Mengejar Cinta Istri Yang Kabur

"Anggel!" Tatap Kaisar terpaku pada gadis itu.

Tapi segera Kaisar melepaskan genggaman tangan Anggel.

"Kai ada apa? Aku kembali Kai, aku kembali untuk mu."

"Siapa yang menyuruh mu masuk ke ruangan ku?" Tanya Kaisar dengan tatapan yang sangat tajam.

"Tidak ada yang menyuruh ku Kai, aku mau memberikan kejutan untuk mu."

"Dan aku benar-benar sangat terkejut Anggelina!" Sinis Kaisar.

"Maaf kan aku Kai, aku tau kamu pasti masih sangat marah padaku, tapi kamu juga harus dengar penjelasan ku dulu." Pinta Anggel dengan raut wajah sedihnya.

" Aku minta cepat keluar dari ruanganku."

Anggel langsung memeluk erat tubuh Kaisar, di iringi dengan tangisan yang mungkin saja bisa membuat hati Kaisar tersayat, jika dulu Kaisar luluh hanya dengan Anggel memasang mimik sedih akankah sekarang hati Kaisar kembali goyah?

"Untuk apa kau kembali?" Tanya Kaisar tanpa melepaskan pelukan Anggel.

Mendengar suara Kaisar yang melemah Anggel memberanikan diri menatap mata Kaisar.

"Tentu saja untuk mu Kai, aku kembali untukmu."

"Sudah terlambat Anggel, aku sudah menikah."

"Tidak! Tidak ada kata terlambat Kai, kita bisa memulainya kembali, aku tau kau tidak bener-benar menginginkan pernikahan itu, jadi kau bisa melepaskannya Kai."

"Tidak bisa Anggelina, sekarang aku minta kau pergi dari ruangan ku segera." Kaisar menahan suaranya,

Dengan terpaksa Anggel melepaskan pelukannya, ia beringsut mundur ke belakang menjauhi Kaisar, dan tiba-tiba!

"Aauwww .... Sakit!" Ringis Anggel sambil memegang perutnya.

Mendengar ringisan itu Kaisar segera menoleh ke arah Anggel, sungguh pemandangan yang menyakitkan bagi Kaisar, ia gegas menghampiri Anggel dan memapah nya menuju sofa.

"Kau kenapa An? mana yang sakit?" Kaisar terlihat cukup panik.

"Perutku Kai, perutku sakit, mungkin penyakitku kambuh Kai, aawww .... Sakit sekali Kai."

"Penyakit?"

"Iya Kai, selama dua tahun ini aku menderita penyakit Kanker di rahim ku Kai, jadi inilah alasan ku waktu itu meninggalkan mu, aku tak mau kamu sedih, aku putus asa Kai, di luar negeri aku mencoba mengobatinya tapi entah kenapa tak kunjung sembuh juga. Penyakit ku malah bertambah parah karena aku stres dan terpukul karena jauh dari mu Kai hatiku semakin hancur ketika mendapat kabar bahwa kau sudah menikah." Derai airmata membanjiri pipi putih Anggel yang menceritakan alasannya pergi dua tahun lalu.

Kaisar pun merasa iba, dia tidak pernah tau penderitaan Anggel selama ini. Kaisar menggenggam erat tangan Anggel memberi gadis itu kekuatan.

Dan waktu pun berlalu hingga malam hari, mereka habiskan dengan cerita-cerita masa sulit Anggel selama di luar negeri menjalani pengobatan, di iringi drama kesedihan. Sampai membuat Kaisar lupa dengan janjinya pada sang istri.

Jhon sudah berulang kali mengetuk pintu ruangan Kaisar yang di kunci dari dalam tidak seperti biasanya, tapi Kaisar maupun Anggel seolah tuli karena terlalu hanyut dalam kebersamaan yang sudah dua tahun tidak mereka lewati. Kekhawatiran begitu jelas terlihat di wajah Jhon ketika ia mengetahui siapa yang berada di dalam ruangan Kaisar.

