NovelToon NovelToon
OJO NGONO MAS'E

OJO NGONO MAS'E

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Bennuarty

Dewi Sri, seorang gadis 23 tahun yang memimpikan kerja di kantoran. Gadis dengan penampilan biasa saja dengan logat Jawa yang medok. Dijodohkan dengan seorang pria yang lebih dewasa darinya. Yang seharusnya berjodoh dengan kakak tertuanya.

Lucky Albronze terpaksa menerima perjodohan dari orang tuanya karena balas budi berhutang nyawa. Padahal dia sudah punya kekasih hati yang di impikan menjadi pendampingnya kelak.

Dan mereka berdua menjadi punya kesepakatan dalam pernikahan, yang hanya untuk membuat orang tua masing-masing merasa bahagia.

ikuti kisah selanjutnya yuk!

🥰🙏 dukung author ya. makasih ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bennuarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Denda

Sri menelepon ibunya. Mengabarkan kalau dia sudah sampai dengan selamat. Ibu bertanya bagaimana keadaan di rumah Lucky. Sri bercerita kalau rumah Lucky besar dan megah. Lucky sayang padanya, dan juga mami dan papi yang sangat baik padanya.

Tidak ingin membuat ibunya kepikiran masalah suaminya, Sri terpaksa berbohong soal Lucky. Mengatakan kalau pria itu baik dan sayang padanya. Kalau saja ibunya tahu bagaimana sikap Lucky padanya, tentu Warti akan sedih.

" Baik-baik di sana nduk. Ya sudah ndang turu (cepat tidur). Wes mbengi Iki (sudah malam ini)" ujar Warti di seberang sana.

"Enggeh bune. Bune juga sehat-sehat Yo"

Sri memutuskan sambungan telpon ibunya. Menghela napas lega. Ibunya harus mendengar yang baik-baik saja. Jangan sampai mendengar kabar tidak menyenangkan di sini.

Duduk sendirian di kamar yang luas ini seorang diri, Sri merasakan kesunyian yang nyata. Ruangan yang begitu megah ini tidak menolong untuk hadirnya rasa bahagia. Dengan pandangan menerawang ia memikirkan nasib diri kedepannya.

Dulu, Sri adalah gadis pecicilan yang super enerjik. Teman-temannya menjulukinya si burung Pipit. Karena dia suka menclok sana sini tanpa beban. Terbang dan hinggap kemanapun dia suka. Tidak selalu mendengar apa kata ibunya.

Tapi sekarang, baru Sri bisa merasakan rindu dengan ibunya secara sadar. Hidupnya masuk ke lembaran baru dan tinggal di lingkungan super mewah. Tapi dia tidak merasakan kebahagiaan. Kedua mertuanya memang baik. Tapi Lucky? sedikitpun pria itu tidak mau bersikap baik.

"hhhhh.."

Sri menghela napas berat. Beranjak ke pintu kaca besar yang menghubungkan ke balkon. Membuka pintunya dan melangkah ke balkon kamar. Angin malam menampar wajahnya. Dingin menyusup ke pori-pori kulitnya. Tapi Sri tidak menghiraukan itu. Ini sudah hampir tengah malam. Tapi Lucky belum juga pulang.

Dia tidak bisa tidur lagi. Matanya belum terasa mengantuk akibat tadi tidur sudah terlalu lama. Berdiri menatap langit. Memandangi bulan sabit dengan hamparan bintang berkelip menghiasi malam ini.

"Bune.. Sri harus apa besok? apa Sri harus jadi manekin hidup di rumah ini?" ujar Sri lirih. Berbicara sendiri seakan mengadu pada ibunya.

Sri bingung. Apa yang harus dia kerjakan di rumah yang sangat besar ini? Semua pekerjaan sudah ada yang mengerjakan dan mengatur. Pekerjaan lain Sri tidak punya. Mengurus suami pun suaminya tidak mau di urus.

