Maya Cantika Putri, seorang wanita cantik dan sederhana. Yang kehidupan awalnya berasal dari sebuah panti asuhan. Karena kegigihannya Maya bisa menjadi seorang dokter spesialis. Setelah dewasa secara tidak sengaja ketemu dengan ayah kandungnya, berkat bantuan seorang CEO tampan yang tidak sengaja dikenalnya. Akankah Maya bahagia dengan hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sedikit Terurai
Mama Clara melihatnya. Kalung yang sama dengan kalung Gayatri. "Ada apa ini? sejuta tanya dalam benak mama Clara.
Maya melakukan penyuntikan vaksinasi ke mama Clara.
"Terima kasih dokter Maya" ucap Mama Clara sambil menyalami Maya. Demikian juga papa Suryo. "Kalau ada waktu sempatkan mampir ke rumah kami. Meski kami belum pernah bertemu dengan kamu, tapi Bara sering bercerita tentang kamu Maya" kata papa Suryo.
"Sebuah kehormatan bagi saya tuan, dapat undangan langsung dari tuan Suryo dan nyonya Clara" Maya membungkuk sopan.
Tuan Suryo dan nyonya Clara berlalu. Maya menghela nafas panjang sambil bersandar di kursi "uhhhh leganya...". Rasanya kayak selesai lulus ujian.
"Dok, tadi pas ketemu nyonya Clara dan tuan Suryo wajah dokter seperti ketemu calon mertua aja..he..he..tegang banget" celetuk Nina.
"He..he...padahal aku mencoba santuy lho Nin..tapi emang kelihatan banget yaaa gugupku?" tanya Maya.
"Banget dok" Nina sambil memberesi alat-alat yang sudah dipakai.
Maya merasa aneh aja perasaannya. Kenapa begitu ketemu nyonya Clara dan tuan Suryo seperti sudah lama kenal. Tapi Maya mencoba menepis perasaan itu. Darimana kenal, masa kecilnya aja berada di panti asuhan. Mana kenal dengan orang-orang yang berbeda kalangan dengan dirinya.
Di lain tempat, di lorong rumah sakit.
"Pa, kita harus secepatnya mengundang Maya ke rumah kita. Biar nanti Bara yang membujuknya. Abraham sekalian aja papa undang" pinta mama Clara.
"Smoga aja dugaan kita benar Ma" terlihat helaan nafas panjang papa Suryo.
"Makanya kita harus bergerak cepat Pa" Mama Clara sambil masuk ke mobil jemputannya.
"Sebentar aku telepon Bara dulu, anak itu langsung ilang aja tadi begitu kita masuk poliklinik" ujar papa Suryo.
"Sibuk kali Bara Pa" mama Clara mencoba memaklumi kesibukan anak-anaknya.
Tut....tut...tut.... terdengar nada sambung di telepon Bara.
"Siap tuan besar" suara Bara terdengar begitu telpon tersambung.
"Bar, dua hari lagi ajak dokter Maya ke rumah yaa!!" perintah papa Suryo.
Di ruang operasi Bara mengernyitkan keningnya. Gercep aja nih papa sama mama, pikir Bara. Bara tersenyum-senyum sendiri sambil mendengar papa Suryo berbicara.
"Bar, kamu gak tidur kan?" tanya papa Suryo karena tidak ada jawaban dari yang di telponnya.
"iya..iya...Bara denger kali Pa"
"Habis ini Maya aku calling, biar dua hari lagi dia ngosongkan jadwalnya. Eh Pa, jangan lupa kak Mayong juga suruh pulang ya. Semakin cepat kita comblangin semakin baik" Terdengar suara tawa renyah Bara di seberang telpon. Bara belum tau tujuan papa Suryo sebenarnya selain nyomblangin Mayong dan Maya.
"Oke Bar, papa sama mama pulang duluan ini." pamit papa Suryo menutup ponselnya.
Dua hari berikutnya. Abraham ngobrol dengan papa Suryo. Datanglah Mayong.
"Akhir-akhir ini kita sering diajak rapat papa di rumah ya Om?" canda Mayong.
Mayong sengaja belum dikasih tau tujuan papa Suryo mengajak makan malam di mansion.
Setengah jam kemudian Bara datang. "Malam semua, Bara telat nih?"
