Punya pacar yang banyak maunya dan terlalu banyak menuntut itu bagi saya hanya merupakan beban. Tidak ada manfaat baik yang bisa kita dapatkan dari pacaran selain hanya sakit hati. Lagipula, saya tidak mau membuang-buang waktu saya hanya untuk pacaran. Masih banyak kegiatan-kegiatan positif yang bisa saya lakukan daripada pacaran,” terang Nadia.

Yudha sempat tertegun mendengar ucapan Nadia. Seketika ia teringat Maura yang selalu dituntut oleh orangtuanya untuk segera memberikan keturunan. Maura pasti merasa sangat terbebani oleh hal itu.

“Pacaran hanya memberikan dampak buruk buat hidup kita. Daripada capek-capek pacaran mendingan langsung nikah saja. Iya kan, Pak?” sambung Nadia, mencoba bersikap santai. Lagipula atasannya ini orangnya selalu terlihat tegang dan serius. Kadang ia bertanya-tanya sendiri, apakah atasannya itu tidak lelah bersikap seperti itu terus?

Kalimat Nadia selanjutnya itu membuat Yudha sedikit tersentak. Pikirannya yang sempat teralihkan pada Maura itu pun segera teralihkan manakala Nadia melempar candaan.

“Langsung nikah? Kamu maunya begitu? Apa kamu tidak ingin saling mengenal dulu?” tanya Yudha penasaran. Entah mengapa gurauan Nadia itu sedikit menarik perhatiannya.

“Kalau sudah saling kenal, buat apa?” kelakar Nadia lagi sembari tersenyum-senyum.

“Bagaimana kalau seandainya nanti laki-laki yang akan kamu nikahi itu tidak baik. Seorang pemabuk, penjudi, atau buronan misalnya?”

“Makanya saya tidak mau menikah dengan orang yang tidak saya kenal.”

“Oh begitu.” Raut wajah Yudha berubah, seperti sedang berpikir.

Sedangkan Nadia masih bingung, entah mengapa Yudha bertanya tentang hal yang bersifat pribadi kepadanya.

“Seperti apa kriteria laki-laki yang akan menjadi suami kamu?”

Pertanyaan Yudha berikutnya ini membuat Nadia sedikit terkejut. Nadia berpikir, ternyata bekerja di King and Queen Hotel ini tidak bisa sembarangan. Sampai hal yang bersifat pribadi pun diperhatikan.

“Kriteria calon suami saya?” ulang Nadia. Yang mendapat anggukan kepala Yudha.

Tawa kecil Nadia pun terdengar. Sebetulnya ia cukup malu menjawabnya. Tapi jika hal itu berpengaruh pada pekerjaannya, mau tidak mau ia harus menjawabnya.

“Kriteria saya sebenarnya tidak perlu yang muluk-muluk. Yang terpenting dia setia. Itu saja. Yang tampan banyak, yang mapan juga banyak. Tapi yang setia itu susah nyarinya, Pak,” jawab Nadia dengan penuh percaya diri.

“Hanya itu?”

Nadia mengangguk mantap. “Iya, hanya itu. Memangnya Bapak mau jadi calon suami saya?” candanya kemudian sembari menahan senyuman. Sesekali mencandai atasan yang serius seperti itu tidak mengapa pikir Nadia. Agar urat-urat sarafnya tidak menegang. Karena bisa bahaya kalau sampai atasannya itu terkena stroke mendadak.

“Kalau seandainya ak_” Baru saja Yudha hendak membalas gurauan Nadia itu saat Bu Nana datang dengan paper bag berlogo restoran terkenal itu menggantung di tangan kanannya.

“Nadia,” panggil Bu Nana dengan senyum menghiasi wajahnya. Ia kemudian menunduk sebentar sebagai tanda hormat pada Yudha.

“Selamat pagi, Pak Yudha,” sapa Bu Nana.

“Pagi.” Merasa tidak punya kepentingan lagi, Yudha kemudian meninggalkan rest area itu.

“Kamu sudah sarapan belum?” tanya Bu Nana begitu Yudha menghilang.

“Kebetulan sekali belum, Bu.”

“Nih, buat kamu.” Sembari menyodorkan paper bag kepada Nadia.

“Buat saya, Bu? Waaah ... makasih banyak, Bu. Bu Nana baik sekali.”

“Itu bukan dari saya.”

“Trus dari siapa?”

“Dari Pak Jerry, asistennya Pak Yudha.” Bu Nana tersenyum-senyum mengatakan itu. Sebab setahunya Jerry adalah pria single. Jerry bahkan tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun. Sehingga ia mengira Jerry mungkin tertarik pada Nadia.

“Kamu punya hubungan apa dengan Pak Jerry?” tanya Bu Nana kemudian seraya menahan senyuman.

“Tidak punya hubungan apa-apa, Bu. Saya bahkan tidak kenal orangnya.”

“Ah, masa sih? Tidak punya hubungan apa-apa tapi ngasih perhatian. So sweet. Tidak perlu malu, Nad. Saya orangnya bisa jaga rahasia.”

“Eh, benar, Bu. Saya memang tidak kenal orangnya.” Belum juga hilang kebingungannya dengan pertanyaan random Yudha, kini ia malah dibuat lebih bingung lagi dengan pertanyaan yang satu itu. Nadia menggeleng tak percaya dengan keanehan yang dialaminya pagi ini.