Baru satu hari tinggal di rumah Lucky, Sri sudah merasakan ketidaknyamanan. Hanya satu yang membuat Sri tidak betah. Lucky. Pria itu yang membuat Sri merasa hampa. Dia tinggal di rumah ini hanya karena menjadi istri Lucky. Dia bukan siapa-siapa.

Bisa dirasakan bagaimana tidak nyamannya menjadi orang baru yang masuk kedalam kehidupan orang-orang yang baru di kenal. Belum mengenal mereka sama sekali. Hidupnya hanya seputar mansion dan di batasi dengan tembok pagar yang tinggi. Di luar pagar itu, Sri buta sama sekali.

Tidak mau terkena flu karena udara malam yang kurang baik, Sri melangkah masuk lagi kedalam kamar. Mengunci pintu kaca itu. Berdiri mematung sendirian.

"Aduuhh kenapa Ndak ngatuk toh yooo.. Aku Iki mau ngapain malam-malam gini? aduh biyuuung"

Sri sangat merasa bosan. Memutuskan keluar kamar saja. siapa tahu bisa bertemu seseorang dan bisa di ajak ngobrol. Kalau Melani, pasti sudah tidur.

Sri membuka pintu kamar. Melangkah keluar menuju lantai bawah. Tapi sayup-sayup Sri mendengar orang berbicara. Sepertinya dari lantai bawah. Melangkah pelan-pelan sampai kedekat tangga. Suara itu makin jelas. Sepertinya suara Frans.

Sri melongokkan kepalanya ingin segera melihat suara siapa itu. Tapi dia tidak menemukan seorang pun di lantai bawah. Ternyata bukan dari sana asal suara itu. Berdiri mematung menajamkan pendengarannya. Menoleh ke kiri dan kanan.

Suara berbicara itu terdengar jelas. Sri melihat ke arah kiri. Ada pintu yang tidak tertutup rapat. Sri melangkah pelan-pelan mendekati pintu itu. Ternyata benar suara itu berasal dari sana.

Sri tercenung mendengarkan ayah mertuanya berbicara di dalam ruangan itu. Sri tidak tahu ruangan apa itu. Tapi Sri dapat mendengar dengan jelas.

"Atur waktu mu Lucky. Kau sudah punya istri. Apa papi juga harus mengajari mu tentang memperlakukan istri?" suara Frans terdengar agak sedikit keras. "Papi harap kamu mengerti"

Sri agak sedikit kaget. Ternyata Lucky sudah pulang. Rumah ini begitu besar dan luas. sampai-sampai Sri tidak mendengar kalau lucky sudah pulang. Frans sepertinya berbicara dengan Lucky. Tapi Sri tidak mendengar suara Lucky berbicara. Takut ketahuan menguping, Sri segera berbalik arah. Mengurungkan niatnya pergi kelantai bawah. Lebih baik kembali kekamar saja.

Terduduk di sofa kamar dengan dada berdebar. Untung tidak ada yang melihatnya berdiri di dekat ruangan itu. Itu sangat tidak pantas sengaja mendengarkan obrolan orang lain.

Hatinya menjadi lebih gelisah memikirkan Lucky pasti akan segera masuk ke kamar. Sri bingung harus bersikap bagaimana di depan Lucky.

Sebenarnya dia agak merasa aneh juga. Kemarin sewaktu masih di rumahnya, sepertinya sikapnya pada Lucky biasa-biasa saja. Malah terkesan cuek. tapi kenapa sekarang dia jadi mudah panik jika harus berdua di kamar dengan pria itu?

Ceklek!

Pintu kamar terbuka. Lucky masuk ke kamar dengan wajah di tekuk. Terlihat suasana hatinya sedang buruk. Melirik tajam padanya. Sontak tubuh Sri menegang. Ada rasa takut menghadapi Lucky yang dalam keadaan marah.