Lama Jhon menunggu Kaisar keluar dari dalam, hingga 60 menit kemudian dua manusia yang sedang reunian itu keluar dari ruangannya.

"Tuan, ini sudah lewat dari jam kantor, anda harus segera kembali ke Mansion."

"Aku tau, tapi aku mau mengantarkan Anggel ke apartemennya dulu,!" Balas Kaisar.

"Tuan apa anda lupa memiliki janji dengan nona Lisa.?"

Astaga aku melupakan Lisa

Deg.. Kaisar baru tersadar dari keterbuaianya.

Anggel yang melihat ekspresi wajah Kaisar yang berubah menjadi gusar ia tau Kalu Kaisar peduli dengan istrinya itu, tentu saja ini tidak bisa dibiarkan untuk seorang Anggel.

"Kai. Tapi kau harus mengatakan aku ke apartemen dulu Kai, aku sungguh tidak kuat jika harus menyetir Sendiri." Pinta Anggel dengan wajah memelas.

*********

Di Mansion.

Semenjak pulang dari rumah orangtuanya Lisa mengurung diri di dalam kamar, sampai tidak makan ataupun minum, ia mengunci diri di dalam kamar. Hatinya sungguh benar -benar hancur berkeping-keping.

Bi Lilis yang sedari tadi menunggu Lisa di depan kamar menjadi sangat khawatir, dia takut terjadi sesuatu pada nonanya.

Tok... Tok... Tok....

Entah sudah berapa puluh kali suara ketukan pintu di ciptakan oleh bi Lilis. Berharap Lisa mendengarnya.

"Nona, anda belum makan dari siang? Saya mohon keluarlah nona." Tak henti -hentinya bi Lilis membujuk Lisa agar keluar dari kamarnya.

Di dalam kamar Lisa duduk di lantai sambil menekuk kedua lututnya, air mata tak hentinya keluar dari mata. Sungguh ketukan pintu yang berulang-ulang dari bi Lilis sama sekali tidak ia dengar, di saat seperti inilah seseorang butuh bahu untuk bersandar, tapi Lisa sendirian dalam kesedihannya.

Sedikit harapan ia torehkan pada sang suami, berharap suaminya pulang dan memeluknya dengan kasih sayang menenangkan hatinya yang hancur. Namun yang namanya harapan akan tetap menjadi harapan! Kaisar tak kunjung pulang padahal sudah lewat dari jam biasa ia pulang. Bukankah dia sudah berjanji akan pulang cepat dan mengajak istrinya kesuatu tempat. Ya kata itulah yang Lisa ingat sebelum Kaisar berangkat ke kantor.

Ting....

Notifikasi pesan masuk di ponsel milik Lisa.

Ia enggan untuk membukanya, tapi Lisa dengan terpaksa ia harus membuka pesan itu, mungkinkah suaminya yang mengirimkan nya pesan? Itu jadi harapan Lisa.

Kontak tanpa nama!

Ya! kontak tanpa nama yang mengirimkan pesan pada Lisa. Sebuah pesan di sertai foto dengan caption {dia adalah milikku dan akan tetap menjadi miliku}.

Mata Lisa seketika membulat melihat isi pesan tersebut, yang lebih membuatnya terkejut adalah foto dalam pesan itu.

Sebuah foto yang terlihat jelas dan jernih karena menggunakan handphone yang memiliki resolusi kamera yang bagus.

Sepasang manusia yang sedang duduk di sofa, dan si wanita menyandarkan kepalanya di bahu si pria, dan si pria menggenggam erat tangan si wanita.

Ia adalah Kaisar dan Anggel sepasang manusia yang berada di dalam foto tersebut.

Lisa menahan dadanya yang semakin sesak saja, sudah mah jatuh tertimpa tangga pula, mungkin ini lah pepatah yang cocok di gambarkan untuk Lisa.

