Sebelum membaca perhatikan umur, ya!
21+
Mantan Tapi Menikah??
Kok bisa?
Meskipun hubungan asmara Marvel dan Celine sudah berakhir, tapi mereka memutuskan tetap menikah. Marvel terpaksa menikahi Celine hanya karena mewujudkan permintaan nenek. Tidak ada yang tahu kalau Marvel dan Celine menikah di atas perjanjian yang tidak tertulis. Hanya satu tahun, sebab Marvel masih menunggu wanita lain yaitu Jeny.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Nasihat Harry
17
Ruang rapat yang diisi tiga puluh orang termasuk Marvel dan Harry ini masih terasa hening tanpa terdengar suara percakapan dari penghuninya. Sudah lebih dari tiga puluh menit berlalu, tapi rapat penting yang dimimpin Marvel belum juga dimulai. Bahkan, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut orang no satu di perusahaan. Para karyawan hanya saling melemparkan pandangan tanpa bicara. Mereka tidak berani bertanya karena takut akan membuat Marvel marah. Ntah apa yang kini sedang dipikirkan Marvel, yang pasti tatapan mata pria itu terlihat kosong.
Marvel duduk bersandar di kursi kebesarannya. Mata tajamnya hanya menatap layar proyektor berukuran besar yang ada di depan mata. Tidak ada tayangan apa pun di sana, tapi sedari tadi Marvel enggan berpaling dari layar warna putih tersebut. Jemari tangan yang mengetuk-ngetuk meja menandakan jika saat ini Marvel sedang memikirkan sesuatu yang mengganggu konsentrasi dan pikirannya.
"Tuan, apa meetingnya sudah bisa dimulai?" Ntah sudah berapa kali Harry mengulang pertanyaan yang sama. Dan ntah sudah berapa kali Marvel tidak menggubrisnya. Akhirnya Harry mengambil keputusan sepihak untuk membubarkan semua orang.
Satu persaru orang mulai beranjak dari duduknya sampai hanya menyisahkan Marvel dan Harry di dalamnya.
"Jangan-jangan dia kerasukan." Harry menggerakkan tangannya di wajah Marvel.
"Singkirkan tanganmu itu!" sembur Marvel sambil menepis tangan Harry membuat Harry satu langkah menjauhinya.
'Aku rasa hantu pun takut padanya.' Harry hanya bisa membatin melihat tingkah Marvel yang semakin hari semakin menguji kesabarannya.
"Di mana semua orang?" Mervel heran melihat tempat ini kosong tidak seramai sebelumnya.
"Sudah aku bubarkan karena Tuan tidak jelas! Kalau memang Tuan tidak mau memimpin rapat, harusnya Tuan bicara padaku, bukan malah diam saja! Sampai kapan mereka harus menunggu disini? Apa Tuan pikir mereka tidak punya pekerjaan yang lain?" Harry sadar kalau ia sudah kelepasan bicara, tapi biarlah toh apa yang dikatakan masih menyangkut perusahaan.
Marvel mengenduskan tatapan tajam pada Harry. "Kau mau mengaturku?" kesalnya sambil memukul meja.
"Tidak, aku hanya heran mengapa akhir-akhir ini Tuan tidak konstrasi. Memangnya apa yang Tuan pikirkan? Bahkan, sedari tadi Tuan hanya melamun di sini!"
Marvel diam, mengusap wajah gusar. Dirinya memang melamun sebab sedang memikirkan sesuatu. Sesuatu yang berhasil mengusik pikiran. Marvel menatap tangan yang tadi merangkul pinggang Celine. Tangan ini masih terasa hangat, padahal tadi sudah basah terkena air. Kemudian ia meraba bibir yang tadi sempat mendarat pipi Celine. Masih ada sensasi lain yang ia rasakan. Tapi, tidak bisa dijabarkan. Ia yang hanya bersandiwara, tapi ia justru malah tergoda.
"Tuan!"
Harry menarik kursi sengaja mendekati Marvel. Ia duduk menghadap Marvel yang masih diam menatapnya.
"Apa ini ada hubungannya dengan nona Celine?" tanya Harry, ia tahu kalau Marvel menghabiskan malam di rumah sakit bersama Celine. "Ternyata nona Celine yang sudah merasuki Tuan." Harry menggelengkan kepala. Ya, dari dulu hanya wanita itu yang bisa mengganggu pikiran Marvel.
"Jangan menghasutku dengan aliran sesatmu lagi!" Marvel berdecak kesal.
"Sudahlah, Tuan. Jangan mengharapkan sesuatu yang tidak pasti. Lebih baik fokus dengan apa yang ada di depan mata. Sebaiknya cepat nikahi nona Celine agar tuan bisa lebih leluasa meyakinkan hati kalau sebenarnya Tuan mencintainya!"