Lucky berdiri di depan Sri. Memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Menatap Sri tajam dengan rasa tidak suka yang kuat. Sri kikuk setengah mati. Entah apa yang membuat pria dingin dan kaku ini jadi marah.

"O-opo M-mase?" tanya Sri gugup di tatap tajam oleh Lucky.

"Kamu yang ngadu pada papi aku kemana?" tanya Lucky dingin.

"ha? ngadu? N-ndak kok. Sri Ndak bilang apa-apa" Sri menggerakkan tangannya menolak tuduhan Lucky.

Lucky diam dan masih menatap Sri tajam seakan menyelidik ke dalam mata gadis itu. Sri risih ditatap begitu. Mengerutkan alisnya, merasa heran kenapa Lucky menanyakan hal yang tidak Sri lakukan.

Kesal Lucky meninggalkan Sri yang keheranan. Lucky masuk ke ruang walk in closed. Lalu keluar lagi dengan bertelanjang dada. Sri langsung membuang pandangannya ke arah lain. Tidak mau melihat Lucky.

Melirik sebal pada Sri sambil berlalu ke kamar mandi. Sementara Sri hanya diam terduduk sendirian.

🌾

🌾

🌾

Lucky keluar kamar mandi dengan bercelana pendek. Melirik Sri yang masih mematung duduk di sofa. Tersenyum sinis melihat gadis itu seperti orang bodoh. Ini sudah larut malam. Tapi Sri masih tetap bertahan duduk di sofa.

Sri bersikap seolah-olah tidak melihat Lucky. Tanpa memperdulikan Sri, Lucky naik ke tempat tidur. Merebahkan tubuhnya telentang dan memejamkan matanya. Masa bodoh dengan gadis kampungan yang ada di kamarnya itu.

Teringat apa yang di katakan papinya tadi. Memperingatkan Lucky untuk bersikap baik pada Sri. Kalau tidak, ancaman kejam dari papinya terlontar tegas.

"Papi akan menyerahkan segalanya pada Sri. Dia lebih berhak daripada kamu. Jadi, bersikap bijaklah luck"

Lucky mendengus kesal. Membuka matanya lagi dan melirik ke arah Sri. Gadis itu tampak duduk dengan gelisah. Mungkin dia sudah merasakan kantuk. Tapi takut untuk berbaring bersamanya di tempat tidur.

Lucky menaikkan kepanya agar dapat melihat Sri dengan jelas.

"Heh.. ngapain kamu di situ?" tanya Lucky dingin.

"Hah?" Sri menatap Lucky dengan gugup. "Sri duduk loh Mase"

"Mau sampai pagi kamu duduk di situ?"

Sri berpikir sejenak lalu menggeleng. Tampak raut wajah gugup dan takut tergambar jelas di wajahnya. Sebenarnya Lucky itu gemas sekali dengan sikap gadis ini. Kadang pembangkang, kadang juga sangat polos. Dan kalau sudah melihat wajah ketakutannya, Lucky jadi tidak tega.

"Sini. Tidur di sini" ujar lucky galak sambil menggerakkan dagunya menunjuk tempat di sampingnya.

Sri sedikit membelalakkan matanya. Kini wajah itu terlihat panik. Lucky mengerti kenapa Sri menjadi sepanik itu. Dia dapat membaca apa yang di pikirkan gadis menjengkelkan ini.

Lucky bangkit duduk besila di tempat tidur. Menatap Sri dengan tajam. Entah kenapa setiap melihat Sri, Lucky menjadi semakin bad mood saja.

"Apa sih yang kamu pikirkan?" tanya Lucky jengkel.

"Eh.. Ndak ada Mase. Mikir opo?" jawab Sri merengut.

"Kamu pikir aku selera sama kamu?" Lucky menatap mengejek. "Seperti yang aku sudah bilang. Kamu itu bukan selera ku. Jadi tolong. Jangan buat aku kesal. Sini!" sentak Lucky menyuruh Sri mendekat.