Ini menjadi titik terburuk dalam hidup Lisa semua orang yang dia sayangi cintai telah menolehkan luka yang teramat dalam di hatinya.

"Jadi ini alasan kamu pulang telat mas? Bahkan tak memberi kabar atau menayangkan ke adaanku."

*********

Pukul 23:00

Kaisar baru kembali ke Mansion.

Karena drama yang di ciptakan Anggel, membuat Kaisar harus mengantarkan nya dulu ke apartemen.

"Apa Lisa sudah tidur bi?" Tanya Kaisar ketika baru masuk mansion yang di sambut bi Lilis.

"Sepertinya sudah tuan."

Kaisar bergegas menuju kamarnya, hatinya merasa sangat bersalah Lisa pasti menunggunya kan?

Bi Lilis ingin menyampaikan sesuatu pada Kaisar, tapi Kaisar sudah lebih dulu berlalu ke kamarnya.

Hingga pada akhirnya bi Lilis menceritakan semuanya pada Jhon.

Di kamar.

"Lis ... !"

Kaisar menghentikan panggilannya ketika melihat Lisa sudah terbaring di ranjangnya, ia tidak ingin mengganggu tidur istrinya.

Dengan langkah pelan Kaisar menghampiri Lisa, lalu ia mengecup kening istrinya itu.

"Maafkan aku, kau pasti menunggu ku kan!" Ia membenahi selimut Lisa, dan kembali mencium kening Lisa.

setelah puas Kaisar berlalu pergi ke kamar mandi.

******

"Mona, sekarang coba jelaskan padaku apa maksud dari uang 12 miliar itu?" Dengan amarah bercampur dada yang sesak Yusuf mencecar Mona dengan beberapa pertanyaan.

Mona hanya diam tertunduk ketakutan.

"JAWAB MONA?" Terik Yusuf yang sontak membuat Mona dan Sella ketakutan.

"Mas, ak ...u .. aku meminta uang itu dari tuan Marwan mas." Jawab Mona yang bergetar.

"Kenapa kamu meminta nya? Lalu apa yang di maksud Lisa dengan berkas perjanjian yang di tandatangani ku?"

"Bukankah kamu setuju untuk kita meminta mahar pada tuan Marwan mas? apa kamu lupa." Karena tak tahan Mona ikut meninggikan suaranya.

Ya fakta itu tentu tidak bisa di bantah oleh Yusuf.

"Lalu apa berkas perjanjian itu? aku tidak pernah mengajukan perjanjian apapun pada tuan Marwan?"

"Isi perjanjian itu, penyerahan hak sepenuhnya atas Lisa pada keluarga Airlangga Wijaya, kita sudah tidak berhak lagi atas Lisa, Lisa sudah sepenuhnya menjadi milik keluarga Airlangga Wijaya, dan atas imbalan itulah tuan Marwan menyetujui permintaan ku untuk uang12 miliar itu. Dan ak ...u memalsukan tanda tangan mu mas." Jelas Mona.

Yusuf lunglai seolah kakinya tak bertulang mendengar penjelasan dari Mona.

"Jadi benar kau menjual putri ku?" tanya Yusuf dengan suara yang menyayat hati.

"Tidak mas! bukan itu maksudku."

"Lalu apa Mona? orangtua yang menyerahkan putrinya pada orang lain dengan sejumlah uang, apa namanya kalau bukan menjual putrinya sendiri."

"kenapa kamu jadi marah padaku mas? bukankah kamu juga yang menikmati uang nya." Mona semakin berani melawan, dia sudah tidak tahan karena Yusuf selalu menyalahkan nya, padahal ia rasa Yusuf juga ikut andil dalam masalah ini.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

sampai di sini dulu ya!!

Trimakasih sudah mau baca🤗 jika suka jangan lupa like. favorit dan saran nya.

Otor juga mengharapkan Vote dan hadiah 🤭🤭

dan Terimakasih bagi yang sudah memberi itu semua 😘