"Nggak, kopi juga belum nambah cangkir kedua" jawab Mayong asal.
Kemudian nampaklah Maya menyusul di belakang Bara.
Mayong menatap Maya tanpa berkedip. Bara menyenggol Mayong. Mayong merasa aneh aja, kok bisa Maya datang ke mansion papanya.
"Selamat malam tuan Suryo, tuan Mayong, prof. Abraham" sapa Maya.
Om Abraham memandang Maya, ada tatapan sendu di netranya. Benarkah dia anakku??? batinnya. Kenapa setelah tidak bertemu sekian lama, semakin Maya dewasa wajahnya semakin mirip Gayatri.
"Prof, ada yang anehkah dengan saya?" Maya mendekati Abraham.
"Eh..eh..tidak kok Maya. Kamu semakin cantik aja" gurau Abraham menutupi rasa gugupnya. Maya semakin merasa aneh kenapa prof. Abraham, tuan Suryo dan juga Mayong sering memandanginya lama-lama.
Mama Clara keluar dari dapur.
"Sudah lama Maya?, ayo duduklah!! jangan sungkan-sungkan" Mama Clara menggandeng Maya duduk.
Mereka makan malam dalam keheningan. Maya merasa canggung di keluarga kaya ini. Bara mengurai keheningan, "May, ayolah..kamu gak kayak biasanya. Santai aja kali"
"Jangan gitu kak, masak aku di depan orang tuamu sama prof. Abraham musti nambah dua kali" bisik Maya.
Mayong menoleh ke mereka berdua. Ada rasa tak terima Maya bisik-bisik ke Bara.
Setelah selesai makan, obrolan kembali dilanjut.
"Sebenarnya kami mengundangmu bukan tanpa tujuan May" papa Suryo memulai pembicaan. Om Abraham masih diam, karena sebelumnya sudah dikasih tau Suryo.
Maya masih fokus mendengarkan. Datang mama Clara mengambil album foto lawasnya.
"Maya, sini duduk dekat tante" ajak mama Clara yang mencoba mengakrabkan diri dengan Maya. Maya tetap mendekat walau masih merasa belum ngeh dengan arah pembicaraan ini.
"Bukalah" perintah mama Clara setelah memberikan beberapa album foto ke Maya.
Mereka semua terdiam, melihat Maya membuka lembar demi lembar album foto itu.
Dalam benaknya kenapa begitu banyak foto wanita yang mirip dirinya, kenapa pula wanita itu juga pakai kalung yang sama dengan dirinya.
Maya memandang penuh tanya ke masing-masing orang dihadapannya. Bara hanya mengangkat kedua bahunya tanda kurang mengerti.
Om Abraham memulai pembicaraan.
"Maya, setelah melihat album foto itu apa tanggapanmu?" Maya hanya terdiam. Masih mencerna. Entah mengapa pikirannya loading lama kali ini.
Melihat Maya yang hanya terdiam, om Abraham melanjutkan perkataannya
"Begini Maya. Sebelumnya saya minta maaf kalau menyinggungmu, sebenarnya alasan papa Suryo sama Mama Clara memanggilmu ke sini. Kami ingin mengurai benang kusut yang sebelumnya belum bisa kami luruskan"
Maya semakin bingung dibuatnya.
Om Abraham akhirnya mulai menceritakan perasaannya ketika pertemuan pertama kalinya dengan Maya di kampus, Mayong yang tiba-tiba melihat kamu dengan kalung yang kau pakai itu, mama Clara dan juga papa Suryo yang sangat meyakini kalau kamu putriku karena wajahmu yang mirip dengan Gayatri istriku.
Maya sangat shock mendengar semua itu.
Apa benar orang tuanya adalah orang yang sudah sering ditemuinya. Tapi kenapa baru sekarang, kebenaran ingin diungkapnya?
#mencoba up dua kali hari ini#masih proses belajar merangkai kata di tengah-tengah kerja#maklum baru karya pertama#cerita juga masih belepotan..
jangan lupa tinggalin jejak yaaaa...lope u ♥️
ialah sayang Mayong ga mau terganggu honeymoon nya 😂😂dr cantik kesayangan nya diganggu disaat cuti 🍼🫰💃😍