Ragu-ragu Sri berdiri dan melangkah mendekati tempat tidur. Lucky menatapnya terus dengan tajam.

"Tapi, m- mase Ojo macem-macem Yo?" tuding Sri.

Lucky memutar bola matanya malas. Kesal sekali mendengar tudingan Sri padanya.

"Kamu telan Jang pun aku tidak akan selera" tajam kata-kata itu.

Sri merasa terhina. Begitu rendahkan dia hingga telan Jang pun Lucky tidak selera padanya? Tapi Sri diam saja. Naik ketempat tidur dengan hati-hati. Melirik bantal guling laku menariknya kencang. Menumpuk bantal itu menjadi dua.

"Ini batas kita Mase. Ojo nyebrang sampeyan. Yang nyebrang kena denda" ujar Sri merasa puas dengan pembatas guling yang di tumpuk tinggi.

"Eh, denda apa?" Lucky merasa tak terima.

"Dendanya, kalau Mase sampe nyebrang, besok malam harus tidur di sofa" ujar Sri tersenyum licik.

"Eeeehh.. tidak bisa. Dari pada aku kena denda, lebih baik sekarang kamu balik tidur di sofa sana"

Sri terdiam. Benar juga kan? Ini kamar Lucky. Dia yang berkuasa. Mana bisa Sri seenaknya buat peraturan.

"Ah.. sudah-sudah. Tidur. Aku lelah"

Lucky merebahkan lagi tubuhnya. Tidur miring membelakangi Sri. Sudah cukup lelah hari ini membujuk Amira, menghadapi papinya, dan sekarang membahas masalah tidur.

Sri terdiam menatap punggung polos Lucky. Baru kali ini dia seranjang dengan pria dingin ini. Masih agak ragu untuk merebahkan tubuhnya. Tapi, kalau dia tidak tidur, tentu saja akan menimbulkan masalah baru.

Sri mengalah. Mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur. Merebahkan tubuhnya dan menarik selimut menutupi sampai ke dada. Harus membuang rasa was-was yang menggedor dadanya. Takut kalau Lucky akan berbuat macam-macam.

Menoleh menatap belakang kepala Lucky. Memastikan pria itu sudah tidur atau belum.

"M-mase" panggil Sri.

"Hm?"

"M-mase be..."

"Tidur!"

😳

1
Sri Wulan
pahit, nggak bisa berkiti kiti aku sama ryan😁
Mimie Lilis
takut bacanya
Mimie Lilis
geting sh ng lucky
Mimie Lilis
pinter koe sri😁😁😁
Mimie Lilis
goool juga
Nurina Ningrum
Luar biasa
Anonymous
kaya ijad d Upin Ipin hobby nya pingsan/Grin/
Meiriyana
modus yg halal, lanjutlah
Meiriyana
Luar biasa
Suyatno Galih
wkwkwkwkk ana ana Bae ramane mobile di dol bijone moreng dikon pending disit, ok la othor lanjut
Intan Risma Wandy
seneng sih critane diatas tpi endinge nagung bget thor mosok rong lahiran wes barrrr 😥😥
Ilham Rochman
seru bangeeet... alu ceritanya menghanyutkan naik turun seperti rollcoaster
Ilham Rochman
huahahahahaaa.... modyar kowe Agned
Ilham Rochman
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Ilham Rochman
hahahaa... seruuu thoor..lanjuut
Intan Risma Wandy
kapok kowe ditingal sri mingat
Intan Risma Wandy
thorrrr loro atiku 😭😭😭
Intan Risma Wandy
moco novel iki mong nyekikik sriiii OJO NGONO MASE😃😃😃😃
Intan Risma Wandy
jambaken rambute Amira kui sriii ojo mong meneng ae xo gk omes aku
Intan Risma Wandy
dasar kucky pekok pegen ngetok palane aku 😇😇
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!