"Tau apa kau soal cinta? Di usiamu yang sekarang saja kau masih sendiri!" Marvel mencibir Harry yang memang lebih banyak menghabiskan waktu bersamanya di perusahaan.
"Aku akan menikah kalau tuan sudah menikah!"
Hening!
Marvel dan Harry seolah bicara lewat tatapan mata. Sampai kemudian Harry bicara lagi.
"Perasaan yang tuan miliki untuk nona Jeny bukan cinta, tapi sekedar penasaran. Tuan masih memikirkan nona Jeny karena penasaran kemana dan kenapa wanita itu pergi. Tuan masih tidak terima ditikung Natan. Sementara untuk nona Celine, aku yakin tuan... cinta."
Marvel semakin ingin memakan Harry hidup-hidup.
"Jangan sampai tuan menyesal!"
Marvel mengepalkan tangan.
"Kenyataannya Natan dan nona Celin...."
Harry menyatukan kedua jari kelingkingnya.
"Teman tapi mesra."
"Siala*!" Marvel memukul meja, telinganya panas saat ini.
"Pikirkan baik-baik,Tuan!"
Harry berlari ke luar ruangan karena tidak mau Marvel memakannya sebagai santapan makan siang.
"Harry kembali kau! Beraninya kau ceramahi aku!"
***
Sebuah koffe shop yang terletak tak jauh dari taman kota menjadi tempat pilihan Natan dan Celine untuk bicara.
"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Celine kepada Natan yang sadari tadi terus menatapnya.
"Kapan lagi aku bisa melihatmu seperti ini?"
Celine terdiam seolah membiarkan seorang waitres meletakkan minuman yang tadi mereka pesan. Setelah dua coffe late tersaji di atas meja, barulah Celine kembali bicara.
"Ntahlah, mungkin hari ini aku tidak jadi kembali ke luar negri. Dan mungkin, dalam waktu dekat aku akan mengajukan surat resign." Celine terasa berat mengambil keputusan ini, apalagi jika ia tetap di sini itu artinya Celine tidak bisa memantau perusahaan kosmetik yang selama beberapa tahun ini ia bangun dengan diam-diam. Ya, tidak ada yang tahu kalau ia memiliki perusahaan kosmetik di sana.
"Ya, pasti ada hubungannya dengan Marvel." Natan menunduk, tangannya memainkan kunci mobil di atas meja. Itu ia lakukan untuk menyembunyikan emosinya.
"Kau marah padaku?" tanya Celine tidak enak hati.
Pertanyaan itu membuat Natan mengangkat kepala untuk melihat Celine lagi. "Apa menurutmu aku berhak marah? "
"Akh, iya... kau pasti marah padaku." Celine yang memiliki sifat tidak enakan dan khawatir mengecewakan orang lain semakin merasa bersalah.
"Kenapa kau tidak pernah cerita kalau kau sudah dijodohkan dengan dia? Padahal, kau tau kalau aku selalu mengejar cinta dan setia menunggu sampai kau mau menerimaku, kenapa kau memberikan kejutan sebesar ini, Celine?"
Natan tidak rela kalau pada akhirnya hati Celine akan berlabuh kepada Marvel.
"Natan, aku tidak bermaksud seperti itu, sungguh! Aku pun tidak tahu mengapa Marvel melamarku lagi. Padahal, hubungan kami sudah lama berakhir!"
"Berakhir?" Natan terkesiap mendengar penuturan Celine. "Itu artinya kalian pernah menjalin hubungan? Sejak kapan? Kenapa aku tidak tahu? Padahal, aku sudah lama mengenalnya!"
Celine lebih terkejut lagi, ia teringat perkelahian Natan dan Marvel malam itu. Kalau tidak salah Natan mengatakan mereka bertengkar hanya karena lahan parkir. Marvel bilang kalau mereka rekan bisnis. Tapi, kenapa harus bertengkar? Kedua orang ini pun seperti bermusuhan.
Sebenarnya ada apa diantara mereka berdua?
"Kau sudah lama mengenalnya, tapi kenapa malam itu kalian tidak saling menyapa malah yang ada kalian berkelahi? Natan, katakan padaku ada apa diantara kalian berdua? yang kulihat kalian seperti bermusuhan."
"Kau yakin mau mendengarnya?"
Celine menganggukkan kepala.
"Semua karena Jeny...."
Hening....
***
Sabar, ya kakak-kakak. Ini masih berapa bab agak selow dulu, ngikutin plot yang sudah ada. Nggak bisa langsung diseruduk✌