Akan tetapi, pagi ini juga ia merasa bersyukur karena mendapatkan sarapan gratis dari orang yang tidak dikenal. Masa bodo dengan hal itu, yang terpenting hari ini perutnya bisa kenyang, karena kelihatannya makanan itu dibeli dari restoran bintang lima. Makanan yang sudah merupakan makanan mewah baginya itu sudah cukup untuk mengenyangkan perutnya hari ini.

“Kita sarapan bareng, ya? Nih, buat Bu Nana satu.” Nadia menyodorkan satu kotak makanan itu ke tangan Bu Nana.

Wanita yang sudah menganggap Nadia seperti saudara sendiri itu menerimanya kotak makanannya dengan senang hati.

“Lumayan, Bu. Rejeki anak baik,” kelakar Nadia sembari membuka kotak makanan itu begitu mereka duduk.

****

Belum hilang kekesalan Maura karena mertuanya yang memaksanya untuk ikut program hamil, kini Maura harus dihadapkan lagi dengan kekesalan yang yang tidak jauh berbeda.

Tadinya Maura sudah bersiap-siap ingin pergi menemui Rizal. Namun bertepatan dengan kedatangan Elvi yang ingin ditemani pergi ke hajatan salah seorang teman arisannya.

Hajatan itu Maura kira hanya hajatan biasa saja. Tapi ternyata hajatan itu adalah acara tujuh bulanan menantu dari teman arisan Elvi.

Jika ditanya, Maura sebenarnya enggan. Namun terpaksa lantaran tidak berani menolak ajakan ibu mertua. Tadinya dalam acara itu Maura masih baik-baik saja. Tetapi lantaran suara sumbang salah seorang tamu yang terdengar menusuk telinga itu, membuat perasaan Maura mendadak tidak baik-baik saja.

Yang membuat Maura bertambah kesal adalah ibu mertuanya yang mau-maunya meladeni omongan-omongan yang tidak mengenakkan tentang dirinya itu.

“Jangan-jangan mandul, Bu. Coba diperiksakan dulu ke dokter. Siapa tahu benar menantu Bu Elvi mandul,” kata salah seorang tamu yang juga teman arisan Elvi.

“Saya sudah mendaftarkan dia ikut program hamil, Jeng. Semoga saja berhasil.” Terdengar suara Elvi menanggapi ucapan temannya itu.

“Percuma ikut program hamil kalau memang mandul, Bu. Mendingan anak Bu Elvi disuruh nikah lagi. Cari saja perempuan yang bisa memberikan anak Ibu keturunan. Laki-laki sekarang punya dua istri itu sudah biasa. Yang penting bisa menafkahi.”

“Percuma cantik tapi mandul.”

“Buat apa punya istri tapi tidak bisa memberikan keturunan?”

“Merupakan suatu kehormatan tersendiri bagi seorang istri jika bisa memberikan keturunan.”

Suara-suara sumbang itu membuat Maura sakit hati. Sehingga untuk mengobati sakit hatinya, tidak ada tempat lain yang bisa ia tuju selain pergi ke tempat dimana masa lalunya berada.

“Maura?” Rizal terkejut begitu membuka pintu ruangannya dan menemukan Maura yang berdiri di depan pintu itu dengan mata berkaca-kaca.

-To Be Continued-

1
FT. Zira
aduh... ini Nadia nekat atau selera homornya yg kelwat tinggi sih/Facepalm//Facepalm/
FT. Zira
inttrogasi calon istri gini amat ya Yud🤭🤭
FT. Zira
kode keras ini namanya/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
FT. Zira
mirisnya jadi bawahan/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
FT. Zira
aku dukung Yudha untuk berpaling/Smug//Smug//Smug/
FT. Zira
keseringan ngalah sama aja bunuh diri dirimu Yud😮‍💨
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
si Maura sok paling tersakiti...
Elisabeth Ratna Susanti
wah parah nih cowok
Elisabeth Ratna Susanti
wah mulai gaswat nih
🌞MentariSenja🌞
maukah kamu menjadi pacarku?
🌞MentariSenja🌞
ya gak salah klo nanti Yudha berpaling, aku dukung mlh.
ngomong rindu tp giliran diladeni ngomong capek ngantuk, kan pengin /Hammer//Hammer//Hammer/
🌞MentariSenja🌞
cinta jgn menjadikan kamu bodohlah Yud
🌞MentariSenja🌞
padahal katanya sakitnya gak ketulungan klo on fire to gak tersalurkan ...eeh ngomong apa sih 🤭🤧
FT. Zira
bahaya ini.. yg di tangan siapa pikirannya siapa🤧🤧
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): udah mulai berhalusinasi dia🤭🤭 saking terlalu lama puasa
total 1 replies
FT. Zira
ketika cinta mulai bersemi😙😙
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): belum cinta sih, lbh ke tertarik saja
total 1 replies
FT. Zira
yakin.. minta maaf.. bukan minta nambah.. ehhh🤭🤭🤭
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): 😅😅😅😅 emang boleh nambah🤭🤭
total 1 replies
Mutinah Soheh
istri sudah selingkuh dengan dokter...
suami mulai ada tanda tanda dengan bawahnya....klop deh
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): 🤧🤧🤧begitulah godaan kk
total 1 replies
🌞MentariSenja🌞
benerlah tolak aja, wong egois gitu...
🌞MentariSenja🌞
duh, lancar bgt bohongnya
🌞MentariSenja🌞
yaelah, mencumbu istri bayangin wanita lain, jadi takut nih...
🌞MentariSenja🌞: bangg bayiikk /Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): ngeri ngeri sedap gimanaaaaa gitu🙄🙄🤭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!